Keywords: pengembangan keprofesian berkelanjutan, penelitian tindakan kelas

dokumen-dokumen yang mirip
PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU SMPN 3 NGUNUT

PELATIHAN METODOLOGI PENELITIAN DAN PENDAMPINGAN PENGUASAAN APLIKASI STATISTIKA SOFTWARE OPEN SOURCE R DAN SPSS BAGI GURU SMA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar

Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

MENYUSUN PORTOFOLIO PENGEMBANGAN DIRI Oleh : Waryono Widyaiswara

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU

DRAFT JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

Jabatan Fungsional Pustakawan Berdasarkan Permenpan dan RB Nomor 9 Tahun 2014

CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI

Pembinaan Sekolah SMK untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru PKn Melalui PTK dan Publikasi Ilmiah

LAPORAN HASIL SURVEY KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP SISTIM PENGELOLAAN SDM DI STIKES AISYIYAH SURAKARTA

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu fungsi manajemen pendidikan yang harus diaktualisasikan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Keterkaitan PUBLIKASI ILMIAH Dengan PKB

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEDOMAN PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENELITIAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU MATEMATIKA SMA/SMK MUHAMMADIYAH DI KLATEN DAN SUKOHARJO

Panitia Sertifikasi Guru Sub Rayon 149 Universitas Ahmad Dahlan KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PROBLEM KENAIKAN PANGKAT GURU Oleh : Istamaji, S.I.Kom (Analis Kepegawaian Pertama Kantor Kementerian Agama Kab. Way Kanan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik

(Invited Speaker dalam Seminar Nasional di Universitas Bengkulu, 29 Nopember 2009)

PERBEDAAN KINERJA ANTARA GURU PNS DENGAN NON PNS DI SD NEGERI SE-DESA PUTATSARI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DILEMA ATAU TANTANGAN. Oleh Rahmatiah

RANCANG BANGUN SISTEM PENILAIAN KINERJA GURU BERBASIS APLIKASI WEB

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2010

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU

448 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel :

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI MANAJERIAL, DAN SARAN. analisa data menggunakan software IBM AMOS 22.0 dan IBM SPSS

APARATUR SIPIL NEGARA

PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd.

STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

AYO JADI PUSTAKAWAN. Yuniwati Pustakawan Muda UNDIP

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru.

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tempat dan Subjek Penelitian

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GURU BK MELALUI PENILAIAN KINERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Siti Fitriana

2018, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemba

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. tantangan menuju profesionalisme. Oleh Rahmatiah

2017, No Universitas Terbuka; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Ind

PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SD DI KECAMATAN BULELENG

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Keterkaitannya dengan PUBLIKASI ILMIAH

Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru SMP Negeri 7 Kota Sukabumi Melalui Pendampingan Penyusunan Karya Ilmiah

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI. Nama Guru : Horale Tua Simanullang NIP :

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah dalam negara hukum modern (welfarestate) tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN Umum

PENTINGNYA SERTIFIKASI PUSTAKAWAN BAGI PUSTAKAWAN DI PTN/PTS INDONESIA

PEDOMAN PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER BERDASARKAN POSISI DAN KEDUDUKAN

Pedagogik Kepribadian Profesional Sosial

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PUSTAKAWAN

MENJADI SEORANG GURU PROFESIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

16. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011;

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Jabatan Fungsional Peneliti pada era ASN

2 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

KARYA TULIS ILMIAH DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

SOSIALISASI PENILAIAN JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT BIDANG KEPERAWATAN RSCM AGUSTUS 2016

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A.

PEDOMAN. ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

LAPORAN AKHIR IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

BAB I. PENDAHULUAN. pustakawan. Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

Tarakan, 15 November 2016 Kepada Yth. Seluruh PNS : 1. Fungsional Guru 2. Fungsional Pamong Belajar 3. Fungsional Penilik 4. Fungsional Pengawas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sertifikasi guru merupakan salah satu terobosan dalam dunia

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

Peraturan...

