BAB I PENDAHULUAN. tahun (Kementrian Perindustrian, 2015). Bahan baku plastik terdiri atas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu. ada pengaruhnya terhadap kesehatan tersebut.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukanoleh : DIAH RIFQI SUSANTI J Kepada : FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang International Labour Organization (ILO), pada tahun 2008 memperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar negara Indonesia adalah laut. Berbagai ukuran geostatistik

JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN VOL. XIII NO. 2, AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat lingkungan kerja. Lingkungan kerja dikaitkan dengan segala. dibebankan padanya (Suma mur, 2009).

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 432

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah tersebut adalah dermatitis kontak akibat kerja. 1

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kerja serta terlindung dari penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kulit akibat kerja (occupational dermatoses) adalah suatu peradangan

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

BAB 1 PENDHULUAN. Perkembangan industri percetakan di Indonesia berjalan pesat hingga

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. salon, dan pekerja tekstil dan industri rumahan (home industry). Pada. pekerja per tahun. (Djuanda dan Sularsito, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kulit akibat kerja merupakan peradangan kulit yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. besar. Salah satu industri yang banyak berkembang yakni industri informal. di bidang kayu atau mebel (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah. menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap ahli kesehatan khususnya dokter seharusnya sudah

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data International Labour Organization (ILO) tahun 2012, angka

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. gangguan kesehatan maupun penyakit, seperti penyakit kulit.

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pesatnya Perkembangan teknologi dan industri sejalan dengan meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. pekerja yang terpapar pada bahan-bahan iritatif, alegenik atau faktor fisik khusus

BAB I PENDAHULUAN. erat dengan keefisienan kerja seorang karyawan. Tingkat produktifitas

BAB I PENDAHULUAN. manusia perlu mendapat perhatian khusus baik kemampuan, keselamatan, berbagai faktor yaitu tenaga kerja dan lingkungan kerja.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papula, vesikel, skuama) dan

PENGARUH HIGIENE PERSONAL TERHADAP KELUHAN IRITASI KULIT PADA TENAGA KERJA INDUSTRI PLASTIK DI CV. CAHYA JAYA SUKOHARJO SKRIPSI

BAB V PEMBAHASAN. sampel penelitian adalah perempuan, sehingga data karakteristik jenis. responden tidak memberikan pengaruh terhadap kelelahan.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Agar terciptanya lingkungan yang aman, sehat dan bebas dari. pencemaaran lingkungan (Tresnaniangsih, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. bulan Agustus 2014 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik berjumlah sekitar

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya bagi kesehatan pekerja (Damanik, 2015). cacat permanen. Jumlah kasus penyakit akibat kerja tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai daerah penghasilan furniture dari bahan baku kayu. Loebis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan penyakit paru (Suma mur, 2011). Penurunan fungsi paru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Gangguan kesehatan kulit pada petani rumput laut merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan. Penyakit ini timbul akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. telah mengganti sumber tenaga pada pembangkit uap/boiler dari Industrial Diesel

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari-hari pekerjaan

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DERMATITIS KONTAK PADA PEKREJA BATIK BAGIAN PEWARNAAN DI CIGEUREUNG KOTA TASIKMALAYA

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan atau lingkungan kerja. Salah satu faktor-faktor bahaya yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik

BAB I PENDAHULUAN. dengan hiperemia konjungtiva dan keluarnya discharge okular (Ilyas, 2013).

DAFTAR PUSTAKA 1. Siregar, R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC; Undang-undang dasar tentang kesehatan no.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. lagi dengan diberlakukannya perdagangan bebas yang berarti semua produkproduk

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan pertanian sebagai leading sector melalui suatu

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

PREVALENSI GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA BATU PADAS DI SILAKARANG GIANYAR BALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan pesantren yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama Islam dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. terpapar bising melebihi 90 db di tempat kerjanya. Diperkirakan lebih dari 20 juta

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pertanian saat ini masih merupakan aktivitas perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu, upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat perlu. Dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penyakit paru kronik (Kurniawidjaja,2010).

