BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti di pesisir pantai dan dataran tinggi seperti lereng gunung.

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

MANFAAT DARI BEBERAPA JENIS BLEACHING EARTH TERHADAP WARNA CPO (CRUDE PALM OIL)

Gambar I.1. Pertumbuhan Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia [1]

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMUCATAN CINCAU HIJAU SERTA KARAKTERISASINYA

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-

PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT MENTAH DENGAN BENTONIT ASAL MUARA LEMBU

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI UKURAN PARTIKEL, MASSA DAN WAKTU KONTAK KARBON AKTIF BERDASARKAN EFEKTIVITAS ADSORPSI β-karoten PADA CPO

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam yang potensial, didukung dengan keadaan

ITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN PADA PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT

PEMURNIAN EUGENOL MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN MENGGUNAKAN PROSES ADSORPSI HASIL PENELITIAN. Oleh: Ferdinand Mangundap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan golongan surfaktan anionik yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PABRIK KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA DENGAN PROSES AKTIVASI STEAM PRA RENCANA PABRIK. Oleh : DIO PRANANTA ROIS NPM :

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4 Hasil dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan gorengan menjadi hal yang tidak terlepas dari konsumsi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BABI PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya perkembangan industri, tidak akan terlepas

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PROSES PEMUCATAN MINYAK SAWIT MENTAH DENGAN ARANG AKTIF

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Kadar Patchouli Alcohol menggunakan Gas Chromatography pada Pemurnian Minyak Nilam menggunakan Adsorben Zeolit

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

Pemanfaatan Limbah Debu Tanur Pembakaran Laterit Nikel (Raw Gas) Sebagai Adsorben Untuk Meningkatkan Mutu Minyak Kelapa Nohong *)

PENINGKATAN KUALITAS MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN METODE ADSORBSI

PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING CAIR DARI MINYAK

PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS. Korry Novitriani M.Si Iin Intarsih A.Md.Ak. Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Karbon Aktif dari BFA dengan Aktifasi Kimia Menggunakan KOH Kapasitas Ton/Tahun. A.

I. PENDAHULUAN. Salah satu industri yang terus berkembang pesat di Indonesia adalah industri

PENGARUH KONSENTRASI ASAM SITRAT TERHADAP PENURUNAN BILANGAN ASAM DAN KEPEKATAN WARNA MINYAK JELANTAH MELALUI PROSES ADSORPSI.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI,KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESA PENELITIAN

4 Pembahasan Degumming

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PENELITIAN PEMBUATAN MONO DAN DIACYLGLYCEROL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PROSES GLISEROLISIS

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kakao (Theobroma cacao. l) merupakan salah satu komoditas

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah jenis tanaman sayur umbi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air bersih merupakan sumber kehidupan yang sangat vital bagi manusia.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penetapan kadar larutan baku formaldehid dapat dilihat pada

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

MAKALAH SEMINAR PENINGKATAN KUALITAS MINYAK GORENG BEKAS DARI KFC DENGAN MENGGUNAKAN ADSORBEN KARBON AKTIF

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

I. PENDAHULUAN. tidak ada sama sekali. Saat produksi ikan melimpah, belum seluruhnya

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Adsorben

BAB I PENDAHULUAN. ini sumber energi yang banyak digunakan adalah sumber energi yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Minyak adalah satu bentuk umum senyawa kimia yang tidak bisa

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMUCATAN MINYAK KELAPA SAWIT (CPO) DENGAN CARA ADSORBSI MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG

OPTIMASI PENCAMPURAN CARBON ACTIVE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 11,4 juta ton dan 8 juta ton sehingga memiliki kontribusi dalam

ANALISIS GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DENGAN MEDIA ABSORBSI KARBON AKTIF JENIS GAC DAN PAC

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dapat mencapai hingga 90% atau lebih. Terdapat dua jenis senyawa santalol dalam minyak cendana, yaitu α-santalol dan β-santalol.

Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Pada umumnya tanaman kelapa dibudidayakan di daerah tropis seperti di pesisir pantai dan dataran tinggi seperti lereng gunung. Tanaman kelapa merupakan salah satu komoditas ekspor yang memiliki banyak peranan penting. Produksi kelapa di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 3.174.379 ton, dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 0,06% per tahun (Anonim 1, 2013). Produksi yang besar tersebut membuat industri minyak kelapa di Indonesia meningkat, baik berskala pabrik maupun UKM. Bagian dari tanaman kelapa yang memiliki manfaat paling besar dan memiliki nilai ekonomi tinggi adalah daging buah kelapa yang dapat diolah menjadi minyak kelapa. Minyak krengsengan merupakan minyak yang diperoleh dari proses pemanasan perasan santan hasil pemarutan buah kelapa tua yang sudah direndam selama dua malam. Proses pemanasan ini menyebabkan minyak terpisah dari proteinnya. Minyak krengsengan yang dihasilkan memiliki warna kuning yang keruh dan berbau khas kelapa. Minyak krengsengan harus memenuhi standar mutu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) agar dapat digunakan sebagai minyak goreng. Untuk dapat memenuhi standar tersebut, perlu dilakukan proses pemurnian. Salah satu tahap pemurnian yang dapat dilakukan adalah pemucatan. 1