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

Pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional bagi Guru SD Muhammadiyah 8 Dan SD Islam Nu Pungkuran Kota Semarang melalui Workshop, Klinik, Dan Pendampingan Abdul Karim 1 Iswahyudi Joko S 1 1, email: abdulkarim@unimus.ac.id Abstract Tujuan khusus dari program ini terhadap mitra adalah memberikan motivasi guru untuk melaksanakan program pengembangan keprofesian berkelanjutan, meningkatkan kualitas dan kuantitas program pengembangan keprofesian berkelanjutan, meningkatkan kualitas dan kuantitas karya khususnya karya pengembangan penelitian tindakan kelas hingga berbentuk pelaporan hasil, meningkatnya kemampuan pemilihan kesesuaian metode statistik dalam evaluasi pembelajaran dan penelitian tindakan kelas dengan penggunaan komputer serta adanya sarana promosi mitra ke masyarakat umum. Tujuan tesebut diselesaikan menggunakan metode workshop dengan teknik presentasi materi dilanjutkan dengan diskusi, teknik klinik, sedangkan masalah terbatasnya kegiatan promosi dilakukan dengan pembuatan website dan media sosial sekolah mitra, selanjutnya pendampingan. Hasil capaian dari kegiatan program kemitraan masyarakat bagi guru SD Muhammadiyah 08 dan SD Islam NU Pungkuran yaitu; 1) adanya peningkatan pengetahuan tentang jenjang karir guru, program keprofesian berkelanjutan, memahami lebih lanjut tentang penelitian tindakan kelas dan evaluasi pembelajaran, serta tersedianya sarana promosi untuk masing-masing sekolah; 2) adanya pendampingan dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Keywords: pengembangan keprofesian berkelanjutan, penelitian tindakan kelas 1. PENDAHULUAN Fokus pemerintah dibidang pendidikan saat ini adalah pada pendidikan dasar menengah, dengan mengalokasikan dana untuk operasional sekolah. Salah satu sasaran pengalokasiannya yaitu kepada guru dalam bentuk sertifikasi maupun tunjangan untuk guru. Berdasarkan lumbung data pendidikan, dinas pendidikan Jawa Tengah, persebaran guru SD swasta di Kota Semarang nampak belum merata, dimana terbanyak berada di Semarang Barat. Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, guru adalah pendidik profesional. Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru, diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru berupa pemberian tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus nonpegawai negeri sipil (swasta). Profesionalitas guru dapat dilakukan melalui penelitian tindakan kelas dan mengikuti perkembangan keprofesian melalui belajar dari berbagai sumber, guru juga

