GROWTH AND YIELD RESPONSE SWEET CORN (Zea mays L. saccharata) IN INTERCROPPING SYSTEM WITH MUNG BEAN (Vigna radiata L.)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH WAKTU TANAM BAWANG PREI (Allium porum L.) PADA SISTEM TUMPANGSARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN :

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

GROWTH AND YIELD OF BLACK SOYBEAN (Glycine max (L.) Merr) SEED OF MALLIKA PLANTED BY INTERCROPPING WITH SWEET CORN (Zea mays Saccharata group)

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

KAJIAN MODEL TANAM DAN WAKTU TANAM DALAM SISTEM TUMPANGSARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENIH JAGUNG

RESPONS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN JAGUNG (Zea Mays L.) TERHADAP BEBERAPA PENGATURAN TANAM JAGUNG PADA SISTEM TANAM TUMPANGSARI

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DENGAN BEBERAPA PENGATURAN WAKTU TANAM KACANG TANAH PADA SISTEM TUMPANGSARI

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

Jimy Eko Julianto. 1) Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno. 2) Dr. Ir. Agung Nugroho, SU. 2)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

SKRIPSI HASIL KACANG TANAH

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam

THE EFFECT OF THE KINDS OF FERTILIZER AND WEED CONTROL TIME ON GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays saccharata)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Usaha budidaya telah dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

THE EFFECT OF VARIOUS DOSAGES OF ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZERS ON PLANT GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata Sturt)

STUDY OF BROCCOLI (Brassica oleracea L.) AND LEEK (Allium porrum L.) INTERCROPPING SYSTEM IN VARIOUS PLANT SPACING

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR BIOAKTIVATOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

PRODUKSI TUMPANGSARI KACANG MERAH (VIGNA ANGULARIS) DAN BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA) DI ATAP (ROOFTOP CULTURE) PENDAHULUAN

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 2 SEPTEMBER 2009 ISSN

UPAYA PENINGKATAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DENGAN PEMUPUKAN BOKASHI DAN Crotalaria juncea L.

Pertumbuhan dan Hasil Dua Klon Ubijalar dalam Tumpang Sari dengan Jagung. Growth and Yield of Two Sweetpotato Clones in Intercropping with Maize

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

OPTIMALISASI PRODUKSI KACANG TANAH DAN JAGUNG MANIS PADA POLA TANAM TUMPANGSARI DENGAN PERLAKUAN DEFOLIASI JAGUNG

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

THE EFFECT OF SPACING AND PLANTING TIME SOYBEAN OF GROWTH AND YIELD SOYBEAN (Glycine max) ON SUGAR CANE (Saccharum officinarum L.

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

III. MATERI DAN METODE

PENGARUH VARIETAS KACANG TANAH DAN WAKTU TANAM JAGUNG MANIS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA SISTEM TUMPANGSARI

DAFTAR TABEL. 1. Deskripsi jagung manis Varietas Bonanza... 11

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Uji Aplikasi Pupuk Lengkap Bioorganik Cair untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung Manis

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

PENGARUH JARAK TANAM ANTAR BARISAN PADA SISTEM TUMPANGSARI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG MANIS DENGAN KACANG MERAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L]. Merr)

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

Volume 10 Nomor 2 September 2013

THE EFFECT OF DAY HARVEST AND APLICATION DOSAGE OF POTASSIUM FERTILIZER ON GROWTH AND QUALITY OF SWEET CORN (Zea mays saccharata Sturt)

PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DALAM TUMPANGSARI KACANG TANAH (Arachis hipogeae L.)

KUALITAS BENIH KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) PADA PERTANAMAN MONOKULTUR DAN TUMPANG SARI DENGAN JAGUNG (Zea mays L.

