RANGKAIAN SISTEM KELISTRIKAN LAMPU PENERANGAN, LAMPU REM, DAN KLAKSON PADA KENDARAAN MITSUBISHI L300

dokumen-dokumen yang mirip
UNJUK KERJA ALAT PERAGA SISTEM PENERANGAN KENDARAAN MITSUBISHI L300

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota

BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016.

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

DESKRIPSI : KELISTRIKAN BODI

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO..

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO..

RANCANG BANGUN LAYOUT DAN PENEMPATAN SEL SURYA PADA PROTOTIPE MOBIL TENAGA SURYA

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

KAJIAN PEMBUATAN KELISTRIKAN BODI PADA CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

MODUL PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN BODI

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PROSES PRODUKSI PURWARUPA ELECTRIC MONOWHEEL

PANDUAN PELAKSANAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO..

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2014 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PELAKSANAAN

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Toyota TGN40 yang mempunyai spesifikasi tersendiri, berikut: Tabel 3.1Spesifikasi Lampu

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING PADA LAMPU TANDA BELOK (LAMPU SEIN) PADA ENGINE STAND TOYOTA KIJANG 5K

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

PROSES PEMBUATAN PURWARUPA ALAT PERAGA DRILLING DAN REAMING

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan media pembelajaran. kelistrikan sepeda motor Honda Kharisma sebagai berikut :

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

Gambar 3.1 Tahapan Perancangan Miniatur Lift

MANUFAKTUR PROTOTIPE CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE

Prosiding SNRT (Seminar Nasional Riset Terapan) PERANCANGAN TEKNOLOGI DRIVE BY TOUCHING SEBAGAI FITUR PENGAMAN OTOMATIS PADA KENDARAAN BERMOTOR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2014 KELOMPOK TEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK

ULANGAN MID SEMESTER GENAP. Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu :

NASKAH PUBLIKASI DESAIN MESIN PEMOTONG RUMPUT MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK AC 100 WATT

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

MODIFIKASI SISTEM HEADLAMP LIVINA DENGAN PERGERAKAN ADAPTIVE

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

LATIHAN 1 MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KABEL

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Gambar Lampu kepala

CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY

Sekring Mobil Meleleh atau Putus Mengganti

dalam Merakit Komputer

ANALISA KEBUTUHAN ENERGI MOTOR LISTRIK PADA PROTOTYPE MOBIL HYBRID

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN SISTEM POWER WINDOWS PADA MOBIL KIJANG ROVER TAHUN 1989

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN PEMOTONG KRUPUK RAMBAK KULIT ( Rangka )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

RANGKAIAN SISTEM KELISTRIKAN LAMPU PENERANGAN, LAMPU REM, DAN KLAKSON PADA KENDARAAN MITSUBISHI L300 Evia Ludvita Sari 1, Noor Setyo H.D 2, Wandi Arnandi 3 1,2,3 Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tidar evialudvitasari@gmail.com, noorsetyo@yahoo.com, wandiarnandi@untidar.ac.id Abstrak Tujuan pembuatan stand kelistrikan ini adalah untuk mengetahui bentuk rangkaian sistem kelistrikan dan untuk mengetahui cara kerja sistem kelistrikan lampu kendaraan Mitsubishi L300. Proses pembuatan stand lampu sistem kelistrikan lampu penerangan, lampu rem, dan klakson pada kendaraan Mitsubishi L300 dimulai dari pengukuran besi, pemotongan besi, penyambungan besi menggunakan las listrik, merapikan sambungan pengelasan, pengamplasan, pengecatan, selanjutnya memotong, dan memasang white board ke kerangka alat peraga, kemudian memasang rangkaian lampu kelistrikan (lampu-lampu, saklar, sekring, relay, flasher, jack boss dan socket banana) pada white board yang sudah dilubangi. Hasil dari pembuatan stand lampu sistem kelistrikan lampu kendaraan Mitsubishi L300 dapat disimpulkan yaitu bentuk rangkaian sistem kelistrikan lampu penerangan, lampu rem, dan klakson pada kendaraan Mitsubishi L300 secara umum sama dengan sistem lampu kelistrikan pada kendaraan lain, terlihat dari sisi kebutuhan daya yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu, untuk masing-masing lampu kepala jauh 1,1 watt, lampu kepala dekat 6 watt, lampu rem 34,0 watt, dan klakson 37,6 watt. Kata Kunci: stand lampu, sistem kelistrikan, Mitsubishi L300 Abstract The purpose of making this electrical stand is to know the form of electrical circuit system and to know how the electrical system work lights, brake lights, and horns on vehicles Mitsubishi L300. The process of making electrical system stands consisting of lighting, brake lights and horn on Mitsubishi L300 vehicles starts from measuring iron, cutting iron, welding iron using electric welding, tidy up welding joints, sanding, painting, then cutting, and installing white board to the frame of the props, then install a series of electrical lights (lights, switches, fuses, relays, flasher, boss jack and banana socket) on a hollowed-out white board. The results of the manufacture of electrical system lamp stands consisting of lights, brake lights and horns on Mitsubishi L300 vehicles can be concluded that the form of a series of electrical lighting systems, brake lights and horns on vehicles Mitsubishi L300 in general similar to the electrical light system on the others vehicle, are visible in terms of the power requirements required to turn on the lights, for each 1.1 watt head lamp, 6 watt headlamps, 34 watt brake lights, and 37.6 watt horns. Keywords: lamp stand, electrical system, Mitsubishi L300 PENDAHULUAN Teknologi otomotif sampai saat ini merupakan pengembangan dari peralatanperalatan sebelumnya yang telah hadir. Prinsip kerja setiap peralatan yang baru tidak jauh berbeda dengan peralatan yang sudah ada. Seperti sistem kelistrikan merupakan bagian penting dari kendaraan baik untuk sepeda motor atau mobil. Sistem kelistrikan bodi termasuk dalam hal ini adalah sistem penerangan (Lighting System) yang tentunya sangat diperlukan untuk keselamatan pengendara terutama untuk pengendaraan di malam hari. Sistem penerangan adalah instalasi dari berbagai rangkaian penerangan pada kendaraan atau semua sistem kelistrikan pada bodi kendaraan yang bertujuan untuk menjamin keamanan, keselamatan, dan kenikmatan berkendara. Sistem penerangan pada kendaraan merupakan suatu sistem yang sangat penting untuk kendaraan, oleh sebab itu sistem kelistrikan harus 1

mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku secara internasional, terutama yang menyangkut tentang kode warna dari lampu sistem penerangan tersebut. Sistem kelistrikan pada bodi mobil mempengaruhi juga pada sistem penerangan. Maka harus mengetahui sistem yang bekerja pada penerangan. Sistem penerangan adalah suatu sistem yang tersusun dari berbagai macam komponen kelistikan dan kabelkabel penghantar yang saling berhubungan dengan komponen satu dengan yang lainnya yang membentuk suatu sistem dengan fungsi untuk memberikan tanda kepada pengendara lain sehingga pengendara lain akan tahu. Tujuan pembuatan stand sistem kelistrikan ini adalah bagaimana unjuk kerja alat peraga sistem kelistrikan lampu kendaraan ringan Mistubishi L300. Adapun manfaat yang bisa diambil dalam pembuatan stand kelistrikan ini adalah sebagai bahan referensi dari sumber-sumber pembuatan stand sistem kelistrikan yang terdiri dari lampu kendaraan Mitsubishi L300 yang berkelanjutan di jurusan D3 Teknik Mesin Universitas Tidar Magelang. Hasil pengujian menunjukkan bahwa lampu LED lebih efisien dalam hal daya serta memiliki intensitas cahaya yang lebih tinggi dibanding lampu pijar biasa. Kesimpulan hasil pengujian memperlihatkan bahwa intensitas cahaya lampu halogen 55 watt memiliki intensitas sebesar 1690 lumen, sedangkan lampu LED berdaya 55 watt memiliki intensitas 4774 lumen. METODE PELAKSANAAN Proses pembuatan stand sistem kelistrikan lampu penerangan, lampu rem, dan klakson pada kendaraan Mitsubishi L300 dibuat dengan mengacu pada diagram alur pengerjaan terlihat pada Gambar 1. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang sistem kelistrikan body pada kendaraan ringan telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, diantaranya pengujian yang dilakukan oleh Putra, dkk (2013) berpendapat bahwa sistem kelistrikan body di dalam sebuah kendaraan sebagai salah satu unsur safety pada sebuah kendaraan secara utuh. Permasalahan utama yang sering terjadi pada sistem kelistrikan body lampu konvensional yaitu penggunaan lampu pijar memiliki daya yang sangat besar sehingga kurang efisien, dalam hal penghematan energi dibandingkan dengan menggunakan lampu LED yang dapat memangkas daya cukup signifikan. Bahan Gambar 1. Alur pembuatan stand kelistrikan Bahan yang dipakai dalam pembuatan rangkaian sistem kelistrikan sistem kendaraan Mitsubishi L300 terbagi menjadi dua yaitu: bahan utama, dan bahan pembantu. 2

