FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI Annysa Yanitama, Iwan Permana, Dewi Hanifah Abstrak Salah satu masalah remaja adalah masalah seksual, termasuk remaja yang ada di SMP Negeri 7 Kota Sukabumi. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah diantaranya pengetahuan, peran orang tua, peran guru, dan peran teman sebaya. Tujuan penelitiannya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja.perilaku seks pranikah remaja adalah orientasi seksual remaja, yang merupakan interaksi kedua unsur yang sulit dipisahkan, yaitu tingkah laku seksual dan tingkah laku gender yang dilakukan tanpa adanya ikatan pernikahan. Jenis penelitian ini korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi 372 dan sampel 189, menggunakan teknik purposive sampling. Uji validitas dengan Pearson Product Moment dan uji reliabilitas dengan Cronbach Alpha dinyatakan reliabel. Tekhnik pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisis statistik menggunakan koefisien kontingensi dankorelasi phi.hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku seks pranikah remaja paling dipengaruhi oleh peran orang tua yaitu sebesar 15,3%. Sisanya dipengaruhi oleh pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sebesar 5,29%, peran guru sebesar 14,3% dan peran teman sebaya sebesar 3,2%.Berdasarkan kesimpulan, terdapat pengaruh pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, peran orang tua, peran guru, dan peran teman sebaya terhadap perilaku seks pranikah remaja. Maka diharapkan bagi instansi terkait mengupayakan peningkatan program kesehatan reproduksi remaja dan bagi puskesmas dapat meningkatkan metode penyuluhan kesehatan reproduksi kepada remaja, orang tua dan lembaga pendidikan/ sekolah tempat remaja mendapatkan informasi. Kata Kunci : Perilaku seks pranikah remaja, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, peran orang tua, peran guru dan peran teman sebaya 16
PENDAHULUAN Remaja yang sehat dan berkualitas memerlukan perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif. Banyak sekali remaja yang sudah aktif secara seksual meski bukan atas pilihannya sendiri. Setiap tahunnya 50.000 remaja diseluruh dunia meninggal karena kehamilan dan komplikasi persalinan (Centers for Disease Control, 2008). Berdasarkan survey BKKBN di 33 Provinsi tahun 2008dilaporkan 63% remaja di Indonesia pada usia antara SMP dan SMA sudah melakukan hubungan seksual pranikah, ironisnya 21% diantaranya dilaporkan melakukan aborsi. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) akibat aborsi yang dilakukan oleh remaja yang merupakan satu indikator penilaian derajat kesehatan masyarakat. Jumlah aborsi saat ini tercatat sekitar 11% dari AKI dan 20% diantaranya dilakukan oleh remaja (www.metrotv.news.com di akses tanggal 13 Februari 2014). METODE PENELITIAN Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah pada remaja yaitu pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, peran orang tua, peran guru dan peran teman sebaya. Variabel tak bebas dalam penelitian iniadalah perilaku seks pranikah remaja kelas VII dan VIII di SMP Negeri 7 Kota Sukabumi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 7 Kota Sukabumi sebanyak 372 siswa, dengan ukuran sampel sebesar 189 siswa (dihitung berdasarkan rumus Isaac dan Michael). Tehnik sampling dalam penelitian ini menggunakan Stratified Random Sampling. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan metode analisis koefisien kontingensi 2
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Analisa Univariat a. Distribusi Frekuensi Karakteristik R etabel 1. s p Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden o n Jenis Kelamin d e Status Berpacaran n Tempat Tinggal Sumber Informasi Jenis Kelamin Status Berpacaran Karakteristik N % Laki-laki 88 52,7 Perempuan 79 47,3 Berpacaran 39 23,4 128 76,6 Orangtua 161 96,4 Pesantren 2 1,2 Saudara 4 2,4 Keluarga 47 28,1 Media Elektronik 65 38,9 Media Cetak 23 13,8 Tenaga Kesehatan 32 19,2 Karakteristik N % Laki-laki 88 52,7 Perempuan 79 47,3 Berpacaran 39 23,4 128 76,6 Orangtua 161 96,4 Tempat Tinggal Sumber Informasi Pesantren 2 1,2 Saudara 4 2,4 Keluarga 47 28,1 Media Elektronik 65 38,9 Media Cetak 23 13,8 Tenaga Kesehatan 32 19,2 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa responden di kelas VII dan VIII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 88 responden (52,7%) dengan status berpacaran responden sebagian besar adalah tidak memiliki pacar yaitu sebanyak 128 responden (76,6%). Sebagian besar responden tinggal bersama orang tua dirumah yaitu sebanyak 161 responden (96,4%). Responden kelas VII dan VIII yang berada di SMP Negeri 7 Kota Sukabumi mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dari media elektronik yaitu sebanyak 65 responden (38,9%) dibandingkan responden yang mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dari keluarga yaitu sebanyak 47 3