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

ISSN eissn Online

OPTIMALISASI PRODUKSI KACANG TANAH DAN JAGUNG PADA POLA TANAM TUMPANGSARI DENGAN PERLAKUAN DEFOLIASI JAGUNG

Jurnal Produksi Tanaman Vol. 4 No. 8, Desember 2016: ISSN: Bhakti Waluyo *), Ninuk Herlina dan Roedy Soelistyono

PENGARUH WAKTU PENGENDALIAN GULMA DAN DOSIS PEMUPUKAN NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

PERTUMBUHAN DAN DAYA HASIL TUMPANG SARI JAGUNG (Zea mays L.) DAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP WAKTU DAN POSISI PEMANGKASAN JAGUNG

HASIL DAN KUALITAS BENIH KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) TUMPANGSARI BARISAN DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays kelompok Saccharata)

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TINGGI TA NAMAN DAN BERAT SEGAR PER RUMPUN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. mott)

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Diterima 09 Maret 2017/Disetujui 10 Juli 2017 ABSTRACT. Keywords : intercropping cabbage and chilli, land equivalent ratio and planting time ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli - November 2016 di Desa Dresi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Nerty Soverda dan Yulia Alia Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jalan Raya Mendalo Darat.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

EFFECT OF ORGANIK FERTILIZER ON GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata) IN INTERCROPPING WITH KANGKUNG (Ipomea reptans)

KAJIAN PENAMBAHAN PUPUK KANDANG KAMBING DAN KERAPATAN TANAMAN YANG BERBEDA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PENGARUH JARAK TANAM DAN DEFOLIASI DAUN PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Sturt) TERHADAP PEMBERIAN LIMBAH KOPI DAN TEPUNG DARAH SAPI SKRIPSI OLEH :

KAJIAN IKLIM MIKRO TERHADAP BERBAGAI SISTEM TANAM DAN POPULASI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.)

AGROVIGOR VOLUME 7 NO. 2 SEPTEMBER 20 ISSN

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

UTILIZATION OF THERMAL UNIT FOR DETERMINING HARVEST TIME OF THE KAILAN (Brassica oleracea L. var. alboglabra) ON DIFFERENT ROW SPACES AND VARIETY

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BENIH TIGA KULTIVAR KACANG HIJAU (Vigna radiata L. Wilczek) DI LAHAN PASIR PANTAI

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan. giling (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015).

APLIKASI CARA TANAM PADA DNA VARIETAS WIJEN, TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

SKRIPSI RESPON KACANG TANAH DAN JAGUNG TUMPANGSARI SECARA DERET PENGGANTIAN TERHADAP PUPUK ORGANIK PENGGANTI NPK. Oleh Yuni Restuningsih H

Transkripsi:

1308 Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No. 8, Agustus 2017: 1308 1315 ISSN: 2527-8452 RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata) DALAM SISTEM TUMPANGSARI DENGAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) GROWTH AND YIELD RESPONSE SWEET CORN (Zea mays L. saccharata) IN INTERCROPPING SYSTEM WITH MUNG BEAN (Vigna radiata L.) Pipit Wahyuni *), Nunun Barunawati dan Titiek Islami Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia Email : pipitwahyuni301@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan jagung manis di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, namun produksinya belum dapat mencukupi permintaan pasar. Upaya dalam mengembangkan jagung manis untuk meningkatkan hasil perlu dilakukan. Tujuan ini adalah untuk mengetahui pola tanam yang tepat pada tanaman jagung manis yang ditumpangsarikan dengan kacang hijau. Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawah di Desa Pehwetan Kecamatan Papar Kabupaten Kediri pada Juni sampai dengan bulan September 2015. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Ortogonal Kontras terdiri dari 6 perlakuan dengan 4 ulangan : J : Jagung manis monokultur, K : Kacang hijau monokultur, P1 : Jagung manis baris tunggal tumpangsari, P2 : Jagung manis baris ganda, P3 : jagung manis baris tiga tumpangsari, P4 : jagung manis baris empat tumpangsari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jagung manis barisan tunggal dalam tumpangsari dengan kacang hijau (P1) mampu menghasilkan luas daun jagung manis, tinggi tanaman kacang hijau, jumlah cabang produktif, dan luas daun tanaman kacang hijau lebih tinggi dari perlakuan lain dan dapat meningkatkan hasil tongkol jagung manis mencapai 19,24 ton ha -1 serta hasil kacang hijau mencapai 1,92 ton ha -1. Berdasarkan Nilai NKL semua perlakuan pada sistem tumpangsari menghasilkan nilai lebih dari 1, yang artinya secara umum memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas lahan. Kata kunci: Jagung Manis, Kacang Hijau, Tumpangsari, Pola Tanam. ABSTRACT Requirement of sweet corn in Indonesia from year to year has increased, but its production cant enough market demand. Therefore, efforts are needed to develop sweet corn to increase the yield. The purpose of this research is to determine the appropriate planting pattern on sweet corn intercropped with mung beans. The experiment was conducted in June to September 2015 in Pehwetan village, Papar district, Kediri. The method use randomized block design (RBD) orthogonal contras consisting of six treatments and four replication, : J : sweet corn in monoculture, K : mung beans in monoculture, P1 : single row of sweet corn in intercropping system, P2 : sweet corn double rows in intercropping system, P3 : sweet corn three rows in intercropping system, P4 : sweet corn four rows in intercropping system. The results of research show that the treatment of single row of sweet corn in intercropping system (P1) is able to obtain the best results leaf area of sweet corn, plant high of mung bean, number of branches productive, leaf area of mung bean is higher than other treatments and could increase the yield of cobs of sweet corn reaches 19,24 ton ha -1 and yield of mung bean reaches 1,92 ton