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi dan pengembangan keprofesian jika dimungkinkan. Kompetensi guru merupakan salah satu unsur utama dalam peningkatan penyelenggaraan pendidikan karena mereka adalah praktisi pendidikan yang memahami berbagai hal yang terjadi pada siswanya, sekaligus mempunyai tanggung jawab langsung terhadap berkembang atau tidaknya para siswa di sekolah. Kenyataan di lapangan masih terdapat beberapa guru yang menganggap bahwa pengembangan keprofesian hanya untuk persyaratan kenaikan pangkat dan jabatan sehingga setelah mencapai tujuan guru sudah tidak mengembangkan profesinya. Banyak faktor yang mempengaruhi seorang guru tidak berupaya mengembangkan profesinya salah satunya adalah belum diketahui bagaimana dan apa manfaat mengembangkan profesi tersebut. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) merupakan bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi seorang guru dimana hal tersebut menjadi alat dalam upaya pengembangan profesinya harus dilakukan berdasarkan kebutuhan guru yang bersangkutan. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan untuk mencapai dan/atau meningkatkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesi guru. Hal ini nantinya juga sekaligus berimplikasi pada perolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru. Menurut Peraturan Menteri (Permen) Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, PKB adalah salah satu unsur utama angka kredit untuk pengembangan karir seorang guru. Indikator yang terdapat pada Permen tersebut yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif. Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, guru adalah pendidik profesional. Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru, diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru berupa pemberian tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus nonpegawai negeri sipil (swasta). Profesionalitas guru dapat dilakukan melalui penelitian tindakan kelas dan mengikuti perkembangan keprofesian melalui belajar dari berbagai sumber, guru juga memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi dan pengembangan keprofesian jika dimungkinkan. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) merupakan bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi seorang guru dimana hal tersebut menjadi alat dalam upaya pengembangan profesinya harus dilakukan berdasarkan kebutuhan guru yang bersangkutan. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan untuk mencapai dan/atau meningkatkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesi guru. Hal ini nantinya juga sekaligus berimplikasi pada perolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru. Menurut Peraturan Menteri (Permen) Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, PKB adalah salah satu unsur utama angka kredit untuk pengembangan karir seorang guru. Indikator yang terdapat pada Permen tersebut yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif. Penentuan SD Muh 8 dan SDINU Pungkuran sebagai mitra dikarenakan kedua sekolah tersebut merupakan afiliasi dua organisasi kemasyarakat terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Kedua ormas tersebut secara konsisten hadir di masyarakat baik dalam bidang pendidikan, kesehatan maupun sosial lainnya dalam bentuk membuka satuan pendidikan, rumah sakit dan lainnya.

Tim Program IbM melakukan mapiing case dengan observasi serta wawancara dikedua sekolah bersama guru-guru dan kepala sekolah, ditemukan beberapa permasalahan diantaranya, 1) Belum pernah ada pelatihan, workshop atau pendampingan, khususnya PKB 2) Terbatasnya kualitas SDM dalam memahami metodologi penelitian tindakan kelas dan evaluasi pembelajaran 3) Terbatasnya kemampuan komputasi dalam evaluasi pembelajaran dan penelitian tindakan kelas 2. METODE PENELITIAN Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini dilakukan dengan menggunakan metode workshop, klinik dan pendampingan dari awal program hingga akhir program. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut: Langkah 1 : Peserta diberikan materi program pengembangan keprofesian berkelanjutan, sosialisasi jenjang karir atau kepangkatan guru dan arti pentingnya dalam peningkatan profesionalitas guru. Langkah 2 : Peserta diberikan kesempatan untuk mendiskusikan materi yang telah diberikan. Kesempatan tanya jawab diberikan untuk memperjelas hal-hal yang masih menjadi keraguan. Langkah 3 : Peserta diberikan klinik bimbingan dalam menyusun rencana tahunan pengembangan keprofesian berkelanjutan, jenjang karir atau kepangkatan guru dan cara merefleksi diri untuk melaksanakannya. Langkah 4 : Peserta diberikan pelatihan dan klinik bimbingan materi evaluasi pembelajaran yang terdiri dari validitas-reliabilitas dan analisis butir item termasuk penggunaanya dengan komputasi Langkah 5 : Peserta diberikan pelatihan dan klinik bimbingan materi penelitian tindakan kelas yang terdiri dari kesesuaian metodologi hingga metode statistik termasuk penggunaanya dengan komputasi. Langkah 6 : Evaluasi program, dimana peserta diberi kuesioner tentang program pengembangan keprofesian berkelanjutan, arti pentingnya, dan bagaimana melaksanakan program pengembangan. Selain itu, masing-masing peserta diminta draft target rencana tahunan pengembangan keprofesian berkelanjutan dan target rencana jenjang karir. Langkah 7 : Masing-masing perwakilan mitra diberikan pelatihan, klinik bimbingan hingga pendampingan pembuatan sarana promosi di media social dan website. Langkah 8 : Pendampingan peserta meskipun program telah dilaksanakan, bisa melalui pertemuan langsung, email maupun media sosial 4. HASIL Kegiatan program kemitraan masyarakat ini di laksanakan di dua Sekolah Dasar (SD), SD Muhammadiyah 08 dan SD Islam NU Pungkuran Kota Semarang dengan peserta 12 orang guru. Kegiatan Ipteks bagi Masyarakat ini terdiri dari beberapa tahap yaitu: tahap pegenalan atau sosialisasi, tahap pelaksanaan workshop dan klinik pendampingan. A. Sosialisasi Tahapan ini dilaksanakan di tiap kelompok guru SD di masing-masing sekolah sehingga terbentuk kesepakatan dan juga adanya persamaan persepsi tentang program pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) bagi guru. Adanya perubahan paradigma