responden (28,1%), tenaga kesehatan yaitu sebanyak 32 responden (19,2%) dan media cetak yaitu sebanyak 23 responden (13,8%). b. Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Pengetahuan n Persentase (%) Baik 78 46,7 Cukup 72 44,9 Kurang 14 8,4 Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden kelas VII dan VIII di SMP Negeri 7 Kota Sukabumi memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi yaitu sebanyak 78 responden (46,7%). Hal ini sesuai dengan teori menurut Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya adalah media informasi. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Berdasarkan fakta dilapangan, kelas VII dan VIII belum menerima pelajaran tentang kesehatan reproduksi dari sekolah, namun pengetahuan yang baik ini ditunjang pula oleh sumber informasi yang didapatkan responden mengenai kesehatan reproduksi. c. Peran Orang Tua Tabel 3. Distribusi Frekuensi Gambaran Peran Orang Tua Peran n Persentase (%) 9 5,4 158 94,6 Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki peran orang tua yang tidak mendukung yaitu sebanyak 158 responden (94,6%). Dalam penelitian ini, peran orang tua yang tidak mendukung berarti orang tua yang tidak mendukung terhadap terjadinya perilaku seks pranikah remaja yaitu orang tua yang mengajarkan tentang kesehatan reproduksi serta memberi contoh sikap dan perilaku yang baik bagi anak-anaknya dalam kehidupan 4
sehari-hari. Menurut Soetjiningsih (2010), hubungan seksual yang pertama dialami oleh remaja salah satunya dipengaruhi oleh kondisi keluarga yang tidak memungkinkan untuk mendidik anak-anak mereka memasuki masa remaja yang baik. Orang tua sangat berperan penting dalam memberikan bimbingan serta arahan kepada anaknya sehingga dapat membentuk sikap remaja yang disiplin dan bertanggung jawab untuk menjaga anaknya tidak keluar dari norma dan kaidah agama yang jauh dari perilaku seksual d. Peran Guru Tabel 4 Distribusi Frekuensi Gambaran Peran Guru Peran n Persentase (%) 2 1,2 165 98,8 Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki peran guru yang tidak mendukung yaitu sebanyak 165 responden (93,3%). Dalam penelitian ini, peran guru yang tidak mendukung berarti guru yang tidak mendukung terhadap terjadinya perilaku seks pranikah remaja. Fungsi yang paling penting dari guru adalah untuk memberikan sumber informasi, pendidikan dan pengawasan selama remaja berada disekolah. Hal ini sesuai teori yang menyatakan bahwa guru memiliki peran penting dalam memfasilitasi, mengatasi dan memberikan layanan kepada remaja terutama dalam perkembangan remaja baik secara individu maupun perkembangan sosial serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh remaja. e. Peran Teman Sebaya Tabel 5. Distribusi Frekuensi Peran Teman Sebaya Peran n Persentase (%) 6 3,6 161 96,4 Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden kelas VII dan VIII di SMP Negeri 7 Kota Sukabumi memiliki peran teman sebaya yang tidak mendukung terjadinya perilaku seks pranikah yaitu sebanyak 161 responden (96,4%). Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa teman sebaya memainkan peran yang 5
signifikan dalam kehidupan remaja Fungsi dari kelompok teman sebaya adalah untuk memberikan sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar keluarga f. Perilaku Seks Pranikah Tabel 6. Distribusi Frekuensi Perilaku Seks Pranikah Perilaku Seks Pranikah n Persentase (%) Menyimpang 13 7,8 Menyimpang 154 92,2 Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden kelas VII dan VIII di SMP Negeri 7 Kota Sukabumi memiliki perilaku seksual tidak menyimpang yaitu sebanyak 154 responden (92,2%). Hasil penelitian diatas diperkuat dengan hasil wawancara terhadap responden yang memiliki pacar, dimana dituturkan bahwa perilaku seks pranikah mereka hanya sebatas bergandengan tangan saja. Selain itu hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi dimana menurut Green dalam Notoatmodjo (2003) menyatakan perilaku terbentuk oleh 3 faktor yang salah satunya adalah faktor pengetahuan yang termasuk faktor predisposisi perilaku. Sehingga apabila pengetahuannya baik, maka cenderung memiliki perilaku yang baik pula dalam hal ini adalah perilaku seks yang tidak menyimpang. 6
