BAB VI HASIL RANCANGAN. merupakan hasil dari kumpulan alternatif-alternatif yang ada pada bab analisis.

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN PUSAT PENGOLAHAN SUSU SAPI DI PUJON, KABUPATEN MALANG

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Tapak berada di Jalan Truno Joyo, kecamatan Pujon Kabupaten Malang.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB VI HASIL PERANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Batu adala Trade Eco Tourism (TET). Trade Eco Tourism (TET) market merupakan

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAGIAN DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis didapat

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus. Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu:

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi


BAB VI KONSEP RANCANGAN

Transkripsi:

BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Konsep perancangan pusat pengolahan susu sapi yang terletak di Pujon ini merupakan hasil dari kumpulan alternatif-alternatif yang ada pada bab analisis. Alternatif tersebut dipilih dan dipilah berdasarkan kesesuaian dengan tapak, obyek, fungsi obyek sekaligus tema rancangan yaitu ekologi arsitektur. Landasan arsitektur ekologi sendiri mengacu pada skema perancangan yang ada pada bab 3, yaitu sesuai dengan integrasi ayat dalam alquran yang telah disebutkan dalam Qs. Al- A raf ayat 56 yang berbunyi: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.(qs. al-a raf:56). Fungsi utama dari obyek sendiri yaitu bangunan industri dan wisata, sedangkan prinsip ekologi arsitektur diantaranya peduli terhadap manusia, afeksi serta lokalitas kemudian dilebur menjadi konsep. Dari peleburan fungsi dan juga tema tersebut muncul konsep baru bagi perancangan pusat pengolahan susu sapi di Pujon ini yaitu Eco-Tourism and Industrial (wisata dan industri yang berbasis ekologi). Penjelasan konsep Eco-Tourism and Industrial akan dijelaskan pada sub bab di bawah ini. 163

164 6.1.1. Prinsip Eco-Tourism And Industrial Pada Perancangan. Konsep Eco-Tourism and Industrial didapat dari penggabungan dua fungsi yang yang ada pada kawasan pengolahan susu sapi ini dan juga didasari oleh tema arsitektur ekologi sendiri. Di bawah ini merupakan gambar skema penjelasan prinsip Eco-Tourism and Industrial. Gambar 6.1. Konsep perancangan pusat pengolahan susu sapi, di Pujon, Kabupaten Malang. Konsep ini sendiri menitik beratkan pada aspek hemat energi dan hubungan timbal balik antara alam sekitar, manusia dan bangunan itu sendiri dan juga meminimalisir limbah buangan sekecil mungkin. Sehingga konsep ini dikira cocok dengan perancangan pusat pengolahan susu sapi ini yang termasuk

165 dalam kategori bangunan industri dan wisata. Penjabaran prinsip tema Eco- Tourism and Industrial yaitu: Lokalitas, Bangunan terlihat selaras dengan lingkungan sekitar dan tidak menonjolkan diri terhadap lingkungan sekitar Afeksi, Prinsip-prinsip dalam menggunakan bahan bangunan, agar bangunan dapat selaras dan tidak merusak lingkungan sekitar bangunan itu terbangun, Bangunan harus menyesuaikan terhadap iklim yang ada pada lokasi bangunan itu sendiri terbangun. Peduli terhadap manusia, Bangunan harus memberi kenyamanan dan keamanan, dan kesehatan bagi penghuninya. Hemat energi, Meminimalisir pengunaan energi yang tidak dapat diperbaharui, untuk mengurangi efek rumah kaca atau pemanasan global.pengolahan Limbah menjadi bahan baku lain. 6.2. Hasil Rancangan Pada Tapak dan kawasan Dalam perancangan tapak dan kawasan Pusat Pengolahan Susu Sapi di Pujon ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi alami yang ada pada tapak, baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya alamnya. Perancangan tapak pada pusat pengolahan susu sapi di Pujon ini dibagi menjadi beberapa aspek yang mencakup pada perancangan kawasan pengolahan susu sapi ini, baik dalam segi sirkulasi,penataan massa bangunan, zooning sampai sistem parkir. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada sub bab di bawah ini.

