PEMBANGUNAN MODEL ELECTRONIC GOVERNMENT PEMERINTAHAN DESA MENUJU SMART DESA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan konsep

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Teknologi Informasi yang berkembang dengan sangat pesat saat ini

METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM (STUDI KASUS : RSUD Dr.SOEGIRI LAMONGAN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB III LANDASAN TEORI. mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategis dari suatu

PERECANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF (Studi Kasus di Yayasan Al-Musadaddaiyah Garut)

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

I. PENDAHULUAN. membuat masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengontrol setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk mengembangkan sebuah arsitektur enterprise yang mampu

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF PADA PEMERINTAH DAERAH LAMPUNG UTARA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Komputer Dan Pemerintahan. Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014

TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN

PERANCANGAN ARSITEKTUR BISNIS PERGURUAN TINGGI DENGAN TOGAF (STUDI KASUS : POLITEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN STKIP HAMZANWADI SELONG DENGAN MENGGUNAKAN TOGAF ADM

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Porter s Value Chain Diagram yang digunakan pada fase Business Architecture.

b. Meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan public Konsep E-Government (Electronic Government) dalam Pelayanan

Sistem Panjaminan Mutu Pendidikan Dengan TOGAF ADM Untuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Arsitektur Enterprise

E-GOVERMENT. 7. Komputer dan Pemerintahan PTSI C. Definisi (Word Bank) :

PERENCANAAN PENINGKATAN KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN ACMM DAN TOGAF PADA POLITEKNIK XYZ

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 3. Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap sistem informasi dalam suatu organisasi. Dampak dari hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

Gambar I.1 Jumlah Penduduk Muslim di Dunia

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI PENERAPAN E-GOVERNMENT PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE PEGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG

ABSTRAK. ii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BAB I PENDAHULUAN manajemen upaya kesehatan manajemen kesehatan

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN EGOVERNMEN PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH No. 7, 2015 PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

ABSTRAK. Keywords : Arsitektur Interprise, Zachman Framework, Arsitektur Teknologi Informasi

ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI UNTUK PENYUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI TI BERDASARKAN COBIT 4.1 DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UPN VETERAN JAWA TIMUR

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bersaing ditengah persaingan bisnis yang semakin ketat (Luftman, 2004).

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN BLORA

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN I.1

Perencanaan Strategis SI/ TI di Akademi Militer (Akmil) Magelang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Eko Nugroho Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia

PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM E-GOVERNMENT SERTA P E N T I N G N Y A K O M I T M E N.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perencanaan strategis di institusi perguruan tinggi. Perencanaan strategis

BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan selalu berusaha memiliki Competitive advantages untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun

BAB I PENDAHULUAN I.1

Presiden No. 3/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional. Pengembangan Pemerintahan Secara Elektronik. INPRES ini

RESUME BUKU MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM 10/e CHAPTER 14: ENTERPRISE AND GLOBAL MANAGEMENT OF INFORMATION TECHNOLOGY

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan Framework Enterprise Architecture pada perguruan tinggi.

Layanan Balai IPTEKnet - BPPT untuk mendukung e-government. Irwan Rawal Husdi (Ka Balai IPTEKnet BPPT)

KOMPUTER DALAM PEMERINTAHAN

Transkripsi:

PEMBANGUNAN MODEL ELECTRONIC GOVERNMENT PEMERINTAHAN DESA MENUJU SMART DESA Ahmad Akbar 1, Dana Indra Sensuse 2 1 Magister Teknik Informatika, Universitas AMIKOM Yogyakarta 2 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia 1 Yogyakarta, Indonesia. 2 Depok, Jawa Barat, Indonesia. 1 akbarmuno@pancabudi.ac.id. 2 dana@cs.ui.ac.id Abstract Pengembangan Electronic Government (e- Gov) merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan berbasis elektronik dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik. e-gov merupakan proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien. Menyadari akan besarnya manfaat e-gov, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-gov melalui Inpres Nomor 3 Tahun 2003 sebagai payung hukum bagi seluruh kebijakan di bidang e-gov serta beberapa pasal dalam Undang undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa yang secara eksplisit berbicara mengenai Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) untuk Desa. The Open Group Framework (TOGAF) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam perencanaan dan perancangan e-gov. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun model e-gov khususnya layanan dan menyusun strategi implementasi e-gov Pemerintahan Desa Kota Pari Kec. Pantai Cermin Kab. Serdang Bedagai menuju Smart Desa. Berdasarkan rantai nilai Pemerintahan Desa Kota Pari maka model e-gov yang dibangun berimplikasi pada model e-desa Pemerintahan Desa Kota Pari terdiri dari Aplikasi Pelayanan Administrasi Desa, Aplikasi Tata Kelola Keuangan Desa, Aplikasi Perencanaan Pengembangan Desa, dan Aplikasi Pengelolaan Data Dokumen Kepemilikan Lahan. Penerapan model e-government dilakukan secara bertahap mulai dari pengadaan fasilitas yang lebih baik, pemerataan jaringan komunikasi, dan peningkatan sumber daya manusia (aparatur desa) yang lebih baik, selanjutnya akan diterapkan model e- Government yang telah dibangun. Kata Kunci Electronic Government, Pemerintahan Desa Kota Pari, The Open Group Framework. I. PENDAHULUAN Pengembangan Electronic Government (e- Gov) merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan berbasis elektronik dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik. e-gov menawarkan pelayanan publik bisa diakses secara runtime, kapan pun, dan dari manapun pengguna berada. e-gov merupakan proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien. Karena itu, ada dua hal utama dalam pengertian e-gov, yaitu penggunaan teknologi informasi (salah satunya adalah internet) sebagai alat bantu dan tujuan pemanfaatannya sehingga pemerintahan dapat berjalan lebih efisien (Sosiawan 2008). Menyadari akan besarnya manfaat e-gov, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Electronic Government melalui Inpres Nomor 3 Tahun 2003 sebagai payung hukum bagi seluruh kebijakan di bidang Electronic Government serta beberapa pasal dalam Undang undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa yang secara eksplisit berbicara mengenai Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) untuk Desa, yaitu mengenai Teknologi Tepat Guna : Pasal 80 ayat (4) Prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat Desa yang meliputi: (a) peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar, (b) pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia, (c) pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif, (d) pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan ekonomi; dan (e) peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat Desa berdasarkan kebutuhan masyarakat Desa. Pasal 83 ayat (3) tentang atau menyebutkan bahwa Pembangunan Kawasan Perdesaan meliputi: (a) penggunaan dan pemanfaatan wilayah Desa dalam rangka penetapan kawasan pembangunan sesuai dengan tata ruang Kabupaten/Kota, (b) pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan, (c) pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi perdesaan, dan pengembangan teknologi tepat guna; dan (e) pemberdayaan masyarakat Desa untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan dan kegiatan ekonomi. Pasal 112 ayat (3) Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memberdayakan masyarakat Desa dengan: (a) menerapkanhasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi tepat guna, dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat Desa, (b) meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat Desa melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan, dan (c) mengakui dan memfungsikan institusi asli dan/atau yang sudah ada di masyarakat Desa. Dalam penerapan konsep e-gov menuju good governance perlu diterapkan di setiap instansi pemerintah, termasuk pemerintahan tingkat desa. The Open Group Framework (TOGAF) 1

merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam perencanaan, perancangan e-gov (Yunis dan Surendro 2008). Luaran dari TOGAF akan menghasilkan sebuah arsitektur enterprise yang pada nantinya bisa dijadikan oleh pemerintah desa untuk mengimplementasikan model e-gov pada perangkat desa menuju smart desa. Perancangan arsitektur enterprise adalah kerangka yang digunakan untuk mewujudkan keselerasan teknologi dan proses bisnis dalam organisasi (Zarvic dan Wieringa 2014). Berdasarkan permasalahan tersebut maka dibutuhkan sebuah sistem yang dapat membantu proses pelayanan kepada masyarakat di Kantor Pemerintahan Desa Kota Pari, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Dalam pembangunan sistem (e-gov) dibutuhkan penerapan model TOGAF untuk mendukung model arsitektur enterprise yang akan dibangun. Pembangunan sistem (e-gov) berbasis web merupakan jawaban yang tepat untuk menjawab kebutuhan pelayanan penduduk Pemerintahan Desa Kota Pari menuju konsep smart desa. Penelitian ini dilakukan untuk membangun model e-gov khususnya layanan dan menyusun strategi implementasi e-gov Pemerintahan Desa Kota Pari Kec. Pantai Cermin Kab. Serdang menuju Smart Desa. A. Desa II. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sunardjo (Wasistiono dan Tahir 2006) desa adalah suatu kesatuan masyarakat hukum berdasarkan adat dan hukum adat yang menetap dalam suatu wilayah tertentu batas-batasnya, memiliki ikatan lahir batin yang sangat kuat, baik karena keturunan maupun kesamaan kepentingan politik, ekonomi, sosial, dan keamanan, memiliki susunan pengurus yang dipilih bersama; memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri. Sedangkan menurut Undang Undang RI No 6 Tahun 2014 Tentang Desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. B. Electronic Goverment Electronic government merupakan suatu proses sistem pemerintahan dengan memanfaatkan ICT (information, communication and technology) sebagai alat untuk memberikan kemudahan proses komunikasi dan transaksi kepada warga masyarakat, organisasi bisnis dan antara lembaga pemerintah serta stafnya. Sehingga dapat dicapai efisiensi, efektivitas, transparansi dan pertanggung jawaban pemerintah kepada masyarakatnya. Konsep pengembangan e-government menentukan prioritas pengembangan e-government suatu lembaga pemerintah, menyangkut hubungan Government to Government (G2G), Government to Business (G2B) dan Government to Citizen (G2C). Konsep Electronic Government secara lengkap diperjelas dalam INPRES No. 3 Tahun 2003 yang berkaitan dengan konsep Electronic Government dalam INPRES No. 6 Tahun 2001, dengan lebih menekankan pada strategi pengembangan Electronic Government sebagai berikut: Mengembangkan sistem pelayanan yang handal dan terpercaya, serta terjangkau oleh masyarakat luas. Menata sistem manajemen dan proses kerja pemerintah dan pemnerintah daerah otonom secara holistik. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Meningkatkan peranserta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Mengembangkan kapasitas sumberdaya manusia pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonom, disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat. Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan-tahapan yang realistik dan terukur. C. Smart Desa Smart desa adalah Sebuah desa pintar memiliki investasi yang dilakukan pada manusia dan sosial selain modal fisik, fokus utama sebagai pendorong pertumbuhan adalah peran ICT infrastruktur, modal manusia atau pendidikan, sosial dan modal relasional dan faktor lingkungan. Kinerja desa tergantung pada infrastruktur fisik, dan ketersediaan kualitas pengetahuan, komunikasi & sosial infrastruktur (modal intelektual dan modal sosial) D. The Open Group Architectur Framework (TOGAF) TOGAF merupakan framework dengan metodologi lebih rinci dengan sekumpulan tools pendukung untuk mengembangkan dan meningkatkan infrastruktur TI pada bisnis. TOGAF menawarkan pendekatan untuk perencanaan, perancangan, implementasi, dan pengaturan EA pada perusahaan. TOGAF dapat didefinisikan sebagai framework yang ditujukan untuk segala jenis organisasi di dunia oleh The Open Group. 2

