KONDISI SANITASI TEMPAT PELELANGAN IKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH DI WILAYAH PESISIR PUGER KABUPATEN JEMBER

dokumen-dokumen yang mirip
Ferly Juliardi dll., Implementasi Pengelolaan Limbah Organik Di Tempat Pelelangan Ikan Di Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

PENATAAN PERMUKIMAN NELAYAN PUGER DITINJAU DARI ASPEK KEKUMUHAN

AKTIVITAS PENUNJANG DAN KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT WILAYAH PESISIR PUGER KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. tidak terjadi dengan sendirinya (Mukono, 2006). Pertambahan penduduk,

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pelabuhan Perikanan 2.2 Kebersihan Definisi kebersihan

KUESIONER UNTUK PEDAGANG

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. pengelolaan kebersihan lingkungan pantai di Bali dan Pantai Sanur Kaja.

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan yang menghasilkan limbah

3 METODOLOGI PENELITIAN

STUDI KINERJA TEKNIK OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN Latar Belakang

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

P R O F I L K E L U R A H A N T A N J U N G M A S

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

BAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Lembar ObservasiHigiene Sanitasi Pembuatan Ikan Asin di Kota Sibolga Tahun 2012

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS)

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

KUESIONER. Lampiran 1. Judul Penelitian : Analisis kesesuaian Lahan dan Kebijakan Permukiman Kawasan Pesisir Kota Medan

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI

BAB I PENDAHULUAN. bermukim pun beragam. Besarnya jumlah kota pesisir di Indonesia merupakan hal

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/

3. Pengelolaan air kotor dan kotoran manusia (Sawage and Exreta Disposal) 4. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation)

5. SANITASI DAN HIGIENITAS DERMAGA DAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPP LAMPULO

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

PENATAAN PERMUKIMAN NELAYAN MENUJU KAWASAN ZERO WASTE (Studi Kasus: Permukiman Nelayan Gudang Lelang Bandar Lampung)

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

PENATAAN PERMUKIMAN KAWASAN PESISIR DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUAN

INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

BAB I Permasalahan Umum Persampahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT

Kegiatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

ii. Tempat Penampungan Sampah Pengelolaan sampah di Pratistha Harsa dikelola oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi. Pengambilan sampah di

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI AREA

CHECKLIST PEMBINAAN KANTIN SEKOLAH SEHAT SDN 04 LEBAK BULUS

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

ANALISIS PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KELURAHAN SINDULANG SATU KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan sebagai

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print)

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

Rumah Susun Di Muarareja Kota Tegal

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Drainase Terhadap Lingkungan Jalan Mendawai dan sekitar Pasar Kahayan

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

Transkripsi:

KONDISI SANITASI TEMPAT PELELANGAN IKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH DI WILAYAH PESISIR PUGER KABUPATEN JEMBER Prehatin Trirahayu Ningrum Institute For Maritime Studies (IMaS) Universitas Jember. Alamat: Kalimantan no. 37, Jember, East Java, Indonesia. E-mail: harumfkm@gmail.com; Telp. 081330009604 ABSTRAK Tempat Pelelangan Ikan merupakan tempat berkumpulnya nelayan dan pedagangpedagang ikan atau pembeli ikan dalam rangka mengadakan transaksi jual beli ikan. Untuk menjadikan Tempat Pelelangan Ikan yang sehat maka diperlukan suatu pengolahan limbah. Pengolahan limbah merupakan kunci dalam pelaksanaan pengelolaan limbah di Tempat Pelelangan Ikan. Tahapan dari pengelolaan limbah diantaranya Penampungan / pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan serta pembuangan akhir. Sarana prasarana yang digunakan juga dapat meningkatkan dan membantu kegiatan untuk melakukan pengelolaan limbah di Tempat pelelangan Ikan. Jenis penelitian deskriptif dan observasional, desain penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil observasi Tempat Pelelangan Ikan kurang baik, pengelolaan sampah tidak memenuhi syarat, sarana dan prasarana pengelolaan sampah di Tempat Pelelangan Ikan yang terdapat di wilayah Pesisir Puger Kabupaten Jember yang meliputi Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan Gerobak Sampah termasuk dalam kategori yang baik atau memenuhi syarat sedangkan untuk sisanya yaitu kontainer, truk, tempat pembuangan akhir, serta saluran pembuangan air limbah termasuk dalam kategori tidak memenuhi syarat. Maka dari itu diharapkan warga sekitar agar sadar dalam perilaku membuang limbah/sampah hasil perikanan sembarangan serta bagi instansi terkait untuk terus melakukan program kerja yang dijalankan. Kata Kunci: Pengelolaan Limbah, Tempat Pelelangan Ikan, Wilayah Pesisir PENDAHULUAN Pantai Puger yang berada di wilayah Kecamatan Puger Kabupaten Jember Provinsi JawaTimur merupakan salah satu kawasan yang selama ini dikenal sebagai lokasi pendaratan ikan yang cukup besar di Kabupaten Jember. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Puger Jember merupakan TPI terbesar di Kabupaten Jember, terletak kurang lebih 40 km ke arah selatan Kota Jember. Kawasan ini menjadi jalur dan tempat persinggahan wisatawan ketika ingin mengunjungi pantai Puger. Di tempat ini, pengunjung dapat membeli ikan-ikan segar yang baru diperoleh dari nelayan, serta berbagai produk olahan laut seperti terasi, ikan asin, kerupuk, dll. Desa Puger Kulon dan Puger Wetan terletak di pesisir selatan Pulau Jawa. Oleh karena itu, Desa Puger Kulon dan Puger Wetan memiliki potensi perikanan dan pariwisata bahari (Pemerintah Kabupaten Jember, 2007). Selain memiliki potensi yang dapat mendatangkan keuntungan, berdasarkan Rekapitulasi Kejadian Bencana Kabupaten Jember Tahun 2006-2008 diketahui bahwa Desa Puger Kulon dan Puger Wetan juga beresiko dilanda banjir dan dihantam gelombang laut. Potensi perikanan pada Desa Puger Kulon dan Puger Wetan mampu mendorong berkembangnya kegiatan perikanan. Hal ini didukung kebijakan Revisi RTRW Kabupaten Jember Tahun 2004-2014 yang mengarahkan Desa Puger Kulon dan Puger Wetan untuk ditopang oleh industri perikanan laut dan keberadaan pelabuhan perikanan. 321

Berkembangnya kegiatan perikanan di Desa Puger Kulon dan Puger Wetan memunculkan sebuah permukiman yang 45,78% penduduknya pada tahun 2006 bermata pencaharian sebagai nelayan (Pemerintah Kabupaten Jember, 2007). Permukiman tersebut menunjang kegiatan fungsi kelautan dan perikanan sehingga dapat disebut sebagai permukiman nelayan sesuai dengan Pasal 1 Permenpera No. 15 Tahun 2006. Pada permukiman nelayan Puger selain terdapat rumah-rumah dengan segala fasilitas umum permukiman, juga terdapat fasilitas penunjang kegiatan nelayan, seperti PPI dan tempat wisata Pantai Puger. Masyarakat permukiman nelayan Puger juga mengadakan larung sesaji setiap tanggal 15 Suro. Keunikan permukiman nelayan Puger seharusnya bisa menarik minat orang untuk berkunjung, melihat aktivitas nelayan hingga berbelanja di TPI yang menjadi bagian dari PPI, tetapi ternyata permukiman nelayan Puger khususnya TPI-nya terlihat kotor dan kumuh (Indarto, 2008). MATERI DAN METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2005) 3. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang Kondisi Tempat Pelelangan Ikan dan Pengelolaan Limbah Di Wilayah Pesisir Puger Kabupaten Jember. Metode penelitian deskriptif dengan indept interview pada petugas pengolahan sampah dan pedagang. Variabel dalam penelitian ini adalah Kondisi sanitasi TPI dan Pengelolaan Limbah TPI. HASIL DAN PEMBAHASAN Tempat Pelelangan Ikan Pesisir Pantai Puger Hasil observasi tetang kondisi tempat pelelangan ikan Pantai Puger dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel : 1 Kondisi Tempat Pelelangan ikan Daerah Pesisir Puger Kabupaten Jember No Kategori Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi 1 Kondisi lantai dan Terdapat SPAL 2 Kondisi Atap 3 Tempat cuci tangan 4 Toilet 5 Kendaraan penangkut ikan 6 Pembersihan wadah 7 Pasokan air bersih 8 Tanda peringatan 9 Wadah khusus tangkapan yang tidak layak Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 1 didapatkan bahwa, kondisi tempat pelelangan ikan daerah Pesisir Puger Kabupaten Jember, secara keseluruhan tidak memenuhi syarat, berdasarkan observasi kondisi yang dilakukan dengan pengamatan langsung kondisi lantai pada tempat pelelangan ikan tidak memenuhi persyaratan menurut (Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia NO. Kep. 01/ MEN / 2007), dimana lantai seharusnya dibuat agar kedap air, tahan air dan permukaan lantai tidak licin. Kondisi SPAL yang ada pada tempat pelelangan ikan juga terlihat dalam kondisi kotor dan tersumbat oleh sampah, baik itu sampah organik berupa sisa-sisa ikan dan sampah anorganik berupa plastik. 322

