BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persalinan dimulai (Bobak, 2004). Sedangkan Pilliteri (2002) menyatakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang

melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003)

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB ΙΙ TINJAUAN PUSTAKA. pada system reproduksi wanita dalam hitungan hari dan minggu sebelum. persalinan dimulai (Bobak, Lowdermild, Jensen 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (millennium development goals/mdgs) yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) : Tanda-Tanda Persalinan dan Persiapan Persalinan : Ibu Hamil di Jorong Batang Buo :Vedjia Medhina S.

BAB II TINJAUAN TEORI

PERSALINAN KALA I. 1. kala 1 persalinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wiknjosastro (2002, hal 154), Antenatal Care ialah Pengawasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGERTIAN MASA NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 25 Juli 2002

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

PENGKAJIAN PNC. kelami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB 1 PENDAHULUAN. persalinan. Selama proses tersebut seorang ibu akan mengalami berbagai

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB V PEMBAHASAN. Mulyoharjo Kabupaten Pemalangmempunyai perilaku yang baik dalam merencanakan

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA WANITA PRIMIGRAVIDA DIBANDING MULTIGRAVIDA DI RUMAH BERSALIN DAN KLINIK MITRA IBU TEGAL SKRIPSI

Prinsip Umum Kegawadaruratan Maternal Neonatal. Sendy Firza Novilia T, S.S.T.Keb

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERSIAPAN PERSALINAN

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

mempelajari berbagai hal. Dalam bidang ilmu kesehatan, bisa mempelajari salah satu peristiwa tersebut adalah kehamilan. Kehamilan dan persalinan

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

Diadjeng Setya Wardani

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT. Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** ABSTRAK

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena melahirkan bayinya (Nolan, 2010, hal. 135).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan ingin menghadapi kelahiran dengan aman dan nyaman. Continuity

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan suatu negara. Angka kematian ibu (AKI) adalah indikator di

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan/ pertolongan dalam waktu kurang dari 24 jam (Maryunani, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002, hlm. 180). Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi :

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat melahirkan bayi dengan selamat. Ada dua cara persalinan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

Persalinan adalah Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Perasaan penuh tekanan yang muncul dalam diri ibu hamil trimester

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat stategis, namun keadaan sosial budaya yang bersnekaragam menjadi

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

PERANAN DOKTER KELUARGA DALAM KESEHATAN MATERNAL

Nur Izzah 1, Aida Rusmariana 2, Teti Retnawati 3 ABSTRAK

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

Transkripsi:

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Pengertian Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta dan membrane dari dalam janin melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada system reproduksi wanita dalam hitungan hari dan minggu sebelum persalinan dimulai (Bobak, 2004). Sedangkan Pilliteri (2002) menyatakan bahwa proses persalinan terdiri dari 3 tingkatan atau 3 kala, yaitu : Kala satu persalinan, merupakan permulaan kontraksi persalinan sejati yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif dan diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm). Kala dua persalinan, dimulai dengan dilatasi lengkap serviks dan diakhiri dengan kelahiran bayi. Kala tiga persalinan, dimulai saat proses kelahiran bayi selesai dan berakhir dengan lahirnya plasenta, proses ini dikenal sebagai kala persalinan plasenta. Persiapan persalinan yang bertujuan untuk menyiapkan semua kebutuhan selama kehamilan maupun proses persalinan adalah segala sesuatu yang disiapkan dalam menyambut kelahiran anak oleh ibu hamil. Persiapan persalinan pada trimester III meliputi faktor resiko ibu dan janin, perubahan psikologi dan fisiologi, tanda-tanda bahaya dan bagaimana meresponnya, perasaan mengenai melahirkan dan perkembangan bayi, tanda-tanda saat hendak melahirkan, respon terhadap kelahiran, ukuran- 9