1309 Wahyuni, dkk, Respon Pertumbuhan dan Hasil... ha -1. However, based on the Ratio of Land Usage (Tabel 8) shows that all the planting pattern of intercropping as treatments have point more than 1 thus, those planting patterns have potentially to increase the land productivity in general. Keywords: Sweet Corn, Mung Beans, Intercropping, Cropping Patterns. PENDAHULUAN Jagung manis (Zea mays L. saccharata) memberikan sumbangan yang besar dalam upaya peningkatan pangan di Indonesi, namun produksinya masih rendah akibat teknologi usaha tani dan budidaya tanaman yang masih kurang intensif (Rahayu, Nasrullah, dan Soejono, 2003). Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (2011) bahwa hasil jagung manis di Indonesia per hektarnya masih rendah, rata-rata 4,45 ton ha -1 tongkol basah. Hal ini diindikasikan oleh data peningkatan impor 6,26 % per tahun. Kebutuhan jagung manis Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, yakni ditunjukkan oleh penurunan ekspor sebesar 17,25 % per tahun. Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa produksi jagung manis di Indonesia belum dapat mencukupi permintaan pasar. Secara ekonomis, penerapan pola tanam tumpangsari lebih menguntungkan dibandingkan dengan penanaman monokultur. Sistem ini, memberikan peluang untuk tetap mendapatkan hasil apabila salah satu tanaman yang dibudidayakan mengalami gagal panen. Penelitian Karima (2013) menunjukkan bahwa sistem pola tanam tumpangsari jagung dengan brokoli menghasilkan R/C 3,09 yang dapat diartikan bahwa usahatani tumpangsari jagung dan brokoli lebih menguntungkan untuk dikembangkan daripada usahatani pada tanaman jagung manis yang ditanam secara monokultur. Persyaratan bahwa tanaman dapat ditumpangsarikan ialah dengan spesies yang berbeda. Jagung manis ialah termasuk dalam family graminae tergolong tanaman C-4, sedangkan kacang hijau termasuk dalam family legume tergolong tanaman C- 3. Pengaturan pola tanam legume dan graminae ialah upaya memodifikasi faktor lingkungan tanaman, misalnya cahaya, suhu, air, dan kelembaban. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui dan menerapkan pola tanam yang tepat pada jagung manis yang ditumpangsarikan dengan kacang hijau untuk memperoleh hasil yang optimal. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Desa Pehwetan, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri pada bulan Juni sampai September 2015. Jenis tanah vertisols. Terletak pada ketinggian ± 100 meter dpl, dengan suhu rata-rata harian 22-26 o C. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran, traktor, cangkul, tugal, lux meter, timbangan analitik, jangka sorong, kamera digital, papan petak percobaan, dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah benih jagung manis varietas Talenta, benih kacang hijau varietas Vima 1, Furadan 3 G, insektisida raydock 28EC konsentrasi 2 ml liter -1 air, fungisida antrakol 70WP konsentrasi 2 ml liter -1 air. Pupuk jagung manis yaitu urea dosis 432 g/14,4 m 2, SP-36 dosis 216 g/14,4 m 2, KCl dosis 144 g/14,4 m 2. Pupuk kacang hijau yaitu urea dosis 72 g/14,4 m 2, SP-36 dosis 86,4 g/14,4 m 2, KCl dosis 72 g/14,4 m 2, dan pupuk kotoran sapi 47,79 kg. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Ortogonal Kontras terdiri dari 6 perlakuan : Jagung manis monokultur (J), Kacang hijau monokultur (K), Jagung manis baris tunggal tumpangsari dengan kacang hijau (P1), Jagung manis baris ganda tumpangsari dengan kacang hijau (P2), Jagung manis baris tiga tumpangsari dengan kacang hijau (P3), Jagung manis baris empat tumpangsari dengan kacang hijau (P4). Masing-masing perlakuan diulang 4 kali, sehingga terdapat 24 petak percobaan. Pengamatan pertumbuhan tanaman jagung manis meliputi : panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering total tanaman. Pengamatan komponen hasil meliputi panjang tongkol, diameter tongkol,