(b) Gambar Kondisi lantai, (b) Kondisi SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) Sementara terkait kondisi atap dikatakan memenuhi persyaraatan karena terbuat dari bahan yang kuat, tahan air dan tidak bocor. Permukaan langit pada bagian dalam harus halus rata dan berwarna terang serta mudah dibersihkan (Giyarto, 2004). mengenai kondisi atap di tempat pelelangan tersebut atap terbuat dari bahan yang kedap air yakni terbuat dari bahan genteng yang kuat meskipun dari tampak luar terdapat beberapa genteng yang hilang atau pecah tetapi tidak menyebabkan kebocoran. Gambar Kondisi atas bangunan TPI Berdsarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, fasilitas sanitasi berupa tempat pencucian tangan ditempat pelelangan ikan, tidak disediakan oleh pihak pengelola sehingga masuk kategori tidak memenuhi persyaratan, fasilitas penunjang higiene dan sanitasi diperlukan untuk menjamin agar bangunan dan peralatan selalu dalam keadaan bersih dan mencegah konataminasi silang bakteri dan penyakit antara pedangan dan pembeli (BPOM, 2003). Toilet yang terdapat di daerah pelelangan dikatakan tidak memenuhi persyaratan, kondisi bangunan terbuat dari bahan yang kuat tetapi dalam kondisi kotor dan berbau tidak sedap. Kurangnya privasi oleh pengguna toilet dikarenakan tidak adanya pembedaan antara toilet pria dan wanita. Pada dasarnya toilet didaerah pelelangan dibagi 2 antara pria dan wanita, tetapi toilet pada bagian wanita kondisi mampet sehingga oleh pihak pengelola dipindah menjadi satu bagian pada toilet pria. 323

(b) Gambar Kondisi toilet tampak dalam, (b) Kondisi toilet tampak luar Pasokan air bersih yang terdapat di daerah pelelangan dikatakan tidak memenuhi persyaratan, pasokan didaerah tempat pelelangan dalam hal jumlah dan kualitas fisik air dalam kondisi keruh dan berasa asin, diketahui bahwa sumber air berasal dari air laut yang digunakan untuk kegiatan sanitasi. Sementara terkait penggunaan air tawar dibatasi dalam penggunaannya. Tidak tersediannya tanda peringatan sehingga masuk dalam kategori buruk, serta tidak tersediannya wadah khusus tangkapan ikan tidak layak masuk dalam kategori buruk. Tabel 2. Pengelolaan sampah di tempat pelelangan ikan daerah Pesisir Puger Kabupaten Jember No. Kategori Memenuhi Tidak memenuhi persyaratan persyaratan 1 Penampungan pewadahan sampah 2 Pengumpulan sampah 3 Pembuangan akhir 4 Pengelolaan sampah Berdasarkan hasil observasi yang disajikan pada tabel 2 pengelolaan sampah yang terdapat di daerah pelelangan ikan daerah pesisir Puger Kabupaten Jember, dari beberapa kategori hanya 1 yang memenuhi persyaratan yakni pada kategori pengumpulan sampah. Berdasarkan hasil wawancara pada pekerja pengelolaan sampah didaerah pesisisr menjelaskan perihal pengelolaan sampah. Tidak ada pelaksanaan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pihak pengelola TPI Puger. Sementara terkait pengawasan berkala dilakukan oleh pihak dinas Badan Lingkungan Hidup (BLH) kurang lebih 1 bulan sekali. Untuk limbah yang dihasilkan pada TPI Puger merupakan gabungan antara sampah domestik dan sampah hasil pelelangan sehingga terlihat seperti menupuk pada depo. Selanjutnya setelah terlihat banyak dan menupuk sampah yang terdapat di TPS langsung dibuang ke TPA Kencong yang dilakukan secara berkala yakni pada setiap siang pada pukul 13:00. Kondisi TPS yang terdapat didaerah pelelangan ikan dalam kondisi terbuka dan tidak terbuat dari bahan yang kuat serta berdekatan pada daerah pinggir pesisir pantai. Hal ini menyebabkan sampah-sampah plastik berterbangan apabila terdapat angin kencang. Serta kondisi bangunan yang terbuka menyebabkan sampah berserakan yang disebabkan oleh binatang seperti ayam dan bebek. Pengelolaan limbah yang kurang baik akan memberikan pengaruh negatid terhadap masyarakat dan lingkungan (Kusnoputranto, 1986). Sampah yang dihasilkan dari proses kegiatan pelelangan ikan berupa plastik dan kayu (wadah ikan). Terkait penampungan pewadahan sampah, pihak pengelola tidak menyediakan untuk pekerja atau pedangang sehingga pekerja atau pedagang ikan, 324