10 ukuran kenyamanan situasi kelahiran cesar dan perawatan yang terpusat pada keluarga (Matterson, 2001). Sedangkan Sjafriani (2007), menyatakan bahwa dalam persalinan ada 4 hal yang perlu dipersiapkan, yaitu : (1) Fisik, persiapan fisik berkaitan dengan masalah kondisi kesehatan ibu. Dengan adanya perubahan fisiologi sebelum terjadi persalinan kira-kira 2 minggu, dimana ibu akan lebih mudah bernafas karena fundus uteri agak menurun berhubung kepala janin mulai masuk ke dalam pintu atas pinggul (PAP), ibu akan sering buang air kecil (BAK) karena turunnya kepala janin ke dalam PAP yang menekan vesika urinaria serta ibu merasakan adanya gambaran his palsu yaitu kadang-kadang perut mengejang; (2) Psikologis, persiapan pada ibu primigravida umumnya belum mempunyai bayangan mengenai kejadian yang akan dialami saat persalinan terjadi. Salah satu yang harus dipersiapkan ibu menjelang persalinan yaitu hindari kepanikan dan ketakutan dan bersikap tenang, perhatian dan kasih sayang keluarga akan membantu memberikan semangat untuk ibu yang akan melahirkan dan merupakan motivasi tersendiri sehingga lebih tabah dan lebih siap dalam menghadapi persalinan. Hal lain yang perlu diperhatikan oleh para ibu primigravida adalah dengan cara mencari pengetahuan seluas-luasnya tentang masalah kehamilan dan persalinan dengan membaca buku atau hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah kehamilan serta dapat konsultasi kepada petugas kesehatan; (3) Finansial, persiapan finansial bagi ibu yang akan melahirkan merupakan suatu kebutuhan yang mutlak

11 harus disiapkan dan (4) Kultural, ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, tradisi dan tingkat hidup yang kurang baik selama kehamilan dan ada budaya sangat penting yaitu tradisi untuk membawa plasenta ke rumah (Sjafriani, 2007). 2. Faktor Pendukung Persalinan Persalinan membutuhkan usaha total ibu secara fisik dan emosional. Karena itu dukungan moril dan upaya untuk menimbulkan rasa nyaman bagi ibu bersalin sangatlah penting. Ibu mungkin berada dalam tempat persalinan dan kondisi yang berbeda-beda satu sama lain. Perawatan yang diberikan perlu di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing ibu (Depkes RI, 2000). a. Dukungan Moril Kelahiran seorang bayi berpengaruh terhadap seluruh anggota keluarga. Karena itu bila suami atau anggota keluarga lainnya ingin menemani ibu saat bersalin hendaknya diizinkan. Biarkan mereka memberikan dukungan moril, memperhatikan dan mendengarkan permintaan ibu, serta menolong ibu bila mungkin. Perhatian dan penghargaan terhadap kebutuhan ibu dan keluarganya akan menumbuhkan rasa percaya kepada penolong persalinan. Ibu mungkin merasa tidak nyaman dan nyeri bila ibu cemas akan persalinannya atau bila mempunyai gangguan sebelumnya. Penolong persalinan perlu bersikap tenang dan mampu meyakinkan ibu dan kelurganya, terutama bila mereka gelisah dan khawatir.

12 b. Kenyamanan Anjurkan ibu untuk berbaring dalam posisi yang dirasakan paling nyaman. Biarkan ibu melakukan kegiatan seperti berjalan, duduk, jongkok, mengambil posisi seperti akan merangkak atau bersalin, sesuai dengan keinginannya. Gerakan-gerakan tersebut membantu turunnya bayi ke panggul, karena itu anjurkan ibu bergerak aktif. Untuk selanjutnya, Ibu yang akan melahirkan tidak dianjurkan berbaring datar pada punggungnya, karena akan mengganggu peredaran darah ke tubuhnya dan janin yang dikandungnya. c. Cairan Anjurkan ibu minum air selama persalinan untuk mencegah dehidrasi dan memberikan tenaga. Untuk selanjutnya, dehidrasi dapat mengakibatkan kelelahan, memperlambat atau menyebabkan his tidak teratur. d. Kebersihan Infeksi yang terjadi pada saat persalinan dapat mengakibatkan kematian atau kesakitan pada ibu dan bayi. Ibu hendaknya dimandikan dan mengenakan pakaian bersih pada waktu bersalin, sedangkan penolong persalinan harus sering mencuci tangan dan menggunakan alat yang telah didensifeksi atau disterilkan. 1) Buang air besar Sebelum melahirkan, ibu sedapat mungkin buang air besar terlebih dahulu. Rektum yang penuh akan memberikan rasa tidak

