BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada era globalisasi seperti ini kemajuan ilmu pengetahuan ekonomi sangat kompleks, hal tersebut seiring dengan berkembangnya teknologi informasi sehingga akan membuka wawasan mengenai paradigma kehidupan di masa yang akan datang terutama di bidang ekonomi akuntansi. Begitu banyak ilmu pengetahuan yang berkembang melebihi yang dibayangkan. Sumbangan besarpun diberikan ilmu pengetahuan bagi perkembangan ekonomi dewasa ini tak terkecuali Indonesia (Yadi Ramadhan, 2011). Akuntansi merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi yang memberikan sebuah sistem dan informasi pelaporan yang baik, benar, dan memadai bagi perusahaan ataupun instansi. Dewasa ini perkembangan dunia begitu cepat baik itu aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Oleh karena itu Pemerintah beserta elemen-elemen dibawahanya termasuk masyarakat ikut andil dalam pemeliharaan dan perkembangan di bumi pertiwi ini. Penyelenggaraan Pemerintah di ajukan untuk mengkoordinasikan pelaksanaan hak dan kewajiban warga Negara dalam suatu sistem pengelolaan Negara, termasuk di dalamnya mengenai pengelolaan keuangan Negara (Amelia Haloho, 2012). Pengelolaan keuangan Negara perlu dilaksanakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, baik keuangan pusat maupun keuangan daerah. Sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945, keuangan daerah yang di dalamnya termasuk keuangan daerah merupakan hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat di nilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Pemerintah Indonesia telah menggulirkan Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal sejak tahun 1999. Dalam rangka otonomi ini telah dikeluarkan berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur berbagai 1
2 aspek penyelenggaraan pemerintahan, antara lain Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (PP/SAP Nomor 24 Tahun 2005). Dalam rangka mentindaklanjuti peraturan perundang-undangan tersebut Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 yang mengatur Pokok-pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Peraturan Pemerintah ini merupakan pelaksanaan undangundang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 32 ayat (2) yang menyatakan bahwa standar akuntansi pemerintahan disusun oleh suatu komite standar yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). (PP/SAP Nomor 24 Tahun 2005). Standar Akuntansi Pemerintahan yang dimaksud dibutuhkan dalam rangka penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan APBD berupa laporan keuangan yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Peraturan Pemerintah ini juga merupakan pelaksanaan Pasal 184 ayat (1) dan (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang menyatakan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang ditetapkan dengan peraturan. (PP/SAP Nomor 24 Tahun 2005). Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan berbasis akuntansi akrual wajib menyusun laporan arus kas sesuai dengan standar ini untuk setiap periode penyajian laporan keuangan sebagai salah satu komponen laporan keuangan. (PP/SAP Nomor 3). Informasi arus kas ini berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang. Serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas
3 yang telah dibuat sebelumnya. Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih atau ekuitas suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah termasuk likuiditas dan solvabilitas. (PP/SAP Nomor 3). Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan perubahannya, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Pasal 125 ayat (1) menjelaskan bahwa Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berdasarkan rancangan Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) menyusun anggaran kas SKPD. Pasal 126 ayat (1) menjelaskan mengenai Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD) menyusun anggaran kas pemerintah daerah guna mengatur ketersediaan dana yang cukup untuk menandai pengeluaran-pengeluaran yang sesuai dengan rencana penarikan dana yang tercantum dalam DPA-SKPD yang telah disahkan. Dalam Pasal 126 ayat (2) menjelaskan mengenai anggaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari penerimaan dan pengeluaran kas yang digunakan untuk menandai pelaksanaan kegiatan setiap periode. Dalam Pasal 126 ayat (3) menjelaskan mengenai mekanisme pengelolaan anggaran kas pemerintah daerah ditetapkan dalam peraturan kepala daerah. Pemerintah Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu entitas pelaporan yang wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Sebagai entitas pelaporan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki entitas akuntansi, salah satunya Sekretariat Daerah (SETDA) memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan. Dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan daerah harus sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi, Laporan keuangan Pemerintah daerah harus memberikan informasi keuangan secara terbuka, jujur, dan menyeluruh agar terhindar dari kebiasaan karena kesalahan atas pengelolaan keuangan daerah, baik