1310 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 8, Agustus 2017, hlm. 1308 1315 bobot segar tongkol, kadar gula. Pengamatan pertumbuhan tanaman kacang hijau meliputi : tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produktif per tanaman, luas daun, bobot kering total tanaman. Pengamatan komponen hasil meliputi jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji bernas, dan hasil (t ha -1 ). Pengamatan dilakukan pada umur 14, 24, 34, 44, 54 hst, dan panen. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji F pada taraf 5 %, apabila terdapat hasil yang berbeda nyata, dilanjutkan dengan BNT (Beda Nyata Terkecil) dengan taraf 5 %. Selain parameter di atas juga dihitung Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL), dengan menggunakan persamaan berikut (Buhaira,2007) : NKL = Yab Yaa + Yba x 100 Ybb HASIL DAN PEMBAHASAN Tanaman Jagung Manis Berdasarkan hasil analisia data secara statistik diketahui bahwa perlakuan pengaturan baris tanam jagung manis dalam sistem tumpangsari antara tanaman jagung manis dan kacang hijau memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap parameter pertumbuhan jagung manis diantaranya adalah panjang tanaman, jumlah daun, dan bobot kering total tanaman, namun berbeda nyata terhadap luas daun. Berdasarkan data luas daun tanaman jagung manis (Tabel 1) memberikan hasil yang berbeda nyata. Data tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan jagung manis baris tunggal tumpangsari dengan kacang hijau (P1) menghasilkan luas daun lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Hal ini diduga bahwa semakin tinggi kerapatan suatu pertanaman akan memacu tanaman dalam penyerapan unsur hara, air, dan cahaya untuk proses pertumbuhannya. Kebutuhan tanaman akan unsur unsur pertumbuhan yang cukup akan merangsang pembentukan daun-daun baru yang berakibat pada meningkatnya jumlah daun tanaman sehingga meningkatkan luas daun total yang dihasilkan per tanaman meskipun luas daun per individu kecil. Bertambahnya luas daun berarti meningkat pula penyerapan cahaya oleh daun (Bilman,2001). Berdasarkan data panjang tongkol, diameter tongkol, dan bobot segar tongkol jagung manis memberikan hasil yang berbeda nyata (Tabel 2). Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa Kontrol (J) menghasilkan panjang tongkol, diameter tongkol, bobot segar tongkol lebih tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan. jagung manis baris empat tumpangsari dengan kacang hijau (P4) menghasilkan panjang tongkol lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya (Tabel 2). Diameter tongkol tertinggi dihasilkan oleh perlakuan jagung manis baris tunggal tumpangsari dengan kacang hijau (P1) (Tabel 2). Tabel 1 Rerata Luas Daun (cm 2 tanaman -1 ) Tanaman Jagung Manis Luas Daun (cm 2 tanaman -1 ) pada Umur (hst) 14 hst 24 hst 34 hst 44 hst 54 hst Kontrol (J) 104,70 505,92 2314,11 4252,56 5853,40 125,18 530,24 1978,65 3981,34 5757,19 BNT 5 % tn tn tn tn tn P1 111,39 a 476,92 a 1809,08 4075,30 5775,13 P2 121,68 a 528,77 b 2095,54 3912,48 5908,00 P3 159,59 b 531,19 b 1919,85 3807,30 5801,93 P4 108,07 a 584,08 c 2090,14 4130,26 5543,73 BNT 5 % 19,63 45,28 tn tn tn

