BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan teori yang menjelaskan mengenai hubungan antara principal dan

dokumen-dokumen yang mirip
ZUKHOIRUM MIN ALFITRI

BAB I PENDAHULUAN. disfungisional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Indriantoro dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Perkreditan Rakyat berbeda dengan bank umum lainnya

BAB II LANDASAN TEORI. principal dan agen. Pihak principal adalah pihak yang memberikan mandat

BAB 1 PENDAHULUAN. finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Mardiasmo,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebuah hubungan kontraktual antara dua pihak, yaitu antara pemilik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pertumbuhan yang pesat tersebut mengakibatkan terjadinya

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. digunakan sebagai acuan dalam pemecahan masalah yang sedang diteliti.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dan sasaran, penjabaran secara terperinci dalam bentuk rencana-rencana

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. direvisi menjadi Undang-Undang No. 32 tahun 2004 serta Undang-Undang

Oleh : DIDHIK HERMANSAH B

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini akan memaparkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SLACK ANGGARAN PADA PT. BRI DI KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penelitian partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial sudah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Schief dan

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat dominan dalam proses pengambilan keputusan penetapan

Abstrak. Kata kunci: senjangan anggaran, partisipasi penganggaran, kepercayaan diri, komitmen organisasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. anggaran dengan budaya organisasi, gaya kepemimpinan, ketidakpastian

SKRIPSI. Oleh : ARIFAH NUR SABRINA B

BAB I PENDAHULUAN. publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN, PENEKANAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP SLACK

BAB I PENDAHULUAN. anggaran partisipatif dengan kinerja manajerial. untuk beroperasi lebih efisien dan efektif. Untuk itu pihak manajemen harus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik juga dituntut untuk mampu bersaing dengan pihak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. bentuk angka atau yang kita kenal sebagai anggaran. Tanpa adanya anggaran,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

/BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pada dunia baik yang ada di luar negeri maupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Bagian ini membahas mengenai teori-teori dan pendekatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk berbagai fungsi. Mengingat pentingnya fungsi anggaran sebagai

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Tabungan Pensiunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi sektor publik pada dasarnya membutuhkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kesenjangan anggaran dapat ditelusuri dari pengembangan agency theory

PENGARUH PELIMPAHAN WEWENANG DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN KINERJA MANAJERIAL

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN KINERJA MANAJERIAL. (Survai Pada Perusahaan Manufaktur di Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penjelasan mengenai konsep budgetary slack dimulai dari pendekatan agency

BAB III METODE PENELITIAN. universitas swasta yang berada di Yogyakarta. Subjek dari penelitian ini adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Keagenan merupakan sebuah teori yang membahas mengenai hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan, dan perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN STRUKTUR ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. dan kompleksitas tugas dapat berpengaruh terhadap slack anggaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk mengkomunikasikan rencana-rencana manajemen, peranan dalam hal merencanakan pembiayaan dan pendapatan pada suatu

2015 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka

BABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang dibiayai dari uang publik. Melalui anggaran, akan diketahui

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk melaksanakan strategi organisasi, oleh sebab itu anggaran harus

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu. terjadinya globalisasi. Globalisasi yang melanda hampir di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Scief dan

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, BUDGET EMPHASIS, DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP SLACK ANGGARAN (Survei Pada Hotel Berbintang di Kota Jambi)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. waktu yang akan datang dapat diukur (Handoko, 1997). berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses

Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM : Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran,

Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Menggunakan Komitmen Organisasi, dan Informasi Asimetri Sebagai Variabel Pemoderasi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Perkembangan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi-fungsinya. Peranan tersebut ditujukan pada seseorang yang

Pratama Ilham Safitrie B

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Penelitian xii

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organisasi nirlaba disebakan oleh organisasi ini berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi,

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA

BAB I PENDAHULUAN. secara mandiri. Masing-masing daerah telah diberikan kekuasaan dan

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, INFORMASI ASIMETRI, BUDAYA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP BUDGETARY SLACK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini mengkaji landasan teori, konsep-konsep yang digunakan, dan hasil

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. persaingan global akan menyebabkan suatu ketidakpastian dalam lingkungan bisnis