13 nyaman selama persalinan. Bila ibu kesulitan dalam mengosongkan rektum, maka ibu dapat dibantu dengan melakukan edema. Untuk selanjutnya hindari enema atau klimaks pada ibu yang berada dalam tahap lanjut persalinan, ibu yang ketubannya telah pecah, ibu yang mengalami perdarahan atau ibu yang menderita hipertensi. 2) Buang air kecil Ibu bersalin sebaiknya buang air kecil paling sedikit setiap 2 jam, atau lebih sering lagi bila mungkin. Kandung kemih yang penuh akan menghambat turunnya bayi ke dasar panggul dan memberikan rasa tak nyaman bagi ibu. Selain itu ada juga faktor pendukung lainnya seperti, gizi ibu hamil yang tercukupi dan bergizi, melaksanakan perancanaan persalinan dan pencegahan komplikasi yang mana terdiri dari tafsiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi ibu hamil kalau mungkin ibu hamil tersebut jauh dari sarana kesehatan, calon pendonor darah yang sewaktu-waktu ibu hamil mengalami perdarahan hebat sehingga sudah siap pendonor darah, biodata lengkap dari ibu hamil sehingga dapat mengetahui riwayat ibu hamil tersebut (Depkes RI, 2008). 3. Faktor Penyulit persalinan Faktor-faktor penyulit persalinan adalah rendahnya pendidikan ibu, sosial ekonomi yang rendah, jarak usia anak kurang dari dua tahun, anak

14 lebih dari lima, primigravida kurang dari 145 cm, primitua lebih dari 35 tahun, Hb kurang dari 11 gram persen, tensi sistole dan diastole 140 per 90 mmhg (Depkes RI, 1996). 4. Persalinan aman a. Persalinan yang aman Persalinan dan kelahiran merupakan gejala fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi merupakan peristiwa sosial dimana seorang ibu dan keluarga menunggu proses tersebut selama 9 (sembilan) bulan. Dalam Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1998) menjelaskan bahwa persalinan merupakan suatu proses alami yang ditandai oleh terbukanya serviks, diikuti dengan lahirnya bayi dan plasenta. Sedangkan menurut Pranoto (2002), persalinan diartikan sebagai proses membukanya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadahi selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. Salah satu peran serta suami dalam menurunkan angka kematian ibu adalah suami dapat memastikan persalinan isterinya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dapat berjalan dengan aman. Untuk itu suami perlu diberikan pengetahuan melalui pendidikan kesehatan tentang persiapan persalinan yang aman (Depkes RI, 2008). Pengetahuan persiapan persalinan tersebut meliputi :

15 1) Pengertian persalinan aman Persiapan persalinan aman adalah rencana tindakan yang dibuat bersama antara ibu hamil, suami dan bidan pada waktu ibu hamil masuk trimester tiga (umur kehamilan di atas enam bulan) untuk memastikan bahwa ibu dapat menerima asuhan yang ibu perlukan pada saat persalinan dan memastikan ibu melahirkan dengan tenaga kesehatan terampil. 2) Tujuan persiapan persalinan aman a) Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang bersih dan aman. b) Persalinan direncanakan ditempat yang aman dan ditolong oleh tenaga terampil. c) Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin, jika perlu. d) Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan. e) Untuk menurunkan kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan. f) Meningkatkan kemungkinan dimana ibu akan menerima pelayanan yang sesuai dan tepat waktu. 3) Komponen dalam persiapan persalinan : Membuat rencana persalinan idealnya setiap ibu hamil dan suami harus mempunyai kesempatan untuk membuat suatu rencana

16 persalinan. Hal-hal di bawah ini haruslah digali dan diputuskan dalam membuat rencana persalinan tersebut : a) Menentukan tempat persalinan. Ibu hamil dan suami dapat menentukan tempat bersalin yang diinginkan, untuk menentukan tempat bersalin maka suami harus mengetahui tempat-tempat bersalin yang aman seperti: di rumah ibu hamil atau di rumah orang tua dengan persyaratan lingkungan bersih dan aman, di polindes, di Puskesmas rawat inap, bidan praktek swasta, di rumah bersalin dan di rumah sakit terdekat yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. b) Memilih kelahiran di rumah Wanita yang memilih untuk melahirkan dirumah mempunyai berbagai alasan untuk keputusan mereka. Beberapa ibu didalam hatinya merasa bahwa disinilah bayi mereka harus dilahirkan, beberapa lainnya merasa bahwa mereka akan lebih santai berada dirumah sendiri. Beberapa sangat menghargai privasi yang mereka dapatkan dirumah dan kebebasan untuk apa yang mereka pilih, lainya mengganggap rumah sakit menakutkan dan mereka takut menjalani banyak tindakan medis jika melahirkan disana. c) Memilih Rumah Sakit atau Rumah Bersalin Para wanita yang memilih melahirkan di rumah sakit merasa tenang karena banyak dokter dan bidan yang bekerja disana,