meletekan sampah plastik langsung disebelah dagangan tanpa ada penanganan apapun, sembari menunngu petugas mengambilanya, petugas biasanya mengambil sampah setelah aktiivtas pedagang selesai. Sampah yang terbuat dari bahan plastik sangat udah terbawa angin, hal ini nantinya sampah plastik terbawa angin menuju laut, sehingga dapat menyebabkan pencemaran pada laut. Terkait pengumpulan sampah oleh pekerja dilakukan setiap hari sehingga hal iini memenuhi persyaratan. Pada pengelolaan sampah organik di daerah pesisir tidak dilakukan pengelolaan sehingga masuk dalam kategori buruk. (b) (c) Gambar Tempat Penampungan Sampah Seentara, (b) Sampah di TPI, (c) Truk Penampungan Sampah Tabel 3. Sarana dan Prasarana Pengelolaan Sampah Daerah Pesisi Puger Kabupaten Jember No Kategori Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi 1 Kondisi TPS 2 Gerobak Sampah 3 Container 4 Transfer depo menggunakan truk 5 Tempat pembuangan akhir Berdasarkan hasil observasi yang disajikan pada tabel 3. kondisi TPS tidak memenuhi persyaratan dikarenakan, pada TPS yang terdapat di TPI Puger tidak dibuat secara permanen, tidak tertutup dan tidak kedap air, serta tidak dibuat dari bahan yang tidak kuat. Sementara kondisi gerobak sampah masuk dalam kategori memenuhi persyaratan dikarenakan grobak sampah terbuat dari bahan yang kedap air, mudah dikosongkan dan mudah dipindahkan. Saluran pembuangan air limbah SPAL, terdapat genangan air, tertutup dalam kondisi tersumbat. Sehingga masuk dalam kategori tidak memenuhi persyaratan. Gerobak sampah adalah alat berupa kereta dorong yang biasanya digunakan untuk mengumpulkan sampah dari satu tempat ke temmpat yang lain. Sering juga digunakan untuk memindahkan sampah (SNI 19.2454/2002). Berdasarkan hasil observasi yang 325

dilakukan oleh peneliti telah memenuh syarat yaitu terbuat dari bahan yang kedap air meskipun bahannya sudah mulai keropos dikarenakan kondisi bahan yang sudah tidak layak pakai lagi, mudah dikosongkan serta mudah dihilangkan. Seperti halnya, pada proses pemilahan sampah tidak dilakukan secara baik (tidak ada pemisahan sampah organik dan anorganik), dikarenkan sampah tersebut berasal dari sampah domestik dan sampah dari pelelangan ikan sendiri. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Kondisi sanitasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang terdapat di kecamatan Puger Kabupaten Jember kurang baik atau tidak memenuhi syarat. Untuk Pengelolaaan sampah yang meliputi penampungan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pembuangan akhir serta pengolahan sampah di TPI Puger Kabupaten Jember tidak memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan untuk sarana dan prasarana pengelolaan juga tidak memenuhi syarat kesehatan. Saran Pedagang ikan dan warga sekitar Tempat pelelangan Ikan di minta untuk tidak membuang Sanpah atau hasil limbah kegiatan perikanan sembarangan atau dibuang ke sungai serta turut menjaga sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang sudah ada sehingga tidak terjadi kerusakan yang mengakibatkan sarana dan prasarana tidak berfungsi secara maksimal. DAFTAR PUSTAKA Giyarto. (2004). Sanitasi Industri dan Keamanan Pangan. Jember: Fakultas Teknik Pertanian Universitas Jember: University Jember Indarto. (2008). TPI Puger Terkesan Kumuh. Tabloid Sergap. Mei 2008. http://www.tabloidsergap.info/ (13 November 2008) Keputusan Menteri Kelautan dan perikanan Republik Indonesia. 2007. No. Kep.01/MEN/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi Pengolahan dan Distribusi Kusnotoputranto, H. (1986). Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat SNI 19-2454-2002. Tata Cara Pengelolaan Sampah 326