4 itu berupa kesalahan dalam pencatatan maupun penyelewengan dalam pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah. Permasalahan yang sering terjadi saat pencatatan arus kas pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu bahwa sering kali para pegawai mengeluh karena datadata laporan keuangan untuk arus kas sering terlambat karena data-data atau bukti-bukti transaksi masih ada di bagian Kuasa Daerah karena Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang disiplin pada saat penyerahan bukti transaksi tersebut seperti Surat Perintah Membayar (SPM), hal tersebut dikarenakan lemahnya pengawasan terhadap pelaksanaan prosedur, sehingga proses penyusunan laporan keuangan arus kas terhambat dikarenakan oleh data-data yang diterima belum lengkap, hal tersebut menyebabkan terlambatnya proses penyusunan laporan keuangan arus kas yang akan dilaporkan terkadang terlambat pada waktu akhir penyerahan yang ditentukan, karena keterlambatan data pelaporan pada saat penerimaan ke Bagian Akuntansi Pelaporan Biro Keuangan. Berdasarkan uraian diatas tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan peninjauan lebih jauh tentang aktivitas ekonomi. Khususnya pelaksanaan penyusunan dan pencatatan laporan keuangan arus kas dalam sebuah laporan Tugas Akhir yang berjudul TINJAUAN ATAS PENYUSUNAN DAN PENCATATAN LAPORAN ARUS KAS PADA SEKRETARIAT DAERAH (SETDA) PROVINSI JAWA BARAT. Laporan ini menyajikan hasil pengematan dan pengalaman yang didapat selama melakukan penelitian dibagian Akuntansi dan Pelaporan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. 1.2 Identifikasi Masalah Pokok permasalahan yang akan diangkat dalam laporan tugas akhir ini adalah mengenai prosedur dan pelaksanaan penyusunan laporan keuangan arus kas pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. Penulis mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Prosedur Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Arus Kas yang dilakukan oleh bagian Akuntansi dan Pelaporan Sekretariat Daerah.
5 2. Bagaimana Prosedur Pencatatan Laporan Keuangan Arus Kas yang dilakukan oleh bagian Akuntansi dan Pelaporan Sekretariat Daerah. 3. Bagaimana Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang dilakukan oleh bagian Akuntansi dan Pelaporan Sekretariat Daerah. 1.3 Maksud dan Tujuan Laporan Tugas Akhir Berdasarkan judul yang diambil penulis, maka tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah sesuai dengan yang dijelaskan dalam identifikasi masalah yaitu : 1. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan penyusunan laporan keuangan arus kas pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Sekretariat Daerah 2. Untuk mengetahui prosedur pencatatan laporan keuangan arus kas pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Sekretariat Daerah. 3. Untuk mengetahui prosedur penerimaan dan pengeluaran laporan keuangan arus kas pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Sekretariat Daerah. 1.4 Kegunaan Laporan Tugas Akhir Data dan informasi yang telah diperoleh melalui penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Penulis Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan nyata mengenai aplikasi teori yang diperoleh dari perkuliahan dengan kenyataan yang ada pada Sekretariat Daerah dan sebagai media untuk menambah wawasan dan menguji kemampuan mahasiswa berkaitan dengan laporan keuangan khususnya laporan arus kas Sekretariat Daerah. 2. Sekretariat Daerah Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan atau informasi tambahan bagi Sekretariat Daerah khususnya pada bagian Akuntansi dan Pelaporan agar lebih efektif dalam tugasnya mengenai laporan keuangan arus kas Sekretariat Daerah
6 3. Lembaga Pendidikan Dapat dijadikan sarana evaluasi sampai sejauh mana sistem dan kurikulum pendidikan yang dijalankan secara praktis dalam Sekretariat Daerah/Pemerintahan serta sebagai media untuk menjalin hubungan kerja dengan Sekretariat Daerah/Pemerintahan yang dijadikan sebagai tempat PKL atau Magang. 4. Pihak lain Dapat dimanfaatkan sebagai informasi juga sebagai bahan referensi untuk melakukan kerja praktik terhadap topik-topik yang berhubungan dengan masalah laporan keuangan khusunya laporan keuangan arus kas 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat yang berada di JLN.DIPONEGORO SEKRETARIAT DAERAH (SETDA) No. 22 BANDUNG. Dan waktu penelitian terhitung selama satu bulan dimulai dari tanggal 02 Maret 02 April 2016.