BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis semakin pesat yang terjadi pada era

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas perusahaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB 1 PENDAHULUAN. besar maupun perusahaan kecil. Upaya tersebut merupakan permasalahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba atau keuntungan. Laba (profit) adalah selisih antara. menghasilkan barang atau jasa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. dari pemegang saham dan hutang. Menurut sifatnya ada dua macam tipe

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pasti memerlukan investasi besar dengan kebutuhan dana

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa maupun produksi pasti menginginkan agar perusahaannya dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel,

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pada zaman seperti sekarang ini menuntut kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu keputusan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, sedikit perusahaan yang mengalami hambatan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di zaman era globalisasi sekarang ini dunia bisnis memasuki persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, apalagi pada perusahaan yang sedang tumbuh senantiasa. berhadapan dengan persoalan penambahan modal yang tujuannya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatkan atau memperluas jaringan bisnisnya. terlebih lagi jika jumlah uang yang akan diinvestasikan sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. sebab sifat dari hutang yang tidak permanen, lebih murah untuk diadakan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sebagai suatu hal yang merupakan tuntutan bangsa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan derasnya capital inflow yang masuk ke Indonesia, maka

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara (termasuk Indonesia) menganggap sektor industri sebagai motor

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut. Liem, Sutejo, & Murhadi (2013) menyatakan struktur modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Teori struktur modal menjelaskan ada atau tidaknya pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan keunggulan produk yang dimiliki perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu aspek keuangan yang penting dalam perkembangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

proporsi hutang menjadi penting karena berkaitan dengan kepentingan memaksimalkan kemakmuran pemegang saham (Gitman, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

I. PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha baik di sektor industri maupun jasa semakin tajam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat yang semakin memasuki era globalisasi ini,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau laba yang sebesar-besarnya yang mengandung konsep bahwa perusahaan harus

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. dalam perusahaan yaitu keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan meningkat. Masalah struktur modal merupakan masalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam jumlah yang memadai. Dana ini tidak hanya dibutuhkan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan modal untuk membiayai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Struktur Modal dan Nilai Perusahaan. yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa.

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pecking Order Pecking order theory dikembangkan oleh Stewart C. Myers dan Nicolas Majluf pada tahun 1984, yang dikenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun 1961. Teori ini menyatakan bahwa memprioritaskan sumber-sumber pendanaan (dari pembiayaan internal untuk ekuitas) sesuai dengan prinsip usaha minimal, atau paling tidak resistensi, memilih untuk meningkatkan ekuitas sebagai pembiayaan terakhir (Naibaho et al, 2015). Dalam teori ini, cenderung lebih menyukai modal sendiri yang berasal dari dalam dari pada modal sendiri yang berasal dari luar dan memilih penggunaan sumber-sumber pendanaan yang memiliki resiko terendah terlebih dahulu (Rofiqoh dan Kurnia, 2014). 2. Teori Asimetri Informasi Teori asimetri informasi ini dikemukakan oleh Donaldson dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari pada pihak lain. Karena teori asimetri informasi, manajemen tahu lebih banyak tentang dibanding investor di pasar Dengan adanya asimetri informasi, Donaldson menyimpulkan 10

bahwa lebih senang menggunakan dana yang bersumber dari laba ditahan dan dana dari depresiasi kemudian hutang dan yang terakhir adalah penjualan saham baru (Naibaho et al, 2015). 3. Struktur Modal Menurut Fahmi (2011) struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial yaitu antara utang dan ekuitas. Struktur modal dapat diukur dari rasio perbandingan antara total utang terhadap modal sendiri yang biasa disebut debt to equity ratio (DER). Menurut Kasmir (2010) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perimbangan antara hutang yang dimiliki dengan modal sendiri. DER dapat menunjukkan tingkat risiko suatu. Semakin tinggi rasio DER, akan semakin tinggi pula risiko yang akan terjadi dalam karena pendanaan dari unsur utang lebih besar daripada modal sendirinya. Mengingat DER dalam perhitungannya adalah utang dibagi dengan modal sendiri, artinya jika utang lebih tinggi dari modal sendirinya berarti penggunaan utang lebih besar dalam mendanai aktivitas (Brigham dan Houston, 2001). DER merupakan kemampuan dalam membayar hutang dengan modal yang dimilikinya dan sangat berkaitan dengan penciptaan suatu struktur modal yang dapat mempengaruhi kebijakan 11

