BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PLN (Persero) APD Jateng dan DIY membutuhkan media komunikasi yang handal dan harga yang terjangkau untuk mengintegrasikan 550 titik keypoint SCADA Recloser dan LBS se Jateng dan DIY karena media komunikasi yang telah digunakan memiliki beberapa kelemahan seperti seringnya terjadi gangguan pada media komunikasinya serta biaya pemeliharaan yang terlampau mahal. Dalam rangka meningkatkan mutu yang baik dan kehandalan sistem pasokan listrik, maka PT. PLN (Persero) menggunakan sistem SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) sebagai pengawasan kontrol dan pengambilan data dari jarak jauh, mulai dari pengambilan data pada peralatan jaringan atau Keypoint di jaringan tegangan menengah, pengolahan informasi yang diterima, sampai reaksi yang ditimbulkan dari hasil pengolahan informasi. Pada awalnya media komunikasi yang digunakan oleh sistem SCADA PT. PLN (Persero) APD Jateng dan DIY adalah melalui PLC (Power line Carier) sebagai media komunikasi, namun ketika menggunakan PLC (Power Line Carier) ternyata tidak optimal dikarenakan komunikasi terputus apabila arus listrik terputus akibat adanya gangguan di jaringan sehingga peralatan RTU (Remote Terminal Unit) di keypoint tidak dapat dikendalikan. Kemudian komunikasi beralih dengan menggunakan Fiber Optik dengan pertimbangan keandalan ketika terjadi gangguan supaya RTU (Remote Terminal Unit) di keypoint tetap dapat 1
2 dikendalikan walaupun arus listrik sedang terputus karena terjadi gangguan di jaringan, tegangan yang didapat oleh media komunikasi tidak terganggu karena memiliki suplai tegangan sendiri dari UPS (Uninterruptible Power Supply) penyedia komunikasi Fiber Optik itu sendiri yakni ICON+. Namun seiring perkembangan akan kebutuhan integrasi keypoint dengan SCADA untuk peningkatan SAIDI (System Average Interruption Duration Index) PT. PLN (Persero) APD Jateng dan DIY, sehingga dibutuhkan media komunikasi yang cukup handal untuk meng integrasikan ratusan titik keypoint se Jateng dan DIY selain menggunakan Fiber Optik yang dirasa terlalu mahal biaya sewa bulanan nya yang mencapai 4,2 juta - 9 juta rupiah perbulan persatu titik keypoint. 1.2 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dalam studi kasus untuk proyek akhir ini adalah untuk mengintegrasikan RTU (Remote Terminal Unit) di keypoint dengan Master Station sebagai pusat kendali sistem SCADA dengan menggunakan media komunikasi modem GPRS (General Packet Radio Service) sebagai penghubung di PT PLN Area Pengatur Distribusi JATENG dan DIY. 1.3 Perumusan Masalah PT. PLN (PERSERO) APD JATENG dan DIY membutuhkan suatu perangkat untuk memenuhi kebutuhan komunikasi antara master station SCADA dengan RTU (Remote Terminal Unit) yang terdapat di keypoint jaringan tegangan menengah.
3 Perangkat Recloser dan LBS (Load Break Switch) yang terdapat pada keypoint menggunakan fiber optik untuk area Semarang sebagai media komunikasi. Sehingga dibutuhkan media komunikasi lain untuk mengintegrasikan keypoint di JATENG dan DIY dengan asumsi biaya yang lebih murah dan keandalan yang memadai. 1.4 Pembatasan Masalah Dalam proyek akhir ini dengan judul INTEGRASI KEYPOINT DENGAN MODEM GPRS (General Packet Radio Service) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DALAM SISTEM SCADA DI PT. PLN (PERSERO) APD JATENG DAN DIY, maka pembatasan masalahnya adalah : 1) Pembahasan terbatas mengenai integrasi keypoint dengan menggunakan modem GPRS. 2) Data yang digunakan hanya data yang diperoleh saat integrasi keypoint dengan menggunakan modem GPRS. 3) Hanya membahas modem GPRS sebagai media komunikasi, terbatas untuk area tertentu. 4) Penyelesaian masalah terbatas hanya di media komunikasi. 5) Tidak membahas mengenai traffic. 1.5 Metodologi Penulisan Dalam melaksanakan studi kasus proyek akhir ini, untuk mendapatkan analisis dan pemecahan masalah serta menemukan solusinya, maka diperlukan
4 suatu pengumpulan data yang lengkap, relevan dan obyektif serta dapat dipercaya kebenarannya, baik yang diperoleh langsung dari sumber maupun literatur, maka penulis dalam hal ini melakukan dua metode penulisan, yaitu : a. Studi Literatur Penulis melakukan kegiatan dengan cara mencari langsung literatur yang terkait dengan integrasi modem GPRS di keypoint yang digunakan sebagai media komunikasi beserta keterangan-keterangan yang berhubungan. b. Studi Observasi Penulis melakukan pengamatan langsung dan mencatat semua hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, serta mengumpulkan data dengan mewawancarai langsung dengan pihak karyawan PT. PLN(Persero) APD Jateng dan DIY yang berkaitan dengan pengumpulan data sehingga informasi dapat lebih jelas. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan proyek akhir ini, penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari 5 bab, hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang apa yang akan dikemukakan dalam pokok pembahasan, yaitu : BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang penjelasan mengenai latar belakang masalah, tujuan penulisan, perumusan masalah, pembatasan masalah, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.
5 BAB II: LANDASAN TEORI Bab ini berisikan tentang dasar teori tentang SCADA, keypoint, dan modem GPRS. BAB III: PEMASANGAN MODEM GPRS PADA KEYPOINT Bab ini berisikan tentang proses integrasi modem GPRS sebagai media komunikasi penghubung antara keypoint dengan master station sistem SCADA di PT. PLN (Persero) APD Jateng dan DIY. BAB IV: ANALISIS HASIL INTEGRASI KEYPOIN DENGAN MODEM GPRS SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI SCADA Bab ini berisikan tentang analisis dan pembahasan data yang didapat dari integrasi keypoint dengan modem GPRS sebagai media komunikasi SCADA. BAB V: PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari studi kasus yang telah dilakukan.