1311 Wahyuni, dkk, Respon Pertumbuhan dan Hasil... Bobot segar tongkol tertinggi dihasilkan oleh perlakuan jagung manis baris tunggal tumpangsari dengan kacang hijau (P1) (Tabel 2). Hal ini diduga dengan pengaturan tanaman baris tunggal mampu mengurangi tingkat kompetisi antar tanaman dalam mendapatkan cahaya dan faktor tumbuh lainnya. Buhaira (2007) menyatakan bahwa tanaman yang diatur dengan baris tunggal memberikan jarak antar tanaman jagung yang lebih merata, dan daun tidak saling menaungi, sehingga cahaya matahari yang diterima oleh tanaman lebih merata. Akar tanaman jagung pada pengaturan baris tunggal tidak terlalu rapat, sehingga mampu mengurangi persaingan dalam penyerapan unsur hara di dalam tanah oleh tanaman. Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa Kontrol (K) menghasilkan tinggi tanaman yang lebih tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan pada umur pengamatan 14-24 hst. Jagung manis baris ganda dalam tumpangsari dengan kacang hijau (P2) menghasilkan tinggi tanaman lebih tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan baris lainnya pada umur pengamatan 14, 34 dan 44 hst. Jenis baris tanam menyebabkan terjadinya kompetisi antar tanaman, utamanya dalam hal memperoleh cahaya matahari. tanam jagung baris ganda menghasilkan tinggi kacang hijau yang lebih tinggi dibandingkan baris tanam tunggal, hal ini dikarenakan tanaman mengalami etiolasi yaitu kecenderungan tanaman tumbuh memanjang yang disebabkan oleh sinar matahari yang diterima tanaman kacang hijau banyak terserap oleh tanaman jagung (Sucipto,2009). Tabel 2 Panjang Tongkol, Diameter Tongkol dan Bobot Segar Tongkol Jagung Manis Komponen Hasil Panjang Tongkol (cm) Diameter Tongkol (cm) Bobot Segar Tongkol (ton ha -1 ) Kontrol (J) 20,93 b 4,70 b 20,68 b 19,89 a 4,36 a 16,71 a BNT 5 % 0,63 0,16 1,85 P1 20,39 bc 4,56 c 19,24 c P2 19,75 b 4,30 b 15,40 b P3 18,91 a 4,13 a 14,38 a P4 20,52 c 4,46 bc 17,80 c BNT 5 % 0,63 0,16 1,85 berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %. tn : tidak berbeda nyata Tabel 3 Rerata Tinggi Tanaman (cm) Kacang Hijau Tinggi Tanaman (cm) pada Umur (hst) 14 hst 24 hst 34 hst 44 hst 54 hst Kontrol (J) 9,73 b 28,28 b 42,35 50,38 74,69 7,63 a 24,27 a 41,59 52,66 73,36 BNT 5 % 1,04 2,68 tn tn tn P1 6,66 a 24,53 36,03 b 48,00 b 73,22 P2 9,37 c 24,61 47,69 c 63,81 d 76,36 P3 7,75 b 24,81 34,63 a 41,63 a 69,16 P4 7,00 b 23,13 48,00 c 57,19 c 74,69 BNT 5 % 1,04 tn 5,63 5,32 tn

