HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL. Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

HUBUNGAN PERANAN GURU SEKOLAH DASAR DENGAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA (JURNAL) Oleh DEDI SUPARMAN ROCHMIYATI SUGIYANTO

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK

ANALISIS LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012

Dhoni Aprianto, A , Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh MONA FATIA SARI RIYANTO M. TARUNA ERNI MUSTAKIM

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH NGASEM TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi.

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh

PENGARUH PERAN ORANG TUA DAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh VRISCA DYAH KURNIATI FITRIA AKHYAR SUGIMAN

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN SEKOLAH TERHADAP PERILAKU SISWA Andi Ridha 1, St. Rajiah Rusydi 2

MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI KEAKTIFAN BERORGANISASI DISEKOLAH DAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS X DAN XI SMK N 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II DEPOK SLEMAN ARTIKEL JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN. Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan pada Variabel yang

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR NONFORMAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman ISSN

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

III. METODE PENELITIAN. oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dan jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Dedy Kintaka Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PENGARUH METODE JARIMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD JURNAL. Oleh BIMA SUCI RAHMATULLAH SUWARJO SITI RACHMAH SOFIANI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. 1 Sungai Apit Kabupaten Siak jalan Gajahmada RT 3 RW 7 Sungai Apit.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh MARYATI FITRIA AKHYAR SUGIYANTO

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh IMAM SUBIANTO NAZARUDIN WAHAB TAMBAT USMAN

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang

PENGARUH PELAYANAN PRIMA KERAKYATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN PUBLIC WELFARE

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

PERANAN PERHATIAN ORANGTUA TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

ABSTRAK Kata Kunci : Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Ekonomi, Fasilitas Belajar dan Minat Belajar Ekonomi

Abstract

PENGARUH HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 1 PEKANBARU

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA SMKN 1 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN BANTUL. Artikel Jurnal

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

BAB III METODE PENELITIAN. yang lain atau satu objek yang lain (hatch dan farhady, 1981). 2

HUBUNGAN ANTARA PERGAULAN KELOMPOK SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 TANJUNGANOM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 2, Juli 2016

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS SISWA DI ORGANISASI SEKOLAH DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI MOTIVASI KERJA DAN PENGALAMAN MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KECAMATAN MOJOLABAN TAHUN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada semester

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29

PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

HUBUNGAN KETERAMPILAN OPERASIONAL KEPALA SEKOLAH DENGAN KEMAMPUAN KERJA PEGAWAI DI SMPN SEKECAMATAN PRINGGESELA

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN SLEMAN

PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA, KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO. (Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Walisongo Semarang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

ARTIKEL. Oleh : SULASTRIANI NPM :

ABSTRAK. by Desty Yusniarti. S. A, Sumadi, Dedy Miswar ABSTRACK

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBINAAN PENGAWAS SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) SE KECAMATAN BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

Transkripsi:

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL SKRIPSI Judul Skripsi Nama Mahasiswa : HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR : Citra Puspita Sari Nomor Pokok Mahasiswa : 1113053022 Program Studi Jurusan Fakultas : Pendidikan Guru Sekolah Dasar : Ilmu Pendidikan : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandar Lampung, Mei 2015 Peneliti, Mengesahkan Citra Puspita Sari NPM 1113053022 Dosen Pembimbing I Dosen pembimbing II Dr. Riswandi, M. Pd. Dr. Riswanti Rini, M.Si. NIP 197608082009121001 NIP 196003281986032002

ABSTRACT THE CORRELATION OF SCHOOL CULTURE AND THE ESTABLISHMENT OF EFFECTIVE SCHOOL IN ELEMENTARY SCHOOL By Citra Puspita Sari*, Riswandi**, Riswanti Rini*** E-mail: citra.puspitasari10@gmail.com This research was aim to find out the correlation between school culture and the establishment of effective school in elementary school. The type of this research was descriptive quantitative, reviewed from empirical research step included in the research using associative approach. The population of research were the 9 state-owned elementary school with the total number of 169 teachers. The samples used in this reaserch were 4 state-owned elementary school subdistrict Labuhan Ratu Bandar Lampung with the total number of 75 teachers with sample interpretation technique were cluster sampling and simple random sampling. The data were taken for two variables using questionnaire. Data analysis technique using t-test. The result of this research shown there were the positive correlation between school culture and the establishment of effective school shown by coeffisien correlation 0.788 with the score of t table 5.269. Keywords: school culture, effective school, elementary school * Author 1 ** Author 2 *** Author 3