guru dari masing-masing sekolah dan berperan sepenuhnya dalam pengembangan dan meningkatkan pengetahuan tentang PKB. B. Workshop Tahap workshop dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu 1) pemberian materi jenjang karir guru dan gambaran peraturan proses kenaikan fungsional pada guru; 2) pemberian materi tentang evaluasi pembelajara; 3) pemberian materi tentang penelitian tindakan kelas; 4) pemberian materi metode penelitian eksperimen dan praktek tentang metode statistik dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil diskusi dan tanya jawab dengan peserta kegiatan bahwa peserta tertarik, termotivasi dan sangat antusias dalam kegiatan ini. Materi tentang jenjang karir guru dan evaluasi pembelajaran disampaikan disampaikan oleh pakar pendidikan. Dokumentasi pemaparan dapat dilihat pada gambar 5.1 dan gambar 5.2. Gambar 5.1 Pemateri menjelaskan tentang jenjang karir guru Gambar 5.2 Pemateri menjelaskan tentang evaluasi pembelajaran Sebagian besar guru masih tidak mengetahui jenjang karir guru, mereka hanya terfokus pada sertifikasi, setelah mereka sudah tersertifikasi mereka tidak meneruskan proses jenjang karir guru. Saat ini posisi semua guru masih pada posisi golongan IIIA, meskipun beberapa dari mereka sudah tersertifikasi sudah cukup lama. Pada workshop kali ini guru-guru termotivasi untuk meningkatkan jenjang karir mereka, serta mereka mencoba melakukan perencanaan untuk karir mereka masing-masing.

Pelatihan selanjutnya diberikan materi tentang penelitian tindakan kelas oleh anggota peneliti Iswahyudi Joko S, M.Pd, pada sesi ini dijelaskan bagaimana proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas mulai dari proses perencanaan, siklus I, siklus II, siklus III. Gambar 5.3 Iswahyudi Joko S, menjelaskan tentang penelitian tindakan kelas Pada bagian ini, para peserta workshop diingatkan kembali bagaimana proses melaksanakan penelitian tindakan kelas yang pernah mereka terima ketika proses studi sarjana dan sudah teredap. Diakhir sesi ini, para peserta diberikan tugas merancang penelitian tindakan kelas untuk masing guru, agar pada saat tahap klinik pendampingan dapat diketahui permasalahan-permasalahan yang muncul. Pada tahap akhir kegiatan workshop, para peserta diberikan materi tentang metode penelitian eksperimen dalam dunia pendidikan, proses penentuan metode statistika yang sesuai dengan desain pembelajaran dan praktek penggunaan software statistika untuk proses analisis data yang disampaikan oleh Abdul Karim. Gambar 5.4 Pemateri memaparkan materi tentang penelitian eksperimental, metode dan praktek statistik Para peserta diberikan penjelasan bagaimana proses merancang penelitian eksperimen baik satu kelas maupun dua kelas, penentuan metode statistika untuk masing-masing kelas juga disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan proses analisis data menggunakan program statistika. Peserta merasa terbantu disesi ini, karena sebagian peserta memiliki permasalahan dengan metode statistika serta proses analisis data di komputer. Sehingga, peserta terlihat sangat antusias dalam praktek pengolahan data menggunakan komputer.

