RINGKASAN Maspeke, S. P dan Nurdin

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza. : Dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Pengembangan PT. East West Seed Indonesia.

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan

III. METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

Lampiran 2.Daftar Sidik Ragam Bulk Density Tanah (g/cm 3 )

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Peneletian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

m. BAHAN DAN METODE KO = Tanpa pupuk kalium (control) Kl = 50 kg KCl/ha = 30 kg KjO/ha (30 g KCl/plot)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1. Bagan penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT APLIKASI MAGNESIUM DALAM DOLOMIT PADA TANAH BERKADAR NATRIUM TINGGI

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara Kecamatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

PENEMPATAN PUPUK ANORGANIK YANG EFISIEN PADA TANAMAN JAGUNG DI LAHAN KERING. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Pertumbuhan Jagung di Dutohe Kabupaten Bone Bolango

PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

: Tumbuh memanjang dan memiliki banyak tunas. : Lebar, panjang dan memiliki pinggiran daun rata. : PT. East West Seed Indonesia, Purwokerto

3. METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Nama Tiga Belas Genotipe Gandum

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pupuk N, P, K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Hibrida dan Komposit pada Tanah Inseptisol Endoaquepts Kabupaten Barru Sulawesi Selatan

Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumber : Nurman S.P. (

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli

Transkripsi:

RINGKASAN Maspeke, S. P dan Nurdin. 2006. Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.) pada Tanah Vertisol Isimu Utara. Pembangunan di sektor pertanian merupakan upaya yang terus digalakkan karena hasilnya terus dibutuhkan dan menyumbang devisa negara dari sektor non migas. Di Provinsi Gorontalo, sektor pertanian mendapat prioritas penanganan, terbukti dengan ditetapkannya Agopolitan sebagai progam unggulan pembangunan dengan kompetensi berbasis Jagung. Kendala yang dihadapi baik oleh petani maupun oleh perencana (pemerintah) diantaranya adalah faktor tanah. Tanah merupakan salah satu faktor produksi pertanian dan media tumbuh tanaman. Vertisol merupakan jenis tanah dengan kandungan liat tinggi dan didominasi mineral liat montmorilonit. Pada musim kering tanah ini mengalami retakan karena mengkerutnya (shrinking) mineral liat montmorilonit. Sedangkan musim hujan mineral liat montmorilonit yang basah akan mengalami pengembangan (swelling) sehingga retakan tertutup. Adanya kandungan mineral liat mudah mengembang dan mengkerut yang tinggi menjadi masalah utama pengelolaan tanah ini, terutama dalam pengelolaan kesuburan tanah. Upaya pengelolaan kesuburan tanah Vertisol perlu mendapat perhatian serius terutama melalui pemupukan sebab berkaitan erat dengan ketersediaan unsur hara makro yang dibutuhkan Jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Uji kurang satu pupuk N, P, dan K terhadap pertumbuhan dan produksi Jagung (Zea mays L.), dan mengetahui kombinasi terbaik pupuk N, P, dan K terhadap pertumbuhan dan produksi Jagung (Zea mays L.) dengan cara uji kurang satu pada tanah Vertisol Isimu Utara. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pemerintah daerah Gorontalo dalam rangka penentuan rekomendasi dosis pupuk di Provinsi Gorontalo, acuan bagi petani untuk pemupukan Jagung dan peningkatan pengetahuan petani

