BAB I PENDAHULUAN. merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. cenderung lebih cepat. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi penduduk dunia. Hasil pembangunan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. ini biasanya disebut lansia dan rata- rata berusia 50 tahun keatas. Di

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

BAB 1 PENDAHULUAN. yang di sebut dengan proses menua (Hurlock, 1999 dalam Kurniawan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. panjang dibandingkan dengan negara berkembang. Perbandingan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

SKRIPSI SULASTRI J

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy); semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. Insomnia merupakan gangguan tidur yang terjadi pada jutaan orang di

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara

BAB I PENDAHULUAN. yaitu lanjut usia yang berusia antara tahun, danfase senium yaitu lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Hipertensi diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho,

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas

EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP BERKURANGNYA KELUHAN GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA DI PANTI AL-MUDAKKIR DAN DI PANTI AL-AMIN BANJARMASIN

PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI UPT WREDHA BUDI DHARMA PONGGALAN GIWANGAN UMBULHARJO YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

BAB I PENDAHULUAN. seperti sekarang ini, kualitas tidur yang baik jarang dimiliki oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Insomnia merupakan suatu kesulitan kronis dalam. memulai tidur, mempertahankan tidur / sering terbangun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

III. METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB I PENDAHULUAN. berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

PERBEDAAN EFEKTIFITAS MANDI AIR HANGAT DAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA. Istiana Nurhidayati* ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cuci tangan mengunakan sabun telah menjadi salah satu gerakan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi jaringan tubuh. Salah satu teori penuaan menyebutkan bahwa sel sel

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW UNIT BUDI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 yang termuat

BAB I PENDAHULUAN. dapat memngganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Stanley and

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi. masyarakat yang dapat meningkat penggunaan alat transportasi /

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

HUBUNGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT SEBELUM TIDUR DENGAN PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI DESA TANJUNGAN WEDI KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

IRMA MUSTIKA SARI J

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dari 72 tahun di tahun 2000 (Papalia et al., 2005). Menurut data Biro Pusat Statistik

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

dicintai, putusnya hubungan sosial, pengangguran, masalah dalam pernikahan,

WIJI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 lanjut usia atau lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60 tahun), baik itu pria maupun wanita (Kushariyadi, 2010). Berdasarkan sensus penduduk diperoleh data bahwa pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia menjadi 18,2 juta jiwa (8,2%) dan pada tahun 2015 menjadi 24,4 juta jiwa (10%) (Erliana, 2008). Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa konsekuensi bertambahnya jumlah lansia. Hal ini akan berakibat tuntutan sumber-sumber yang harus disediakan oleh pemerintah, masyarakat, dan keluarga, khususnya dalam lingkup pembangunan kesejahteraan sosial semakin besar. Selain itu, lansia juga harus dapat melakukan upaya untuk meningkatkan kesejahteraannya, yaitu dengan memenuhi kebutuhan dasarnya. Akan tetapi kebutuhan dasar yang sering kali tidak disadari peranannya adalah kebutuhan tidur dan istirahat (Kaplan dan Sadock, 1997). Salah satu penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan tidur dan istirahat adalah gangguan tidur. Padahal tidak terpenuhinya kebutuhan akan tidur dan istirahat dapat memberikan dampak negatif, termasuk pada kesehatan. Di Amerika Serikat, biaya kecelakaan yang berhubungan dengan gangguan tidur mencapai sekitar seratus juta dolar per tahun. Gangguan tidur merupakan suatu keadaan ketika individu mengalami atau mempunyai risiko perubahan jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan (Carpenito, 1995). 1

2 Gangguan ini paling sering di alami dikarenakan oleh akibat yang timbul dari tidak adekuatnya kebutuhan tidur secara perlahan, yaitu baru akan dirasakan jika sudah terjadi pada kerusakan fungsi otak, oleh karena itu dalam penelitian ini akan lebih difokuskan pada kebutuhan tidur (Erliana, 2008). Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering ditemukan. Setiap tahun diperkirakan sekitar 20%-50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur dan sekitar 17% mengalami gangguan tidur yang serius. Prevalensi gangguan tidur pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar 67 %. Walaupun demikian, hanya satu dari delapan kasus yang menyatakan bahwa gangguan tidurnya telah didiagnosis oleh dokter (AIPNI, dalam Nursing Journal, 2010). Berbagai penelitian menandakan bahwa masalah tidur sering terjadi dan penting pada lanjut usia, yang melaporkan menggunakan waktu di tempat tidur lebih lama tetapi tidak tidur, sering bangun pada malam hari, dan sulit untuk memulai tidur kembali. Untuk mengatasi gangguan tersebut, obat hipnotik yang di jual secara bebas dan alkohol sering di gunakan untuk menginduksi tidur. Suatu penelitian menyatakan bahwa orang lanjut usia, yang berjumlah kira-kira 12% dari total populasi, menerima 25% resep obat hipnotik. Survey di institusi perawatan jangka panjang menemukan bahwa terdapat jumlah yang besar sekali obat sedative dan trankuiliser yang diberikan pada pasien-pasien tersebut, padahal pemberian obat sedative ataupun hipnotik dalam jangka panjang tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan komplikasi dan efek yang berbahaya (Herrera, dalam The Merck Manual of Geriatrics, 1997). Karena itulah, terapi non medis, salah satunya adalah aromaterapi diperlukan sebagai alternative mengatasi insomnia tersebut, dengan harapan insomnia teratasi tanpa adanya efek samping yang berbahaya bagi kesehatan.

