BAB I PENDAHULUAN. 2014). Isu terkait etika selalu menjadi hal menarik untuk dibahas karena etika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Seiring setelah terjadinya skandal-skandal besar dalam dunia bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Tetapi terkadang untuk mencapai tujuan itu,

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Etika merupakan perilaku seseorang yang berhubungan dalam

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Etika Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk profesional. Selain itu, akuntan juga harus menjaga harkat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Pihak-pihak

Viky Aprianti Mahasiswa Program Studi Akuntansi FEB UMY INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya peristiwa jatuhnya Enron Corporation yang bangkrut

BAB I PENDAHULUAN. nilai dan prilaku individu ataupun kelompok yang berhubungn dengan realitas

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan etika sebagai batasan akan hal-hal yang harus dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Pieget (1932) dalam bukunya, The Moral Judgement of. objek dan kejadian yang ada di sekitar lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui

BAB I PENDAHULUAN. due professional care dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu etika dalam dunia bisnis dan profesi membuat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu profesi adalah suatu keharusan agar profesi tersebut mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat akuntan publik riskan terhadap godaan-godaan dan resiko, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam semua area profesi akuntansi Louwers et al. dalam (Husein, 2004). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, pendidikan akuntansi mengalami

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Aktivitas bisnis sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini karena kalau bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di dunia maju sekarang ini. Namun, selain kemampuan dan keahlian

BAB I PENDAHULUAN. memilih jurusan Ekonomi baik jurusan Manajemen maupun Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang independen dan berkompeten dalam bidang keuangan yang. auditing disebut auditor atau yang sering disebut akuntan.

Etika Bisnis & Profesi

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan pembaharuan yang akan menjadi generasi-generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan pasar modal pada beberapa tahun terakhir di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan karena tingkat materialitas dari satu

BAB I PENDAHULUAN. mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua. kreditor, dan investor atau calon investor.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa. Auditor memiliki tanggung jawab dalam melakukan audit atas

Bab 1. Pendahuluan. Diawal tahun 2000 dunia dikejutkan dengan merebaknya kasus-kasus

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini di dalam dunia kerja setiap pekerja dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. akuntan profesional di masa depan yang memiliki kompetensi, integritas, dan

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak-pihak yang terkait, terutama informasi yang berkaitan dengan

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan

ABSTRAK. Kata Kunci : komitmen organiasi, gaya kepemimpinan demokratis, etika profesi, pengalaman auditor pada kinerja auditor

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan pada penyusunan laporan keuangan yang semakin banyak. keuangan merupakan alat pertanggungjawaban perusahaan kepada para

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WTO), General Agreement on Tarrifs and Trade (GATT), dan General Agreement on Trade in Services (GATS) tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Auditor independen ialah merupakan suatau akuntan publik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. telah meningkat belakangan ini, terlebih setelah kasus skandal-skandal khususnya

DETERMINAN PERSEPSI ETIKA MAHASISWA AKUNTANSI DENGAN LOVE OF MONEY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. Oleh: Ayu Widyaningrum

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada dua teori etika yang dikenal sebagai deontologi dan teleologi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan bersaing untuk menjadi yang terbaik di antara. dan tidak menyesatkan pemakainya dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku menurut Jogiyanto (2008:11) adalah tindakan-tindakan (actions)

BAB I PENDAHULUAN. dengan laporan keuangan, dan semakin kompleks suatu kegiatan bisnis maka. sebagai pedoman dalam mengambil suatu kebijakan.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN. jasa pemeriksa laporan keuangan, menyimpan banyak konflik dalam. Masalah yang sering terjadi ternyata tidak sedikit auditor yang

PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan bahasa bisnis dan sistem informasi. Akuntansi tidak