tentang teknik penggunaan pupuk N, P, dan K dalam usaha menjamin pertumbuhan dan produksi Jagung, serta referensi Ilmiah bagi dunia pendidikan khususnya Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo sebagai pioneer pembangunan pertanian di daerah Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan dari bulan Mei 2006-Oktober 2006 di Desa Isimu Utara Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Model yang digunakan dalam penelitian ini, yakni model pengamatan dan Pengukuran. Pengamatan dilakukan pada variabel tanaman, yaitu umur berbunga betina (HST), persentase tinggi tongkol pada batang terhadap tinggi Jagung (%), tinggi tanaman saat panen (cm), berat jerami kering jemur (g), dan berat per 100 butir Jagung (g). Sedangkan pengukuran dilakukan pada sampel tanah antara lain ph, tekstur, C organik, C/N ratio, N-total, P-tersedia (ppm), K-dd (me/100 g), Na-dd (me/100 g), Ca-dd (me/100 g), Mg-dd (me/100 g), Al-dd (me/100 g), H-dd (me/100 g), basa total (me/100 g), KTK (me/100 g), kejenuhan basa (%), kadar lengas {kering udara dan kapasitas lapang (%)}, dan permeabilitas tanah (cm/jam). Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 (lima) perlakuan pupuk berupa takaran pupuk, yaitu: kontrol (0 kg Urea/ha, 0 kg TSP/ha dan 0 kg KCl/ha), lengkap (250 kg Urea/ha, 100 kg TSP/ha dan 75 kg KCl/ha), Minus N (0 kg Urea/ha, 100 kg TSP/ha dan 75 kg KCl/ha), Minus P (250 kg Urea/ha, 0 kg TSP/ha dan 75 kg KCl/ha), dan Minus K (250 kg Urea/ha, 100 kg TSP/ha dan 0 kg KCl/ha) dan 3 (tiga) ulangan, sehingga memperoleh 15 (lima belas) satuan petak percobaan. Setiap petak mempunyai luas 5 m x 2,50 m = 12,50 m 2. Perlakuan Pupuk urea diberikan dua kali, pada saat tanam dan 30 hari setelah tanam (HST). Pengolahan lahan meliputi pembabatan dan pembersihan herba serta pembajakan dan penggaruan tanah sebanyak dua kali. Kemudian pencetakan petak percobaan, perataan permukaan tanah. Kegiatan penanaman dilaksanakan dengan jarak tanam 75 cm x 20 cm, lubang tanam dibuat dengan tugal

berdiameter 4 cm pada kedalaman 2 cm, setiap lubang diletakkan 2 benih Jagung Lamuru FM. Selama pertumbuhan tanaman, dilakukan pemeliharaan tanaman yang meliputi: penyulaman pada umur 7 HST, penjarangan menjadi satu tanaman terbaik per lubang tanam pada umur 14 HST, penyiangan dilakukan terhadap herba setiap 10 hari sampai kanopi tanaman menutupi permukaan tanaman dengan baik, pembumbunan pada umur 28 HST. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan menggunakan insektisida (Furadan 3G untuk mengendalikan Nematoda dengan takaran 20 kg/ha, Sevin 85 S untuk mengendalikan hama belalang dengan takaran 2 g/liter). Tanaman dipanen apabila Tongkol telah masak dengan kriteria kelobot telah kering dan keras. Pada umur 100 HST bagian tanaman yang dipanen meliputi batang, daun tanaman, daun kelobot, batang Tongkol, malai, akar dan biji tanaman. Jumlah tanaman Jagung per petak yang menjadi sampel pengamatan umur berbunga betina (HST), persentase tinggi tongkol pada batang terhadap tinggi Jagung (%), tinggi tanaman saat panen (cm), berat jerami kering jemur (g), dan berat per 100 butir Jagung (g) akan dilakukan terhadap 32 tanaman pada petak efektif per petak dan membiarkan satu baris tanaman pinggir. Data yang diperoleh dianalisis mengikuti sidik ragam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Jika F hitung nyata (F hitung > F tabel), maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) (Little dan Hills, 1978). Untuk melihat derajat kejituan dan keandalan Kesimpulan/hasil yang diperoleh dari suatu percobaan, maka dihitung pula nilai koefisien keragaman (KK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Varitas Lamuru FM pada Tanah Vertisols Isimu Utara memberikan pengaruh secara Sangat Nyata terhadap Umur Berbunga Betina, berpengaruh secara nyata terhadap persentase Tinggi Tongkol terhadap tinggi tanaman dan berat jerami kering jemur, tetapi tidak berpengaruh secara nyata terhadap tinggi tanaman dan berat 100 butir Jagung.

