BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paru-paru merupakan alat ventilasi dalam sistem respirasi bagi tubuh, fungsi kerja paru dapat menurun akibat adanya gangguan pada proses mekanisme faal yang salah satunya disebabkan oleh pemaparan debu. Pemaparan debu yang secara terus-menerus selain dapat menimbulkan gangguan fungsi paru juga dapat menyebabkan terjadinya penyakit paru kronik (Kurniawidjaja,2010). Penyakit paru yang disebabkan oleh pajanan hazard (materi bahaya) ditempat kerja telah membawa dampak yang besar terhadap kesehatan pekerja. Hazard atau faktor resiko penyakit paru di tempat kerja bersumber dari bahan baku, bahan sampingan, proses produksi, produk atau limbah. Hazard dapat berbentuk debu/partikular, gas, uap atau fume. Berupa bahan organik atau anorganik yang berasal dari alam atau buatan. Pekerja bisa terpajan melalui inhalasi udara di tempat kerja (Kurniawidjaja,2010). Pengaruh partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada di udara sangat tergantung kepada ukurannya. Ukuran partikulat debu yang membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara 0,1 mikron sampai dengan 10 mikron. Pada umunya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk kedalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi. Keadaan ini akan lebih 1
2 bertambah parah apabila terjadi reaksi sinergistik dengan gas SO2 yang terdapat di udara juga (Depkes RI, 1999). Di Indonesia, penyakit atau gangguan paru akibat kerja yang disebabkan oleh debu diperkirakan cukup banyak, meskipun data yang ada masih kurang. Hasil pemeriksaan kapasitas paru yang dilakukan di Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja di Sulawesi Selatan pada tahun 1999 terhadap 200 tenaga kerja di delapan perusahaan, diperoleh hasil sebesar 45% responden yang mengalami restriktif (penyempitan) paru, 1% responden yang mengalami obstruktif (penyumbatan) paru-paru, dan 1% responden mangalami kombinasi (gabungan antara restriktif dan obstruktif) (Yusfarani, 2011). Salah satu penyakit paru yang sering terjadi dalam dunia kerja adalah penyakit asma. Penyakit ini memiliki persentase tertinggi yang sering terjadi di dunia kerja. 15% dari penyakit asma di dunia diakibatkan karena pajanan hazard atau bahaya di tempat kerja (Kurniawidjaja,2010). Pada penelitian di PG. Rendeng Kudus, didapatkan 36 orang (30%) mengeluhkan adanya gejala gangguan pernafasan, sakit kepala, serta iritasi pada mata akibat limbah yang dihasilkan oleh pabrik (Syafita,2010). Salah satu pabrik yang menjadi sumber pencemaran udara adalah PG. Krebet Baru. Asap PG. Krebet terdiri dari beberapa senyawa kimia, salah satu senyawa kimia yang berbahaya adalah gas Karbon Monoksida (CO). Karbon Monoksida (CO) adalah gas tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak mengiritasi, mudah terbakar dan sangat beracun. Hal tersebut dapat menyebabkan pencemaran udara di krebet. (Syafita,2010).
3 Berdasarkan alasan-alasan di atas, penulis tertarik untuk meneliti perbedaan gangguan faal paru antara pekerja bagian produksi dan bagian administrasi akibat paparan debu asap di pabrik gula Malang. 1.2 Rumusan Masalah Apakah terdapat perbedaan gangguan faal paru antara pekerja bagian produksi dengan bagian administrasi akibat paparan debu asap di pabrik gula Malang? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Mengetahui perbedaan gangguan faal paru pada pekerja bagian produksi dengan bagian administrasi akibat paparan debu asap di pabrik gula Malang. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Mengetahui prevelensi gangguan faal paru pada pekerja bagian produksi. 2. Mengetahui prevelensi gangguan faal paru pada pekerja bagian administrasi. 3. Mengetahui prevalensi nilai normal faal paru pada pekerja bagian produksi dan administtrasi. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi peneliti Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan penelitian dan bisa mengetahui lebih luas lagi tentang perbedaan gangguan faal paru antara pekerja bagian produksi dan bagian administrasi akibat paparan debu asap di pabrik gula Malang.
4 1.4.2 Bagi akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang penting sebagai landasan penelitian selanjutnya mengenai masalah kesehatan kerja. 1.4.3 Bagi Pekerja dan industri 1. Penelitian ini diharapkan dapat membantu para pekerja dan industri untuk mengetahui bahwa debu dan asap yang di hasilkan pabrik sangat beresiko tinggi terhadap gangguan faal paru. 2. Untuk mengurangi resiko tinggi terhadap gangguan faal paru. 1.4.4 Bagi masyarakat Sebagai pengetahuan kepada masyarakat luas tentang resiko yang terjadi pada faal paru dan di harapkan masyarakat dapat lebih menerapkan aturan keselamatan dan kesehatan terhadap debu asap pabrik.
5