17 sebagian lainnya merasa bahwa melahirkan dengan peralatan teknologi lebih aman, sebagian lebih tertarik fasilitas khusus yang ditawarkan. d) Memilih layanan domino Layanan domino berarti seorang bidan mendampingi ibu sepanjang masa kehamilan, mengantar ibu untuk proses melahirkan, dan setelah itu kembali menemani ibu pulang kerumah untuk beberapa waktu. Meskipun tidak setiap daerah menyediakan pelayanan ini dan dalam kenyataanya ibu mungkin mendapatkan bidan yang lain dengan bidan yang merawat ibu disepanjang masa kehamilan (Nolan, 2004). e) Memilih tenaga kesehatan terlatih. Ibu hamil dan suami dapat menentukan siapakah yang akan menolong persalinan. Macammacam tenaga kesehatan untuk menolong persalinan yang terlatih adalah: bidan desa, bidan praktek swasta, dokter umum dan dokter ahli kebidanan. f) Bagaimana transportasi ke tempat tenaga kesehatan dan ke tempat bersalin tersebut. Bila ibu memilih tempat bersalin bukan dirumah sendiri maka ibu dan suami perlu mengetahui berapa jarak yang ditempuh ke tempat bersalin, apakah ada kendaraan umum, kalau tidak bagaimana cara ibu menuju ke tempat bersalin, meminjam kendaraan keluarga atau tetangga, apakah ada ambulan desa.

18 g) Pendamping persalinan, keberadaan pendamping akan membawa dampak yang baik pada proses persalinan karena dapat memberikan dukungan, semangat, dan rasa aman. Jika seorang wanita ingin didampingi selama proses persalinan, mintalah kepada suami atau keluarga yang terdekat (Huliana, 2001). Dukungan yang perlu diberikan meliputi: 1) Memberikan dukungan psikologi terhadap perubahan fisik dan emosional pada ibu hamil. 2) Mempersiapkan keuangan keluarga untuk kelahiran anak dengan mulai menabung sejak usia dini kehamilan. 3) Mengingatkan dan menemani ibu memeriksakan kehamilan. 4) Membantu pekerjaan rumah tangga dan mengingatkan ibu hamil agar beristirahat. 5) Menghentikan kebiasaan merokok terutama didalam rumah. 6) Menghentikaan kekerasan pada ibu hamil. 7) Merencanakan dimana akan bersalin, siapa penolong persalinan serta tempat rujukan apabila ditemui kegawat daruratan. 8) SIAGA (Siap Antar Jaga) (a) Siap jika melihat tanda-tanda bahaya kehamilan. (b) Antar ketempat pelayanan bila akan melahirkan dan siap menjadi donor darah bila diperlukan. (c) Jaga ibu selama hamil, melahirkan, dan nifas.

19 9) Mencegah kekerasan pada ibu hamil, baik secara psikis, ekonomi dan fisik. 10) Mengantarkan dan menolong ibu untuk memberikan ASI eksklusif (BKKBN, 2004). h) Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya tersebut. Apakah ibu mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, asuransi kesehatan, Jamsostek, dana sehat dan tabulin. Ibu dan suami sudah mengetahui berapa jumlah biaya persalinan yang dibutuhkan. i) Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada. Apakah ibu dan suami sudah menghubungi orang yang menjaga rumah dan keluarga bila ibu bersalin. j) Donor darah Donor darah juga perlu dipersiapkan untuk persalinan. Ini tambahan darah bisa lagsung ditangani, jadi ibu hamil perlu mencari orang yang golongan darahnya sama dan bersedia untuk mendonorkan darahnya (Pusdiknakes, 2003). k) Beberapa Perlengkapan ibu dan bayi Perlengkapan yang harus dibawa ketempat persalinan antara lain : (1) Kartu periksa hamil (2) Alat mandi seperti handuk besar 1 buah, handuk kecil 2 buah, sabun, sikat gigi, pasta gigi.

20 (3) Pakaian ganti ibu seperti : Baju atasan (blus) dengan kancing didepan atau belah depan, kain panjang atau sarung, kutang, gurita ibu, pembalut wanita (4) Pakaian bayi untuk pulang 1 set terdiri atas : (a) Popok bayi (b) Baju bayi (c) Celana panjang bayi (d) Gurita bayi (e) Kaos tangan dan kaki bayi (f) Topi bayi (g) Selimut bayi (5) Alat mandi bayi seperti : (a) Sabun bayi (b) Bedak bayi (c) Washlap/lap mandi (6) Alat rias ibu seperti: bedak, lipstik, sisir dan lain-lain (BKKBN, 2004) l) Penting bagi bidan dan suami untuk mendiskusikan : 1) Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga? Ibu hamil dan suami sebaiknya menentukan pembuat keputusan utama, apakah suami, orang tua, mertua atau orang yang dituakan dalam keluarga.

21 2) Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawatdaruratan? Setelah ibu dan suami memutuskan pembuatan keputusan utama, ibu dan suami juga telah menentukan pembuat keputusan pengganti bila pembuat keputusan utama tidak ada. 3) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan. 4) Banyak ibu yang meninggal karena komplikasi yang serius selama kehamilan, persalinan, atau pasca persalinan, tetapi tidak mempunyai jangkauan transportasi yang dapat membawa mereka ke tingkat asuhan kesehatan yang dapat memberikan asuhan yang kompeten untuk masalah mereka. Setiap keluarga harus mempunyai suatu rencana transportasi untuk ibu jika ia mengalami komplikasi dan segera dirujuk ke tingkat asuhan yang lebih tinggi. Rencana ini perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan. 5) Dimana ibu akan bersalin bila terjadi komplikasi. Di Puskesmas yang ada di desa, atau rumah sakit di kota. 6) Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika terjadi kegawatdaruratan dan sudah merencanakan transportasi yang akan digunakan.

22 7) Ke fasilitas kesehatan yang mana ibu tersebut harus dirujuk. Seperti Rumah Sakit yang mampu memberikan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar yang dikenal dengan PONED atau PONEK (Komprehensif). 8) Bagaimana cara mendapatkan dana jika terjadi kegawat daruratan. Apakah sudah dipersiapkan dana, meminjam dari keluarga lain, apakah ada dana masyarakat yang sudah disiapkan secara bersama di desa tempat ibu tinggal. 9) Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial. 10) Apakah di desa tempat ibu tinggal sudah mempunyai daftar golongan darah masyarakat, apakah ada keluarga yang mempunyai golongan darah yang sama dengan ibu hamil. Apakah di tempat ibu tinggal sudah ada kerjasama antara pelayanan kesehatan dengan Palang Merah Indonesia. 11) Keluarga harus dianjurkan untuk menabung sejumlah uang sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan jika terjadi kegawatdaruratan. Banyak sekali kasus, ibu tidak mencari asuhan atau mendapatkan asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang diperlukan. 12) Seorang suami dapat memberikan segala sesuatunya untuk persalinan. Seperti pembalut wanita atau kain, baju ibu yang memudahkan untuk menyusui bayinya, sabun, seprei,

23 perlengkapan bayi dan menyimpannya untuk persiapan persalinan. 13) Keluarga harus dianjurkan untuk menabung sejumlah uang sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan jika terjadi kegawatdaruratan (Depkes RI, 2008). B. Primigravida Primigravida adalah ibu yang hamil untuk pertama kali, sedangkan masa kehamilan adalah masa sejak terjadinya pembuahan (konsepsi) sampai lahir seorang bayi. Kehamilan yang normal berlangsung selama 280 hari atau 40 minggu atau 10 bulan, dengan catatan 1 bulan terdiri dari 4 minggu (Saiffudin,A.B 2002). Kalangan medis menghitung masa kehamilan dihitung sejak menstruasi terakhir, karena yang bisa diketahui pasti adalah hari haid terakhir. Sedangkan Bobak (2004) menyampaikan bahwa kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Menurut Matterson (2001), persiapan persalinan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) Umur, usia sangat berpengaruh terhadap perhatian dalam proses persalinan, dimana semakin muda umur ibu makin kurang perhatian serta pengalaman yang dimiliki ibu hamil karena ketidaksiapan ibu dalam menerima sebuah kehamilan, selain itu usia yang masih muda yakni kurang dari 16 tahun, sistim reproduksi belum matang, akan berisiko terjadi