Diakhir sesi ini para peserta diminta untuk merancang suatu scenario pembelajaran kemudian dilanjutkan proses penentuan metode statistik hingga analisis datanya, pada proses klinik pendampingan diharapkan peserta telah mendapatkan data untuk dapat dianlisis hingga dapat disusun sebagai sebuah artikel ilmiah. Secara keseluruhan para peserta merespon positif dengan diadakannya kegiatan workshop ini, nampak dari hasil penyebaran kuesioner kami sebagian besar peserta memiliki nilai indeks yang tinggi dalam menilai kegiatan ini. Tabel 5.1 Indeks penilaian peserta workshop Responden Indeks Penilaian Workshop Indeks Motivasi Peningkatan Jenjang Karir Guru 1 88.00 87.50 2 82.00 75.00 3 90.00 95.00 4 88.00 90.00 5 84.00 92.50 6 88.00 87.50 7 88.00 90.00 8 88.00 92.50 9 84.00 95.00 10 88.00 85.00 11 82.00 95.00 12 84.00 82.50 Rata-rata 86.17 88.96 C. Klinik Pendampingan Proses klinik pendampingan telah dilakukan diantaranya pendampingan dalam pembuatan artikel ilmiah penelitian tindakan kelas untuk masing-masing guru di SD Muhammadiyah 08 dan SD Islam NU Pungkuran. Pendampingan ini berisi bagaimana guru-guru mengolah data yang diperoleh dari kelas menggunakan program komputer SPSS, data yang sudah diolah selanjutnya dipaparkan pada artikel mereka. Guru-guru sangat antusias mengikuti pendampingan dalam pengolahan data menggunakan program SPSS, karena sebelumnya mereka hanya menggunakan microsoft excel dalam.

Gambar 5.5 Pendampingan di SD Islam NU Pungkuran Gambar 5.6 Pendampingan di SD Muhammadiyah 08 Selanjutnya, guru-guru didampingi dalam penyusunan artikel ilmiah mulai dari penyusunan abstrak, pendahuluan, metode penelitian, pembahasan, dan kesimpulan. Setelah satu bulan mengikuti pendampingan, masing-masing artikel ilmiah diaplikasikan pada seminar nasional yang diselenggarakan pada Seminar Nasional Edusainstek pada tanggal 7 Oktober 2017. Guru-guru mendapatkan masukan untuk artikel mereka dari pemakalah lain dalam kegiatan tersebut, guru-guru merasakan pengalaman yang positif dari kegiatan seminar nasional karena sebelumnya guru-guru belum pernah mengikuti seminar nasional sebagai pemakalah. 5. SIMPULAN Berdasarkan hasil kegiatan kemitraan masyarakat di atas, diperoleh kesimpulan 1. Semangat dalam melakukan penelitian tindakan kelas oleh mitra tinggi 2. Guru-guru sudah mengertahui jenjang karir guru 3. Guru-guru sudah mampu menganalsis data 4. Guru-guru sudah mampu membuat artikel ilmiah cukup baik 5. Terbentuknya website resmi SD Muhammadiyah 08 Kota Semarang dan SD Islam NU Pungkuran Kota Semarang

6. REFERENSI Badan Pusat Statistik. Jawa Tengah dalam Angka 2014 Dinas Pendidikan Jawa Tengah. Lumbung Data Pendidikan. (http://dapodik.pdkjateng.go.id/stat-pendidik). Diakses 1 Mei2016 Nilakusmawati, D. P. E., K. Sari, and N. M. Puspawati. "Upaya Peningkatan Penguasaan Guru SD dalam Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Melalui Pelatihan." Jurnal Udayana Mengabdi 15.1 (2016). Peraturan Menteri PAN dan RB nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan UU Guru dan Dosen. 2010. UU RI No. 14 Tähun 2005. Jakarta: Sinar Grafika. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen