- 1 - LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 15 TAHUN 2010

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 09 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTAENG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 8 TAHUN 2012 T E N T A N G PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH KABUPATEN BANTAENG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

RANCANGAN BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 15 TAHUN 2015 TENTANG PROSEDUR PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

284 Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 16/2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2010 NOMOR 16

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA MEMPERSIAPKAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 2 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PRODUK HUKUM DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA NOMOR 14 TAHUN 2014

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 159 TAHUN : 2013 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,


BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 13 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 12

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.04,2015 Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, pembentukan, produk hukum, daerah

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALOPO,

TENTANG. GUBERNUR BENGKULU, : a. bahwa produk hukum daerah merupakan landasan dalam

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR.6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

Transkripsi:

- 1 - LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 15 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR15 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDENRENG RAPPANG Menimbang : a. bahwa penyusunan produk hukum daerah yang baik hanya dapat terwujud apabila didukung dengan cara dan metode yang pasti, baku dan standar, untuk itu dipandang perlu adanya pengaturan mengenai hal tersebut; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53; Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan pengelolaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66; Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104; Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125; Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126; Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyarawatan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5043); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 140; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 165; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 82; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

- 2-11. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Tata Tertib Daerah Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 22; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5104); 12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang- Undangan; 13. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 5 Tahun 2009 tentang Legislasi Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 Nomor 5); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang (Lembaran Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2008 Nomor 1); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Legislasi Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2010 Nomor 9); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Dan BUPATI SIDENRENG RAPPANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH. BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah daerah Kabupaten Sidenreng Rappang 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Sidenreng Rappang. 4. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat daerah Kabupaten Sidenreng Rappang. 5. Bagian Hukum adalah Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang. 6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah selanjutnya disingkat DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 7. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum. 8. Produk hukum daerah adalah segala bentuk kebijakan pemerintahan daerah yang ditetapkan oleh Bupati baik yang bersifat pengaturan maupun bersifat penetapan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah. 9. Prosedur penyusunan produk hukum daerah adalah rangkaian kegiatan penyusunan produk hukum daerah sejak perencanaan sampai dengan penetapan. 10. Program Legislasi Daerah selanjutnya disebut Prolegda adalah instrument perencanaan program pembentukan Peraturan Daerah yang disusun secara berencana, terpadu, dan sistematis. 11. Peraturan Daerah adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan Bupati dan ditetapkan oleh Bupati. 12. Peraturan Bupati adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Bupati. 13. Peraturan Bersama Kepala Daerah adalah Peraturan yang dibuat oleh Bupati bersama-sama dengan Kepala Daerah Kabupaten/Kota lain dalam rangka pelaksanaan kerjasama di bidang tertentu.

- 3-14. Keputusan Bupati adalah Keputusan tertulis yang ditetapkan oleh bupati bersifat konkrit, individual dan final. 15. Instruksi Bupati adalah Keputusan tertulis yang ditetapkan oleh Bupati yang bersifat memerintahkan. 16. Pengundangan adalah penempatan produk hukum daerah yang bersifat pengaturan dalam Lembaran Daerah atau Berita Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang. 17. Lembaran Daerah adalah penerbitan resmi pemerintah daerah yang digunakan untuk mengumumkan pelaksanaan Peraturan Daerah. 18. Berita Daerah adalah penerbitan resmi pemerintah daerah yang digunakan untuk mengumumkan pelaksanaan Peraturan Bupati. 19. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan kerja perangkat daerah lingkup Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang. BAB II BENTUK PRODUK HUKUM DAERAH Pasal 2 Produk hukum daerah bersifat pengaturan dan penetapan. Pasal 3 (1) Bentuk produk hukum daerah yang bersifat pengaturan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, terdiri atas : a. Peraturan Daerah; b. Peraturan Bupati; dan c. Peraturan Bersama Kepala Daerah; (2) Bentuk produk hukum daerah yang bersifat penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, terdiri atas : a. Keputusan Bupati ; dan b. Instruksi Bupati. BAB III ASAS DAN TUJUAN Pasal 4 Dalam penyusunan produk hukum daerah bersifat yang pengaturan, harus berdasarkan pada asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik, meliputi : a. Kejelasan tujuan; b. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat; c. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan; d. Dapat dilaksanakan; e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan; f. Kejelasan rumusan; dan g. Keterbukaan. Pasal 5 (1) Materi muatan produk hukum daerah yang bersifat pengaturan mengandung asas : a. Pengayoman; b. Kemanusiaan; c. Kebangsaan; d. Kekeluargaan; e. Kenusantaraan; f. Bhineka tunggal ika; g. Keadilan; h. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan ; i. Ketertiban dan kepastian hukum ; dan/atau j. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan ; (2) Selain asas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), materi muatan produk hukum daerah bersifat pengaturan dapat berisi asas lain sesuai dengan bidang hukum peraturan bersangkutan.