ABSTRAK HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR Oleh Citra Puspita Sari*, Riswandi**, Riswanti Rini*** E-mail: citra.puspitasari10@gmail.com Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan budaya sekolah dan pembentukan sekolah efektif di Sekolah Dasar. Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif, ditinjau dari tingkat eksplanasi termasuk pendekatan asosiatif. Populasi penelitian ini adalah 9 SD Negeri sebanyak 169 guru. Sampel yang digunakan 4 SD Negeri Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung sebanyak 75 guru dengan teknik pengambilan sampel yaitu cluster sampling dan simple random sampling. Data yang diambil untuk kedua variabel menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara budaya sekolah dan pembentukan sekolah efektif ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,788 dengan nilai t hitung sebesar 5,269. Kata kunci: budaya sekolah, sekolah efektif, sekolah dasar * Penulis 1 ** Penulis 2 *** Penulis 3

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Hal tersebut sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang termuat dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Fungsi dan tujuan pendidikan tersebut akan tercapai dengan baik jika didukung oleh pelaksanaan sistem pendidikan yang baik pula sehingga pendidikan tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya lembaga atau organisasi yang dapat mewadahi dan meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam hal ini, sekolah merupakan satuan pendidikan berbentuk lembaga yang dapat menjadi wadah bagi peserta didik untuk mendapatkan pendidikan. Menurut Rohiat (2010: 21) sekolah efektif yakni sekolah yang dapat menunjukkan kemampuan sekolah dalam menjalankan fungsinya secara maksimal baik fungsi ekonomis, fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi pendidikan. Fungsi budaya adalah media untuk melakukan transmisi dan transformasi budaya. Sedangkan fungsi pendidikan adalah sekolah sebagai wahana untuk proses pendewasaan dan pembentukkan kepribadian siswa. Di antara kelima faktor tersebut, faktor budaya merupakan komponen yang paling erat kaitannya dengan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh warga sekolah. Mewujudkan budaya yang positif di sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan diperlukan adanya peran aktif dari para komponen sekolah. Kepala sekolah, guru, staf sekolah, dan semua warga sekolah harus ikut andil dalam melaksanakan budaya positif tersebut. Disinilah peran komponen sekolah, khususnya guru di sekolah untuk dapat mencetak para siswa agar mempunyai

nilai karakter yang baik. Menurut Kunandar (2010: 37), guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat. Peneliti melakukan wawancara dengan pengawas SD di UPTD Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung yakni Ibu Junaini pada tanggal 20 April 2015 dan diperoleh informasi bahwa masih terdapat beberapa kepala sekolah di SD Negeri Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung yang belum dapat memaksimalkan kepemimpinannya terbukti dengan kurang terjalinnya komunikasi yang baik antara kepala sekolah dengan guru karena seharusnya kepala sekolah harus dapat mengayomi semua warga sekolah, bertindak sebagai pemimpin, teman, maupun rekan kerja. Masih terdapat beberapa guru yang lalai dalam menjalankan kewajibannya sebagai pengajar dengan sering meninggalkan kelas pada jam mengajar. Selanjutnya dari sisi budaya di sekolah, walaupun terpampang 10 budaya malu pada tiap sekolah tapi masih belum terlaksana dengan baik. Selalu ada kelalaian tanggung jawab untuk tiap sekolah baik dari kepala sekolah, guru, siswa, maupun staff sekolah. Sering ditemui oleh pengawas guru yang melakukan absen borongan ketika pengawas melakukan survei sehingga guru tidak memantau dengan baik kehadiran siswa untuk setiap harinya. Peneliti juga melakukan observasi awal di SD Negeri 1 Kampung Baru, SD Negeri 2 Kampung Baru, SD Negeri 3 Kampung Baru, dan SD Negeri 1 Sepang Jaya Jaya pada tanggal 9 Januari sampai tanggal 15 Januari 2015. Berdasarkan observasi awal dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan beberapa guru di SD Negeri Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung diperoleh informasi bahwa terdapat beberapa guru yang sering berhalangan hadir ke sekolah untuk melaksanakan kewajibannya. Pelaksanaan budaya sekolah sebagai kultur yang seharusnya diterapkan pada tiap sekolah untuk membentuk sekolah menjadi efektif belum dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Berdasarkan karakteristik sekolah efektif, beberapa SD Negeri Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung belum dapat dikatakan sebagai sekolah efektif.