166 6.2.1. Zooning dan penataan massa kawasan. Kepedulian terhadap manusia diaplikasikan dengan pembagian zooning kawasan pada pusat pengolahan susu sapi ini sesuai fungsi yang ada yaitu zona privat, zona publik, zona industri sehingga pengguna dapat dengan mudah membedakan tiap-tiap zona pada area pusat pengolahan susu sapi ini. Zona industri: Pabrik pengolahan Bangunan penerimaan susu Kandang sapi Bangunan pengolahan limbah Zona publik: Bangunan pengelola Resto and cafe Souvenir market Musholla Ladang penggembalaan Zona privat: Pengelola cottage Cottage single Cottage family Taman Gambar 6.2. Tampak barat kawasan pada perancangan pusat pengolahan susu sapi, di Pujon, Kabupaten Malang. Pembagian zona-zona tersebut dibedakan oleh ketinggian kontur yang ada pada tapak, sehingga kontur yang ada pada tapak sendiri berfungsi secara alami dan juga dapat meminimalisir proses cut and fill yang dapat mengganggu ekosistem tapak sendiri. Hal tersebut merupakan pengaplikasian nilai afeksi atau kepedulian terhadap alam.

industry public private 167 Cottage family Ladang penggembalaan Cottage single Bg. Pengelola cottage Ladang penggembalaan musholla taman Resto and cafe Bg. pengelola Souvenir market Bg. Pengolahan limbah Kandang sapi Bg. Penerimaan susu Pabrik pengolahan susu Gambar 6.3. Layout plan pada perancangan pusat pengolahan susu sapi, di Pujon, Kabupaten Malang. Nilai-nilai lokalitas sendiri dimunculkan dengan penataan massa Garis kontur yang ada pada tapak difungsikan sebagai dasar bentukan tatanan massa, sehingga lebih menguatkan aspek lokalitas yang ada pada tapak. Garis kontur pada tapak sendiri yang cukup fleksibel dan tidak kaku merupakan potensi alami yang cukup baik karena dapat dieksplorasi ke dalam bentukan yang luwes dan menarik yang sesuai dengan salah satu fungsi kawasan ini sendiri yaitu area wisata yang dapat menarik perhatian pengunjung. Zona privat Zona privat sendiri terbagi menjadi beberapa bangunan, diantaranya bangunan pengelola cottage, cottage single dan juga cottage family. Ladang penggembalaan sapi di area cottage ini sendiri merupakan area penunjang sekaligus sebagai aspek pembeda dari cottage-cottage lain. Pengaplikasian

168 aspek-aspek konsep pada zona privat ini akan dijelaskan pada gambar dibawah ini. Kepedulian terhadap manusia pada zona privat ini terlihat dengan penataan pola bangunan yang dibuat melingkar - tertutup sisi-sisinya. Pola melingkar sendiri melambangkan keprivasian, keamanan pada pengguna yang ada pada bangunan pengelola dan cottage-cottage ini menjadi lebih nyaman dan tentram dari gangguan zona lain. Pola kontur yang ada pada tapak sendiri difungsikan sebagai batas antar cottage, hal ini merupakan aspek peduli terhadap alam yang diaplikasikan pada area privat sendiri. Zona publik Bangunan pengelola, musholla, resto and cafe dan souvenir market merupakan bangunan-bangunan yang termasuk zona publik. Zona publik sendiri bersifat sebagai area transisi antara zona privat dan juga zona industri. Ladang penggembalaan di zona publik sendiri terdapat tempat yang difungsikan sebagai area interaksi pengunjung dengan sapi, dari tempat tersebut pengunjung dapat memberi makan, dan juga bersentuhan dengan sapi yang sedang digembalakan. Zona industri Bangunan-bangunan yang masuk ke dalam kategori zona industri yaitu pabrik pengolahan, bangunan penampungan susu, kandang sapi dan juga bangunan pengolahan limbah.

169 Penataan massa pada pusat pengolahan susu sapi di Pujon ini sendiri mengikuti pembagian zona dan fungsi pada tiap bangunan, yang kemudian di tata mengikuti bentukan kontur yang ada pada tapak. Sirkulasi, aksessibilitas dan sistem parkir kawasan. Sirkulasi kawasan pada pusat pengolahan susu sapi ini sendiri dibagi menjadi dua pencapaian, yaitu main entrance yang dapat dicapai melalui pedistrian sebagai sirkulasi pejalan kaki dan juga perkerasan berupa aspal dijalur sirkulasi untuk kendaraan yang mengarah ke area parkir. Keterangan: : Sirkulasi Kendaraan : Sirkulasi Pejalan Kaki : Akses Pengunjung : Akses Pengelola Gambar 6.4. Aksessibilitas, sirkulasi dan parkir pada perancangan pusat pengolahan susu sapi, di Pujon, Kabupaten Malang.