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PENGANGGARAN PARTISIPATIF DENGAN KINERJA MANAJERIAL

Kata Kunci :partisipasi penyusunan anggaran, budgetary slack, komitmen organisasi, etika

INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI, INFORMASI ASIMETRI, DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK

BAB 1 PENDAHULUAN. rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam dunia

AMELIA VERONICA KOMANG AYU KRISNADEWI Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana ABSTRACT

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori keagenan (Agency Theory) Agency Theory atau yang sering disebut dengan teori keagenan, merupakan teori yang menjelaskan mengenai hubungan antara principal dan agent, di mana pihak principal memberikan tugas kepada agent untuk melakukan seluruh kegiatan sesuai dengan keinginan principal (Sinkey, 1992: 78 dalam Supanto, 2010). Menurut Usman, dkk (2012) konflik kepentingan akan muncul melalui prespektif agency theory, sehingga menimbulkan senjangan. Selain itu, Mukaromah dan Suryandari (2015) berpendapat bahwa agency theory mampu memberikan dampak positif dalam penerapanya, yaitu berupa efisiensi, namun teori ini lebih banyak memberikan dampak negatif yang berupa perilaku disfungsional berupa munculnya senjangan. Hubungan antara senjangan dan agency theory dapat dilihat melalui kemungkinan munculnya konflik kepentingan antara kedua belah pihak (principal dan agent) yang sama-sama ingin mencapai tujuan dan kemakmuranya masing-masing sehingga senjangan dalam proses peng mungkin saja terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil studi kasus pada salah satu PTS di Yogyakarta. Principal dalam penelitian ini adalah rektor

sedangkan agen dalam penelitian ini adalah ketua dan sekretaris program studi yang mengikuti proses penyusunan di universitas tersebut. 2. Pendekatan kontijensi (Contigency Theory) Munculnya Contigency Theory atau pendekatan kontijensi terjadi akibat dari pandangan bahwa akuntansi manajemen selalu dapat diterapkan secara tepat pada seluruh kegiatan organisasi dan dalam setiap keadaan yang dihadapi oleh organisasi tersebut (Supanto, 2010). Kesesuaian yang terjadi dalam penerapan akuntansi manajemen ini tidak terjadi tanpa alasan, namun ada beberapa faktor-faktor situasional dalam organisasi yang dapat memengaruhi kesesuaian tersebut. Faktor-faktor situasional yang memengaruhi kesesuaian penerapan akuntansi manajemen dalam sebuah organisasi dapat diteliti sebagai variabel variabel dalam penelitian. Pendekatan kontijensi ini memungkinkan faktor-faktor ini diteliti dan menjadi variabel moderating yang memengaruhi hubungan antara partisipasi denggan senjangan (Usman dkk, 2012). Dalam penelitian ini, peneliti memilih 4 variabel moderasi, yaitu budaya organisasi, gaya kepemimpinan, ketidakpastian lingkungan serta komitmen dalam memperjelas hubungan antara partisipasi dengan senjangan.

3. Anggaran Anggaran merupakan hasil pemetaan dari rencana masa depan sebuah organisasi yang nantinya akan digunakan untuk mengidentifikasi tujuan dari organisasi tersebut, sehingga organisasi dapat mengetahui langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuannya (Hansen, 2008). Selain itu menurut Purwantini dan Suratno (2007) merupakan alat perencanaan yang digunakan oleh perusahaan laba maupun non laba. Dengan disusunya, sebuah organisasi mampu membuat atau membayangkan kegiatan kegiatan apa saja yang akan dilakukan. Selain itu dapat dijadikan sebuah komitmen untuk organisasi agar seluruh program program yang direncanakan dapat dilaksanakan. Sebuah dapat menjadi alat koordinasi yang penting bagi organisasi. Anggaran disusun tidak hanya untuk sebuah unit kerja, namun tersusun dari beberapa unit kerja yang salaing bekerjasama, sehingga dapat dijadikan sebagai alat koordinasi dalam sebuah organisasi. Selain itu, juga digunakan sebagai alat penilaian kinerja. Ketercapaian biasanya diidentikkan dengan penilaian kinerja, dimana apabila terserap dan tercapai dengan baik maka kinerja dari organisasi tersebut dinilai baik, oleh karena itu merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi. Mukaromah dan Suryandari (2015), menyatakan bahwa merupakan bagian