24 gangguan selama kehamilan; (2) Pendidikan, tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan tentang persiapan menghadapi persalinan; (3) Pekerjaan, bagi ibu hamil yang bekerja di luar rumah maka faktor yang mempengaruhi persiapan menghadapi persalinan adalak karena tersitanya waktu dan (4) Pendapatan, merupakan salah satu faktor yang paling menentukan kuantitas maupun kualitas persiapan selama kehamilan antara lain menyiapkan biaya persalinan, menyiapkan barang-barang yang dibutuhkan menjelang persalinan serta menjaga asupan makan selama kehamilan. Pada ibu hamil trimester III dimana perut sudah membesar, maka para calon ibu sudah akan menyiapkan kehadiran bayi dalam keluarga. Pada tahap ini dimungkinkan muncul berbagai perasaan emosional yang berbeda-beda, kegembiraan untuk bertemu bayi baru atau mungkin ada kekhawatiran dengan kesehatan bayi (Suririnah, 2004). Lebih lanjut Suririnah menyampaikan bahwa pada saat ini calon ibu akan mulai berfikir tentang persalinan, dengan tambahan perubahan emosi, tubuh secara fisik juga mengalami perubahan pada trimester akhir ini. Perubahan-perubahan tersebut meliputi sakit punggung karena beban berat tubuh, payudara, konstipasi, pernapasan, sering kencing, masalah tidur, varises, kontraksi perut, bengkak, kram kaki dan cairan vagina. Sehingga pada masa ini perlu persiapan yang sangat matang dari para calon ibu. Sedangkan Bobak (2004) menyatakan bahwa pada tahap trimester III terjadi lebih mengarah kepada keselamatan diri dan bayi, dimana muncul rasa takut terhadap nyeri, mutilasi dan

25 kekhawatiran tentang perilakunya dan kemungkinan ibu kehilangan kendali diri selama persalinan, ketidaknyamanan fisik dan gerakan janin yang mengganggu istirahat ibu, peningkatan ukuran abdomen serta posisi yang nyaman sulit didapat. C. Konseling Dalam bahasa Inggris counseling diterjemahkan menjadi koseling, yaitu suatu proses kegiatan yang didalamnya terdapat seorang konselor dan konseli. Konselor berarti orang atau individu yang memberikan layanan konseling, sedangkan konseli adalah orang atau individu yang menerima layanan konseling. Konseling disebut juga sebagai penyuluhan adalah merupakan bagian dari pendidikan kesehatan, didalamnya terdapat penekanan pada hal yang bersifat kognitif, pengembangan, pendidikan, pencegahan dan penekanan pengalaman afektif. Konseling termasuk dalam metode pendidikan kesehatan yang bersifat individual dan bimbingan (Mappiare, 2004). Sedangkan menurut Sukardi (2000), layanan konseling merupakan jantung hati layanan bimbingan secara keseluruhan. Bisa dikatakan bahwa konseling adalah inti kegiatan yang paling penting dalam bimbingan. Konseling didesain untuk menolong klien dalam memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap suatu masalah yang sedang mereka hadapi melalui pemecahan masalah dan pemahaman karakter dan perilaku