1312 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 8, Agustus 2017, hlm. 1308 1315 Tabel 4 menunjukkan bahwa kontrol (K) menghasilkan jumlah cabang produktif per tanaman lebih tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan pada semua umur pengamatan. jagung manis baris tunggal dalam tumpangsari dengan kacang hijau (P1) menghasilkan jumlah cabang produktif lebih banyak dan berbeda nyata dengan perlakuan baris lainnya pada umur pengamatan 24-34 hst. Data pada tabel 5 menunjukkan bahwa kontrol (K) menghasilkan luas daun lebih tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan pada umur pengamatan 44 hst. jagung manis baris empat dalam tumpangsari dengan kacang hijau (P4) menghasilkan luas daun lebih tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Parameter bobot kering total tanaman pada tabel 6 menunjukkan bahwa kontrol (K) menghasilkan bobot kering total tanaman lebih tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan pada umur pengamatan 34 hst. jagung manis baris ganda dalam tumpangsari dengan kacang hijau (P2) pada umur pengamatan 24 hst menghasilkan bobot kering total tanaman lebih tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Umur pengamatan 34 hst jagung manis baris tunggal tumpangsari dengan kacang hijau (P1) menghasilkan bobot kering total tanaman lebih tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Jagung manis baris empat tumpangsari dengan kacang hijau (P4) menghasilkan bobot kering total tanaman lebih tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Perbedaan hasil yang terjadi pada masingmasing parameter pertumbuhan kacang hijau antar perlakuan, diduga akibat adanya kompetisi antara tanaman yang satu dengan lainnya yang berkaitan dengan ketersediaan akan unsur hara, air dan cahaya yang diserap oleh tanaman untuk pembentukan organ-organ tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Widiastuti, (2004) bahwa semakin rendah intensitas cahaya yang diterima tanaman oleh adanya naungan maka suhu udara juga rendah, sehingga kelembaban udara semakin tinggi. Kelembaban udara dapat mempengaruhi proses fotosintesis sehingga nantinya dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Menurut Ratri (2014) tanaman yang ternaungi yang ditanam secara tumpangsari akan berakibat pada semakin panjangnya batang dan memperbesar luas daun karena adanya peningkatan aktivitas hormon auksin. Apabila luas daun yang terbentuk semakin besar, selalu diikuti dengan peningkatan jumlah cabang produktif per tanaman (Sinaga, 2008). Luas daun memiliki peran penting dalam proses pertumbuhan tanaman, karena daun merupakan tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Peningkatan luas daun adalah salah satu cara tanaman beradaptasi dalam kondisi naungan guna mengoptimalkan penyerapan cahaya yang jumlahnya terbatas dibandingkan pada kondisi terbuka tanpa naungan (Sirait, 2008). Tabel 4 Rerata Jumlah Cabang Produktif Per Tanaman (buah) Tanaman Kacang Hijau Jumlah Cabang Produktif (buah) pada Umur (hst) 24 hst 34 hst 44 hst 54 hst Kontrol (J) 3,25 b 5,59 b 6,75 b 8,00 b 2,56 a 4,81 a 5,63 a 6,88 a BNT 5 % 0,44 0,46 0,70 0,73 P1 3,25 d 5,50 d 6,00 7,25 P2 2,00 a 5,00 c 5,75 7,00 P3 2,75 c 4,25 a 5,50 6,75 P4 2,25 b 4,50 b 5,25 6,50 BNT 5 % 0,44 5,63 tn tn