170 Pencapaian ke tapak dibagi menjadi dua jalur, jalur pertama untuk pengunjung, dn jalur kedua untuk pengelola. Pembagian aksessibilitas sendiri merupakan pengaplikasian aspek peduli terhadap manusia dengan tujuan untuk mempermudah pengunjung membedakan fungsi bangunan. 6.3. Hasil rancangan pada Bangunan Perancangan pusat pengolahan susu sapi ini sendiri terdapat sembilan bangunan, terdiri dari tiga bangunan inti yang mewakili tiap zonanya. Bangunan pabrik pengolahan merupakan bangunan inti di zona industri yang terdapat pada kawasan pengolahan susu sapi di Pujon ini. Zona publik sendiri mempunyai bangunan pengolahan sebagai wakil dari bangunan inti dengan didukung resto and cafe, souvenir market dan juga terdapat musholla sebagai bangunan penunjang. Bangunan pengelola cottage merupakan bangunan inti yang ada pada zona privat, ditunjang oleh tiga cottage single dan lima cottage family. 6.3.1. Pabrik pengolahan Pabrik pengolahan sendiri terdiri dari dua ruang inti, yaitu ruang produksi dan ruang penyimpanan. Ruang produksi di bagi menjadi lima ruang, yaitu ruang pasteurisasi, ruang pembuatan yoghurt, ruang fermentasi, ruang pembuatan dodol, ruang pembuatan keju. Ruang staff, kantin staff dan kamar mandi staff merupakan ruang penunjang yang ada pada bangunan pengolahan susu sapi ini. Berikut ini merupakan denah bangunan pabrik pengolahan susu sapi. Sirkulasi pada bangunan Sirkulasi pada bangunan pabrik pengolahan susu sendiri dibuat dua jalur, yaitu jalur pengunjung dan jalur pekerja. Hal ini dimaksudkan untuk

171 kemudahan bagi kedua pengguna sendiri yang mempunyai aktivitas berbeda yang mencakup aspek peduli terhadap manusia. Zona produksi ringan Zona transisi Zona produksi berat OUT IN OUT IN IN OUT Keterangan: : Sirkulasi pengelola : Sirkulasi pengunjung Gambar 6.5. Denah Pabrik Pengolahan susu Pembagian ruang pada bangunan Pengaplikasian konsep eco-tourism and industrial pada ruang-ruang pabrik pengolahan susu akan dijelaskan pada gambar di bawah ini:

172 Gambar 6.6. Denah Pabrik Pengolahan susu Pembagian antara zona pengunjung dan zona produksi merupakan aspek peduli terhadap manusia Peduli terhadap manusia Perletakkan ruang pasteurisasi dan youghurt di split terendah merupakan pengaplikasian lokalitas. lokalitas Sebagai perwujudan peduli terhadap alam, bangunan dibuat split mengikuti kontur yang ada pada tapak, Afeksi (peduli terhadap alam) Hemat energi diaplikasikan pada perletakkan km umum yang diletakkan di tengah bangunan. Supaya penjangkauannya mudah Hemat energi Gambar 6.7. Penerapan konsep pada Pabrik Pengolahan susu

173 Tampilan bangunan Tampilan bangunan pada pabrik pengolahan sendiri didesain lebih mengacu pada kesesuaian fungsi bangunan, yaitu pabrik yang mempunyai karakteristik formal dan juga terstruktur. Gambar 6.8. Tampak depan pabrik pengolahan susu Modifikasi perletakan batu alam sendiri dipisahkan oleh kolomkolom struktural yang dibuat menonjol sebagai perwujudan aspek lokalitas bangunan pabrik. Lokalitas (kesederhanaan) Pengaplikasian aspek afeksi sendiri terlihat pada kombinasi material batu alam dan cat tembok yang mewakili corak fasad pada bangunan pabrik pengolahan susu sapi ini. Batu alam Afeksi (peduli terhadap alam) Gambar 6.9. Penerapan konsep pada pabrik pengolahan susu

174 Gambar 6.10. Tampak belakang pabrik pengolahan susu Meminimalisir panas matahari pada koridor bangunan pabrik pengolhanan dengan memberikan kisi-kisi kombinasi tanaman rambat sebagai pengaplikasian peduli manusia. Peduli terhadap manusia Penggunaan kaca tempered pada atap bangunan supaya cahaya matahari dapat masuk ke area yang diinginkan, merupakan pengaplikasian aspek hemat energi. Hemat energi Gambar 6.11. Penerapan konsep pada pabrik pengolahan susu