Hal ini terlihat dari pelaksanaan kepemimpinan yang kurang berjalan dengan baik, harapan yang belum sesuai dengan kenyataan terkait dengan hasil belajar siswa, komunikasi yang kurang terjalin dengan baik antar warga sekolah. Hal ini diakibatkan karena kurangnya kesadaran dari berbagai pihak warga di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara budaya sekolah dan pembentukan sekolah efektif di Sekolah Dasar se-kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung. METODE Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kuantitatif, ditinjau dari tingkat eksplanasi termasuk penelitian dengan pendekatan asosiatif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar Negeri se-kecamatan Labuhan Ratu Bandarlampung yang berjumlah 9 SD Negeri dengan jumlah guru sebanyak 169 guru. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster sampling dan simple random sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 75 orang yang terdiri dari SDN 1 Kampung Baru, SDN 2 Kampung Baru, SDN 3 Kampung Baru, dan SDN 1 Sepang Jaya. Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (independen) yakni budaya sekolah dan variabel terikat (dependen) yakni sekolah efektif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik angket dan dokumentasi. Sebelum melakukan penelitian, dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu untuk menguji kelayakan instrumen penelitian. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan korelasi product moment dengan bantuan program SPSS versi 17,0 dengan kriteria jika r hitung > r tabel maka intrumen tersebut valid. Uji reliabilitas menggunakan teknik alpha cronbach dengan bantuan program SPSS versi 17,0 lalu diinterpretasikan dengan koefisien korelasi. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t dengan taraf signifikan 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 19 Maret 2015 sampai tanggal 23 Maret 2015. Data variabel budaya sekolah diperoleh dengan menyebarkan angket kepada 75 responden yaitu guru dengan 20 item pernyataan dengan 5 pilihan jawaban dan pemberian skor 1-5. Berikut perhitungan distribusi frekuensi variabel budaya sekolah (X): Tabel 4.5 Distribusi Skor Budaya Sekolah No Kelas Interval Frekuensi Persentase % 1 77-79 9 12 2 80-82 22 29,33 3 83-85 5 6,66 4 86-88 14 18,66 5 89-91 7 9,33 6 92-94 17 22,66 7 95-97 1 1,33 Jumlah 75 100% Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dikelompokkan data menjadi kategori kurang, cukup, dan baik dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Kategori Budaya Sekolah (X) Kategori Interval Jumlah Guru Persentase % Kurang 77 X < 83 32 42,66 Cukup 83 X < 89 22 29,33 Baik 89 X 96 21 28 Jumlah 75 100% Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 32 orang guru atau 42,66% dapat dikatakan kurang terhadap budaya sekolah, sebanyak 22 orang guru atau 29,33% dapat dikatakan cukup terhadap budaya sekolah, sedangkan 21 orang atau 28% dapat dikatakan baik terhadap budaya sekolah. Perhitungan distribusi frekuensi data untuk variabel sekolah efektif (Y) dengan 30 item pernyataan yang menggunakan 5 pilihan jawaban dan pemberian skor 1-5. Berikut perhitungan distribusi frekuensi variabel sekolah efektif (Y): Tabel 4.7 Distribusi Skor Sekolah Efektif No Kelas Interval Frekuensi Persentase % 1 104-110 3 4