terpenting dalam setiap organisasi, termasuk PTS yang merupakan organisasi swasta. 4. Senjangan Anggaran Senjangan merupakan penyimpangan yang dilakukan dengan mengestimasi biaya terlalu tinggi dan mengestimasi pendapatan terlalu rendah (Sujana, 2010). Susanto (2009) berpendapat bahwa senjangan akan terjadi apabila manajer tingkat bawah memberikan perkiraan yang tidak sesuai atau bias kepada atasanya mengenai yang akan dilaksanakan. Senjangan biasanya dilakukan oleh para bawahan dengan tujuan agar mudah dicapai sehingga kinerja dari para bawahan dianggap baik. 5. Partisipasi Anggaran Sutapa dan Soni (2010) menyatakan bahwa partisipasi merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa pihak dalam penyusunan. Dalam proses penyusunan partisipatif, manajer tingkat bawah akan dimintai pendapat mengenai penyusunan yang dilakukan oleh sebuah organisasi, sehingga berbagai pihak merasa bahwa pencapaian atas yang telah mereka susun merupakan tanggung jawab bersama. Rasa tanggung jawab atas tercapainya yang telah mereka susun bersama-sama, akan mampu membuat bawahan bekerja

lebih keras maupun meningkatkan kinerjanya agar benar benar tercapai. Menurut Nouri dan Parker (1996) dalam Arifin (2012) Partisipasi nantinya tidak hanya berpengaruh terhadap sasaran namun terhadap tujuan organisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dinyatakan oleh Sutapa dan Soni (2010) bahwa dengan menggunakan partisipatif, efektifitas dari organisasi tersebut akan meningkat, karena hal ini akan membuat kinerja individu maupun kinerja manajerial meningkat. 6. Budaya Organisasi Budaya dapat diciptakan dan tumbuh karena perilaku dari setiap individu yang ada dalam organisasi tersebut, sehingga peilaku tersebut diakui dan diterapkan secara turun menurun dalam organisasi tersebut. Terdapat beberapa pengertian yang berkaitan dengan budaya menurut Schein dalam Supanto (2010): 1. Keteraturan perilaku yang dapat diamati ketika orang-orang berinteraksi, misalnya bahasa yang digunakan dalam berinteraksi sehari hari. 2. Norma yang berkembang dalam kelompok kerja 3. Nilai dominan yang didukung oleh sebuah organisasi 4. Falsafah yang merupakan kebiijakan organisasi 5. Peraturan pergaulan dalam organisasi

6. Iklim yang disampaikan dalam sebuah organisasi oleh tata letak fisik dan cara interaksi para warga organisasi dengan para pelanggan atau orang luar yang lain. Selain itu, Usman, dkk (2012) menjelaskan organisasi kedalam dua golongan, yaitu budaya organisasi yang berorientasi terhadap karyawan serta budaya organisasi yang berorientasi terhadap pekerjaan. Adapun beberapa faktor dominan yang mengidentifikasikan kedua golongan tersebut sebagai berikut : Tabel 2.1 Karakteristik budaya organisasi orientasi pada karyawan dan orientasi pada pekerjaan Orientasi pada karyawan Keputusan keputusan penting sering dibuat secara berkelompok Lebih tertarik pada orang yang mengerjakan daripada hasil pekerjaan Memberikan petunjuk kerja yang jelas kepada karyawan baru Orientasi pada pekerjaan Keputusan penting sering dibuat secara individu Lebih tertarik pada hasil pekerjaan daripada orang yang mengerjakan Kurang memberikan petunjuk kerja yang jelas kepada karyawan baru Peduli terhadap masalah pribadi Kurang peduli terhadap masalah karyawan pribadi karyawan Sumber: Sulaksono 2005 7. Komitmen Komitmen organisasi menunjukkan seberapa besar atau sejauh mana individu memberikan dukungan kepada sebuah organisasi sehingga sebisa mungkin berusaha mencapai tujuan organisasi tersebut