3 Aromaterapi merupakan istilah yang dipakai untuk proses penyembuhan yang menggunakan sari tumbuhan aromatik murni. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesehatan tubuh, mental dan emosional. Menurut Dr. Alan Huck (Neurology psikiater dan Direktur Pusat Penelitian Bau dan Rasa di Chicago), bau berpengaruh langsung terhadap otak manusia, mirip narkotika. Ternyata hidung kita memiliki kemampuan untuk membedakan lebihdari 100.000 bau yang berbeda yang mempengaruhi kita dan itu terjadi tanpa kita sadari. Bau-bauan tersebut mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan mood (suasana hati), emosi, ingatan, dan pembelajaran. Misalnya, dengan menghirup aroma lavender maka akan meningkatkan gelombang-gelombang alfa di dalam otak dan gelombang inilah yang membantu kita untuk merasa rileks(jaelani, 2009). Selain aromaterapi, terapi relaksasi adalah salah satu contoh terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan tidur, termasuk insomnia. Menurut Hakim (2004: 41) relaksasi merupakan suatu proses pembebasan diri dari segala macam bentuk ketegangan otot maupun pikiran senetral mungkin atau tidak memikirkan apapun. Efek yang dihasilkan adalah perasaan senang, relaksasi mulai digunakan untuk mengurangi ketegangan psikis yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan. Tedapat banyak macam teknik relaksasi yang bisa dilakukan. Miltenberger (dalam Corey, 2005) mengemukakan ada empat macam tipe relaksasi, yaitu: 1. Relaksasi otot (progresive muscle relaxation) 2. Pernafasan (diaphragmatic breathing) 3. Meditasi (attention-focussing exercises) 4. Relaksasi perilaku (behavioral relaxation training) Namun dibandingkan dengan jenis terapi di atas, aromaterapi memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan terapi-terapi lainnya, termasuk terapi

4 relaksasi, antara lain bisa dilakukan dalam berbagai tempat dan keadaan; tidak mengganggu aktifitas yang bersangkutan; dapat menimbulkan rasa senang pada orang lain; cara pemakaiannya tergolong praktis dan efesien; serta efek zat yang ditimbulkannya tergolong cukup aman bagi tubuh. Khasiatnya terbukti cukup manjur dan tidak kalah dengan metode terapi lainnya (Jaelani, 2009). Setiap jenis aromaterapi memiliki manfaat dan pengaruh yang berbeda-beda. Salah satunya jenis cendana yang mempunyai efek stimulasi sekaligus relaksasi sehingga baik untuk terapi pada orang yang memiliki gangguan tidur; lavender juga merupakan jenis yang memiliki efek relaksasi yang sama-sama dapat digunakan pada orang yang memiliki gangguan tidur, termasuk insomnia (Anonim, 2009). Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk membuktikan manfaat dari aromaterapi, termasuk pengaruhnya pada orang dengan gangguan tidur, dan hasilnya adalah terdapat pengaruh aromaterapi terhadap gangguan tidur. Namun, belum ada penelitian tentang perbedaanefektifitas jenis aromaterapi tertentu, seperti cendana dan lavender yang sama-sama mempunyai efek relaksasi yang sangat baik untuk mengatasi masalah gangguan tidur, terutama insomnia. Karena itulah, penelitian ini di rasa sangat diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan efektifitas jenis aromaterapi itu sendiri, sehingga dapat diketahui aromaterapi jenis mana yang sangat efektif untuk mengatasi masalah insomnia, terutama pada lansia. Panti Werdha Pangesti merupakan salah satu panti Werdha swasta yang ada di kota Malang, tepatnya di jl. Sumber Mlaten No. 13 Lawang Malang. Merupakan rumah perawatan dan pelayanan lansia. Di panti ini terdapat 82 orang lansia yang tinggal, terdiri dari 35 orang laki-laki dan 47 orang wanita. Berdasarkan survey peneliti pada studi pendahuluan di panti ini, didapat data bahwa hampir 90% lansia yang tinggal mengalami gangguan tidur, yang ditandai oleh kesulitan memulai tidur