pendanaan yang tepat guna memaksimalkan nilai (Rofiqoh dan Kurnia, 2014). Kebijakan struktur modal mencakup tindak pemilihan antara resiko dan pengembalian yang diharapkan, penambahan hutang akan menaikkan tingkat resiko arus pendapatan tetapi lebih tingginya hutang juga berarti lebih besarnya tingkat pengembalian yang diharapkan. Tingginya tingkat resiko akan menurunkan harga saham tetapi tingginya tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Struktur modal yang optimal adalah keadaan dimana resiko dan pengembalian ini seimbang sehingga harga saham dapat dimaksimalkan (Ichwan dan Widyawati, 2015). 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal Dalam penelitian ini yang digunakan adalah ukuran, profitabilitas dan penjualan. 1. Ukuran Perusahaan Menurut Riyanto (2001) ukuran adalah tolak ukur besar kecilnya dengan melihat besarnya nilai modal, nilai penjualan atau nilai total aktiva yang dimiliki. Logaritma natural dari total aktiva dijadikan indikator dari ukuran karena semakin besar ukuran maka aktiva tetap yang dibutuhkan juga akan semakin besar. Semakin besar ukuran suatu maka kecenderungan 12

menggunakan modal asing juga akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi (Ichwan dan Widyawati, 2015). 2. Struktur Aktiva Menurut Syamsudin (2009), adalah penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap. Struktur aktiva merupakan kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh yang diharapkan akan memberikan manfaat dimasa yang akan datang, yang terdiri dari aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, aktiva lancar, dan aktiva tidak lancar. Cara pengukurannya adalah membandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva. Rasio aktiva mengukur seberapa efektif memanfaatkan sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Semua rasio aktivitas ini melihatkan perbandingan antar tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio aktivitas menganggap bahwa sebaliknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan berbagai unsur aktiva yaitu persediaan, piutang, aktiva tetap dan aktiva lain. Rasio ini menggambarkan kemampuan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki 13

untuk menghasilkan penjualan. Dengan melihat rasio ini dapat diketahui efektivitas penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan (Ichwan dan Widyawati, 2015). 3. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan dalam memperoleh laba. Dalam analisis rasio, kemampuan menghasilkan laba dapat dikaitkan dengan penjualan, aset atau Profitabilitas mendapat tempat tersendiri dalam penilaian. Salah satu rasio profitabilitas yang sering digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan pengaruh laba terhadap investasi yaitu Return On Equity (ROE). Murhadi (2013) dalam Thausyah dan Suwitho (2015) menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan bagi pemegang saham atas setiap rupiah uang yang ditanamkan oleh pemegang saham pada. Diharapkan semakin tinggi Return On Equity (ROE) maka semakin baik. ROE merupakan rasio yang membandingkan laba bersih dengan modal bersihnya. Perusahaan yang memiliki profitabilitas cukup untuk membiayai operasionalnya, tidak perlu menambah besaran hutang dari tersebut. Perusahaan yang mempunyai profit 14

tinggi, akan menggunakan hutang dalam jumlah rendah, dan sebaliknya (Ichwan dan Widyawati, 2015). 4. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu (Kesuma, 2009). Adanya kecenderungan dengan tingkat yang tinggi menghasilkan tingkat arus kas masa depan dan kapitalisasi pasar yang tinggi sehingga memungkinkan memiliki biaya modal rendah (Sriwardany, 2006). Perusahaan yang memiliki tingkat yang besar akan membutuhkan penambahan aset guna mendukung penjualan sehingga memiliki yang besar menggunakan hutang yang lebih banyak (Heriyani, 2011). B. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan struktur modal ini sudah pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sehingga hasil penelitian tersebut bisa digunakan sebagai pembanding sekaligus juga sebagai dasar dalam penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu dituliskan dalam tabel sebagai berikut : 15

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu No Peneliti Variabel Peneliti Judul dan Sampel Peneliti 1 Ichwan dan Widyawati (2015) ukuran dan profitabilitas. pengaruh ukuran dan profitabilitas Hasil ukuran dan profitabilitas otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. 2 Nurmadi (2013) ukuran leverage operasi, struktur kepemilikan dan resiko bisnis. analisis faktor faktor yang mempengaruhi manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010-2012. ukuran dan modal, sedangkan leverage operasi, struktur kepemilikan dan resiko bisnis tidak berpengaruh 3 Indrajaya et al (2011), ukuran tingkat, profitabilitas dan risiko bisnis. pengaruh struktur aktiva, ukuran tingkat, profitabilitas dan risiko bisnis dan ukuran struktur modal, profitabilitas berpengaruh negatif dan struktur modal, 16

sektor pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2007. sedangkan tingkat dan risiko bisnis tidak berpengaruh secara 4 Sari dan Haryanto (2013) aset, ukuran dan likuiditas. pengaruh aset, ukuran dan likuiditas manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 2010. ukuran dan modal, sedangkan likuiditas, dan aset berpengaruh negatif terhadap 5 Sawitri dan Lestari (2015) risiko bisnis, ukuran dan penjualan struktur modal pengaruh risiko bisnis, ukuran dan penjualan industri otomotif di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. risiko bisnis dan ukuran tidak signifikan modal, sedangkan penjualan 17