(Mukaromah dan Suryandari, 2015). Komitmen seseorang akan dikatakan tinggi apabila orang tersebut memiliki keyakinan bahwa tujuan organisasi sejalan dan sesuai dengan tujuan individu tersebut. Kesesuaian tujuan antara individu dan organisasi akan memotivasi individu tersebut dalam berjuang untuk mewujudkan tujuan organisasi. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sutapa dan Soni (2010), karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap perusahaan akan semakin mementingkan kepentingan perusahaan sehingga individu tersebut akan berjuang untuk mewujudkan tujuan dari organisasi tersebut. 8. Ketidakpastian Lingkungan Ketidakpastian lingkungan yang dirasakan dalam organisasi dapat dirasakan akibat dari kurangnya informasi yang nantinya akan digunakan untuk memprediksi masa depan organisasi tersebut (Sujana, 2010). Dengan adanya kebutuhan organisasi dalam memprediksi masa depan maka organisasi akan menggunakan atau mengumpulkan seluruh informasi mengenai organisasi dan lingkunganya, sehingga ketidakpastian dapat dikurangi. Ketidakpastian ini sering kali menyebabkan organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan lingkungan.

9. Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan berhubungan dengan ukuran mengenai hubungan antara individu dengan rekan kerjanya. Sutopo dan Soni (2010) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan menunjukkan derajat hubungan antar rekan kerja, rekan kerja mana yang paling disukai dan rekan kerja mana yang paling tidak disukai. Individu akan menilai mengenai hubungan antara dirinya dengan atasanya. Hubungan yang baik akan membuat individu bekerja dengan lebih baik, sedangkan hubungan yang kurang baik akan memberikan hasil yang kurang baik pula. B. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai hubungan antara partisipasi dengan senjangan telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti. Berikut adalah beberapa hasil penelitian yang terkait dengan partisipasi : Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti/ Tahun 1. Aliati Mukaromah, Dhini Suryandari (2015) 2. I Ketut Sujana (2010) Judul Pengaruh Partisipasi Anggaran, Asimetri Informasi, Komitmen Organisasi, Ambiguitas Peran terhadap Budgetary Slack. Pengaruh Partisipasi Peng, Hasil Partisipasi berpengaruh positif terhadap senjangan Komitmen tidak berpengaruh terhadap senjangan Partisipasi tidak berpengaruh

No Nama Peneliti/ Tahun Judul Penekanan Anggaran, Komitmen Organisasi, Asimetri Informasi, dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Budgetary Slack pada Hotel Hotel Berbintang di Kota Denpasar. Hasil terhadap senjangan Komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap senjangan Ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap senjangan. 3. Amelia Veronica, Komang Ayu Krisnadewi 4. Muh. Irfan, Budi Santoso, Lukman Efendi (2016) 5. Dewi Anggraeni Listyaningsih (2012) Pengaruh Partisipasi Peng, Penekanan Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Kompleksi Tugas terhadap Slack Anggaran pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Badung Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Asimetri Informasi, Penekanan Anggaran dan Komitmen Organisasional sebagai Variabel Pemoderasi. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan, dan Komitmen Organisasi terhadap Kesenjangan Anggaran Partisipasi berpengaruh terhadap senjangan Komitmen organisasi berpengaruh terhadap senjangan Pertisipasi berpengaruh positif terhadap senjangan Komimen organisasi berpengaruh terhadap positif senjangan Partisipasi berpengaruh negatif terhadap senjangan Gaya kepemimpinan berpengaruh negatif terhadap kesenjangan. 6. A.A.Sg.Shinta Dewi Pradnyandari, Komang Ayu Pengaruh Anggaran Senjangan Partisipasi pada Anggaran Partisipasi berpengaruh positif terhadap senjangan