175 6.3.2. Bangunan Penampung Susu Bangunan ini sendiri berfungsi sebagai penerima susu sapi dari masyarakat sekitar yang sebelumnya telah dikumpulan di koperasi-koperasi desa yang ada di Pujon. Bangunan ini sendri terdiri dari dua ruang utama, yaitu gudang penerimaan susu, dan laboratorium. Ruang resepsionis dan ruang staff merupakan ruang penunjang yang ada pada bangunan ini. Berikut ini merupakan sirkulasi yang ada pada bangunan penerimaan susu sapi. Sirkulasi pada bangunan Sirkulasi pada bangunan penerimaan susu sendiri dibuat dua jalur, yaitu jalur utama dan jalur service, jalur service sendiri mengarah langsung ke pabrik pengolahan susu. Hal ini dimaksudkan untuk kemudahan bagi pengangkutan susu ke pabrik pengolahan. OUT IN IN OUT Keterangan: : Sirkulasi pengelola : Sirkulasi pengunjung Gambar 6.12. Denah penerimaan susu

176 Gambar 6.13. Denah Penampungan susu Terdapat dua pintu pada ruang penerimaan susu, difungsikan untuk kemudahan pengangkutan susu oleh pegawai. Peduli terhadap manusia IN Ruang penerimaan susu diletaakan didekat jalan dan parkir servis, supaya pengangkutan susu lebih mudah lokalitas Sebagai perwujudan peduli terhadap alam, bangunan dibuat split mengikuti kontur yang ada pada tapak, Afeksi (peduli terhadap alam) Memeberikan dua jalur, yaitu jalur dari sisi utara bangunan dan jalur menuju ke bangunan pabrik, supaya lebih efisien. Hemat energi Gambar 6.14. Pengaplikasian konsep pada bangunan penerimaan susu

177 Tampilan bangunan Tampilan bangunan pada penerimaan susu sendiri didesain juga lebih mengacu pada karakteristik formal dan juga kokoh. Pengaplikasian konsep eco-tourism and industrial dijelaskan pada gambar dibawah ini. Gambar 6.15. Tampak depan bangunan penerimaan susu Pengaplikasian aspek afeksi sendiri terlihat pada kombinasi material batu alam dan cat tembok yang mewakili corak fasad pada bangunan penerimaan susu sapi ini. Afeksi (peduli terhadap alam) Perwujudan aspek lokalitas dimunculkan pada penggunaan atap panggang P dengan modifikasi ketinggian sebagai sirkulasi cahaya pada selasar dalam bangunan. Lokalitas Gambar 6.16. Penerapan Konsep pada bangunan penerimaan susu

178 Gambar 6.17. Tampak samping bangunan penerimaan susu Pemberian bukaan pada sisi timur bangunan, sehingga cahaya matahari dapat masuk ke ruang-ruang yang diinginkan merupakan pengaplikasian peduli terhadap manusia. Peduli terhadap manusia Meminimalissir cahaya yang masuk dengan kolom-kolom estetika yang diletakan dengan pada dekat jendela, sehingga ruangan tidak terlalu panas. Hemat energi Gambar 6.18. Penerapan Konsep pada bangunan penerimaan susu

179 6.3.3. Bangunan Kandang Sapi Bangunan kandang sapi ini berkapasitas 32 ekor sapi, yang dibagi menjadi 2 bangunan. Bangunan yang lain merupakan gudang pakan dan peralatan. Pada bangunan ini terdapat selasar yang berfungsi sebagai area untuk berinteraksi dengan hewan mamalia ini. Berikut ini merupakan denah dari bangunan kandang sapi. IN OUT Keterangan: : Sirkulasi pengelola : Sirkulasi pengunjung Gambar 6.19. Denah Kandang sapi Pembagian ruang pada bangunan Pengaplikasian konsep eco-tourism and industrial pada ruang-ruang kandang sapi akan dijelaskan pada gambar di bawah ini:

180 Pembedaan selasar antara pengunjung dan pengelola supaya aktivitas masing-masing pengguna tidak terganggu Peduli terhadap manusia Bangunan dibuat semi terbuka pada kandang sapi, supaya angin dapat keluar masuk dan bangunan tidak lembab. lokalitas Sebagai perwujudan peduli terhadap alam, bangunan dibuat split mengikuti kontur yang ada pada tapak, Afeksi (peduli terhadap alam) Selasar ditengah bangunan menggunakan penutup kaca tempered, sebagai perwujudan hemat energi. Hemat energi Gambar 6.20. Denah dan penerapan konsep pada kandang sapi

181 Tampilan bangunan Tampilan bangunan pada kandang sapi sendiri didesain lebih mengacu pada kesesuaian fungsi bangunan itu sendiri, yaitu kandang sapi yang bersifat semi terbuka. Gambar 6.21. Tampak depan kandang sapi pemanfaatan kolom estetika sebagai kisi-kisi yag juga terdpaat tanaman rambat sebagai pelestarian ekosistem dan menambah nilai estetika fasad. Afeksi (peduli terhadap alam) Fasad bangunan dibuat bertingkat dengan mengikuti pola ketinggian kontur, seperti tatanan massa rumah-rumah sekitar penduduk kawasan pengolahan susu ini. Lokalitas Gambar 6.22. Penerapan Konsep pada kandang sapi

182 Gambar 6.23. Tampak samping kandang sapi Pemberian bukaan pada sisi timur bangunan, sehingga cahaya matahari dapat masuk ke ruang-ruang yang diinginkan merupakan pengaplikasian peduli terhadap manusia Peduli terhadap manusia Penggunaan kaca tempered pada area selasar didalam bangunan. Selain berfungsi sebagai pencahayaan, ruang yang ada didalam menjadi tidak lembab. Hemat energi Gambar 6.24. Penerapan Konsep pada kandang sapi

183 6.3.4. Resto and Cafe Resto and cafe pada perancangan pusat pengolahan susu di Pujon ini sendiri mempunyai fungsi utama sebagai tempat makan, disamping itu resto and cafe ini merupakan bangunan penghubung antara zona industri dan juga zona publik. IN IN OUT OUT Keterangan: : Sirkulasi pengelola : Sirkulasi pengunjung Gambar 6.25. Denah Resto and Cafe Lt. 1

184 Keterangan: : Sirkulasi pengelola : Sirkulasi pengunjung Gambar 6.26. Denah Resto and Cafe Lt. 2 Keterangan: : Sirkulasi pengelola : Sirkulasi pengunjung Gambar 6.27. Denah sirkulasi pada Resto and Cafe Lt. 3

185 Gambar 6.28. Denah Resto and Cafe Lt. 1 Perletakan dapur dan juga kamar mandi dijauhkan dari tempat makan, sehingga tidak mengganggu pengguna Peduli terhadap manusia Perletakkan area makan sendiri diletakkan di area paling bagus viewnya, yaitu di sisi utara bangunan lokalitas Sebagai perwujudan peduli terhadap alam, bangunan dibuat split mengikuti kontur yang ada pada tapak, Afeksi (peduli terhadap alam) Perletakkan dapur di area yang dekat dengan aksessibilitas dari luar. Hemat energi Gambar 6.29. Penerapan konsep pada bangunan resto and cafe

186 Tampilan bangunan Tampilan bangunan resto and cafe sendiri didesain lebih mengacu pada kesesuaian fungsi bangunan itu sendiri yaitu terbuka dan menarik. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada gambar di bawah ini. Gambar 6.30. Tampak depan bangunan resto and cafe Penggunaan material yang tidak menimbulkan banyak pencemaran lingkungan merupakan pengplikasian prinsip afeksi, misalkan penggunaan tanaman rambat sebagai kisi-kisi Afeksi (peduli terhadap alam) Permainan list pada tembok sendiri sebagai perwujudan aspek lokalitas dari bangunan setempat kawasan pengolahan susu ini. Lokalitas Gambar 6.31. Penerapan Konsep pada bangunan resto and cafe

187 Gambar 6.32. Tampak samping bangunan resto and cafe Penggunaan material batu alam pada sisi barat bangunan untuk mereduksi panas matahari sampai ke dalam bangunan, sehingga pengguna menjadi nyaman. Peduli terhadap manusia Penggunaan kaca tempered pada area ruang makan tengah bangunan resto and cafe merupakan pengaplikasian aspek hemat energi. Hemat energi 6.3.5. Bangunan Pengelola Gambar 6.33. Penerapan Konsep pada bangunan resto and cafe Bangunan ini merupakan bangunan penyambut datangnya pengunjung, dibuat semenarik mungkin sehinga pengunjung antusias untuk datang ke kawasan pengolahan susu sapi ini.