Tabel 1. Bahan utama No Uraian Spesifikasi 1 Lampu Kepala 100/90 watt 2 Lampu Sein 8 watt 3 Lampu Rem 21 watt 4 Lampu Mundur 8 watt 5 Lampu Kota 8 watt 6 Baterai (Accu) 12 volt 7 Steker Boss 80 set 8 Jack Banana 40 set 9 Tombol Push On 10 Sekring 10 ampere 11 Sekring Box 12 Kabel 5 mm 13 Flasher 23 watt 14 Saklar 3 cm x 1,5 cm 15 Kunci Kontak 16 Klakson 6 volt 17 Relay 30 ampere 18 Bolam 12 volt Tabel 2. Bahan pendukung No Uraian Spesifikasi (mm) 1 Besi Siku 3 x 3 x 2 2 Besi Pipa 3 x 3 x 2 3 Triplek 9 mm dan 2 mm 4 Alumunium 10 10 x 1 Siku Alat Peralatan dan alat ukur yang dipakai dalam pembuatan alat peraga rangkaian sistem kelistrikan lampu penerangan, lampu rem, dan klakson pada kendaraan Mitsubishi L300 ditunjukkan pada Tabel 3. Prosedur Pembuatan 1. Pengukuran Besi Pemotongan besi untuk kerangka alat peraga sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan yaitu: dua buah pipa besi kotak ukuran 3 cm x 3 cm dengan panjang masing-masing 5 m untuk membuat alat peraga rangkaian lampu penerangan dengan membentuk persegi yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tebal 60 x 60 x 3. 2. Pemotongan Besi Pemotongan besi menggunakan gerinda tangan dan dilakukan secara hatihati agar hasil pemotongan baik dan rapi. 3. Penyambungan Besi Penyambungan besi dilakukan menggunakan las listrik karena las listrik mudah pengerjaannya dan mudah dirapikan hasil pengelasannya. 4. Merapikan Sambungan Pengelasan Sambungan hasil pengelasan pada besi yang kurang sempurna mengakibatkan benjolan yang tidak merata pada sambungan, maka perlu dilakukan proses merapikan hasil pengelasan dengan cara di gerinda agar hasil las lebih baik. 5. Pengamplasan Sebelum dilakukan pengecatan terlebih dahulu dilakukan proses pengamplasan agar permukaan lebih halus dan cat lebih kuat menempel. 6. Pengecatan Pengecatan dilakukan bertujuan untuk melindungi besi dari karat dan memperindah tampilan hasil las. 7. Hasil Akhir Proses pengelasan yang sudah dilakukan menghasilkan kerangka untuk rangkaian sistem kelistrikan. 8. Pemotongan dan Pemasangan White Board ke Alat Peraga Ukur kembali rangka yang sudah jadi untuk memastikan ukuran sesuai dengan kebutuhan. Kemudian gambar pola ke sisi lain white board menggunakan spidol atau bolpen. Pola yang digambar yaitu pola alat peraga rangkaian sistem kelistrikan, lubang kabel, lubang soket banana, dan lubang baut pengikat white board. Potong pola menggunakan gerinda mata gergaji. 9. Pemasangan rangkaian kelistrikan lampu Memasang white board alat peraga yang sudah dibuat lubang dudukan, pemasangan komponen rangkaian sistem kelistrikan dimulai dari memasang lampu kepala, lampu kota, lampu sein, saklar, box sekring, lampu kombinasi belakang, relay, flasher, kemudian memasang jack bossdan socket banana pada white board. Setelah pemasangan komponen selesai, maka mulai memasang steker boss dan jack banana, kemudian merakit kabel. 3