No Nama Peneliti/ Tahun Judul Krisnadewi (2014) dengan Gaya Kepemimpinan dan Karakter Personal sebagai Pemoderasi Hasil Gaya kepemimpinan memperlemah hubungan antara partisipasi dengan senjangan C. Hipotesis 1. Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran Partisipasi merupakan salah satu metode peng yang paling banyak dipilih oleh organisasi karena memiliki banyak keunggulan, salah satunya adalah dengan adanya partisipasi, semua pihak dapat membantu proses peng sehingga peng lebih adil. Dengan adanya partisipasi, penentuan target melibatkan bawahan maupun atasan (Usman dkk, 2012). Hal ini dilakukan karena bawahan biasanya memiliki informasi yang lebih banyak mengenai kondisi organisasi dibandingkan dengan pimpinan organisasi. Partisipan berasal dari beberapa tingkatan kepengurusan sebuah organisasi. Partisipan dengan tingkatan yang lebih rendah atau partisipan yang secara langsung melakukan kegiatan organisasi (agent) akan memiliki informasi khusus mengenai kondisi lokal, sedangkan partisipan dengan tingkatan yang lebih tinggi (principal) hanya akan mendapat laporan penggunaan dari para agent.

Terdapat beberapa penelitian yang masih menunjukkan hasil yang kurang konsisten. Partisipasi memberikan peluang bagi manajer tingkat bawah untuk melonggarkan agar anggran mudah tercapai (Mukaromah dan Suryandari, 2015). Sedangkan penelitian Supanto (2010), menunjukkan hasil bahwa partisipasi berpengaruh negatif terhadap senjangan. Peneliti sendiri berpendapat bahwa principal sering kali memberikan wewenang kepada para agent dengan harapan agar agent melakukan usaha yang terbaik untuk organisasi. Keinginan principal terkadang tidak sesuai dengan keinginan agent, sehingga hal ini akan menimbulkan konflik. Agent akan cenderung melakukan manipulasi atau membiaskan informasi agar mendapat penghargaan dari para principal. Permasalahan di atas sering juga terjadi dalam konteks penyusunan. Pihak yang melaksanakan kegiatan organisasi secara langsung akan cenderung melakukan senjangan agar mudah dicapai sehingga mendapat penghargaan atas pencapaian tersebut. Hipotesis yang disusun peneliti adalah sebagai berikut: H 1 : Partisipasi berpengaruh positif terhadap senjangan

2. Pengaruh Interaksi Budaya Organisasi dengan Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Budaya merupakan perilaku setiap individu yang telah diakui dan diterapkan secara turun menurun dalam organisasi tersebut. Karakteristik budaya organisasi yang berorientasi kepada karyawan maupun pekerjaan memiliki pengaruh terhadap perilaku serta komitmen para individu yang berada pada organisasi tersebut. Budaya organisasi akan memengaruhi partisipatif, yang berarti mengurangi senjangan (Supomo dan Indriantoro, 1998). Telah tedapat beberapa penelitian yang mengkaji mengenai hubungan antara budaya organisasi dengan senjangan. Supanto (2010) berpendapat bahwa budaya organisasi tidak memengaruhi hubungan antara partisipasi dengan senjangan. Hal ini bertentangan dengan pendapat Usman, dkk (2012) bahwa organisasi berpengaruh negatif terhadap senjangan. Peneliti berpendapat bahwa dengan budaya organisasi yang berorientasi kepada karyawan, individu akan merasa diperhatikan dan didukung oleh organisasi, sehingga dukungan yang diberikan oleh individu tersebut terhadap pencapaian tujuan organisasi akan meningkat. Keinginan tinggi individu dalam mewujudkan tujuan organisasi akan membuat individu mengutamakan tujuan organisasi daripada tujuannya sendiri, sehingga individu akan memberikan informasi yang sesuai dan membuat yang tidak mengandung senjangan agar organisasi dapat

mencapai tujuannya semaksimal mungkin. Hipotesis yang disusun peneliti adalah sebagai berikut: H 2 : Budaya organisasi yang berorientasi terhadap karyawan memengaruhi hubungan antara partisipasi dengan senjangan 3. Pengaruh Interaksi Gaya Kepemimpinan dengan Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Gaya kepemimpin menunjukkan derajat hubungan antar rekan kerja, rekan kerja mana yang paling disukai dan rekan kerja mana yang paling tidak disukai (Sutopo dan Soni, 2010). Dalam proses peng, gaya kepemimpinan lebih berfokus terhadap hubungan antara pemimpin dan bawahan yang ikut serta dalam proses penyusunan. Terdapat beberapa penelitian menganai hubungan antara gaya kepemimpinan dengan senjangan. Penelitian Listyaningsih (2012) menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan tidak memengaruhi senjangan. Sedangkan Sutopo dan Soni (2010) menunjukkan hasil yang berbeda, bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap pastisipasi. Peneliti berpendapat bahwa gaya kepemimpinan mampu memengaruhi hubungan antara partisipasi dengan senjangan. Gaya kepemimpinan berhubungan dengan hubungan antara pemimpin dan bawahan sebagai pihak yang meyusun. Apabila