BAB I PENDAHULUAN. milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu, didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan serta memberi keyakinan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. global. Profesi akuntan di Indonesia di era globalisasi ini semakin berkembang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS AUDITOR (Survey pada Auditor di Surakarta dan Yogyakarta)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan memiliki tantangan yang sangat sulit dalam melakukan pekerjaannya, karena akuntan harus profesional agar bisa menjaga kompetensi, serta harkat dan martabatnya agar dapat terhindar dari ha-hal yang dapat mencoreng nama baiknya. Selain keahlian dan kemampuan, akuntan harus mempunyai etika dalam menjalankan profesinya, dan juga untuk dapat bertahan dalam persaingan dunia bisnis atau usaha (Julianto, 2013). Selain itu etika seorang profesi akuntan juga sangat penting dalam menentukan status dan kredibilitas dalam bidang akuntansi (Widyaningrum, 2014). Isu terkait etika selalu menjadi hal menarik untuk dibahas karena etika dalam dunia akuntansi berhubungan erat dengan profesional auditing (Charismawati, 2011). Kewajiban yang harus dimiliki oleh akuntan yaitu menjaga standar perilaku etis mereka pada organisasi tempat mereka bernaung, profesi, masyarakat serta diri mereka sendiri dimana akuntan memiliki tanggung jawab menjadi kompeten dan menjaga integritas serta obyektivitas mereka. 1

2 Perilaku etis profesional akuntan sangat penting untuk menentukan status dan kredibilitas profesi di bidang akuntansi (Charismawati, 2011). Sikap etis ini sangat menggambarkan tanggung jawab auditor dan karakter profesi akuntan. Saat ini kesadaran akan penting suatu perilaku etis sudah mulai tidak diperdulikan lagi, terlihat jelas dengan adanya beberapa kasus yang terjadi seperti skandal besar pada perusahaan Enron tahun 2002, yang melibatkan Arthur Andersen dan tokoh-tokoh pelaku akuntansi professional Kantor Akuntan Publik (KAP) di Amerika Serikat. Auditor Enron, Arthur Andersen ikut dipersalahkan karena dianggap membantu proses perekayasaan laporan keuangan perusahaan tersebut yang mengakibatkan turunnya rasa percaya masyarakat kepada akuntan. Kasus tersebut mengakibatkan profesi akuntan menjadi pusat perhatian berbagai pihak, karena dianggap mempunyai peran yang besar terhadap kasus kebangkrutan pada suatu perusahaan (Widyaningrum, 2014). Enron menjadi salah satu perusahaan dengan skandal besar yang berhasil dibongkar. Pradanti (2014) mengatakan terbongkarnya kasus skandal tersebut menemukan adanya kecurangan dengan memanipulasi angka-angka pada laporan keuangan yang membuat perusahaan tersebut tidak kehilangan investor meskipun sebenarnya perusahaan sedang mengalami kerugian. Himmah (2013) menyatakan dalam hal praktik manipulasi ini dapat ditegaskan telah timbul sebuah konspirasi

3 tingkat tinggi antara manajemen Enron, para analisis keuangan, para penasihat hukum, serta pihak-pihak lainnya. Berbagai kasus pelanggaran yang telah terjadi mempertegas perlunya kepekaan profesi akuntan terhadap etika. Perilaku etis merupakan perilaku yang sejalan dengan norma, kaidah, sistem dan prinsip yang ditetapkan. Karena itu, bukan hanya keketerampilan dan kepandaian khusus yang diperlukan pada bidang profesi, sikap etispun diperlukan. Teori etika menyajikan suatu kerangka yang dapat menuntun kita terhadap benar atau tidaknya suatu keputusan moral (Himmah, 2013). Mastracchio (2005) menekankan bahwa mahasiswa akuntansi harus perduli terhadap etika mulai dari pendidikan akuntansi sebelum memasuki dunia profesi akuntan. Widyaningrum (2014) mengasumsikan prospek etika sangat penting dalam melakukan suatu tindakan dan kegiatan bisnis, sebab etika bisnis merupakan suatu cara untuk menyesuaikan kepentingan strategis suatu usaha bisnis dengan atau tuntutan kebijakan perusahaan. Sehingga pendidikan etika benar-benar harus diperhatikan dan diterapkan selama bangku perkuliahan karena etika sangat penting dalam suatu profesi, memfokuskan perhatian profesi akuntan terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi sebagai langkah awal untuk meningkatkan persepsi terhadap profesi akuntansi. Aziz (2015) mengatakan dengan harapan mahasiswa mempunyai karakteristik yang menjunjung nilai-nilai etika dan menjadi individu yang beretika sebelum nantinya masuk dunia kerja. Bedford Committee menyatakan bahwa yang

