Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) - Bagian 2: Produksi induk

dokumen-dokumen yang mirip
Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 4: Produksi benih

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 3: Benih

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 1: Induk

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Ikan bandeng (Chanos chanos, Forskal) Bagian 3: Produksi benih

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam

Produksi ikan patin pasupati (Pangasius sp.) kelas pembesaran di kolam

Produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

PRODUKSI BENIH UDANG VANAME (LITOPENAEUS VANNAMEI) KELAS BENIH SEBAR

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

Produksi benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 2: Benih

Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan

BAB III BAHAN DAN METODE

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) - Bagian 2: Metode longline

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 2: Produksi induk kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

MODUL: PEMIJAHAN DAN PEMANENAN TELUR

Produksi induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

PERBEDAAN PERBANDINGAN JANTAN DAN BETINA. Sarwono *), Taufan Haryono**), dan M. Imron ***) Abstrak

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock)

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

MODUL: PEMELIHARAAN INDUK

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 3: Benih kelas benih sebar

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

BAB III BAHAN DAN METODE

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

METODOLOGI PENELITIAN

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan udara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

BAB III BAHAN DAN METODE

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

BAB III BAHAN DAN METODE

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

Produksi bibit rumput laut grasilaria (Gracilaria verrucosa) dengan metode sebar di tambak

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Kulit masohi SNI 7941:2013

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch) kelas benih sebar

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER

Pematangan Gonad di kolam tanah

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

Bibit babi Bagian 4 : Hampshire

II. BAHAN DAN METODE

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) kelas benih sebar

METODE PENELITIAN. Materi Penelitian

MODUL TEACHING FACTORY

Benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

Pakan buatan untuk ikan patin (Pangasius sp.)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

Cara uji daktilitas aspal

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) - Bagian 2: Produksi induk ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Persyaratan... 2 5 Pengambilan contoh... 5 6 Cara pengukuran dan pemeriksaan... 6 Bibliografi... 8 Tabel 1 Kelayakan lokasi untuk produksi induk... 2 Tabel 2 Persyaratan kualitas air untuk produksi induk bawal bintang... 3 Tabel 3 Jenis dan dosis penggunaan pakan... 4 Tabel 4 - Penggunaan bahan kimia dan obat-obatan... 4 Tabel 5 Penebaran, waktu pemeliharaan dan panen produksi induk... 5 BSN 2013 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) produksi benih Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) disusun untuk digunakan oleh pembenih, pembudidaya, pelaku usaha, instansi dan stakeholder lainnya yang memerlukan serta digunakan untuk pembinaan mutu dalam rangka sertifikasi dan kegiatan usaha perbenihan Standar ini di rumuskan oleh Subpanitia Teknis 65-05-S2 perikanan budidaya pada tanggal 3 Oktober 2012 di Bogor, yang dihadiri oleh anggota Subpanitia Teknis, wakil-wakil dari pemerintah, produsen, konsumen, lembaga penelitian/pakar, dan instansi lainnya serta telah memperhatikan: 1 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.01/MEN/2007 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. 2 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP. 07/MEN/2004 tentang Pengadaan dan Peredaran Benih Ikan. 3 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP.02/MEN/2007 tentang Cara Budidaya Ikan yang Baik. 4 Keputusan Menteri Pertanian no. 26 Tahun 1999 tentang Pengembangan Perbenihan Nasional. Standar ini telah melalui proses Jajak pendapat pada tanggal 28 Februari 2013 sampai 27 April 2013 dengan hasil akhir RASNI. BSN 2013 ii

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) - Bagian 2 : Produksi induk 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan persyaratan produksi, pengambilan contoh, cara pengukuran dan pengambilan contoh induk ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede). 2 Acuan normatif SNI 01-6489 -2000, Metode pengambilan contoh benih ikan dan udang SNI 6989.72:2009, Air dan air limbah - Bagian 72: Cara uji kebutuhan oksigen biokimia (Biochemical Oksigen Demand / BOD) SNI 7306:2009, Prosedur pengambilan dan pengiriman contoh ikan untuk pemeriksaan penyakit SNI 7901.1:2013 Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) - Bagian 1: Induk SNI 7901.3:2013 Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) - Bagian 3: Benih 3 Istilah dan definisi Untuk tujuan penggunaan dalam dokumen ini, istilah dan definisi berikut ini digunakan. 3.1 benih calon induk benih ikan terpilih berukuran 5 cm - kurang dari 6 cm yang telah menyerupai ikan dewasa dan berumur 50 hari 60 hari sejak telur menetas. 3.2 calon induk benih calon induk terpilih, berumur maksimal 8 bulan dengan bobot minimal 500 g. 3.3. induk calon induk ikan bawal terpilih yang siap dipijahkan berumur 2 tahun dengan bobot minimal 1,5 kg. 3.4. fekunditas jumlah telur yang dihasilkan setiap kilogram induk. 3.5. praproduksi rangkaian kegiatan persiapan dalam memproduksi induk ikan bawal bintang, dengan persyaratan yang harus dipenuhi meliputi lokasi, sarana, wadah, induk, bahan dan peralatan lainnya. BSN 2013 1 dari 8

3.6 produksi rangkaian kegiatan budidaya yang seluruh sistemnya meliputi praproduksi, proses produksi, pemanenan dan seleksi dilaksanakan secara terkendali untuk menghasilkan induk 3.7 sintasan persentase jumlah ikan yang hidup pada saat panen dibandingkan dengan jumlah ikan yang ditebar 4 Persyaratan 4.1 Praproduksi 4.1.1 Lokasi Tabel 1 Kelayakan lokasi untuk produksi induk No Persyaratan Tahapan pemeliharaan Telur dan benih Calon induk 1 Peruntukan lokasi sesuai dengan RUTRD/RUTRW sesuai dengan RUTRD/RUTRW 2 Letak di tepi pantai, mudah di tepi pantai atau di laut dijangkau 3 Dasar perairan tidak berlumpur tidak berlumpur 4 Air laut bersih tidak tercemar, salinitas 28 g/l 33 g/l bersih tidak tercemar, salinitas 28 g/l 33 g/l 5 Sumber air laut tersedia sepanjang waktu tersedia sepanjang waktu 6 Sumber air tawar tersedia sepanjang waktu dengan salinitas maksimum 5 g/l tersedia sepanjang waktu dengan salinitas maksimum 5 g/l 7 Kedalaman - minimal 7 m saat surut terendah 8 Kecepatan arus - maksimal 50 cm/detik 4.1.2 Bahan a) pakan alami : ikan segar,rotifera, naupli artemia b) pakan buatan : pelet dengan kandungan protein minimal 37%. sesuai Tabel 4 c) nannocloropsis d) bahan kimia, bahan biologi dan obat-obatan yang terdaftar dan tidak dilarang sesuai Tabel 5 4.1.3 Peralatan a) unit KJA di laut b) bak beton/fiber c) tenaga listrik PLN/genset d) pompa air laut e) pompa air tawar f) blower g) freezer/cold box BSN 2013 2 dari 8

h) peralatan pendukung: selang, ember, perahu, batu aerasi dan pemberat, serok, seser, gayung, penampungan telur, happa, akuarium i) pengukuran kualitas air : termometer, refraktosalinometer, DO meter, ph meter atau kertas lakmus, Secchi disk, water quality test kit 4.1.4 Kualitas air Tabel 2 Persyaratan kualitas air untuk produksi induk bawal bintang No Kualitas air Satuan Tahapan pemeliharaan Telur Benih calon induk Calon induk 1 Suhu o C 28 32 28 32 28 32 2 Salinitas g/l 28 33 28 33 28 33 3 ph 7,5 8,5 7,5 8,5 7,5 8,5 4 DO mg/l >5 minimal 5 minimal 5 5 Kecerahan air cm minimal 300 6 BOD mg/l maksimal 3 7 TAN mg/l maksimal 1 8 Nitrit (NO 2 ) mg/l maksimal 1 9 Klorin (Cl) mg/l maksimal 0,8 4.1.5 Wadah a) Produksi telur wadah pematangan gonad : jaring apung (mata jaring 1,5 inci 2 inci / 3,75 cm - 5 cm ) di laut dengan ukuran minimal 3 m x 3 m x 3 m atau di bak dengan volume minimal 30 m 3 dan kedalaman minimal 1,5 m; wadah pemijahan bak berbentuk silinder atau kotak, volume minimal 10 m 3 dengan kedalaman air minimal 1,5 m; - wadah penampungan telur : volume 100 l 500 l yang dilengkapi dengan saringan halus dengan ukuran mata jaring 300 µm 400 µm; b) Produksi benih calon induk di bak wadah pemeliharaan larva : bak berbentuk kotak, atau silinder dengan volume minimal 8 m 3 dengan kedalaman minimal 1 m wadah pemeliharaan benih : bak berbentuk kotak atau silinder dengan volume minimal 2 m 3 dengan kedalaman minimal 0,75 m ; wadah penampungan air (tandon) : bak dengan kapasitas minimal 20 % dari total volume bak larva, bak pendederan dan bak pakan alami c) Produksi calon induk dan induk. keramba jaring apung berbentuk persegi dengan ukuran 3 m x 3 m, dengan kantong jaring PE (Polyethylene) atau HDPE (High Denssity Polyethylene) berukuran 3 m x 3 m x 3 m, dan atau bak berukuran minimal 30 m 3 dengan kedalaman minimal 1,5 m 4.1.6 Induk Sesuai dengan SNI 7901.1:2013. BSN 2013 3 dari 8

4.1.7 Penggunaan bahan Tabel 3 Jenis dan dosis penggunaan pakan No Kegiatan Jenis pakan Dosis 1 pemeliharaan induk untuk produksi telur pakan buatan dan atau ikan segar 2 pemeliharaan benih calon induk nannochloropsis sp* rotifera nauplii artemia 2-5 % bobot tubuh/hari 2-5 % bobot tubuh/hari 1-5 x 10 5 sel/ml 5-10 ind/ml 1-2 ind/ ml pakan buatan at satiation 3 pemeliharaan pakan buatan dan atau 3-7 % bobot tubuh/hari calon induk ikan segar CATATAN Nannochloropsis sp digunakan sebagai buffer kualitas air dan pakan rotifera Tabel 4 - Penggunaan bahan kimia dan obat-obatan No Jenis Satuan Dosis Cara Fungsi 1 LHRH-a µg/kg 50 implant, jika diperlukan hormon untuk memanipulasi percepatan tingkat kematangan gonad 2 HCG IU/kg 250 500 penyuntikan pemijahan 3 Vitamin mg/kg 20-50 pencampuran pengkayaan mix 4 Formalin 60% dengan pakan mg/l 50 100 perendaman selama 15 menit 60 menit 5 Air tawar - perendaman selama 5 menit 10 menit 6 Klorin (50%- 60%) 4.2 Proses produksi mg/l 100 perendaman selama 24 jam* 20-30 dilarutkan ke media selama 24 jam* treatment parasit pada ikan treatment parasit pada ikan persiapan wadah persiapan media a) proses produksi mencakup: - produksi telur - produksi benih calon induk - produksi calon induk - produksi induk matang gonad b) padat tebar benih, ukuran benih, waktu pemeliharaan seperti Tabel 5 c) pakan dan pemberian pakan seperti Tabel 3 c) bahan kimia, bahan biologi dan obat-obatan digunakan hanya bila diperlukan dan sesuai dengan aturan yang dianjurkan seperti Tabel 4 d) pemanenan per tahapan kegiatan seperti Tabel 5 e) sintasan seperti Tabel 5 BSN 2013 4 dari 8

Tabel 5 Penebaran, waktu pemeliharaan dan panen produksi induk No Kegiatan Satuan 1 Penebaran - padat tebar - awal tebar 2 Waktu pemeliharaan 3 Panen - sintasan - ukuran : panjang: bobot 4.3 Pemilihan 4.3.1 Produksi telur ekor/m 3 - hari % cm kg Benih Calon Induk 8000 10.000 larva Calon induk 30-50 benih 5 cm - 6 cm Induk 4-6 calon induk 50 60 180 480 minimal 5 5 6 - minimal 60-0,5 minimal 70 a. derajat pembuahan minimal 70% b. lakukan pemilihan telur yang dipanen. c. ambil telur yang melayang atau mengapung, berwarna bening dan transparan dengan diameter telur 850 m 1 000 m d. tetaskan telur yang terpilih dan derajat penetasan minimal 80% 4.3.2 Produksi benih calon induk a. larva ditebar minimal 200 000 ekor dengan sintasan minimal 5%dengan tingkat kepadatan 8 000 10 000 ekor/m 3 b. pada umur 60 hari dihasilkan benih yang sehat dan bentuk tubuh normal dengan ukuran minimal 5 cm berjumlah minimal 10 000 ekor (tabel 5). c. pilih 50% dari populasi atau 5 000 ekor benih calon induk dengan pertumbuhan tercepat, 4.3.3 Produksi calon induk a. benih calon induk ditebar dengan kepadatan 30 50 ekor/m 3 b. setelah 180 hari dilakukan pemilihan calon induk yang sehat, bentuk tubuh normal dan pertumbuhan tercepat, pilih sebanyak 5% - 10% dari populasi atau 250 ekor 500 ekor 4.3.4 Produksi induk a. calon induk ditebar dengan kepadatan 4-6 ekor/m 3 b. setelah 480 hari dilakukan pemilihan induk yang sehat, bentuk tubuh normal dan matang gonad 5 Pengambilan contoh pengambilan contoh untuk pemeriksaan benih bawal bintang sesuai dengan kesehatan ikan sesuai SNI 7306:2009 dan SNI 01-6489-2000. - 1,5 BSN 2013 5 dari 8