188 IN OUT IN OUT Keterangan: : Sirkulasi pengelola : Sirkulasi pengunjung Gambar 6.34. Denah Pengelola lantai 1 dan 2

189 Gambar 6.35. Denah Pengelola lantai 1 dan 2 Pembagian antara zona pengunjung dan pengelola untuk kemudahan dan kenyamanan pengguna Peduli terhadap manusia Bagian lobby bangunan dibuat lebih besar dari area belakng, sebgai lambang penyambutan bagi pengunjung lokalitas Sebagai perwujudan peduli terhadap alam, bangunan dibuat split mengikuti kontur yang ada pada tapak, Afeksi (peduli terhadap alam) Memfungsikan kolom-kolom struktural yang ada pada selasar menuju ke bangunan pengelola sebagai penutup. Hemat energi Gambar 6.36. penerapan konsep pada ruang bangunan pengelola

190 Tampilan bangunan Tampilan bangunan pengelola sendiri didesain lebih menarik, karena merupakan bangunan penyambut pengunjung dari arah parkir dan pintu masuk utama. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada gambar di bawah ini. Gambar 6.37. Tampak depan bangunan pengelola Kombinasi material batu alam dan juga tanaman rambat membuat suasana fasad yang sejuk dan juga ramah terhadap lingkungan Afeksi (peduli terhadap alam) Penggunaan material kaca pada fasad bangunan ditujukan untuk membrikan kesan menarik dari bangunan lain, karena bangunan ini meruakan bangunan penyambut. Lokalitas Gambar 6.38. Penerapan Konsep pada bangunan pengelola

191 Gambar 6.39. Tampak samping bangunan pengelola Roof garden yang diletakan di sebelah timur bangunan difungsikan sebagai gardu pandang ke area ladang penggembalaan Peduli terhadap manusia material batu alam di sisi barat tapak difungsikan sebagai pereduksi panas matahari ke dalam bangunan. Hemat energi Gambar 6.40. Penerapan Konsep pada bangunan pengelola 6.3.6. Bangunan pengelola cottage Bangunan ini merupakan bangunan penghubung anatara bengunan pengelola dengan cottage yang ada pada kawasan pusat pengolahan susu sapi ini. Bangunan pengelola cottage sendiri mempunyai ruang ruang diantaranya: resepsionis, kamar, mini resto, dan juga dapur. Berikut ini merupakan denah pengelola cottage.

192 IN OUT IN OUT IN OUT Keterangan: : Sirkulasi pengelola : Sirkulasi pengunjung Gambar 6.41. Denah Pengelola Cottage lantai 1

193 Keterangan: : Sirkulasi pengelola : Sirkulasi pengunjung Gambar 6.42. Denah Pengelola Cottage lantai 2 dan 3

194 Memberikan mini resto pada bangunan ini agar pengunjung tidak terlalu jauh menjangkau ke resto utama. Peduli terhadap manusia Perletakan zona privat dan servis sendiri dipisah oleh koridor yang ada pada bangunan ini lokalitas Sebagai perwujudan peduli terhadap alam, bangunan dibuat split mengikuti kontur yang ada pada tapak, Afeksi (peduli terhadap alam) Hemat energi diaplikasikan pada perletakkan km umum yang diletakkan di tengah bangunan. Supaya penjangkauannya mudah Hemat energi Gambar 6.43. Penerapan Konsep pada bangunan pengelola cottage

195 Tampilan bangunan Tampilan bangunan pengelola cottage sendiri didesain mengikuti pola bangunan pangelola, karena letaknya yang berdampingan dan juga kesesuaian terhadap lokalitasnya. Gambar 6.44. Tampak depan bangunan pengelola cottage Pengaplikasian aspek afeksi sendiri terlihat pada kombinasi material batu alam dan cat tembok yang mewakili corak fasad pada bangunan pemgelola cottage ini. Afeksi (peduli terhadap alam) Modifikasi perletakan batu alam sendiri dipisahkan oleh kolomkolom struktural yang dibuat menonjol sebagai perwujudan aspek lokalitas bangunan pabrik. Lokalitas Gambar 6.45. Penerapan Konsep pada bangunan pengelola cottage