- 4 - Pasal 6 Tujuan peraturan daerah ini adalah untuk mewujudkan produk hukum daerah yang berkualitas melalui pengaturan cara dan metode yang baku dan standar dalam proses penyusunan produk hukum daerah. BAB IV PROGRAM LEGISLASI DAERAH Pasal 7 (1) Penyusunan produk hukum daerah yang berbentuk Peraturan Daerah, dilakukan berdasarkan Prolegda. (2) Dalam hal tertentu yang dipandang perlu dan mendesak untuk kebutuhan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Pemerintah daerah atau DPRD dapat mengajukan Rancangan Perda meskipun tidak termuat dalam prolegda atas persetujuan bersama. Pasal 8 (1) Prolegda berisi daftar prioritas rencana Rancangan Peraturan Daerah yang akan disusun untuk tahun anggaran berikutnya. (2) Daftar prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berasal dari Pemerintah Daerah dan DPRD. Pasal 9 (1) Daftar prioritas rencana Rancangan Peraturan Daerah yang berasal dari Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), merupakan hasil inventarisasi kebutuhan produk hukum daerah berbentuk Peraturan Daerah. (2) Hasil inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bersumber dari amanah peraturan perundang-undangan, evaluasi peraturan daerah, usulan SKPD, hasil evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah serta issu-issu strategis yang berkembang. (3) Inventarisasi kebutuhan produk hukum daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh Tim Legislasi Daerah yang dibentuk oleh Bupati. Pasal 10 (1) Daftar prioritas rencana Rancangan Peraturan Daerah yang berasal dari DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), merupakan hasil inventarisasi kebutuhan produk hukum daerah berbentuk Peraturan Daerah. (2) Hasil inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bersumber dari amanah peraturan perundang-undangan, evaluasi peraturan daerah, usulan anggota DPRD, hasil evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah, aspirasi masyarakat serta issu-issu strategis yang berkembang. (3) Inventarisasi kebutuhan produk hukum daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh Badan Legislasi DPRD. Pasal 11 (1) Hasil inventarisasi produk hukum daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dan Pasal 10 ayat (1), dibahas bersama oleh Badan Legislasi DPRD dengan Tim Legislasi Pemerintah Daerah. (2) Hasil pembahasan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai dasar penerbitan Keputusan Pimpinan DPRD untuk selanjutnya disampikan kepada Bupati. (3) Berdasarkan Keputusan Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bupati menerbitkan Keputusan yang menetapkan daftar prioritas rencana Rancangan Peraturan Daerah menjadi Prolegda.

