KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono

dokumen-dokumen yang mirip
Penataan, Pemerataan, dan Pemenuhan Guru

PEDIDIKAN JAWA TIMUR YANG BERDAYA SAING GLOBAL

Program Penataan dan Pemerataan Guru Pendidikan Menengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB I PENDAHULUAN. Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program SMK adalah dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

TANTANGAN DAN HARAPAN PENDIDIKAN KEJURUAN DI INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YANG MEMILIKI DAYA SAING KETENAGAKERJAAN

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

Siaran Pers Kemendikbud: Revitalisasi SMK Untuk Produktivitas dan Daya Saing Bangsa   Rabu, 17 Mei 2017

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki kerjasama ekonomi negara-negara Asia Tenggara melalui kawasan

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24).

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

POLA PENGEMBANGAN DUAL SYSTEM PADA SMK DI JAWA TIMUR SISWA SMK KOMPETEN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel

PENDAHULUAN. di sekolah. Manajemen kurikulum mengatur pemenuhan kebutuhan. pendidikan berdasarkan hasil analisis kondisi lingkungan internal dan

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN REVITALISASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung melalui pengajaran dan pelatihan. Sistem pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dunia kerja. Di Indonesia begitu banyak orang-orang terpelajar atau. bangsa yang masih terpuruk, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, keterbukaan bursa kerja di tingkat nasional dan internasional,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia yang. bermartabat dan mencapai kemajuan. Hal tersebut dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dunia kerja merupakan tujuan akhir yang hendak diraih oleh setiap peserta

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Secara umum profil SMK dikota Bandung yang meliputi sumber daya baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah dengan fokus pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk berubah dari model pendidikan yang tradisional menjadi pendidikan

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang sangat besar dan mendasar, karena

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia. Dengan diberlakukannya MEA (masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan salah satu aspek penting

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang terkumpul dan pembahasan hasil penelitian, maka. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. A. Simpulan 1. Hasil Implementasi TF-6M pada Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 1 Majalengka

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

pendidikan dari segi tujuan perkembangan kepribadian saja kurang lagi

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan

BABI PENDAHULUAN. kompetensi, mulai dari kurikulum tahun 1994, tahun 1999, tahun 2004 dengan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pengangguran saat ini masih harus tetap memperoleh perhatian

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENJABAT BUPATI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas tamatan / lulusan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shinta Aryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

Tata Kelola Program Keahlian Ganda (PKG)

MODEL KERJA SAMA ANTARA SMK DENGAN INDUSTRI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB II KERANGKA TEORITIS

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam memasuki era globalisasi. Oleh karena itu, diperlukan

I. PENDAHULUAN. Menghadapi dan memasuki persaingan dunia kerja sekarang ini diperlukan SDM

Transkripsi:

KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono 1. MASIH BANYAK YANG BELUM MELIHAT PENTINGNYA REVITALISASI SMK DALAM PENINGKATAN SEKTOR EKONOMI. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan yang menghubungkan, menjodohkan, antara sekolah dan Industri (pendidikan sistem ganda/dual system) dengan memberikan pelajaran di sekolah dan melatih siswa di Industri dengan waktu yang cukup agar memiliki kebiasaan bekerja (kompetensi) untuk dapat memasuki dan berkembang pada Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), sehingga dapat dipergunakan untuk meningkatkan serapan tenaga kerja. Untuk memahami pendapat di atas, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016, yang menegaskan perlunya revitalisasi SMK untuk meningkatkan kompetensi, produktivitas dan daya saing bangsa. Inpres tersebut menugaskan semua kementerian, gubernur untuk bekerja secara terintegrasi untuk membuat peta jalan pengembangan SMK; menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum SMK dengan DUDI melalui pelaksanaan pendidikan sistem ganda (dual system) supaya lulusan SMK mempunyai kompetensi dan produktivitas sesuai keinginan pengguna lulusan SMK (DUDI). Saat ini yang ada hanya pergerakan pada masing-masing kementrian(tidak terintegrasi) dan belum ada pemetaan jalan pengembangan SMK yang dikaitkan dengan potensi daerah dan kebutuhan investasi, atau menciptakan format suppy tenaga kerja lulusan SMK yang berdaya saing tinggi dengan kompetensi bertindak sesuai teknologi saat ini. Semua tahu bahwa tujuan pendidikan kejuruan (SMK) sangat berhubungan dengan mempersiapkan seseorang untuk bekerja dan dengan kompetensi yang dibutuhkan DUDI, tetapi pola SMK saat ini masih jauh dari tujuan itu. Dapat dikatakan pendidikan kejuruan (SMK) adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja DUDI dan mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, berarti bahwa SMK harus dapat bermitra dengan DUDI dan siswa SMK yang berlatih di DUDI bukan hanya prakerin 3 bulan dengan kurikulum yang belum sinkron pada DUDI (ini yang terjadi). Kondisi saat ini SMK masih berjalan ditempat dari sudut pandang Inpres no.9 tahun 2016, karena masih banyak tidak melihat bahwa: (a) Jika SMK-DUDI berkembang dengan baik, lulusan SMK akan mempunyai kemampuan dalam rangka memenuhi kebutuhan/kesempatan kerja yang sedang dan akan berkembang pada daerah tersebut. (b) Lulusan SMK merupakan tenaga terdidik, terlatih, dan terampil serta menunjang daya saing SDM dalam era persaingan global saat ini. (c) Lulusan SMK mampu mengikuti menyesuaikan dengan perubahan teknologi, atau peningkatan teknologi di daerah-daerah yang menunjang pengembangan ekonomi daerah. (d) Lulusan SMK juga berdampak sebagai pendukung pertumbuhan industri Menengah dan Kecil di daerah. (e) Lulusan SMK akan mengurangi angka pengangguran dan kriminalitas. (f)

Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan negara melalui kemampuan Investasi yang tertunjang dari fasilitas penyediaan SDM kompeten. Jika kita terlambat membenahi SMK berarti setiap tahun akan menambah peningkatan pengangguran karena lulusan SMK tidak mempunyai kompetensi dan tidak ada serapan tenaga kerja dari DUDI 2. PERLU PERHATIAN UNTUK MERUBAH PERSEPSI SMK SEBAGAI PILIHAN KEDUA Opini di masyarakat dan orang tua sangat berkepentingan dalam penentuan sekolah lanjutan putra-putrinya. Sesungguhnya banyak orang tua yang memahami akan pentingnya pendidikan lanjutan kejuruan setelah SMP bagi putra-putrinya, terutama pada orang tua yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah atau rendah mengharapkan putra-putrinya masuk ke SMK agar dapat langsung bekerja. Tetapi yang terjadi adalah SMK merupakan pilihan kedua setelah SMU, kita bisa memperhatikan opini yang terjadi di masyarakat bahwa lulusan SMK banyak yang tidak siap bekerja karena tidak ada kompetensi bertindak dalam bekerja atau lulusan SMU dan SMK yang diterima untuk bekerja lebih banyak lulusan SMU. Persepsi yang berkembang atau anggapan dalam masyarakat bahwa SMK lebih rendah jika dibandingkan dengan SMU, karena tidak ada perbedaan yang mendasar antara SMK dan SMU. Seharusnya SMK adalah salah satu institusi yang dituntut untuk mampu menghasilkan tenaga trampil yang terdidik atau lulusan yang sebagaimanan diharapkan oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Untuk merubah persepsi ini perlu perhatian dan kerja keras kita semua karena SMU dan SMK seharusnya ada perbedaan pada yang signifikan terkait kompetensi dan kesiapan kerja. Jalan keluar dari persepsi masyarakat tersebut adalah SMK harus melakukan pendidikan sistem ganda (dual system) yang melibatkan DUDI, sehingga lulusan SMK mempunyai kompetensi bertindak dan langsung terserap DUDI. Jika setiap SMK bisa; membentuk Kelompok mitra (pokmi) SMK-DUDI, praktek kerja industri nya sesuai dengan sinkronisasi kurikulum dan standar DUDI, dan jangka waktu praktek kerja di DUDI cukup waktu untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, serta di DUDI ada pelatih yang terstandard untuk melatih siswa SMK, maka lulusan SMK akan lebih kompeten dan siap bekerja. Mari bersama dapat membuat SMK Bisa menjadi nyata. 3. KEPEDULIAN DUDI MERUPAKAN PENGEMBANGAN DAYA SAING SISWA SMK Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada dasarnya diselenggarakan untuk menghasilkan siswa yang mempunyai kompetensi dan siap kerja dengan level menengah untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional serta dapat meningkatkan daya saing SDM Indonesia. Kondisi SMK dengan keterbatasan pemerintah dalam pengadaan sarana prasarana dan pembiayaan pendidikan, serta peningkatan kompetensi untuk

siap kerja menyebabkan diperlukan kepedulian dan dukungan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Era global persaingan SDM yang ketat atas kompetensinya maka kepedulian DUDI terhadap SMK menjadi semakin penting, terutama DUDI yang bidang kerjanya membutuhkan keterkaitan langsung dengan SMK. Dunia usaha dan industri memiliki peran dalam membantu pelaksanaan praktik kerja industri/magang guru dan/atau siswa SMK dalam mencapai kompetensi yang memberikan efek positif bagi DUDI terhadap perekrutmen tenaga kerja baru, dimana DUDI memilih pegawai baru dari siswa SMK sesuai kompetensi yang dibutuhkan. Mengapa DUDI harus peduli? ditinjau dari segi persaingan dunia usaha dan industri, kebutuhan peningkatan teknologi dan mutu produksi sangat terkait dengan SDM dan merupakan masalah yang perlu untuk segera diselesaikan dengan cara menjalin interaksi dengan SMK. Kepedulian DUDI menjawab salah satu kebutuhan industri terkait sumber daya manusia yang terdidik, handal, yang mampu menjawab segala tantangan. Kebutuhan di atas membutuhkan berbagai kesiapan dan kemampuan untuk menghadapi. Salah satu cara yang efektif adalah dengan menjalin kerjasama SMK. Bentuk kerjasama antara DUDI dengan SMK secara timbal balik dapat dijabarkan kelompok mitra (pokmi) SMK-DUDI dalam lingkup MOU yang didalamnya berisi pengembangan kurikulum, pengembangan kompetensi siswa serta rekrutmen tenaga kerja. Kepedulian DUDI terhadap SMK diwujudkan dalam kegiatan rutin yang dilakukan Pokmi SMK-DUDI, tidak hanya pelaksanaan prakerin tetapi kegiatan penunjang lainnya antara lain: pembuatan program, penyusunan kurikulum bersama, perencanaan waktu dan jenis kegiatan, pembelajaran siswa, melakukan bimbingan selama praktik dasar maupun praktik industri, melaksanakan penilaian dan uji kompetensi, uji profesi dan sertifikasi. Kepedulian Dunia usaha/industri itu adalah keikutsertakan secara aktif dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan sistem ganda, kerjasama antara SMK dan DUDI pada dasarnya memuat: (1) tujuan pelaksanaan sistem ganda; (2) program pendidikan sistem ganda, meliputi kegiatan pendidikan dan pelatihan yang akan dilaksanakan di sekolah dan di industri, serta model penyelenggaraannya; (3) jumlah peserta yang mengikuti pendidikan sistem ganda; (4) tanggung jawab masing-masing pihak penyelenggaraan pendidikan sistem ganda; (5) pelayanan pihak industri kepada peserta pendidikan sistem ganda; (6) administrasi penyelenggaraan pendidikan sistem ganda; dan (7) halhal lain yang dianggap perlu. Dengan penjelasan diatas berarti kepedulian DUDI terhadap SMK akan menjadikan siswa-siswa memiliki kompetensi bertindak yang menjadi dasar meningkatkan penyerapan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan DUDI dan sudah pasti daya saing SDM Indonesia akan meningkat.