Pemucatan dilakukan untuk menurunkan intensitas warna minyak yang berasal dari zat warna alami dan perubahan senyawa kimia pada minyak akibat proses pengolahan dengan menggunakan panas. Pada proses ini juga terjadi penghilangan sisa fosfatida dan sabun, logam, serta produk oksidasi (Hamm and Hamilton, 2000) Pemucatan yang paling sering dilakukan yaitu pemucatan secara fisik dengan menggunakan adsorben. Pemucatan secara fisik dilakukan dengan cara adsorpsi, jumlah adsorben yang ditambahkan untuk menghilangkan warna minyak tergantung dari jenis senyawa berwarna dalam minyak dan sampai seberapa jauh warna tersebut akan dihilangkan (Rossi, 2003). Pemucatan secara fisik dianggap lebih menguntungkan karena dapat mengurangi resiko adanya reaksi kimia, lebih mudah dilakukan, biaya lebih murah, dan adsorben yang digunakan mudah didapat. Hanya saja pemucatan secara fisik dapat menghilangkan sejumlah minyak akibat penyerapan oleh adsorben, maka konsentrasi adsorben sebaiknya juga disesuaikan dengan hasil yang diinginkan. Salah satu adsorben yang dapat digunakan untuk pemucatan minyak adalah zeolit. Zeolit alam tersusun dari silika-alumina yang berbentuk kristal sehingga sangat stabil dan mempunyai kemampuan adsorpsi sangat tinggi dan selektif (Ribeiro, 1984). Selain itu zeolit juga mudah didapatkan dan harganya relatif terjangkau. Untuk meningkatkan kemampuan adsorpsinya, zeolit perlu dilakukan aktivasi terlebih dahulu agar jumlah pori-pori yang terbuka lebih banyak sehingga luas 2

permukaannya bertambah. Salah satu proses aktivasi yang mudah dilakukan yaitu dengan aktivasi pemanasan. Aktivasi dengan pemanasan lebih mudah dilakukan, aman, dan harganya lebih terjangkau. Menurut Andersen (1953), daya pemucat activated clay masih kurang baik jika dibandingkan dengan karbon aktif. Hal tersebut disebabkan karena karbon aktif memiliki luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan acivated clay. Peningkatan penggunaan karbon aktif mengakibatkan harga karbon aktif mulai melonjak sehingga nilai ekonomisnya menjadi berkurang. Harga karbon aktif yang semakin tinggi tersebut akan menyebabkan kenaikan biaya produksi sehingga terjadi kenaikan harga produk minyak goreng. Namun pemucatan dengan karbon aktif saja dianggap kurang menguntungkan karena mengakibatkan kehilangan minyak yang lebih banyak. Oleh karena itu zeolit dapat menjadi alternatif adsorben pada proses pemucatan minyak. Pemucatan menggunakan zeolit aktif telah dilakukan pada penelitian sebelumnya, yaitu pada minyak kelapa sawit yang dilakukan Bambang Setiaji dan Wega Trisunaryanti (1997). Pada penelitian tersebut zeolit diaktivasi dengan perlakuan asam dan panas yang kemudian digunakan sebagai adsorben pada proses pemucatan minyak kelapa sawit. Penelitian tersebut membuktikan bahwa pemucatan minyak sawit menggunakan adsorben zeolit teraktivasi dapat menurunkan kadar warna pada minyak kelapa sawit. 3

1.2. Rumusan Permasalahan 1. Berapa suhu optimum untuk mengaktivasi zeolit yang akan digunakan sebagai adsorben pada proses pemucatan 2. Bagaimana pengaruh penggunaan zeolit sebagai adsorben pada proses pemucatan minyak krengsengan 3. Bagaimana pengaruh penambahan karbon aktif pada zeolit teraktivasi dengan rasio 1:10 pada proses pemucatan minyak krengsengan 4. Berapa konsentrasi optimum penambahan zeolit dan campuran zeolitkarbon aktif 1:10 yang dapat digunakan pada proses pemucatan minyak krengsengan 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui suhu optimum aktivasi zeolit 2. Mengetahui potensi zeolit sebagai bleaching agent pada pemucatan minyak krengsengan 3. Mengetahui pengaruh penambahan karbon aktif pada zeolit teraktivasi dengan rasio 1:10 pada proses pemucatan minyak krengsengan 4. Mengetahui konsentrasi optimum penambahan zeolit dan campuran karbon aktif-zeolit 1:10 yang dapat digunakan pada proses pemucatan minyak krengsengan 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi pada masyarakat tentang potensi penggunaan zeolit aktif sebagai bleaching agent 4

dan pengaruh penambahan karbon aktif dalam meningkatkan aktivitas adsorpsi pada proses pemucatan minyak krengsengan. 5