E. Electronic Desa (e-desa) Electronic Desa (e-desa) merupakan sistem yang dapat didasarkan pada teknologi cloud computing (Fitri dkk, 2015). Dengan e-desa maka pemerintah desa tidak perlu direpotkan dengan penyediaan infrastruktur sistem seperti server, aplikasi dan perawatan sistem. Harapan dengan adanya sistem e- Desa ini adalah pemerintah desa dapat mandiri dalam pengelolaan informasi dan administrasi yang dilakukan. Pembangunan e-desa ini ditujukan khusus untuk mendapatkan model pengelolaan informasi dan administrasi yang dilakukan pemerintahan desa guna meningkatkan pelayanan sesuai dengan visi dan misi sebuah Kabupaten dalam semangat otonomi daerah. Mulai Studi Pustaka dan Perumusan Masalah Struktur Organisasi Desa, Peraturan Pemerintah Desa Pengumpulan Data Pengelolaan Perangkat Desa, Dukungan SIM dan SDM yang ada Investigasi Sistem Studi kelayakan dukungan teknis (brainware, dataware, hardware, software, dan netware), operasional, dan identifikasi kebutuhan user vision Analisis dan Rancangan Konseptual Sistem (Berbasis TOGAF) Business Information System Technology III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian kualitatif dimaknai sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, sedangkan penelitian deskriptif kualitatif diuraikan sesuai dengan pendapat responden, apa adanya sesuai dengan pertanyaan penelitian, kemudian dianalisis sesuai dengan prilaku responden, direduksi, ditriangulasi, disimpulkan dan diverifikasi. Dalam membangun model Electronic Government Pemerintahan Desa Menuju Smart Desa dibutuhkan suatu kerangka strategis sebagai panduan kepada pemerintah desa dalam mengimplementasikan model Electronic Government. Struktur dasar TOGAF Development Method (ADM) yang terdiri dari 8 (delapan) fase utama untuk membangun model arsitektur enterprise dan sistem informasi dalam hal ini Electronic Government Pemerintahan Desa Menuju Smart Desa. Berikut adalah 8 (delapan) fase struktur TOGAF Development Method (ADM) Business, Data, Application, dan Technical. B. Alur Penelitian Alur penelitian untuk membangun model electronic government pemerintahan desa dapat dilihat dalam bentuk diagram alir dengan beberapa tahapan yang dapat dilihat pada gambar dibawah : Tidak Sesuai? Ya Selesai Evaluasi Hasil Gambar 1. Diagram Alur Penelitian C. Subyek Penelitian Subjek penelitian merupakan orang/sumber/informan yang dapat memberikan data/informasi kepada peneliti di lokasi penelitian. Berdasarkan pertimbangan jenis data yang dibutuhkan maka subyek penelitian dibagi menjadi : Top Management terdiri dari Kepala Desa & Sekretaris Desa Middle Management terdiri dari Kaur Persuratan, Kaur Pemerintahan, Kaur Trantibnas & Kaur Keuangan Warga Desa IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Vision Identifikasi yang dilakukan pada tahap ini direpresentasikan melalui aspek visi dan misi, tujuan bisnis (business goals), sasaran bisnis (business objective) dan ruang lingkup (scope). Pada struktur Pemerintahan Desa Kota Pari wewenang pimpinan organisasi dilakukan oleh Kepala Desa yang dibantu oleh Sekretaris Desa. Dalam menjalankan tugasnya Kepala Desa dibantu oleh Kepala Urusan (Kaur) Persuratan, Kaur Keuangan, Kaur Pemerintahan, dan Kaur Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat (Trantibmas). 3

KEPALA DESA SEKRETARIS DESA PERSURATAN PEMERINTAHAN TRANTIBMAS KEUANGAN Gambar 2. Struktur Institusi Pemerintahan Desa Kota Pari B. Analisis Business Saat ini Pemerintahan Desa Kota Pari akan membuat arsitektur model e-gov dengan menjadikan kegiatan utama dan kegiatan pendukung pada Pemerintahan Desa Kota Pari menggunakan aplikasi yang terkomputerisasi. Untuk membuat arsitektur model e-gov Pemerintahan Desa Kota Pari terlebih dahulu menganalisis kondisi nyata kegiatan utama dan kegiatan pendukung pada desa. Prosedur kerja analisis kondisi nyata diatas dapat disederhanakan dalam bentuk alur seperti yang terlihat pada Gambar 3. Perancangan prototipe e-gov yang akan diterapkan pada pemerintahan Desa Kota Pari dan merujuk pada kegiatan utama dan kegiatan pendukung di Pemerintahan Desa Kota Pari seperti Aplikasi Pelayanan Administrasi Desa, Aplikasi Tata Kelola Keuangan Desa, Aplikasi Perencanaan Pengembangan Desa, Aplikasi Pengelolaan Data Dokumen Kepemilikan Lahan. Diagram prosedur kerja analisis perancangan model e-gov Gambar 4. Rantai nilai Pemerintahan Desa Kota Pari a) Aktifitas utama Inbound logistics: Penerimaan pengurusan administrasi desa. Operations: Pengelolaan administrasi desa. Outbond logistics: Laporan hasil administrasi desa. b) Aktifitas pendukung Procurement: Manajemen sarana dan prasarana di Human resource management: Manajemen kepegawaian yang meliputi Kaur Persuratan, Kaur Pemerintahan, Kaur Trantibmas, dan Kaur Keuangan. Product and technology development: Pengelolaan teknologi informasi oleh Tim Teknologi Informasi Firm infrastructure: Manajemen keuangan yang dikelola oleh Kaur Keuangan. Input arsitektur prototype e-government berdasarkan kegiatan utama dan kegiatan pendukung pada pemerintahan desa Kepala Desa - Membantuk Tim Kerja - Memberi Tugas Tim Kerja - Memberi Arahan Teknis Mereview, dan Merevisi Hasil Inventarisasi Tim Kerja Menyusun rencana dan jadwal Membagi tugas Menginventarisasi kondisi Selesai Finalisasi dan Laporan C. Analisis Information System Semua informasi yang ada diolah secara manual menggunakan aplikasi pengolah data seperti Microsoft Word, dan Microsoft Excell. Hasil identifikasi fungsi bisnis penerapan model e-gov, dapat ditentukan daftar kandidat fitur aplikasi yang diperlukan untuk mendukung fungsi utama Dari tahapan business architecture yang menggunakan pemodelan bisnis rantai nilai diperoleh bahwa area fungsional utama Pemerintahan Desa Kota Pari adalah peneriman pengajuan administrasi desa, pengelolaan administrasi desa, laporan administrasi desa, manajemen keuangan, manajemen sarana prasarana, manajemen kepegawaian, dan pengelolaan teknologi informasi. Mendatangani Mendokumentasikan Menggandakan Hasil arsitektur prototype e-government Gambar 3. Diagram prosedur kerja analisis perancangan model e-gov D. Analisis Technology Pada prinsip teknologi teridentifikasi bahwa teknologi yang dibutuhkan adalah teknologi jaringan yang menghubungkan antar aplikasi sehingga dalam menentukan platform teknologi perlu di perhatikan. Rancangan aritektur teknologi pada model e-gov Pemerintahan Desa Kota Pari dapat dilihat pada Gambar 4. 4