Umur berbunga betina paling cepat (48,500 HST) diperoleh pada perlakuan B (lengkap), yaitu 250 kg Urea/ha, 100 kg TSP/ha, 75 kg KCl/ha, dan paling lambat (58,107 HST) diperoleh pada perlakuan A (kontrol), yaitu tanpa pupuk. Sedangkan Persentase tinggi tongkol terhadap tinggi tanaman dan berat jerami kering jemur tertinggi masingmasing (7,331%), (7,530 g) diperoleh pada perlakuan D (Minus P), yaitu 250 kg Urea/ha, 0 kg TSP/ha, 75 kg KCl/ha, dan terendah masing-masing (6,493%), (3,863 g) diperoleh pada perlakuan A (kontrol), yaitu tanpa pupuk. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi Jagung varitas Lamuru FM pada Vertisols Isimu Utara dapat menggunakan dosis lengkap (Perlakuan B), yaitu 250 kg Urea/ha, 100 kg TSP/ha dan 75 kg KCl/ha atau Perlakuan D (Minus P), yaitu 250 kg Urea/ha dan 75 kg KCl/ha tanpa pupuk P.

SUMMARY Maspeke, S. P dan Nurdin. 2006. Minus One Test N, P, and K Fertilizers on the Growth and produce of Maize (Zea mays L.) In North Isimu Vertisols). The development of Agriculture sector was continued done, it cause need always and contributed money to country from non migas sectors. In Gorontalo province, agriculture sectors find attention priority, the fact to decision Agropolitan as great development program based on competitions of Maize. Kendala yang dihadapi baik oleh petani maupun oleh perencana (pemerintah) diantaranya adalah faktor tanah. Tanah merupakan salah satu faktor produksi pertanian dan media tumbuh tanaman. Vertisol merupakan jenis tanah dengan kandungan liat tinggi dan didominasi mineral liat montmorilonit. Pada musim kering tanah ini mengalami retakan karena mengkerutnya (shrinking) mineral liat montmorilonit. Sedangkan musim hujan mineral liat montmorilonit yang basah akan mengalami pengembangan (swelling) sehingga retakan tertutup. Adanya kandungan mineral liat mudah mengembang dan mengkerut yang tinggi menjadi masalah utama pengelolaan tanah ini, terutama dalam pengelolaan kesuburan tanah. Upaya pengelolaan kesuburan tanah Vertisol perlu mendapat perhatian serius terutama melalui pemupukan sebab berkaitan erat dengan ketersediaan unsur hara makro yang dibutuhkan Jagung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Uji kurang satu pupuk N, P, dan K terhadap pertumbuhan dan produksi Jagung (Zea mays L.), dan mengetahui kombinasi terbaik pupuk N, P, dan K terhadap pertumbuhan dan produksi Jagung (Zea mays L.) dengan cara uji kurang satu pada tanah Vertisol Isimu Utara. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pemerintah daerah Gorontalo dalam rangka penentuan rekomendasi dosis pupuk di Provinsi Gorontalo, acuan bagi petani untuk pemupukan Jagung dan peningkatan pengetahuan petani tentang teknik penggunaan pupuk N, P, dan K dalam usaha menjamin pertumbuhan dan produksi Jagung, serta referensi Ilmiah bagi dunia pendidikan khususnya Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo sebagai pioneer pembangunan pertanian di daerah Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan dari bulan Mei 2006-Oktober 2006 di Desa Isimu Utara Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Model yang digunakan dalam penelitian ini, yakni model pengamatan dan Pengukuran. Pengamatan dilakukan pada variabel tanaman, yaitu umur berbunga betina (HST), persentase tinggi tongkol pada batang terhadap tinggi Jagung (%), tinggi tanaman saat panen (cm), berat jerami kering jemur (g), dan berat per 100 butir Jagung (g). Sedangkan pengukuran dilakukan pada sampel tanah antara lain ph, tekstur, C organik, C/N ratio, N-total, P-tersedia (ppm), K-dd (me/100 g), Na-dd (me/100 g), Ca-dd (me/100 g), Mg-dd (me/100 g), Al-dd (me/100 g), H-dd (me/100 g), basa total (me/100 g), KTK (me/100 g), kejenuhan basa (%), kadar lengas {kering udara dan kapasitas lapang (%)}, dan permeabilitas tanah (cm/jam). Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 (lima) perlakuan pupuk berupa takaran pupuk, yaitu: kontrol (0 kg Urea/ha, 0 kg TSP/ha dan 0 kg KCl/ha), lengkap (250 kg Urea/ha, 100 kg TSP/ha dan 75 kg KCl/ha), Minus N (0 kg Urea/ha, 100 kg TSP/ha dan 75 kg KCl/ha), Minus P (250 kg Urea/ha, 0 kg TSP/ha dan 75 kg KCl/ha), dan Minus K (250 kg Urea/ha, 100 kg TSP/ha dan 0 kg KCl/ha) dan 3 (tiga) ulangan, sehingga memperoleh 15