No Kelas Interval Frekuensi Persentase % 2 111-117 3 4 3 118-124 7 9,33 4 125-131 10 13,33 5 132-138 24 32 6 139-145 17 22,66 7 146-152 11 14,66 Jumlah 75 100% Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dikelompokkan data menjadi kategori kurang, cukup, dan baik dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Kategori Sekolah Efektif (Y) Kategori Interval Jumlah Guru Persentase % Kurang 104 X < 119 7 9,33 Cukup 119 X < 134 20 26,66 Baik 134 X 149 48 64 Jumlah 75 100% Berdasarkan data di atas diketahui sebanyak 7 orang guru atau 9,33% dapat dikatakan kurang terhadap pembentukan sekolah efektif, 20 orang guru atau 26,66% dapat dikatakan cukup terhadap pembentukan sekolah efektif, sedangkan 48 orang guru atau 64% dapat dikatakan baik terhadap pembentukan sekolah efektif. Uji validitas instrumen menggunakan validitas isi dengan menggunakan kisi-kisi instrumen yang terdapat pada tiap variabel sebagai tolak ukur dan nomor butir pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Uji validitas dilakukan menggunakan product moment dengan bantuan program SPSS 17.0. Berdasarkan r tabel dengan n=10 pada alfa 5% maka diperoleh r tabel (n-2)=0,707. Terdapat 20 item yang valid dan 6 item yang tidak valid untuk variabel budaya sekolah yaitu pada butir item 10, 11, 13, 15, 17, 20 karena r hitung < r tabel. Sedangkan untuk sekolah efektif terdapat 45 item yang valid dan 9 item yang tidak valid yaitu butir item 7, 16, 19, 30, 31, 36, 40, 49, 51 karena r hitung < r tabel. Uji reliabilitas meggunakan internal consistency yakni uji reliabilitas dilakukan dengan mencobakan instrumen sekali saja lalu diperoleh data dan dianalisis dengan teknik alpha cronbach untuk budaya sekolah diperoleh r hitung > r tabel (0,978>0,707) dan

untuk sekolah efektif diperoleh r hitung > r tabel (986>0,707). Hal ini menunjukkan bahwa variabel budaya sekolah dan sekolah efektif mempunyai tingkat keterandalan sangat kuat. Uji normalitas diperoleh nilai sebesar 0,062 untuk variabel budaya sekolah dan 0,061 untuk variabel sekolah efektif yang dibandingkan dengan taraf signifikan 5% maka nilai tersebut lebih besar sehingga data berdistribusi normal. Uji homogenitas diperoleh nilai sebesar 0,195 dan dibandingkan dengan taraf signifikan sebesar 5% atau 0,05 sehingga data variabel budaya sekolah berdasarkan variabel sekolah efektif mempunyai varian yang sama. Uji t diperoleh nilai sebesar 5,269 jika dibanding dnegan t tabel yakni 1,658 maka t hitung > t tabel artinya H a diterima dan H o ditolak. Hasil pengujian hipotesis dilakukan dengan program SPSS 17.0 diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,788 yang yang dikonsultasikan dengan taraf signifikan sebesar 5% sehingga Ha diterima dan Ho ditolak terdapat hubungan yang positif antara variabel X dengan variabel Y. Hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 0,276 atau 27,6% yang artinya perubahan pada variabel sekolah efektif dapat diterangkan oleh variabel budaya sekolah. PEMBAHASAN Hasil perhitungan pada penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara budaya sekolah dan sekolah efektif. Hal ini dapat dilihat dari hipotesis yaitu H a diterima dan H o ditolak dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,788 atau 78,8% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Semakin tinggi budaya yang positif di sekolah tersebut maka akan memberikan kontribusi sehingga semakin tinggi juga dalam pembentukan sekolah yang efektif di sebuah sekolah sehingga ada hubungan yang positif antara budaya sekolah dan sekolah efektif di SD Negeri se-kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung. Artinya jika budaya di sekolah terlaksana secara kondusif dan baik maka sekolah tersebut menjadi efektif, sebaliknya jika budaya di sekolah kurang baik maka sekolah tersebut belum dapat dikategorikan sebagai sekolah yang efektif. Oleh karena itu perlu dipupuk nilai-nilai dan norma positif pada semua warga sekolah sebagai acuan