Tabel 5 Rerata Luas Daun (cm 2 tanaman -1 ) Tanaman Kacang Hijau 1313 Wahyuni, dkk, Respon Pertumbuhan dan Hasil... Luas Daun (cm 2 tanaman -1 ) pada Umur (hst) 14 hst 24 hst 34 hst 44 hst 54 hst Kontrol (J) 43,05 50,38 130,96 165,06 b 194,80 38,09 46,46 117,93 134,49 a 165,56 BNT 5 % tn tn tn tn tn P1 33,79 45,12 111,55 123,62 141,23 a P2 36,23 45,28 113,44 132,10 148,50 b P3 39,81 45,68 121,87 133,78 180,80 c P4 42,54 49,77 124,88 148,46 191,71 c BNT 5 % tn tn tn tn 21,29 Tabel 6 Rerata Bobot Kering Total Tanaman (g tanaman -1 ) Kacang Hijau Bobot Kering Total Tanaman (g tanaman -1 ) pada Umur (hst) 14 hst 24 hst 34 hst 44 hst 54 hst Kontrol (J) 0,28 1,15 2,20 b 9,93 9,64 0,26 1,12 1,52 a 9,00 10,43 BNT 5 % tn tn 0,33 tn tn P1 0,30 1,05 c 2,11 c 9,62 9,43 b P2 0,25 1,68 d 1,43 a 9,37 8,77 a P3 0,24 0,79 a 1,51 b 8,62 10,73 c P4 0,24 0,95 b 1,02 b 8,38 12,80 d BNT 5 % tn 0,16 0,33 tn 1,36 Tabel 7 Hasil Jumlah Polong, Bobot Polong, Bobot Biji, dan Hasil (ton ha -1 ) Kacang Hijau Jumlah Polong Per Tanaman (buah) Komponen Hasil Bobot Polong Bobot Biji Per Tanaman (g) Per Tanaman Hasil (ton ha -1 ) (g) Kontrol (J) 12,75 b 14,30 b 6,25 2,60 b 10,81 a 12,21 a 5,90 1,76 a BNT 5 % 1,00 1,15 tn 0,14 P1 12,01 c 13,87 b 6,24 c 1,92 c P2 11,50 c 12,32 b 6,20 c 1,89 c P3 10,25 b 12,01 b 5,60 a 1,64 b P4 9,50 a 10,65 a 5,70 b 1,60 a BNT 5 % 1,00 1,15 0,32 0,14