hubungan antara kedua belah pihak terjalin dengan baik maka pekerjaan yang dihasilkan akan baik, karena kedua belah pihak merasa nyaman untuk bekerja sama dan tidak memiliki alasan untuk melakukan pekerjaan secara buruk. Dari alasan di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: H 3 : Gaya kepemimpinan memengaruhi hubungan antara partisipasi dengan senjangan 4. Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan dengan Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Ketidakpastian lingkungan yang terjadi dalam organisasi dapat diakibatkan dari kurangnya informasi yang nantinya akan digunakan untuk memprediksi masa depan organisasi tersebut (Sujana, 2010). Pemimpin atau atasan akan memiliki informasi yang kurang dibandingkan dengan bawahan yang secara langsung terjun dalam lingkungan organisasi. Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang telah mengkaji hubungan antara ketidakpastian lingkungan dengan senjangan. Sujana (2010) menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan yang relatif rendah akan meningkatkan kemungkinan terjadinya senjangan karena adanya keterbatasan yang dialami oleh salah satu pihak. Sedangkan Ikhsan dan Ane (2007) berpendapat bahwa ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap senjangan.

Peneliti berpendapat bahwa atasan akan menemui kesulitan dalam memahami informasi yang masuk, terlebih pada informasi yang menyangkut bidang yang kondisi teknisnya hanya dipahami oleh bawahan yang berfokus dalam bidang tersebut. Kesulitan dalam hal pemahaman ini akan memotivasi atasan untuk meminta bantuan dari bawahan dalam pengambilan keputusan. Kondisi inilah yang dapat dimanfaatkan oleh bawahan untuk melakukan tindakan negatif seperti senjangan. Dari pendapat peneliti di atas, dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: H 4 : Ketidakpastian lingkungan memengaruhi hubungan antara partisipasi dengan senjangan 5. Pengaruh Interaksi Komitmen Organisasi dengan Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Komitmen organisasi menunjukkan seberapa besar atau sejauh mana individu memberikan dukungan kepada sebuah organisasi sehingga sebisa mungkin berusaha mencapai tujuan organisasi tersebut (Mukaromah dan Suryandari, 2015). Bawahan yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi akan sebaik mungkin mencapai tujuan dari organisasi tersebut, sedangkan bawahan yang memiliki komitmen yang rendah akan cenderung tidak peduli terhadap pencapaian dari tujuan organisasi tersebut. Beberapa penelitian mengenai hubungan antara komitmen dengan senjangan telah banyak dilakukan. Sutopo dan Soni (2010) berpendapat bahwa komitmen tidak memiliki pengaruh terhadap senjangan

. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Ikhsan dan Ane (2007), yang meyatakan bahwa komitmen berpengaruh dengan senjangan. Peneliti sependapat dengan Darlis dalam Supanto (2010), yang mengemukakan naik-turunnya senjangan akan dipengaruhi oleh keinginan dari para individu yang menjadi partisipan. Individu yang yakin dan memberikan dukungan yang tinggi terhadap pencapaian tujuan organisasi, dalam melakukan partisipasi akan cenderung tidak melakukan senjangan. Sebaliknya, individu yang mengutamakan kepentingan pribadinya, hanya memikirkan penghargaan atas pencapaian yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan tidak memiliki komitmen yang tinggi atas tujuan organisasi akan cenderung melakukan senjangan. Berdasarkan alasan peneliti di atas, hipotesis yang disusun adalah: H 5 : Komitmen organisasi memengaruhi hubungan antara partisipasi dengan senjangan. D. Model Penelitian

Gambar 2.1 Budaya Organisasi Gaya Kepemimpinan E. Partisipasi Anggaran Senjangan Anggaran Ketidakpastian Lingkungan Komitmen Organisasi