4 menjadi tujuan pendidikan akuntansi yaitu memperkenalkan mahasiswa akuntansi pada standar-standar dan nilai-nilai etik yang ada pada profesi akuntansi. Perilaku meyimpang dalam profesi akuntan bisa diminimalisasi oleh niali-nilai etika. Nilai etika sebaiknya ditanamkan sedini mungkin untuk menciptakan karakter dan moral seseorang. Untuk itu dimulai dari bangku perkuliahan pendidikan etika harus benar-benar diterapkan dan diperhatikan dengan harapan mahasiswa mempunyai karakteristik yang menjunjung nilainilai etika dan menjadi individu yang beretika sebelum memasuki dunia kerja (Aziz, 2015). Disamping lingkungan bisnis, banyak faktor lain yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan suatu pelanggaran terhadap persepsi etisnya, salah satunya adalah faktor uang. Uang adalah suatu faktor yang dapat dikatakan berpengaruh untuk kehidupan dan segala aktivitas yang terjadi berkaitan dengan uang terutama dalam bidang akuntansi. Charismawati (2011) menyatakan bahwa meskipun uang digunakan secara universal, namun arti pentingnya tidak dapat diterima secara universal. Di Amerika, kesuksesan individu diukur melalui seberapa banyak uang serta penghasilan yang mampu didapat Elias (2009) dalam Charismawati (2011). Widyaningrum (2014) mengatakan bahwa uang merupakan suatu motivator untuk sebagian orang, tetapi bagi sebagian orang menganggapnya sebagai sebuah hygiene factor. Widyaningrum (2014) penelitian tersebut menciptakan suatu pengukuran yang dikenal dengan money ethic scale

5 (MES), yang mencakup sikap yang positif dan yang negatif, kekuatan, pencapaian, penghargaan dan pengelolaan uang (Widyaningrum, 2014). Berbagai aspek demografi, seperti : gender, usia, status sosial ekonomi dan pengalaman kerja dianggap ikut mempengaruhi tingkat love of money seorang mahasiswa akuntansi. Widyaningrum (2015) memberikan kesimpulan bahwa usia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap etika, sikap orang yang berusia lebih tua ditemukan lebih etis dari rekan mereka yang berusia lebih muda. Manajer yang usianya jauh lebih tua lebih etis dibandingkan manajer yang usianya muda (melakukan pertukaran hadiah sebagai tindakan spesial/istimewa, membeberkan informasi yang bersifat rahasia, menutupi yang buruk, dan memanipulasi laporan). Widyaningrum (2015) usia mengakibatkan pemikiran etis individu menjadi lebih etis. Usia seseorang dianggap memiliki pengaruh pada pertimbangan etis. Menurut pendapat Comunale et al (2006), seseorang yang berusia lebih muda cenderung kurang fokus terhadap isu etis dibandingkan dengan rekan kerja mereka yang berusia lebih tua. Tang (2000) berpendapat bahwa karyawan perempuan memiliki tingkat kepedulian pada uang lebih rendah jika dibandingkan karyawan laki-laki. Dalam tahap sosialisasi terdapat perbedaan paradigma dalam melakukan pekerjaan, laki-laki dianggap memiliki penekanan lebih pada sisi persaingan. Berbeda dengan laki-laki perempuan dianggap memiliki penekanan lebih pada hubungan sosial (Pradanti, 2014). Pengalaman kerja yang dimiliki seseorang