- 5 - Pasal 12 Penyusunan dan penetapan Prolegda untuk tahun anggaran berikutnya, dilaksanakan paling lambat pada masa persidangan ke-tiga DPRD tahun anggaran berjalan. BAB V PROSEDUR PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH Bagian Kesatu Rancangan Peraturan Daerah Pasal 13 Rancangan Peraturan Daerah dapat berasal dari Pemerintah Daerah dan / atau DPRD. Pasal 14 (1) Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah oleh DPRD dilaksanakan dengan berpedoman pada tata tertib DPRD dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah oleh Pemerintah Daerah dilaksanakan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 15 Rancangan Peraturan Daerah sebelum dibahas bersama oleh DPRD dan Pemerintah Daerah, dapat terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Gubernur dan / atau Pemerintah Pusat. Pasal 16 Tatacara pembahasan dan persetujuan bersama terhadap Rancangan Peraturan Daerah baik yang berasal dari DPRD maupun Pemerintah Daerah dilaksanakan sesuai dengan tata tertib DPRD dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 17 (1) Rancangan Peraturan Daerah yang telah mendapat persetujuan bersama antara DPRD dan Bupati, disampikan oleh Pimpinan DPRD kepada Bupati untuk ditetapkan. (2) Penyampaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari, terhitung sejak tanggal persetujuan bersama. (3) Rancangan Peraturan Daerah yang mengatur mengenai APBD, Tata Ruang, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta jenis lainnya yang ditetapkan dalam peraturan perundangundangan, disampaikan kepada Gubernur paling lambat 3 (tiga) hari setelah mendapat persetujuan bersama, untuk mendapatkan evaluasi. Pasal 18 (1) Peraturan Daerah yang telah ditetapkan, diundangkan dalam Lembaran Daerah. (2) Lembaran Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan penerbitan resmi Pemerintah Daerah yang digunakan untuk mengundangkan Peraturan Daerah. (3) Pengundangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), merupakan pemberitahuan secara formal suatu Peraturan Daerah sehingga mempunyai daya ikat secara umum. (4) Peraturan Daerah yang memuat penjelasan, dicantumkan nomor Tambahan Lembaran daerah. (5) Nomor Tambahan Lembaran Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4), merupakan kelengkapan dan penjelasan dari Lembaran Daerah. Bagian Kedua Rancangan Peraturan Bupati Pasal 19

- 6 - Bupati menetapkan Peraturan Bupati sebagai pelaksanaan lebih lanjut ketentuan yang termuat dalam Peraturan Daerah dan / atau atas kuasa Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. Pasal 20 Rancangan Peraturan Bupati disiapkan oleh SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi terkait dengan materi yang akan diatur. Pasal 21 (1) Rancangan Peraturan Bupati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, disampaikan kepada Sekretaris Daerah melalui Bagian Hukum untuk dilakukan sinkronisasi, harmonisasi pembulatan dan pemantapan Rancangan. (2) Dalam pelaksanaan sinkronisasi, harmonisasi, pembulatan dan pemantapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian Hukum mengkoordinasikan naskah rancangan dengan SKPD terkait. (3) Dalam hal dibutuhkan pembahasan bersama dengan beberapa Instansi terkait dan/atau unsur lainnya, maka pimpinan SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 bertugas memfasilitasi pelaksanaan pembahasan tersebut. (4) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), menitikberatkan permasalahan yang bersifat prinsip mengenai objek yang diatur, jangkauan, dan arah pengaturan. Pasal 22 (1) Rancangan Peraturan Bupati yang telah dilakukan perbaikan/penyempurnaan disampikan kepada Sekretaris Daerah untuk selanjutnya diteruskan kepada Bupati untuk ditetapkan. (2) Penyampaian naskah Peraturan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan setelah mendapat paraf koordinasi dari pimpinan SKPD dan Bagian Hukum serta pejabat lainnya yang berwenang. Pasal 23 (1) Peraturan Bupati yang telah ditetapkan, dimuat dalam Berita Daerah. (2) Berita Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan penerbitan resmi Pemerintah Daerah untuk mengumumkan Peraturan Bupati. (3) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2), merupakan pemberitahuan secara formal kepada masyarakat. Bagian Ketiga Peraturan Bersama Kepala Daerah Pasal 24 (1) Peraturan bersama Kepala daerah, merupakan peraturan perundang-undangan yang dibuat dalam rangka pelaksanaan kerjasama 2 (dua) atau lebih daerah. (2) Penandatanganan Peraturan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh Kepala Daerah yang melakukan kerjasama. Pasal 25 (1) Penyiapan rancangan Peraturan Bersama dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara daerah yang melakukan kerjasama. (2) Rancangan Peraturan Bersama Kepala Daerah, sebelum ditandatangani oleh Bupati terlebih dahulu dilakukan pengkajian oleh SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi terkait dengan lingkup kerjasama yang akan dilakukan dan mengkoordinasikannya dengan Bagian Hukum serta SKPD terkait lainnya.