5 dan bangun terlalu pagi, berdasarkan literatur, gangguan tidur dengan gejala tersebut digolongkan insomnia. Kepala panti mengatakan bahwa mayoritas lansia bangun antara jam 2 hingga 3 dini hari, dan sejauh ini belum ada intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Oleh karena itu, peneliti menganggap perlunya solusi untuk mengatasi masalah tersebut, sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di panti werdha Pangesti Lawang, dengan harapan akan didapat solusi tepat mengatasi masalah insomnia di panti tersebut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah ada perbedaan efektifitas pemberian aromaterapijenis Cendana dan Lavender terhadap insomnia pada lansia di Panti Werdha Pangesti Lawang Malang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian adalah untuk mengetahui adanya perbedaanefektifitas pemberian aromaterapi jenis Cendana dan Lavender terhadap Insomnia pada lansia di Panti Werdha Pangesti Lawang Malang. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui tingkat Insomnia yang di alami lansia di Panti Werdha Pangesti Lawang Malang

6 b. Untuk mengetahui perubahan tingkat insomnia sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi jenis Cendana pada lansia di Panti Werdha Pangesti Lawang Malang c. Untuk mengetahui perubahan tingkat insomnia sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi jenis Lavender pada lansia di Panti Werdha Pangesti Lawang Malang d. Untuk mengetahui adanya perbedaan efektifitas pemberian aromaterapi jenis Cendana dan Lavender terhadap Insomnia pada lansia di Panti Werdha Pangesti Lawang Malang D. Manfaat 1. Bagi Profesi Keperawatan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan berupa jenis aromaterapi yang efektif untuk mengatasi insomnia, yang nantinya dapat diterapkan dalam profesi keperawatan. 2. Bagi Lansia Lansia dapat meningkatkan pengetahuan dalam hal mengatasi masalah insomnia. Penelitian ini dapat memberikan referensi dan masukan tentang jenis aromaterapi yang efektif untuk mengatasi insomnia. 3. Bagi Peneliti Melalui penelitian ini peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam praktek nyata melalui suatu penelitian.

7 4. Bagi Institusi Penelitian ini dapat menjadi referensi yang berguna bagi institusi, khususnya mahasiswa yang ingin mencari referensi tentang topik terkait ataupun ingin meneliti lebih jauh. 5. Bagi Panti Werdha Pangesti Hasil penelitian akan sangat berguna bagi panti terkait, yaitu sebagai salah satu solusi untuk mengatasi gangguan tidur-insomnia yang dialami oleh sebagian besar lansia di panti tersebut. E. Keaslian Penelitian Peneliti menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa penelitian tentang Perbedaan Efektifitas Pemberian Aromaterapi Jenis Lavender dan Cendana adalah hasil pemikiran asli peneliti dan belum pernah diteliti sebelumnya oleh peneliti lain. Sedangkan penelitian yang berhubungan dengan yang dilakukun peneliti adalah: 1. Megasari, Novy. 2010. Meneliti tentang Pengaruh Terapi Musik Jawa Terhadap Penurunan Tingkat Insomnia Pada Lansia Di Upt Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan. Hasil penelitian memperlihatkan adanya pengaruh yang signifikan terapi music jawa terhadap penurunan tingkat insomnia pada lansia. 2. Erliana, E. Perbedaan Tingkat Insomnia Lansia Sebelum dan Sesudah Latihan Relaksasi Otot Progresif (Progresif Muscle Relaxation) di BPSTW Ciparay Bandung. Penelitian ini menggunakanmetode Quasi Eksperimen tanpa kelompok kontrol dengan pendekatan One Group Pretest-Postest Design dan dengan sampel sebanyak 29 orang dan diambil 9 dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pada penelitian ini

8 menggunakan Uji Wilcoxon Match Paired TestHasil penelitian mengenai perbedaan tingkat insomnia sebelum dan sesudah latihan relaksasi otot progresif menunjukkan terdapat penurunan yang signifikan terhadaptingkat insomnia lansia. 3. Gusnul. 2009. Pengaruh Aromaterapi Terhadap Insomnia Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta. Tujuan peneltian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aromaterapi terhadap insomnia pada lansia. Penelitian ini adalah penelitian experimental, menggunakan desain penelitian Quasy-experiment dengan 15 orang lansia sebagai kelompok perlakuan dan 15 orang lansia sebagai kelompok.kontrol, analisa data menggunakan uji statistik t test. Pengumpulan sampel menggunakan metode Purposive sampling diperoleh 30 sampel. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan derajat insomnia pada kelompok perlakuan. Kesimpulan pada penelitian ini adalah terapi komplementer aromaterapi dapat digunakan untuk menurunkan tingkat insomnia pada lansia.