2. Analisa Bivariat Pengaruh Pengetahuan Kesehatan Reproduksi, Peran Orang Tua, Peran Guru, dan Peran Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seks Pranikah Remaja Tabel 7. Pengaruh Pengetahuan Kesehatan Reproduksi, Peran Orang Tua, Peran Guru dan Peran Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seks Pranikah Remaja Penge Peran Orang Tua Peran Guru Peran Tema n Sebay a Variabel Pang Perilaku Seks Pranikah % Me- nyim- pang Baik 4 5,1 74 94,9 78 Cukup 5 6,7 70 93,3 75 Kurang 4 28,6 10 71,4 14 Me- nyim- tahuan % 8 5,1 150 94,9 158 5 55,6 4 44,4 9 11 6,7 154 93,3 165 2 100 0 0 2 11 6,8 150 93,2 161 2 33,3 4 66,7 6 *p-value < 0,05, berdasarkan uji koefisien kontingensi **p-value < 0,05, berdasarkan uji kolerasi phi n p-value* Kd.009 5,29.000 15,3.000**.017 3,2 Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa p-value variabel pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, peran orang tua, peran guru, dan peran teman sebaya adalah < 0,05 sehingga dinyatakan berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah remaja. Variabel peran orangtua dinyatakan paling berpengaruh karena memiliki nilai Kd paling tinggi yaitu 15,3%. Hal ini disebabkan karena sebagian besar responden tinggal bersama orang tua. Kondisi seperti ini memungkinkan para responden selalu berada dalam pengawasan dan bimbingan orangtua. Menurut Soetjiningsih (2010), hubungan seksual yang pertama dialami oleh remaja salah satunya dipengaruhi oleh kondisi keluarga yang tidak memungkinkan untuk mendidik anak-anak mereka memasuki masa remaja yang baik. Masa remaja merupakan masa dimana terjadinya perubahan fisik dan psikis, oleh karena itu peran orang tua sangat penting untuk mendampingi perkembangan remaja tersebut. Pada masa perkembangan remaja, orang tua perlu memberikan 7
informasi mengenai perubahan tubuh untuk mengurangi rasa takut sehingga remaja siap menghadapi masa pubertas dan juga perlu memberikan batasan berdasarkan nilai dan norma tentang yang baik dan tidak baik dalam perilaku seksual. Remaja mungkin berbagi perasaan mereka dengan orang tua. Jika tidak ditanggapi secara serius dapat menimbulkan kesenjangan dalam berkomunikasi dan hilangnya rasa percaya kepada orang tua (Yani, 2005). Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini diketahui bahwa terdapat pengaruh pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, peran orang tua, peran guru, dan peran teman sebaya terhadap perilaku seks pranikah remaja. Saran Disarankan untuk pihak puskesmas setempat dan sekolah agar adanya konseling bagi orang tua dan remaja mengenai pengertian dan dampak dampak seksual pranikah sebagai salah satu media pendidikan non formal yang dapat memberikan informasi yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan melalui sumber yang profesional dibidangnya. 8
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: RinekaCipta, 2006. Danim, Sudarwan, Riset Keperawatan. Jakarta: EGC, 2003. Dinas Kesehatan Kota Sukabumi. Laporan Rekapitulasi Program Kesehatan Peduli Remaja. Sukabumi: Seksi Remaja, 2013. Hidayat, Alimul Aziz. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika, 2007..Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika, 2012..Metode Penelitian Keperawatan Dan. Analisis Data. Salemba Medika: Jakarta, 2011. Kusmiran, Eny. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika, 2012. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2011. Pinem, Saroha. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media, 2009. Riduwan. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2010. Riyanto, Agus. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika, 2009. Sabri, Luknis. Statistik Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006. Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha ilmu, 2007. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto, 2010. Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2007. Sunaryo. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC, 2004. Tim Penulis Poltekes Jakarta 1. Kesehatan Remaja: Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika, 2010. Wawan, Dewi. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika, 2010. Widyastuti, dkk. Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Fitramaya, 2009. http://reproductionhealthconselling.net/2011/06/faktor-faktor-penyebab-perilaku-seksual.html diakses tanggal 9 februari 2014 http://www.beritanet.com/event/best-of-content-contest2009/remaja.html diakses tanggal 12 februari 2014 http://www.bkkbn.go.id diakses tanggal 12 februari 2014 http://nusantaranews.wordpress.com/2008/12/13/keprihatinan-gaya-hidup-bebas-remaja/diakses tanggal 12 februari 2014 http://www.psychologymania.com/2012/06/faktorfaktor-yang-mempengaruhiperilaku.htmldiakses tanggal 12 februari 2014 http://indonesia.ucanews.com diakses tanggal 13 februari 2015 9