MODEL KEPEMIMPINAN DAN PROFIL PEMIMPIN AGRIBISNIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ERD GANGAN INTERNA INTERN SIONA SION L

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

SEGMENTASI, TARGETING, POSITIONING DAN BRANDING GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan internasional. Dalam situasi globalisasi ekonomi, tidak ada satupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

di kawasan Asia Pasifik melalui Asia Pacific Economic

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Kondisi tersebut berhadapan pula dengan sistem pasar global dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai

AGRIBISNIS BERBASIS PETERNAKAN MENGHADAPI ERA PERDAGANGAN BEBAS

ANALISIS KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN RESPON TERHADAP ISU AKTUAL I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB),

PERLINDUNGAN INDUSTRI DALAM NEGERI MELALUI TINDAKAN SAFEGUARD WORLD TRADE ORGANIZATION

Hubungan Kreativitas dan Inovasi dalam Kewirausahaan dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tidak sekedar di tunjukan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi. perekonomian kearah yang lebih baik. (Mudrajad,2006:45)

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

I. PENDAHULUAN. khususnya yang dihasilkan dari industri agro perlu dianalisis, dipahami

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang bersifat bebas (GATT, WTO, AFTA, dan APEC).

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan resiprokal antara dua mitra dagang atau lebih. RTA mencakup

Dari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia. dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan aspek yang sangat penting dalam. perekonomian setiap Negara di dunia. Tanpa adanya perdagangan

I. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang

MANAJEMEN AGRIBISNIS

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Dalam periode September Oktober 2009 terbukti telah terjadi

1. Pengertian dan Latar Belakang Globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan melakukan kerjasama dengan negara-negara lain, walaupun. akan sangat menarik dijalankan (Ulfah, 2013: 2).

MULTILATERAL TRADE (WTO), FREE TRADE AREA DI TINGKAT REGIONAL (AFTA) ATAU FREE TRADE AGREEMENT BILATERAL

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

SISTEM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

PEMASARAN INTERNASIONAL

INTERNASIONALISASI : TEORI DAN PERKEMBANGAN. PEMASARAN INTERNASIONAL MINGGU KEDUA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. FAKULTAS EKONOMI UNIV.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL.

PROPINSI SUMATERA UTARA DALAM MENYAMBUT KERJASAMA REGIONAL ASEAN LIC.RER.REG.SIROJUZILAM, SE.

14Pengembangan Agribisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun industri lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena adanya perkembangan pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan sehingga secara

BAB I PENDAHULUAN. perbankan ini meningkatkan lembaga bank itu sendiri serta peraturanperaturan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga perdagangan antar negara menjadi berkembang pesat dan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh keuntungan dari mengekspor dan mengimpor.

10Pilihan Stategi Industrialisasi

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kerjasama perdagangan Indonesia dengan Thailand. AFTA, dimana Indonesia dengan Thailand telah menerapkan skema

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara yang unggul dengan kelimpahan sumber daya alam, Indonesia seharusnya tidak mengalami keterpurukan ekonomi seperti

PENDAHULUAN. Indonesia telah menyelesaikan Pembangunan Jangka Panjang I selama lirna Pelita

BAB I PENDAHULUAN. membuat perubahan dalam segala hal, khususnya dalam hal perdagangan. Era

I.1. Latar Belakang strategi Permasalahan Dari sisi pertanian

ANALISIS PELUANG DI PASAR GLOBAL. Pokok Bahasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade belakangan ini, perdagangan internasional telah

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan internasional. Perdagangan internasional merupakan faktor yang sangat

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB I P E N D A H U L U A N. tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi

ii Ekonomi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini

BAB I PENDAHULUAN. ruang lingkup kegiatan ekonominya. Globalisasi menuntut akan adanya

BAB I PENDAHULUAN. perubahan arah kebijakan pendidikan, khususnya pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

PERLU TIDAKNYA SERTIFIKASI PROFESI KEINFORMATIKAAN DI INDONESIA

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

I. PENDAHULUAN. bagaimana keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, sementara itu

SILABUS. : Perdagangan Pertanian Nomor Kode/SKS : ESL 314 / 3(3-0)2

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis

POLA STRATEGI DAN KEBIJAKAN DALAM MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF AGRIBISNIS JAWA TIMUR

BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga

Pokok Bahasan : Tenaga Kerja Asing. Oleh : Dr. Agusmidah, SH.,M.Hum. 1. Latar belakang dan filosofi penggunaan TKA di Indonesia

L PENDAHULUAN upaya mengembangkan surnberdaya manusia. Keadaan mendatang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis yang berkembang sangat pesat. perhatian dunia usaha terhadap kegiatan bisnis

ARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. *

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada. masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang

Konsep, Sistem, dan Mata Rantai Agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu yang panjang. Dengan adanya metode seleksi dan. kompetitif untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.

ANALISIS STRUKTUR PUSAT-PUSAT PELAYANAN DAN ALIRAN TATANIAGA KOMODITAS-KOMODITAS UNGGULAN DI KAWASAN AGROPOLITAN CIWIDEY. Oleh: RAHMI FAJARINI

Membangun Pertanian dalam Perspektif Agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri garmen semakin mengglobal. Perkembangan ini dimulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional

Barat yang Integratif Melalui Pegembangan Agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

I. PENDAHULUAN. Agribisnis mencakup ruang lingkup yang sangat luas, meliputi. pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan maupun perkebunan.