(lima belas) satuan petak percobaan. Setiap petak mempunyai luas 5 m x 2,50 m = 12,50 m 2. Perlakuan Pupuk urea diberikan dua kali, pada saat tanam dan 30 hari setelah tanam (HST). Pengolahan lahan meliputi pembabatan dan pembersihan herba serta pembajakan dan penggaruan tanah sebanyak dua kali. Kemudian pencetakan petak percobaan, perataan permukaan tanah. Kegiatan penanaman dilaksanakan dengan jarak tanam 75 cm x 20 cm, lubang tanam dibuat dengan tugal berdiameter 4 cm pada kedalaman 2 cm, setiap lubang diletakkan 2 benih Jagung Lamuru FM. Selama pertumbuhan tanaman, dilakukan pemeliharaan tanaman yang meliputi: penyulaman pada umur 7 HST, penjarangan menjadi satu tanaman terbaik per lubang tanam pada umur 14 HST, penyiangan dilakukan terhadap herba setiap 10 hari sampai kanopi tanaman menutupi permukaan tanaman dengan baik, pembumbunan pada umur 28 HST. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan menggunakan insektisida (Furadan 3G untuk mengendalikan nematode dengan takaran 20 kg/ha, Sevin 85 S untuk mengendalikan hama belalang dengan takaran 2 g/liter). Tanaman dipanen apabila Tongkol telah masak dengan kriteria kelobot telah kering dan keras. Pada umur 100 HST bagian tanaman yang dipanen meliputi batang, daun tanaman, daun kelobot, batang Tongkol, malai, akar dan biji tanaman. Jumlah tanaman Jagung per petak yang menjadi sampel pengamatan umur berbunga betina (HST), persentase tinggi tongkol pada batang terhadap tinggi Jagung (%), tinggi tanaman saat panen (cm), berat jerami kering jemur (g), dan berat per 100 butir Jagung (g) akan dilakukan terhadap 32 tanaman pada petak efektif per petak dan membiarkan satu baris tanaman pinggir. Data yang diperoleh dianalisis mengikuti sidik ragam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Jika F hitung nyata (F hitung > F tabel), maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT). Untuk melihat derajat kejituan dan keandalan Kesimpulan/hasil yang diperoleh dari suatu percobaan, maka dihitung pula nilai koefisien keragaman (KK).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Varitas Lamuru FM pada Tanah Vertisols Isimu Utara memberikan pengaruh secara Sangat Nyata terhadap Umur Berbunga Betina, berpengaruh secara nyata terhadap persentase Tinggi Tongkol terhadap tinggi tanaman dan berat jerami kering jemur, tetapi tidak berpengaruh secara nyata terhadap tinggi tanaman dan berat 100 butir Jagung. Umur berbunga betina paling cepat (48,500 HST) diperoleh pada perlakuan B (lengkap), yaitu 250 kg Urea/ha, 100 kg TSP/ha, 75 kg KCl/ha, dan paling lambat (58,107 HST) diperoleh pada perlakuan A (kontrol), yaitu tanpa pupuk. Sedangkan Persentase tinggi tongkol terhadap tinggi tanaman dan berat jerami kering jemur tertinggi masing-masing (7,331%), (7,530 g) diperoleh pada perlakuan D (Minus P), yaitu 250 kg Urea/ha, 0 kg TSP/ha, 75 kg KCl/ha, dan terendah masing-masing (6,493%), (3,863 g) diperoleh pada perlakuan A (kontrol), yaitu tanpa pupuk. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi Jagung varitas Lamuru FM pada Vertisols Isimu Utara dapat menggunakan dosis lengkap (Perlakuan B), yaitu 250 kg Urea/ha, 100 kg TSP/ha dan 75 kg KCl/ha atau Perlakuan D (Minus P), yaitu 250 kg Urea/ha dan 75 kg KCl/ha tanpa pupuk P.