dalam kehidupan berinteraksi di sekolah dan perlu adanya penghargaan sebagai motivasi dalam berperilaku positif. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Rohiat (2010: 21) sekolah efektif yakni sekolah yang dapat menunjukkan kemampuan sekolah dalam menjalankan fungsinya secara maksimal baik fungsi ekonomis, fungsi sosialkemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi pendidikan. Fungsi budaya itu sendiri adalah media untuk melakukan transmisi dan transformasi budaya. Sekolah efektif merupakan sekolah yang mempunyai kultur atau budaya positif yang dapat dijadikan kebiasaan oleh warga sekolah. Karena sekolah yang dapat dikategorikan sebagai sekolah efektif adalah sekolah yang tidak hanya menunjukkan kualitas hasil belajar dari sisi akademis saja, tetapi mampu menciptakan lingkungan sekolah yang baik melalui budaya yang positif dan baik pula oleh warga sekolahnya sesuai dengan fungsi sekolah sebagai fungsi budaya. Melalui budaya yang baik maka dapat membantu membentuk pribadi warga sekolah dengan kualitas bermutu yang mempunyai akhlak yang baik. Meningkatkan mutu pendidikan di sebuah sekolah salah satu caranya adalah dengan menanamkan nilai-nilai atau kebiasaan yang baik kepada semua warga sekolah dan diperlukan kesadaran akan hal itu. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara budaya sekolah dan pembentukan sekolah efektif di Sekolah Dasar se-kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung yang ditunjukkan dengan koefisien r hitung sebesar 0,788, nilai t hitung sebesar 5,269 > dengan t tabel (n-2) sebesar 1,658 dan besar peningkatan budaya sekolah untuk tiap 1 poin maka sekolah efektif akan meningkat sebesar 0,788 dan analisis koefisien determinasi sebesar 27,6% yang menunjukkan hubungan antara budaya sekolah dan pembentukan sekolah efektif dan sisanya 72,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak peneliti teliti. Berdasarkan analisis di atas maka budaya sekolah memiliki hubungan yang positif dengan pembentukan sekolah efektif,

semakin tinggi dan baik budaya sekolah yang dilaksanakan di sekolah maka semakin tinggi juga pembentukan sekolah yang efektif. Saran bagi kepala sekolah, diharapkan dengan hasil penelitian ini pihak sekolah dapat terus meningkatkan dan memberikan penguatan positif dari kebiasaan-kebiasaan baik oleh warga sekolahnya sehingga menjadi budaya sekolah yang dapat menjadi acuan bagi pembentukan sekolah yang efektif. Bagi guru, diharapkan guru lebih memahami perannya sebagai seorang tenaga pendidik dan selalu memberikan contoh teladan bagi para siswanya dalam melaksanakan dan menciptakan budaya sekolah yang positif sehingga dapat mempengaruhi pembentukan sekolah yang efektif. Bagi dinas pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam upaya mewujudkan pendidikan yang lebih baik di Sekolah Dasar dengan menanamkan nilai-nilai moral yang baik kepada semua pihak yang terkait dengan pendidikan. Bagi peneliti lain, diharapkan keterbatasan pada penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat penelitian sejenis sehingga menjadi lebih baik lagi. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Renika Citra. Komariah, Aan. dan Cepi Triatna. 2008. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Bandung: Bumi Aksara. Kunandar. 2010. Guru Profesional, Implementasi KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Priansa, Donni Juni. dan Rismi Somad. 2014. Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta. Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah; Teori Dasar dan Praktik. Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.