BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada anak merupakan salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang paling serius. Masalah obesitas pada anak ini meluas dan terus mempengaruhi banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di wilayah urban. Prevalensi telah meningkat sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Secara global, pada tahun 2010 jumlah anak yang overweight di bawah usia 5 tahun, diperkirakan lebih dari 42 juta. Sekitar 35 juta anak yang mengalami obesitas, tinggal di negara-negara berkembang (WHO, 2012). Prevalensi kegemukan pada anak laki-laki umur 6-12 tahun lebih tinggi dari prevalensi anak perempuan yaitu berturut-turut 10,7 persen dan 7,7 persen. Berdasarkan tempat tinggal, prevalensi kegemukan lebih tinggi di perkotaan dibandingkan dengan pedesaan yaitu berurut-turut sebesar 10,4 persen dan 8,1 persen (Kemenkes RI, 2010). Overweight dan obesitas di masa anak-anak dikenal memiliki dampak signifikan pada kesehatan fisik dan psikologis (Dehghan, 2005). Anak yang mengalami overweight dan obesitas cenderung tetap mengalami obesitas ketika dewasa dan kemungkinan akan berkembang menjadi penyakit tidak menular, seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular pada usia yang lebih muda (WHO, 2012). Iklan makanan dan minuman yang ditayangkan selama anak menonton televisi berkontribusi pada prevalensi obesitas anak (Goris et al., 2009). Paparan iklan produk makanan tidak sehat adalah salah satu cara televisi memberikan kontribusi untuk overweight dan obesitas. Review sistematis baru-baru ini oleh United States Institute of Medicine menemukan bukti kuat bahwa preferensi permintaan pembelian makanan dan minuman dari anak-anak berusia 2-11 tahun dipengaruhi oleh iklan 1
makanan televisi. Beberapa peneliti melaporkan bahwa preferensi permintaan pembelian makanan dan minuman tidak hanya berkaitan dengan iklan makanan, konsumsi snack dan asupan kalori, tetapi juga berkorelasi dengan peningkatan berat badan (Kelly et al., 2007). Analisis konten iklan televisi mengindikasikan iklan junk food lazim di TV anak Australia, sedangkan makan sehat jarang dipromosikan (Dixon et al., 2007). Sebagian besar junk food mengandung lemak trans. Lemak trans bersifat seperti lemak jenuh ketika berada di dalam tubuh. Lemak trans menyumbat arteri manusia dan menyebabkan plak yang berkontribusi terhadap gejala penyakit jantung dan stroke (Johnson et al.,2012).selain itu, junk food atau biasa disebut fast food berkontribusi terhadap terjadinya obesitas. Konsumsi western fast food lebih dari 4 kali/bulan cenderung menyebabkan terjadinya obesitas pada remaja SLTP kota 4,11 kali lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi kurang dari 4 kali, sedangkan pada remaja SLTP desa 3,61 kali. Konsumsi fast food lokal lebih dari 71 kali/bulan pada remaja SLTP kota cenderung menyebabkan terjadinya obesitas sebesar 4,64 kali lebih tinggi dibandingkan dengan mengkonsumsi kurang dari 71 kali/bulan, sedangkan remaja SLTP desa sebesar 2,97 kali (Mahdiah dkk., 2004). Adanya faktor risiko pencetus terjadinya obesitas pada anak SD, peneliti merasa perlu untuk meneliti lebih lanjut tentang paparan iklan junk food dan konsumsi junk food yang dapat meningkatkan risiko obesitas. 2
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dirumuskan suatu masalah ilmiah sebagai berikut : 1. Apakah anak obes lebih sering terpapar pada iklan junk food 2. Apakah anak obes lebih sering mengkonsumsi junk food 3. Apakah anak obes lebih tinggi asupan energi, lemak jenuh, natrium dan sukrosa junk food dibandingkan dengan anak tidak obes C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah ilmiah, dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut : a. membuktikan bahwa anak obes lebih sering terpapar iklan junk food b. membuktikan bahwa anak obes lebih sering mengkonsumsi junk food c. membuktikan bahwa anak obes lebih tinggi asupan energi, lemak jenuh, natrium dan sukrosa junk food dibandingkan dengan anak tidak obes 3
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah Daerah Sebagai bahan masukan bagi perencanaan dan pengembangan program khususnya dalam upaya untuk menurunkan laju obesitas. 2. Bagi Dinas Kesehatan Memberikan referensi untuk merumuskan kebijakan dan program kesehatan pemerintah khususnya dalam upaya menurunkan laju perkembangan overweight dan obesitas serta menurunkan penyakitpenyakit yang muncul sebagai konsekuensi dari overweight dan obesitas di Indonesia. 3. Bagi Institusi Pendidikan Menambah referensi tentang peran media televisi yang dapat mempengaruhi pola pemilihan makanan anak, keinginan membeli, dan pola konsumsi tinggi energi sebagai. 4. Bagi Subyek Penelitian Penelitian ini akan meningkatkan kesadaran untuk membatasi intensitas menonton TV untuk mengurangi pengaruh paparan iklan junk food yang berkontribusi terhadap pola pemilihan makanan anak yang tidak sehat. 5. Bagi Peneliti Menambah wawasan mengenai efek paparan iklan junk food terhadap kejadian obesitas pada anak, serta menambah pengalaman penelitian di lapangan. 4
E. Keaslian Penelitian Penelitian yang hampir serupa, mengenai iklan dan konsumsi junk food pernah dilakukan sebelumnya, diantaranya yaitu : No. PENELITI SUBJEK METODE PERSAMAAN PERBEDAAN 1 Neville et al., Anak usia 5-12 tahun Content analysis 2 Kelly et al., Data rekaman iklan komersial 3 Mahdiah, dkk 4 Dixon et al., Siswa SLTP berusia 10-15 tahundenga n jumlah subjek adalah 140 obes dan 140 non obes Siswa SD kelas 5 dan 6 sebanyak 919 anak di Melbourne, Australia Tabel 1. Keaslian Penelitian Content analysis Cross sectional dan case control pre-testpost test controlexperiment al adalah frekuensi iklan makanan selama jam menonton anak adalah pola dan frekuensi iklan makanan selama jam menonton anak a. Mengukur prevalensi obesitas b. Metode penelitian yang digunakan adalah case control c. Melihat perbedaan anak SD di desa dan kota adalah paparan iklan junk food a. Metode penelitian yang akan dilakukan yaitu case control b. Pola konsumsi junk food b. Metode penelitian yang akan dilakukan yaitu case control c. Pola konsumsi junk food b. Pola konsumsi junk food dan paparan iklan junk food b. Metode penelitian yang akan dilakukan yaitu case control c. Pola konsumsi junk food 5