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bermotor, pembangkit tenaga listrik, dan industri. Upaya pemerintah Indonesia untuk

KUESIONER PENELITIAN


BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pemasaran (Manuaba, 1983). Aspek yang kurang diperhatikan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. aspek sumber daya manusia. Faktor sumber daya manusia ini merupakan. bahwa era Masyarakat Economi Asean (MEA) telah dimulai, dimana

KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi masyarakat daerah dan sekitar perindustrian yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sedang berjalan saat ini di Indonesia. Pemerintah pusat, dalam hal ini Departemen

Rimba Putra Bintara Kandung E2A307058

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan industri berdampak pula pada kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. sasaran utama yaitu keseimbangan antara sektor pertanian dan industri.

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan tanaman perkebunan secara besar-besaran, maka ikut berkembang pula

BAB 1 PENDAHULUAN. Dermatitis berasal dari kata derm atau o- (kulit) dan itis (radang atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa adanya (langsung tanpa pengolahan tertentu), dengan begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. pekerja seperti yang tercantum dalam UU No.13 Tahun 2003 pasal 86 ayat 1

Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan tenaga kerja mengalami hilangnya konsentrasi pada saat bekerja. sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA DERMATITIS KONTAK PADA PEKERJA BENGKEL DI KELURAHAN MERDEKA KOTA MEDAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan taraf hidup serta mengurangi pengangguran. Kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kerjanya. Resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja adalah bahaya

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan produksi pertanian.

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penggunaan sumber daya alam (Wardhani, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. nyeri punggung semasa hidupnya. Nyeri punggung bawah tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tersebut oleh American Optometric Association (AOA) dinamakan Computer

BAB I PENDAHULUAN. negara. Industri sepenuhnya terintegrasi ke dalam rantai pasokan secara

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh aspek kehidupan membutuhkan energi. Kebutuhan energi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. disebabkan oleh faktor paparan/kontak akibat pekerjaan atau ketika suatu bahan

BAB I PENDAHULUAN. membunuh atau mengendalikan berbagai hama tanaman. Tetapi pestisida. lingkungan apabila tidak tepat dalam menggunakannya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan ekonomi Indonesia mendorong konsumsi bahan baku plastik di dalam negeri sehingga produksi plastik meningkat. Pada tahun 2012, konsumsi bahan baku plastik di Indonesia mencapai 4,6 kg per kapita (Media Data Riset, 2013). Saat ini, ada sekitar 892 industri kemasan plastik yang menggunakan sekitar 2,35 juta ton bahan baku plastik per tahun dan utilisasi sebesar 70% sehingga produksi rata-rata sebesar 1,65 juta ton per tahun (Kementrian Perindustrian, 2015). Bahan baku plastik terdiri atas molekul-molekul yang besar antara lain resin formaldehyde, resin, acrylat, polyurethane, plastic polyester, dan additive (Fregert, 1988). Bahan baku plastik dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang sering ditemukan pada industri plastik berupa iritasi kulit. Iritasi kulit timbul ketika pekerja secara langsung bersentuhan dengan bahan baku plastik. Bahan baku plastik yang bersentuhan dengan pekerja menimbulkan reaksi secara langsung dengan gejala gatal, bentol, kemerahan (Goodman dan Schwan, 1982). Prevalensi iritasi kulit pada sektor industri di Inggris sebesar 4900 kasus, 80% diantaranya adalah iritasi kulit (Cohen dan Rice, 2001). Di Indonesia prevalensi nasional iritasi kulit adalah 6,8% (berdasarkan keluhan responden). Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi dermatitis diatas 1