196 Gambar 6.46. Tampak samping bangunan pengelola cottage Pemberian bukaan pada sisi barat bangunan, sehingga cahaya matahari dapat masuk ke ruang-ruang yang diinginkan merupakan pengaplikasian peduli terhadap manusia Peduli terhadap manusia Penggunaan kaca tempered pada area selasar didalam bangunan, merupakan pengaplikasian aspek hemat energi. Hemat energi Gambar 6.47. Penerapan Konsep pada bangunan pengelola cottage

197 6.3.7. Musholla Musholla terdiri dari beberapa ruang diantaranya ruang sholat, ruang wudhu dan kamar mandi serta serambi. Berikut ini merupakan denah musholla. IN OUT Keterangan: : Sirkulasi laki-laki : Sirkulasi perempuan Gambar 6.49. Denah Musholla

198 Tampilan bangunan Tampilan bangunan musholla melambangkan aspek hubungan manusia dengan tuhan, dengan peninggian bagian pusat, yaitu ruang sholat, sebagai perwujudan lokalitas bangunan musholla. Gambar 6.50. Tampak depan musholla Pengaplikasian aspek afeksi sendiri terlihat pada kombinasi material batu alam dan cat tembok yang mewakili corak fasad pada bangunan musholla ini. Afeksi (peduli terhadap alam) Modifikasi perletakan batu alam sendiri dipisahkan oleh kolomkolom struktural yang dibuat menonjol sebagai perwujudan aspek lokalitas bangunan musholla. Lokalitas Gambar 6.51. Penerapan Konsep pada musholla

199 Gambar 6.52. Tampak samping musholla Pemberian bukaan pada sisi barat musholla, sehingga cahaya matahari dapat masuk ke ruang-ruang yang diinginkan merupakan pengaplikasian peduli terhadap manusia Peduli terhadap manusia Penggunaan atap kaca tempered pada area sholat, merupakan pengaplikasian aspek hemat energi. Hemat energi Gambar 6.53. Penerapan Konsep pada musholla

200 6.3.8. Souvenir Market Semua produk olahan yang ada di bangunan ini, dijual di souvenir market, sehingga bisa menambah daya tarik pengunjung. Pengunjung sendiri tidak harus menikmati seluruh fasilias yang ada pada pusat pengolahan susu sapi ini, akan tetapi mereka bisa hanya membeli produk di souvenir market saja. Berikut ini merupakan denah bangunan souvenir market OUT IN OUT IN Keterangan: : Sirkulasi pengelola : Sirkulasi pengunjung Gambar 6.54. Denah Souvenir Market

201 Tampilan bangunan Tampilan bangunan souvenir market sendiri didesain mencolok supaya pengunjung mudah melihat bangunan ini. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan pada gambar di bawah ini. Gambar 6.56. Tampak depan bangunan souvenir market Pengaplikasian aspek afeksi sendiri terlihat pada kombinasi material batu alam dan cat tembok yang mewakili corak fasad pada bangunan penerimaan susu sapi ini. Afeksi (peduli terhadap alam) Modifikasi perletakan batu alam sendiri dipisahkan oleh kolomkolom struktural yang dibuat menonjol sebagai perwujudan aspek lokalitas bangunan pabrik. Lokalitas Gambar 6.57. Penerapan Konsep pada bangunan souvenir market

202 Gambar 6.58. Tampak samping bangunan souvenir market Pemberian bukaan pada sisi timur bangunan, sehingga cahaya matahari dapat masuk ke ruang-ruang yang diinginkan merupakan pengaplikasian peduli terhadap manusia. Peduli terhadap manusia Penggunaan kaca tempered pada area selasar di dalam bangunan, merupakan pengaplikasian aspek hemat energi. Hemat energi Gambar 6.59. Penerapan Konsep pada bangunan souvenir market

203 6.3.9. Bangunan cottage Pada kawasan pusat pengolahan susu sapi ini sendiri mempunyai dua jenis cottage, yaitu cottage single dan cottage family. Cottage family mempuyai beberapa ruang diantaranya, satu kamar utama, dua kamar tidur anak, kamar mandi, ruang keluarga, pantry, ruang makan. Sedangakan cottage single hanya mempunyai satu kamar, kamar mandi, tempat makan, dan juga ruang santai. Berikut ini merupakan denah cottage. IN OUT Keterangan: : Sirkulasi pengunjung Gambar 6.60. Denah Cottage single