1314 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 8, Agustus 2017, hlm. 1308 1315 Tabel 8 Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL) pada Sistem Tumpangsari Hasil (ton ha -1 ) Jagung Manis Kacang Hijau NKL (Nisbah Kesetaraan Lahan) P1 19,24 1,92 1,67 P2 15,40 1,89 1,47 P3 14,38 1,64 1,32 P4 17,80 1,60 1,48 Keterangan : P1 : Jagung manis barisan tunggal dalam tumpangsari dengan kacang hijau; P2 : Jagung manis barisan ganda dalam tumpangsari dengan kacang hijau; P3 : jagung manis barisan tiga dalam tumpangsari dengan kacang hijau; P4 : jagung manis barisan empat dalam tumpangsari dengan kacang hijau. Tabel 7 menunjukkan bahwa kontrol (K) menghasilkan jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, dan hasil (t ha -1 ) lebih tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan. jagung manis baris tunggal dalam tumpangsari dengan kacang hijau (P1) menghasilkan jumlah polong per tanaman lebih tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan baris lainnya, bobot polong per tanaman lebih tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan baris lainnya, bobot biji per tanaman lebih tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan baris lainnya, dan hasil (t ha -1 ) lebih tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan baris lainnya. Sucipto (2009) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi variabel hasil tanaman kacang hijau selain cahaya matahari adalah faktor kompetisi antar tanaman. Jarak tanam tanaman yang rapat akan mengakibatkan tingginya kompetisi antar tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara sehingga akan berdampak pada kurang optimumnya pertumbuhan dan hasil tanaman. Namun jika kompetisi antar tanaman rendah maka pertumbuhan tanaman akan mencapai optimum. Nisbah Kesetaraan Lahan Berdasarkan hasil perhitungan nilai Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL) (Tabel 8) menunjukkan bahwa semua perlakuan pada sistem tanam tumpangsari memiliki nilai NKL lebih dari 1, yang berarti sistem tumpangsari jagung manis dengan kacang hijau mampu meningkatkan produktivitas lahan. Guritno (2011) menjelaskan, nilai NKL > 1 menunjukkan bahwa sistem tanam monokultur memerlukan lahan yang lebih luas daripada sistem tanam tumpangsari, dalam artian dengan penerapan sistem tanam tumpangsari terjadi peningkatan pemanfaatan lahan sehingga lebih efisien dibandingkan dengan pola tanam monokultur. KESIMPULAN Pengaturan tanam jagung manis baris tunggal tumpangsari dengan kacang hijau (P1) tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang tanaman, jumlah daun, bobot kering total tanaman dan kadar gula, tetapi memberikan pengaruh yang nyata pada parameter pertumbuhan yaitu luas daun dan komponen hasil yaitu diameter tongkol, panjang tongkol, dan berat segar tongkol jagung manis lebih tinggi dari perlakuan baris lain. Pengaturan tanam jagung manis baris tunggal tumpangsari dengan kacang hijau (P1) memberikan pengaruh yang nyata pada parameter pertumbuhan kacang hijau yaitu tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, luas daun, bobot kering total tanaman dan komponen hasil yaitu jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, bobot biji per tanaman, dan hasil lebih tinggi dibandingkan dengan pengaturan baris yang lain. DAFTAR PUSTAKA BPS. 2011. Produksi Jagung Manis di Indonesia. Available at www.bps.go.id. Bilman, W. S. 2001. Analisis Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata) Pergeseran Komposisi Gulma pada Beberapa Jarak Tanam Jagung dan Beberapa Frekuensi Pengolahan Tanah. Jurnal

1315 Wahyuni, dkk, Respon Pertumbuhan dan Hasil... Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 3(1):25-30. Buhaira. 2007. Respon Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Beberapa Pengaturan Tanam Jagung pada Sistem Tanam Tumpangsari. Jurnal Agronomi 11(1):41-45. Guritno, B. 2011. Pola Tanam di Lahan Kering. UB Press. Malang. Karima, S. S. 2013. Pengaruh Saat Tanam Jagung dalam Tumpangsari Tanaman Jagung (Zea mays L.) dan Brokoli (Brassica oleracea L. Var. Botrytis). Jurnal Produksi Tanaman. 1(3):87-92. Rahayu, N., Nasrullah dan A.T. Soejono. 2003. Periode Kritis Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) terhadap Persaingan dengan Gulma. Agrosains. 16(1):11-15. Ratri, C. H. 2014. Pengaruh Waktu Tanam Bawang Prei (Allium porum L.) pada Sistem Tumpangsari terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata). Jurnal Produksii Tanaman. 5(5):2-7. Sinaga, R. 2008. Keterkaitan Nisbah Tajuk Akar dan Efisiensi Penggunaan Air pada Rumput Gajah dan Rumput Raja Akibat Penurunan Ketersediaan Air Tanah. Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara, Medan. Jurnal Biologi Sumatera. 3(1):29-35. Sirait, J. 2008. Luas Daun, Kandungan Klorofil dan Laju Pertumbuhan Rumput pada Naungan dan Pemupukan yang Berbeda. JITV 13 (2) : 109-116. Sucipto. 2009. Dampak Pengaturan Baris Tanam Jagung (Zea mays L.) dan Populasi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) dalam Tumpangsari terhadap Pertumbuhan dan Hasill Kacang Hijau, Jagung. Jurnal Agrovigor. 2(2):67-77. Widiastuti, L., Tohari, dan E. Sulistyaningsih. 2012. Pengaruh Intensitas Cahaya dan Kadar Daminosa Terhadap Iklim Mikro dan Pertumbuhan Tanaman Krisan dalam Pot. Jurnal Ilmu Pertanian. 10(2):1-8.