2 prevalensi nasional. Salah satu diantara provinsi tersebut adalah provinsi Jawa Tengah. Prevalensi dermatitis di provinsi Jawa Tengah mencapai angka yakni 79,5 %, tertinggi di daerah Kabupaten Pemalang 15,7% sedangkan prevalensi dermatitis di Sukoharjo mencapai 10,1% (Riset Kesehatan Dasar, 2007). Iritasi kulit timbul disebabkan oleh faktor-faktor yang berada pada lingkungan kerja (Suma mur, 2014). Faktor yang dimaksud yaitu : lama kontak, higiene personal, kekerapan (terus menerus atau berselang), adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian pula gesekan dan trauma fisis. Faktor individu juga ikut berpengaruh pada iritasi kulit, misalnya perbedaan ketebalan kulit diberbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas, ras, jenis kelamin, penyakit yang pernah atau sedang dialami (Harahap, 2000). Hasil penelitian Prasetyo (2014) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan dermatitis kontak iritan pada tangan pekerja kontruksi yang terpapar semen di PT. Wijaya Kusuma Contractors menunjukkan bahwa 34,4 % pekerja mengalami dermatitis kontak iritan dengan faktor yang paling berpengaruh adalah mencuci tangan. Penelitian Imma dan Irwan (2011) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan dermatitis pada nelayan menunjukkan bahwa 65 % pekerja mengalami dermatitis dengan faktor higiene personal yang buruk. CV. Cahya Jaya merupakan perusahaan yang memproduksi kantong plastik. Proses produksi kantong plastik terdiri dari mixing (pencampuran

3 bahan), pemotongan lembaran plastik, pencetakan dan pengepakan. Pada proses pemotongan plastik mengasilkan debu resin, dimana debu resin dapat menyebabkan dermatitis atau iritasi kulit jika berkontak langsung dengan kulit. Survey awal yang dilakukan di pabrik plastik melalui observasi dan wawancara bahwa tenaga kerja di CV. Cahya Jaya tidak menggunakan sarung tangan pada proses produksi, sehingga kulit tangan dibiarkan begitu saja terpapar debu resin dan setelah selesai melakukan pekerjaan banyak tenaga kerja yang tidak melakukan cuci tangan. Wawancara dilakukan pada 5 orang pekerja bagian proses pemotongan dan pengepakan plastik, para pekerja tersebut mengeluhkan rasa gatal-gatal, panasdan kemerahan pada bagian kulit tangan setelah bersentuhan dengan bahan baku plastik. Berdasarkan fakta masalah tersebut, menjadi dasar latar belakang bagi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh higiene personal terhadap keluhan iritasi kulit pada tenaga kerja industri plastik CV. Cahya Jaya, Sukoharjo. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti yaitu Apakah ada pengaruh higiene personal terhadap keluhan iritasi kulit pada tenaga kerja industri plastik di CV. Cahya JayaSukoharjo?

4 C. Tujuan Penelitian 1. Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhhigiene personal terhadap keluhan iritasi kulit pada tenaga kerja industri plastik di CV. Cahya Jaya Sukoharjo. 2. Khusus a. Untuk mendeskripsikan higiene personal pada tenaga kerja industri plastik di CV. Cahya Jaya Sukoharjo. b. Untuk mendeskripsikan keluhan iritasi kulit pada tenaga kerja industri plastik di CV. Cahya Jaya Sukoharjo. D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Memberikan informasi tentang pengaruh higiene personal dengan keluhan iritasi kulit pada tenaga kerja industri plastik di CV. Cahya Jaya Sukoharjo dan diharapkan sebagai pengembangan dan relevansi teori mengenai pengaruh higiene personal terhadap keluhan iritasi kulit. 2. Aplikatif a. Bagi Responden Memberikan informasi tentang pengaruh higiene personal terhadap keluhan iritasi kulit pada tenaga kerja industri plastik dicv. Cahya Jaya, Sukoharjo.

5 b. Bagi Perusahaan Diharapkan perusahaan dapat melakukan pertimbangan mengenai penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di perusahaan untuk memperhatikan higiene personal pekerja yang dapat menimbulkan masalah keluhan iritasi kulit dan pengendalian lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman c. Bagi Peneliti Mampu merencanakan dan melaksanakan penelitian dalam bidang K3 serta mampu menganalisa higiene personal yang dapat mempengaruhi keluhan iritasi kulit pada tenaga kerja industri plastik CV. Cahya Jaya, Sukoharjo. d. Bagi Program Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menambah referensi, data, dan kepustakaan program studi Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya mengenai pengaruh higiene personal dengan keluhan iritasi kulit. Dapat meningkatkan citra program studi Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari gagasan hasil penelitian dan sebagai bahan pengabdian masyarakat terhadap pencegahan primer.