6 Cara pengukuran dan pemeriksaan 6.1 Suhu dilakukan dengan menggunakan termometer yang dinyatakan dalam C 6.2 Salinitas dilakukan dengan menggunakan alat hand refraktosalinometer atau salinometer yang dinyatakan dalam g/l. 6.3 ph air dilakukan dengan menggunakan ph meter atau ph indikator (kertas lakmus). 6.4 DO dilakukan dengan menggunakan DO meter dinyatakan dalam mg/l. 6.5 Debit air dilakukan dengan mengukur volume air masuk ke dalam wadah penampungan dibagi waktu yang dibutuhkan dalam satuan liter per detik. 6.6 Kedalaman air dilakukan dengan mengukur jarak antara dasar wadah pemeliharaan sampai ke permukaan air, menggunakan penggaris atau papan skala dalam cm. 6.7 Kecerahan air dilakukan dengan menggunakan Secchi disk, yang dimasukan kedalam media pemeliharaan. kecerahan dinyatakan dengan mengukur jarak antara permukaan air kepiringan saat pertama kali piringan tidak terlihat, piringan dimasukkan ke dalam air kemudian diangkat sampai terlihat kembali, di rata-ratakan, dinyatakan dalam cm. 6.8 Jumlah pakan dilakukan dengan menghitung bobot rata-rata ikan dikalikan jumlah populasi ikan dikalikan lagi dengan dosis pemberian pakan yang telah ditetapkan dalam satuan gram atau kilogram. jumlah pakan = W x n x d W : bobot rata-rata ikan n : jumlah ikan d : dosis pakan, dinyatakan dalam persen 6.9 Umur dihitung sejak telur menetas dinyatakan dalam hari, bulan atau tahun. BSN 2013 6 dari 8

6.10 Kematangan gonad pada ikan jantan akan mengeluarkan sperma jika dilakukan dengan pengurutan (stripping) dari pangkal perut ke arah genital dan pada ikan betina akan mengeluarkan telur jika dilakukan kanulasi dari lubang genital dengan menggunakan infant feeding tube diameter 1mm - 2 mm 6.11 Jumlah benih yang ditebar dilakukan dengan mengalikan jumlah ikan yang ditebar per satuan meter kubik dengan volume media pemeliharaan dinyatakan dalam ekor. JIT : JIM x V JIT : jumlah ikan ditebar (ekor) JIM : jumlah ikan per meter kubik V : volume media (m 3 ) 6.12 Sintasan produksi dilakukan dengan menghitung jumlah ikan yang hidup pada saat panen dibagi dengan jumlah ikan yang ditebar dikalikan seratus persen, dinyatakan dalam persen. 6.13 Bobot dilakukan menimbang ikan dengan menggunakan timbangan, dinyatakan dalam gram atau kilogram BSN 2013 7 dari 8

Bibliografi Hartanto, N., Hermawan, T., Dikrurahman, Aprianing, S. 2010. Budidaya ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii, Lacepede). Balai Budidaya Laut Batam, Direktorat Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Hermawan, T.; Syamsul, A.; M. Hanafi; M. Kadari. 2005. Preliminary study on seed production of silver pompano (Trachinotus blochii, Lacepede) in RegionalCenter for Mariculture Development Batam. Paper on World Aquaculture Summit. Bali, July 9-13 2005 Juniyanto, N.N., Akbar, S. And Zakimin. 2008. (Trachinotus blochii, Lacepede) at the MaricultureDevelopment Center of Batam. Aquaculture Asia Magazine Kadari M, Dikrurahman, Agung D, dan Hendrianto. 2008. Teknik Pembenihan Bawal Bintang (Trachinotus blochii,) Balai Budidaya Laut Batam, Direktorat Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Paxton, JR, DF. Hoese, GR. Allen dan JE. Hanley. 1989. Trachinotus blochii, Snubnose Dart. Tagis Tropical Marine. BSN 2013 8 dari 8