6 Thausyah dan Suwitho (2013) penjualan, dan profitabilitas. pengaruh penjualan, dan profitabilitas property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 2010. penjualan dan berpengaruh tidak struktur modal, sedangkan profitabilitas 7 Krisnanda dan Wiksuana (2015) ukuran penjualan, dan non-debt tax shield struktur modal pengaruh ukuran penjualan, dan non-debt tax shield terhadap telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. ukuran berpengaruh negatif dan tidak struktur modal, penjualan dan tidak struktur modal, dan non-debt tax shield dan signifikan 8 Naibaho et al (2015) penjualan, dan ukuran. pengaruh penjualan, dan ukuran Profitabilitas dan ukuran tidak berpengaruh struktur modal, dan tidak dan penjualan berpengaruh 18

property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. 9 Zuliani dan Asyik (2014) Variabel penjualan, struktur aset dan tingkat. Variabel Judul: pengaruh penjualan, struktur aset dan tingkat Sampel: tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012 profitabilitas berpengaruh signifikan modal, penjualan, struktur aset dan tingkat tidak berpengaruh struktur struktur 19

C. Kerangka Pemikiran Perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki tingkat hutang yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lebih kecil. Semakin besar suatu ada kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman yang lebih besar dibandingkan dengan kecil (Ichwan dan Widyawati, 2015). Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aktiva yang dapat dijadikan jaminan. Semakin besar jumlah aset tetap, maka pun akan memiliki jaminan kemampuan yang lebih besar dalam melakukan pendanaan eksternal yang berarti berpotensi meningkatkan utang (Nurmadi, 2013). Perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan. Dalam hal ini akan cenderung memilih laba ditahan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan (Zuliani dan Asyik, 2014). Perusahaan yang mempunyai tingkat penjualan tinggi akan cenderung meningkatkan hutang dan memperbesar nilai struktur modalnya. Adanya tingkat penjualan yang tinggi akan mendorong untuk menambahkan jumlah modal untuk meningkatkan produktivitas (Thausyah dan Suwitho, 2015). 20

Berdasarkan penelitian terdahulu dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat dirumuskan hipotesis dengan model kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut : Gambar 2.1 Model kerangka penelitian Ukuran Perusahaan (X1) H1 + Struktur Aktiva (X2) Profitabilitas (X3) Pertumbuhan Penjualan (X4) H2 + H3 - H4 + Struktur Modal (Y) 21

D. Hipotesis 1. Pengaruh ukuran modal Perusahaan yang memiliki ukuran yang besar lebih banyak menggunakan hutang sehingga memperbesar struktur modal, sedangkan yang memiliki ukuran yang kecil, lebih sedikit menggunakan hutang sehingga memperkecil struktur modal (Ichwan dan Widyawati, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Ichwan dan Widyawati (2015), Nurmadi (2013) dan Sari dan Haryanto (2013) memberikan hasil bahwa ukuran terhadap Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut : H 1 : Ukuran modal 2. Pengaruh modal Perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat diserahkan sebagai jaminan, cenderung menggunakan hutang dalam jumlah besar. Tingginya menunjukkan semakin tinggi kemampuan untuk dapat menjamin hutang jangka panjang yang dipinjamnya (Nurmadi, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Nurmadi (2013), Ichwan dan Widyawati (2015) dan Sari dan Haryanto (2013) memberikan hasil bahwa terhadap 22

Penelitian yang dilakukan oleh Indrajaya et al (2011) memberikan hasil bahwa Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut : H 2 : Struktur aktiva modal 3. Pengaruh profitabilitas modal Profitabilitas adalah kemampuan dalam memperoleh laba. Semakin tinggi maka semakin kecil proporsi utang di dalam struktur modal. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil (Naibaho et al, 2015). Adanya biaya-biaya pada penggunaan dana eksternal menyebabkan penggunaan dana milik sendiri (laba ditahan) oleh dianggap lebih murah. Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang menyarankan bahwa manajer lebih senang menggunakan pembiayaan yang pertama yaitu laba ditahan kemudian utang. Perusahaan yang mampu mendapat keuntungan yang tinggi akan cenderung banyak memanfaatkan dana sendiri untuk keperluan investasi, sehingga tingkat utang akan semakin rendah (Zuliani dan Asyik, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Haryanto (2013) dan Naibaho et al (2015) memberikan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Penelitian yang dilakukan oleh Indrajaya et al (2011) memberikan hasil bahwa 23

profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: H 3 : Profitabilitas berpengaruh negatif modal 4. Pengaruh penjualan modal Dengan adanya tingkat penjualan yang tinggi akan mendorong untuk menambahkan jumlah modal untuk meningkatkan produktivitas. Tingkat merupakan ukuran sampai sejauh mana penjualan dapat ditingkatkan, sehingga semakin tinggi peningkatan penjualan, maka akan semakin tinggi pula struktur modalnya (Thausyah dan Suwitho, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Naibaho et al (2015) memberikan hasil bahwa penjualan terhadap Penelitian yang dilakukan oleh Sawitri dan Lestari (2015) memberikan hasil bahwa penjualan Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: H 4 : Pertumbuhan penjualan modal 24