Ruangan Administrator Komputer Admin Ruangan Kaur Pemerintahan Komputer Kaur Pemerintahan Server Kantor Camat Kecamatan Pantai Cermin Ruangan Kaur Keuangan Komputer Kaur Keuangan Modem Hub Internet Ruangan Kaur Trantibmas Komputer Kaur Trantibmas Ruangan Kepala Desa Komputer Kepala Desa Ruangan Kaur Persuratan Komputer Kaur Persuratan Gambar 4. Rancangan aritektur teknologi pada model e-gov Pemerintahan Desa Kota Pari V. KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Berdasarkan rantai nilai Pemerintahan Desa Kota Pari maka model e-government yang dibangun berimplikasi pada model e-desa Pemerintahan Desa Kota Pari terdiri dari Aplikasi Pelayanan Administrasi Desa, Aplikasi Tata Kelola Keuangan Desa, Aplikasi Perencanaan Pengembangan Desa, dan Aplikasi Pengelolaan Data Dokumen Kepemilikan Lahan. Penerapan model e-government dilakukan secara bertahap mulai dari pengadaan fasilitas yang lebih baik, pemerataan jaringan komunikasi, dan peningkatan sumber daya manusia (aparatur desa) yang lebih baik, selanjutnya akan diterapkan model e-government yang telah dibangun. DAFTAR PUSTAKA [1] Fitri TA, Nasution T, Herwin H. 2015. Pengembangan Model Pelayanan Kantor Desa terhadap Masyarakat Berbasis Mobile Computing. Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika. 1(2). Diakses : 24 Mei 2017. Link : http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jepin/article/vie w/12559. [2] Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government. [3] Sosiawan EA. 2008. Tantangan Dan Hambatan Dalam Implementasi E-Government di Indonesia. Seminar Nasional Informatika. Yogyakarta(ID): UPN Veteran Yogyakarta. [4] Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. [5] Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. [6] Wasistiono S, Tahir I. 2006. Prospek Pengembangan Desa. Fokus Media: Bandung. [7] Yunis R, Surendro K. 2008. Pemilihan Metodologi Pengembangan Enterprise untuk Indonesia. Prosiding SNIKA. 3(1): 53-59. [8] Zarvic N, Wieringa R. 2014. An Integrated Enterprise Framework for Business-IT Alignment. In Designing Enterprise Frameworks: Integrating Business Processes with IT Infrastructure. Apple Academic Press. 5