Transkripsi:

MODEL KEPEMIMPINAN DAN PROFIL PEMIMPIN AGRIBISNIS D I M A S A D E P A N Oleh: Ir. Arief Daryanto, DipAgEc, MEc '1 Ir. Heny K.S. Daryanto, DipAgEc, DipMgt, MEc 2, 1. PENDAHULUAN Indonesia tidak akan dapat lagi mengelak dari proses liberalisasi ekonomi global, setelah disepakatinya GATT (General Agreement on Trade and Tarijfi dan pembentukan WTO ( World Trade Organisation). Disamping itu, terdapat juga kecenderungan yang tinggi untuk membentuk forum kerjasama regional (regional arrangements) dalam liberalisasi ekonomi seperti misalnya European Union, APEC, NAFTA, AFTA dan SAARC. Upaya liberalisasi perdagangan dan investasi di tataran global dan regional tersebut, baik dengan mengurangi dan menghilangkan hambatan-hambatan tarif dan non-tarif maupun dengan prinsip-prinsip investasi yang menarik dimaksudkan agar arus barang, jasa dan modal meningkat dengan pesat. Pembukaaan hambatanhambatan perdagangan dan investasi dapat berupa Free Trade Area, Common Market, Custom Union, Free Trude in the Area dan lain-lain. Bagi Indonesia, liberalisasi ekonomi merupakan sebuah keharusan yang akan mendorong Indonesia untuk lebih meningkatkan kemampuan profesional SDM-nya di semua sektor pembangunan, termasuk sektor agribisnis. Hal ini penting dilakukan mengingat situasi persaingan dalam era liberalisasi sangat tinggi, kompetisi merebut pasar juga sangat tinggi akibat tidak adanya proteksi, dan membanjirnya produkproduk luar dalam pasar domestik. Globalisasi mengandung arti bahwa perusahaanperusahaan agribisnis di lndonesia dituntut untuk menumbuhkan keunggulan daya saing global bagi produk-produk yang dihasilkan baik untuk pasar tradisional domestik dan pasar internasional. Dalam era globalisasi sangatlah penting bagi perusahaanperusahaan agribisnis Indonesia untuk menjadi perusahaan dengan kelas dunia (world-class agribusiness firms) agar bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan agribisnis di negara-negara lainnya. Meskipun perusahaan-perusahaan agribisnis hanya berfokus pada wilayah geografis tunggal (domestik), karena kompetisi yang bersifat global yang memungkinkan pesaing dari mancanegara memasuki pasar domestik, perusahaan-perusahaan agribisnis tetap dituntut untuk mempunyai keunggulan daya saing global. Demikian juga apabila perusahaan agribisnis ingin berhasil memperbesar I' Staf Pengajar Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB dan MMA-IPB. Saat ~ni la sedang mengambil program PhD di Uni\,er.\ih' of New England, Australia. ISSN. 0853-8468 I I I I i akses pasar di negara-negara lain, maka sangat diperlukan pemahaman yang lebih lengkap tentang budaya, kelembagaan dan cara-cara melakukan bisnis di berbagai negara termasuk didalamnya sistem nilai tukar, tarif, peraturan-peraturan dan hambatanhambatan perdagangan, dan juga kebutuhankebutuhan konsumen baru dengan keinginan, kebutuhan dan preferensi yang berbeda. Berhasil tidaknya perusahaan-perusahaan agribisnis Indonesia untuk bersaing pada tataran global sangat bergantung pada sejauh mana perusahaan mampu mengantisipasi kecenderungan-kecenderungan yang terjadi pada pasar global, dan peningkatan sumberdaya manusia sebagai aktor pengembangan agribisnis. Tidaklah mengherankan apabila minat untuk mempelajari model kepemimpinan dan profil pemimpin sebagai elemen-elemen kunci dalam pengembangan sumberdaya manusia di sektor agribisnis meningkat akhir-akhir ini. Tulisan ini akan membahas tentang berbagai model kepemimpinan dan profil pemimpin agribisnis yang dibutuhkan di masa depan. Sebelum membahas topik-topik tesebut, definisi dan peranan sektor agribisnis dibahas secara ringkas. 2. DEFINISI DAN PERANAN SEKTOR AGRIBISNIS Banyak pendapat tentang batasan dan ruang lingkup agribisnis, tergantung pada unit dan tujuan analisis. Secara tradisional, oleh Biere (1988) agribisnis diartikan sebagai aktivitas-aktivitas di luar pintu gerbang usahatani (beyond the farm gate, off-farm) yang meliputi kegiatan industri dan perdagangan sarana produksi usahatani, kegiatan industri yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan beserta perdagangannya, dan kegiatan yang menyediakan jasa yang dibutuhkan seperti misalnya perbankan, angkutan, asuransi atau penyimpanan. Adanya perubahan-perubahan dalam struktur produksi pertanian dan semakin meningkatnya kebutuhan koordinasi baik secara horizontal maupun vertikal dalam sektor agribisnis dipandang perlu untuk memperluas definisi tradisional di atas. Definis yang lebih lengkap mengenai agribisnis diberikan oleh pencetus awal istilah agribisnis yaitu Davis dan Staf Pengajar Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Saat ini ia sedang mengambil program PhD di Universiv ofneu' England. Australia. AGRlMEDlA - VOLUME 5, No. 1 - Februar~ 1999