- 7 - (3) Dalam hal berdasarkan hasil kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), masih terdapat materi yang perlu disempurnakan dalam Rancangan Peraturan Bersama, maka SKPD yang membidangi bertugas mengkoordinasikannya lebih lanjut. Bagian Keempat Keputusan Bupati dan Instruksi Bupati Pasal 26 (1) Kepala SKPD menyusun Keputusan Bupati dan Instruksi Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. (2) Konsep Keputusan Bupati dan Instruksi Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh Kepala SKPD kepada Sekretaris Daerah melalui Bagian Hukum untuk dilakukan harmonisasi, pembulatan dan pemantapan naskah. (3) Naskah Keputusan Bupati dan Instruksi Bupati yang telah dilakukan harmonisasi, pembulatan dan pemantapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dikembalikan kepada SKPD terkait untuk dilakukan perbaikan. Pasal 27 (1) Hasil perbaikan terhadap konsep Keputusan Bupati dan Instruksi Bupati disampaikan kepada Sekretaris Daerah yang selanjutnya diteruskan kepada Bupati untuk ditetapkan. (2) Penyampaian naskah Keputusan Bupati dan Instruksi Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan setelah mendapat paraf koordinasi dari pimpinan SKPD dan Bagian Hukum serta pejabat lainnya yang berwenang. Pasal 28 Penomoran Keputusan Bupati dan Instruksi Bupati dilaksanakan oleh Bagian Hukum Sekretariat Daerah. Bagian Kelima Sinkronisasi dan Harmonisasi Produk Hukum Daerah Pasal 29 (1) Dalam rangka sinkronisasi, harmonisasi, pembulatan dan pemantapan naskah rancangan produk hukum daerah, Sekretaris Daerah dapat dibantu oleh tim yang dibentuk untuk tujuan tersebut. (2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan melalui Keputusan Bupati dan berkedudukan pada Bagian Hukum Sekretariat Daerah. (3) Agar keberadaan tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak memperlambat proses penyusunan produk hukum daerah, maka keanggotaan tim disesuaikan dengan jenjang koordinasi dilingkungan Pemerintah Daerah. BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT Pasal 30 (1) Masyarakat dapat berpartisipasi dalam setiap proses penyusunan produk hukum daerah sesuai ketentuan yang berlaku. (2) Partisipasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diwujudkan dalam bentuk pemikiran, gagasan dan ide yang disampaikan baik secara tertulis maupun lisan. (3) Pejabat yang berwenang dalam penyusunan produk hukum daerah, berkewajiban menindaklanjuti partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).

- 8 - (4) Partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII P E M B I A Y A A N Pasal 31 Pembiayaan terkait penyusunan produk hukum daerah, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah BAB VIII PENDOKUMENTASIAN DAN PENGGANDAAN Pasal 32 (1) Pendokumentasian produk hukum daerah dilakukan oleh Bagian Hukum dengan SKPD pemrakarsa. (2) Pendokumentasian produk hukum daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan cara pengarsipan manual dan elektronik. Pasal 33 (1) Penggandaan produk hukum daerah dilaksanakan oleh Bagian Hukum dan/atau SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi terkait dengan produk hukum tersebut. (2) Bagi orang pribadi atau badan yang membutuhkan salinan produk hukum daerah, selain penggandaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), biaya penggandaan menjadi beban yang bersangkutan. Pasal 34 (1) Hasil penggandaan produk hukum daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, sebelum disebarluaskan terlebih dahulu diautentifikasi. (2) Autentifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 35 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 36 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang. Ditetapkan di Pangkajene pada tanggal, 16 Desember 2010 BUPATI SIDENRENG RAPPANG, Cap/Ttd RUSDI MASSE

- 9 - Diundangkan di Pangkajene pada tanggal, 16 Desember 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG, RUSLAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG TAHUN 2010 NOMOR 15