204 IN OUT Keterangan: : Sirkulasi pengunjung Gambar 6.61. Denah Cottage family lt. 1 dan 2

205 Tampilan bangunan kombinasi batu alam dan juga tanaman rambat mewakili bentukan fasad bangunan, hal ini ditujukan sebagai penghalang panas dan menjaga privasi bangunan sendiri. Di bawah ini merupakan penjelasan tampilan bangunan. Gambar 6.62. Tampak depan bangunan cottage single Pemebrian vegetasi di area depan cottage difungsikan sebagai pelestarian ekosistem tanaman sekitar dan juga sebagai penambah nilai estetika. Afeksi (peduli terhadap alam) Kombinasi atap panggang p dan juga kaca pada bangunan cottae sendir menguatkan konsep lokalitas bangunan sekitar. Lokalitas Gambar 6.63. Penerapan Konsep pada bangunan cottage single

206 Gambar 6.64. Tampak samping bangunan cottage family Kisi-kisi berupa tanaman rambat yang diletakkan disamping jendela difungsikan menjaga privasi antar cottage. Peduli terhadap manusia Meminimalisir panas matahari yang masuk ke dalam bangunan dengan pemilihan material batu alam di sisi barat bangunan. Hemat energi Gambar 6.65. Penerapan Konsep pada bangunan cottage family

207 6.4. Hasil rancangan pada struktur. Pemilihan struktur yang digunakan pada Pusat Pengolahan Susu Sapi di Pujon berdasarkan pertimbangan keadaan lingkungan sekitar dan desain bangunan. Dengan lokasi tapak yang berada di tanah persawahan dan juga berkontur, maka pondasi yang digunakan adalah perpaduan antara pondasi batu kali, pondasi sepatu (footplat). Selain itu penggunaan sistem pracetak merupakan salah satu cara tepat dalam mencapai efisiensi dalam pembangunan. Sitem pracetak sendiri dapat meminimalisir limbah dalam proses pembangunan secara besar dan juga dapat mempercepat pengerjaan. Gambar 6.66. struktur beton pracetak pada pabrik pegolahan susu

208 Penggunaan atap yang lebar sebagai tempat makan di bangunan resto and cafe Peduli terhadap manusia Penggunaan struktur atap rangka baja sendiri memberikan celah lebih banyak bagi sirkulasi cahaya yang masuk pada ruang makan. Hemat energi Gambar 6.67. Pengaplikasian konsep Struktur pada Resto and cafe

209 Pondasi bangunan menyesuaikan perrletakan ketinggian bangunan itu sendiri Peduli terhadap alam Penggunan atap panggang P sebagai atap uatama bangunan kemudian dimodifikasi dengan atap kaca tempered yang diletakkan di ruang yang membutuhkan cahaya berlebih lokalitas Gambar 6.68. Denah Pondasi Kandang

210 6.5. Hasil rancangan pada Utilitas. 6.5.1. Air bersih dan kotor Konsep penyediaan air bersih pada kawasan pusat pengolahahn susu sapi ini sendiri bersumber dari air bor. Air bor sendiri dibagi menjadi dua zona yaitu zona industri dan juga zona wisata. Gambar 6.69. Utilitas air bersih dan kotor kawasan

211 6.5.2. Energi listrik ke bangunan Penyaluran energi listrik ke bangunan melewati gardu kemudian ke genset. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada gambar di bawah ini. Gambar 6.70. Utilitas energi listrik ke bangunan

212 6.5.3. Mekanikal elektrikal Semua energi listrik berasal dari ME yng di distribusikan keseluruh bangunan sehingga semua bangunan mendapat pasokan listrik. dengan adanya ME yang terpusat mempermudah penyuplaian dari PLN dan energi alternatif seperti Genset. Gambar 6.71. Utilitas Mekanikal Elekrikal kawasan

213 6.5.4. Penanganan kebakaran Sistem penanganan kebakaran pada kawasan pengolahan susu sapi ini adalah fire alarm protection, pencegahan, dan juga usaha evakuasi yang diletakkan pada titik kumpul yang akan dijelaskan pada gambar di bawah ini. Gambar 6.72. Utilitas Penanganan kebakaran

214 6.5.5. Utilitas sampah sistem pembuangan sampah menggunakan tong sampah yang kemudian akan diambil oleh gerobak-gerobak dan dilakukan saat sebelum dibuka dan setelah objek wisata tutup sehingga tidak menganggu pengunjung maupun pengelola. Gambar 6.73. Utilitas Sampah kawasan