6 juga dapat berpengaruh terhadap tingkat love of money seseorang (Sipayung, 2015). Tang dan Arocas (2005) telah melakukan penelitan yang menunjukkan bahwasannya mahasiswa yang telah bekerja memiliki tingkat kecintaan pada uang lebih tinggi karena mereka menyadari pentingnya suatu kebutuhan dan cara bagaimana untuk memenuhinya. Status sosial ekonomi merupakan ukuran yang dapat menentukan posisi seseorang berdasarkan dari pekerjaannya, pendapatannya, dan keanggotaannya dalam kehidupan sosial (Sipayung, 2015). Erni (2013) menyatakan bahwa seseorang dengan penghasilan tinggi akan memiliki tingkat konsumsi yang tinggi pula, sedangkan seseorang dengan penghasilan yang rendah lebih cenderung memiliki tingkat konsumsi yang rendah pula. Sipayung (2015) menyatakan love of money mempengaruhi tindakan dan perilaku seorang professional akuntan. Seorang akuntan yang memiliki love of money rendah cenderung mempunyai kepuasan kerja yang rendah pula, sebaliknya seorang akuntan yang memiliki love of money yang tinggi cenderung mempunyai tingkat kepuasan kerja yang kecil serta memiliki perilaku yang tidak etis. Penelitian ini dilakukan karena untuk mengetahui apakah faktor love of money merupakan penyebab dari persepsi etis. Secara keseluruhan penelitian ini merupakan kompilasi dari penelitian Widyaningrum (2014) dan Sipayung (2015) yang membahas analisis tentang perilaku etis dengan mengembangkan dasar love of money. Yang mana

7 dengan menggabungkan variabel independen dari Widyaningrum (2014) yaitu usia dan gender dengan penelitian dari Sipayung (2015) yaitu pengalaman kerja dan status sosial ekonomi. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 tingkat akhir jurusan akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Ahmad Dahlan. Mahasiswa S1 Akuntansi tingkat akhir dipilih sebagai sampel karena mahasiswa tersebut sudah mulai mendekati dunia kerja. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Apakah usia berpengaruh terhadap love of money pada mahasiswa akuntansi? 2. Apakah gender berpengaruh terhadap love of money pada mahasiswa akuntansi? 3. Apakah status sosial ekonomi berpengaruh terhadap love of money pada mahasiswa akuntansi? 4. Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap love of money pada mahasiswa akuntansi? 5. Apakah usia berpengaruh terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi? 6. Apakah gender berpengaruh terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi?

8 7. Apakah love of money berpengaruh terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi? 8. Apakah usia berpengaruh terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi melalui love of money? 9. Apakah gender berpengaruh terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi melalui love of money? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris, apakah : 1. Usia berpengaruh terhadap love of money pada mahasiswa akuntansi. 2. Gender berpengaruh terhadap love of money pada mahasiswa akuntansi. 3. Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap love of money pada mahasiswa akuntansi. 4. Pengalaman keja berpengaruh terhadap love of money pada mahasiswa akuntansi. 5. Usia berpengaruh terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi. 6. Gender berpengaruh terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi. 7. Love of money berpengaruh terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi. 8. Usia berpengaruh terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi melalui love of money.

9 9. Gender berpengaruh terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi melalui love of money. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang akuntansi dan juga menambah kesadaran mahasiswa akan arti penting pemahaman love of money serta etika profesi akuntan. 2. Secara praktis a. Bagi peneliti Penelitian ini merupakan sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan penelitian, yaitu pengaruh usia, gender, status sosial ekonomi dan pengalaman kerja terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi dengan love of money sebagai variabel intervening. b. Bagi Pembaca dan Mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa yang sedang belajar di perguruan tinggi untuk mempersiapkan perilaku etis mereka sebelum masuk dalam dunia kerja.

10 c. Bagi Dunia Pendidikan Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan penelitian etika profesi akuntan serta dapat menjadi referensi dalam penelian selanjutnya.