26 klien. Konseling bukan hanya proses pembelajaran individu akan tetapi juga merupakan aktifitas sosial yang memiliki makna sosial (Mc Leod, 2004). Tujuan konseling berdasarkan penanganan oleh konselor dapat diperinci sebagai berikut: (1) Mencapai kesehatan mental yang positif. Apabila kesehatan mental tercapai maka individu memiliki integrasi, penyesuaian, dan identifikasi positif terhadap orang lain. Individu belajar menerima tanggung jawab, menjadi mandiri, dan mencapai integrasi tingkah laku; (2) Keefektifan individu. Seseorang diharapkan mempunyai pribadi yang dapat menyelaraskan diri dengan cita-cita, memanfaatkan waktu dan tenaga serta bersedia mengambil tanggung jawab ekonomi, psikologis dan fisik; (3) Pembuatan keputusan Konseling membantu individu mengkaji apa yang perlu dipilih, belajar membuat alternatif-alternatif pilihan, dan selanjutnya menentukan pilihan sehingga pada masa depan dapat membuat keputusan secara mandiri dan (4) Perubahan tingkah laku (Mc Leod, 2004). Menurut Mappiare (2004), tipe konseling dapat dibedakan: (1) Konseling krisis. Berdasarkan sifat situasi krisis maka konselor menerima situasi dan menciptakan keseimbangan pribadi dan penguasaan diri, konselor menunjukkan sikap dasar yang meyakinkan seperti dapat meredakan kecemasan, dan menunjukkan tanggung jawabnya kepada klien melalui dukungan dan ekspresi pengharapan terhadap klien. Selain itu konselor juga memberikan intervensi langsung, dukungan dan konseling individual ke klinik atau lembaga yang layak; (2) Konseling fasilitatif. Proses membantu klien menjadikan jelas permasalahannya, bantuan dalam pemahaman, dan

27 penerimaan diri, penemuan rencana tindakan dalam mengatasi masalah dan melaksanakan semua itu dengan tanggung jawab sendiri; (3) Konseling preventif. Konselor dapat menyajikan informasi kepada suatu kelompok atau membantu individu mengarahkan program-program pencegahan suatu penyakit. Aktifitas yang dilakukan konselor adalah pemberian informasi, konseling individu berdasarkan isi dan proses program pencegahan; (4) Konseling developmental. Tipe konseling ini terfokus pada membantu para klien mencapai pertumbuhan pribadi yang positif dalam berbagai tahap kehidupan mereka. Hasil konseling dapat dikategorikan dalam tiga hal sebagai berikut: (1) Resolusi, mencakup pencapain pemahaman atau perspektif terhadap masalah tersebut, mencapai penerimaan pribadi terhadap permasalahan atau dilema tersebut dan mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang merupakan sumber permasalahan tersebut; (2) Belajar, mengikuti konseling memungkinkan seseorang untuk mendapatkan pemahaman, keterampilan, dan strategi baru yang membuat diri mereka dapat menangani masalah serupa dengan lebih baik di masa yang akan datang dan (3) Inklusi sosial, konseling dapat menstimulasi energi dan kapasitas personal sebagai seseorang yang dapat memberikan kontribusi terhadap makhluk lain dan kepentingan sosial. Hal-hal penting yang perlu dicakup dalam konseling adalah: (1) Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dalam masyarakat; (2) Membantu seseorang agar mampu mandiri dalam mengantisipasi kebutuhannya untuk menuju kehidupan sehat dan (3) Mendorong peningkatan penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang optimal.

28 D. Kerangka Teori Faktor Pendukung Persalinan : a. Dukungan Moril b. Kenyamanan c. Kebutuhan Cairan d. Kebersihan Faktor Penyulit Persalinan : a. Pendidikan b. Sosial Ekonomi c. Jarak Usia Anak d. Anak Lebih Dari Lima e. Primigravida f. Primitua g. Hb Kurang h. Hipertensi Persalinan Aman 1. Pengertian persiapan persalinan aman 2. Tindakan yang dibuat bersama ibu hamil 3. Tujuan persiapan persalinan aman 4. Komponen dalam persiapan persalinan 5. Hal-hal yang perlu didiskusikan Persiapan Menghadapi Persalinan 1. Konseling krisis 2. Konseling fasilitatif 3. Konseling preventif 4. Konseling developmental Tujuan Konseling : a. Mencapai kesehatan mental yang positif b. Keefektifan individu c. Pembuatan keputusan d. Perubahan tingkah laku Konseling Gambar 2.1 Kerangka Teori (Sumber : Matterson, 2001; Depkes RI, 2008; Mappiare, 2004; Mc Leod, 2004) E. Kerangka Konsep Pre Persiapan Menghadapi Persalinan Variabel Terikat Konseling Variabel Bebas Post Persiapan Menghadapi Persalinan Variabel Terikat = Di teliti Gambar 2.1 Kerangka Konsep

29 F. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan atau pertanyaan penelitian (Nursalam, 2008). Hipotesis penelitian ini adalah : Ada perbedaan antara persiapan ibu dalam menghadapi proses persalinan sebelum dilakukan konseling dan sesudah dilakukan konseling di Rumah Bersalin Mitra Ibu Purwokerto.