Perakitan kabel selesai rapikan instalasi kabel menggunakan solder dan pada sambungan kabel menggunakan solasi hitam, cek semua kabel pastikan semua kabel sudah terpasang kencang pada socket. Tabel 3. Peralatan No Nama Alat 1 Las Listrik 2 Gerinda Tangan 3 Obeng 4 Kunci Kombinasi 1 Set 5 Kompresor 6 Amplas 7 Multitester Analog 8 Bor Listrik 9 Kikir 10 Tang 11 Pengupas Kabel 12 Spray Gun 13 Mistar L 14 Multitester Digital HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari proses pengelasan besi Gambar 2 didapat hasil stand sistem kelistrikan untuk lampu penerangan, lampu rem, dan klakson, terlihat seperti dalam Gambar 3. Gambar 3. Rangkaian kelistrikan lampu Hasil pengukuran besar tegangan, besar tahanan, dan besar arus yang mengalir pada masing-masing rangkaian untuk lampu kepala jauh, lampu kepala dekat, lampu rem, klakson, dan tambahan komponen relay, diperoleh hasil pengukuran yang terlihat dalam Tabel 4. Tabel 4. Hasil pengukuran tegangan, tahanan, dan arus No Uraian Volt Ohm Ampere 1 Lampu 12 1,4 4,4 Jauh 2 Lampu 12 1,5 4,3 Dekat 3 Lampu 12 2,6 1,5 Rem 4 Klakson 12 2,5 2,4 5 Relay - 1,5 - Gambar 2. Hasil akhir pengelasan Tabel 4 hasil pengukuran tegangan, tahanan, dan arus pada lampu kepala posisi (jauh + dekat) tersusun secara seri dengan relay, demikian juga lampu rem tersusun secara seri, sedang klakson berdiri sendiri. Jika besar tahanan lampu kepala jauh dan dekat masing-masing 1,4 ohm dan 1,5 ohm, sedangkan lampu rem 2,6 ohm, maka besar tahanan pengganti lampu rem 1,1 ohm, dan besar tahanan pengganti klakson tetap sebesar 2,5 ohm, sedangkan 4

besar arus untuk masing-masing lampu kepala jauh 4,4 ohm, lampu kepala dekat 4,3 ohm, lampu rem 1,5 ohm, dan klakson sebesar 2,4 ohm. Sedangkan hasil perhitungan besar daya terpasang dan daya hasil pengukuran terhadap masing-masing lampu (lampu kepala jauh, lampu kepala dekat, lampu rem, dan klakson) terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perbedaan besar daya terpasang dan daya hasil perhitungan No Uraian Daya 1 Daya 2 (Watt) (Watt) 1 Lampu Jauh 101,1 100 2 Lampu 96 90 Dekat 3 Lampu Rem 55,0 21 4 Klakson 57,6 20 *Daya 1 Hasil Perhitungan *Daya 2 Daya Terpasang Sedangkan pada Tabel 5 Perbedaan besar daya terpasang dan daya hasil pengukuran yang digunakan pada masingmasing lampu kepala, lampu rem, dan klakson terlihat dari hasil perhitungan (teoritis) lebih besar dari standar yang telah ditentukan oleh pabrik, hal ini untuk memberikan keamanan terhadap masingmasing lampu yang dipakai, agar lampu tidak cepat putus jika terjadi lonjakan arus. KESIMPULAN Hasil dari pembuatan alat peraga sistem kelistrikan lampu penerangan, lampu rem, dan klakson pada kendaraan Mitsubishi L300 dapat disimpulkan yaitu bentuk rangkaian sistem kelistrikan lampu kendaraan Mitsubishi L300 secara umum sama. Hal ini terlihat dari sisi kebutuhan daya yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu mendekati dengan standar yang diterapkan oleh perusahan. Adanya perbedaan antara kebutuhan daya hasil perhitungan dengan standar dikarenakan adanya rugi-rugi yang diakibatkan dari pemakaian jenis kabel dan sambungan antara rangkaian satu dengan rangkaian lainnya. DAFTAR PUSTAKA Abidin, S., 2014, Sistem Kelistrikan, https://saenalabidin.wordpress.com/ma ta-kuliah/sistem-kelistrikan/, Diakses Tanggal 15 Agustus 2017. Daryanto, 2005. Teknik Servis Mobil. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Daryanto, 2013. Teknik Merawat Automobil Lengkap. Bandung : Y Rama Widya. Ganny, Y., 1984. Kelengkapan Listrik untuk Otomotif. Bandung : CV. Prakarya. Putra, A. W., 2013, Rancang Bangun Sistem Kelistrikan Body Pada Mobil Listrik Garuda Unesa, Mobil Listrik Garuda Unesa, Vol. 01, No. 01, 34-37. Setiawan, E., Widjanarko, D., Budiyono, A., 2009, Pengembangan Panel Peraga Multifungsi Sistem Lampu Kepala Sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Sistem Penerangan Mahasiswa, Pengembangan Panel Peraga Multifungsi, Vol. 09, No. 01, 22-29. Siahaan, I. H., Prayogo, D. S., 2013, Prototype Sistem Headlamp Dengan Pergerakan Adaptive Steering, Dasar dan Aplikasi, Vol. 10, No. 14, 15-22 Warsowiwoho, 1986. Sistem Kelistrikan pada Peralatan. Jakarta : PN. Pradinyaparamita. Wijaya, A., 2015, Sistem Kelistrikan Bodi padamobilhttps://andytoyotaproboling go.blogspot.co id/2015/12/ sistem kelistrikan-bodi-pada mobil.html?m=1, Diakses Tanggal 12 Agustus 2017. 5