Oleh Farida Khuriyati Dinas Ketahanan Pangan Kab. Bogor
DASAR HUKUM UU No.16 Th 2006 tentang SP3K Permentan nomor : 47/Permentan/SM.010/9 /2016 Tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, mengamanatkan: Pasal 23 1) Programa penyuluhan dimaksudkan untuk memberikan arah, pedoman, dan alat pengendali pencapaian tujuan penyelenggaraan penyuluhan. 2) Programa penyuluhan terdiri atas programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan provinsi, dan programa penyuluhan nasional.
Pasal 25 Ketentuan mengenai pedoman penyusunan programa penyuluhan diatur dengan peraturan menteri. Pasal 26 1) Penyuluh menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan berdasarkan programa penyuluhan. 2) Penyuluhan dilaksanakan dengan berpedoman pada programa penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25.
Lanjutan Pasal 26 3) Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif melalui mekanisme kerja dan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan pelaku usaha. 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme kerja dan metode penyuluhan ditetapkan dengan peraturan menteri, gubernur, atau bupati/walikota. Pasal 32 1) Untuk menyelenggarakan penyuluhan yang efektif dan efisien diperlukan tersedianya pembiayaan yang memadai untuk memenuhi biaya penyuluhan.
PENGERTIAN/ Permentan No. 47 tahun 2016 Programa Penyuluhan Pertanian Nasional, Propinsi dan Kabupaten/Kota adalah Program penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Pemerintah, pem prop. dan kab./kota yang disusun secara sistematis dengan memperhatikan aspirasi pelut dan pelus, serta pemangku kepentingan lainnya sebagai arah dan pengendali dalam pencapaian penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian.
Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan dan Desa/Kelurahan adalah perpaduan antara rencana kerja pemerintah dengan aspirasi pelut dan pelus, serta pemangku kepentingan lainnya yang disusun secara sistematis sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan
Prinsip-Prinsip Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian 1. Partisipatif 2. Bermanfaat 3. Terpadu 4. Sinergi 5. Transparan 6. Demokratis 7. Bertanggung gugat 8. S M A R T 9. A B C D
Tim Penyusun Programa Provinsi Ketua : Pejabat struktural pada unit kerja yang melaksanakan tugas bidang program Penyuluhan pertanian di provinsi. Sekretaris : Koordinator Penyuluh Pertanian Provinsi. Anggota : 1. Pejabat Struktural Yang melaksanakan tugas bidang kelembagaan, ketenagaan dan penyelenggaraan penyuluhan pertanian di provinsi; 2. Kelompok Penyuluh Pertanian pada Dinas Provinsi dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP); 3. Perwakilan kelembagaan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Di provinsi.
Tugas Tim Penyusun Programa 1. Melakukan analisis keadaan 2. Melaksanakan evaluasi programa ( T-1) 3. Menyiapkan Rembugtani Desa/ Mimbar sarasehan 4. Menyiapkan usulan indikatif dan kualitatif PPP (sarana prasarana dan pengaturan) sbg bahan dalam musrenbang dlm bentuk daftar usulan kegiatan + KAK 5. Menyiapkan pertemuan penyusunan PPP 6. Melaksanakan penyusunan PPP 7. Melaporkan pelaksanaan penyusunan PPP
UNSUR-UNSUR PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN
A. KEADAAN Keadaan berisikan data dan informasi: Keadaan menggambarkan : 1. Potensi,Produktivitas dan produksi komoditas pertanian strategis nasional dan komoditas unggulan 2. Perilaku dan non perilaku Pelut dan Pelus dalam usahatani 3. Dukungan sistem penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan lingkungan usahatani.
B. TUJUAN Tujuan memuat pernyataan mengenai perubahan yang akandicapai dalam kurunwaktu setahun: a. Perilaku dan non perilaku pelut dan pelus dalam usahatani b. Dukungan penyelenggaraan penyuluhanpertanian c. Upaya menciptakan lingkungan usahatani yang kondusif nasional dan komoditasunggulan lainnya
Prinsip Rumusan Tujuan S Spesific (khas) M Measurable (dapat diukur) A Actionary (dapat dilakukan) R Realistic(realistis) T Time Frame(memiliki batasan waktu )
Prinsip lain yang dapat digunakan : A. Audience (khalayak sasaran) B. Behaviour (perubahan perilaku yang dikehendaki) C. Condition (kondisi yang akan dicapai) D. Degree (derajat kondisi yang akan dicapai)
C. PERMASALAHAN Masalah merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan. 1. Faktor yang bersifat perilaku, yaitu faktor yang berkaitan dengan tingkat adopsi pelaku utama dan pelaku usaha terhadap penerapan suatu inovasi, misalnya belum yakin, belum tahu, belum mampu.
2. Faktor yang bersifat non perilaku yaitu faktor yang berkaitan dengan ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana, misal ketersediaan pupuk, benih/bibit atau modal
Dari banyaknya permasalahan, perlu dibuatkan pemeringkatan masalah dengan mempertimbangkan : a. Apakah masalah tersebut menyangkut mayoritas Pelaku utama dan Pelaku usaha b. Apakah erat kaitannya dengan potensi usaha, produktivitas, lingkungan usaha, perilaku, kebutuhan, efektivitas dan efisiensi usaha. c. Apakah tersedia kemudahan : biaya, tenaga, teknologi /inovasi untukpemecahan masalah
D. RENCANA KEGIATAN Rencana kegiatan menggambarkan apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan (bagaimana caranya, siapa yang melakukan, siapa sasarannya, dimana, kapan, berapa biayanya dan apa hasil yang akan dicapai
Pertimbangan pencapaian rencana kegiatan : 1. Tingkat kemampuan (PSK) pelut dan pelus 2. Ketersediaan teknologi, sarana/prasarana serta sumber daya lainnya 3. Tingkat kemampuan penyuluh pertanian 4. Situasi lingkungan fisik, sosial budaya 5. Biaya yang tersedia
TAHAPAN PENYUSUNAN PROGRAMA Perumusan Keadaan Penetapan Tujuan Penetapan Masalah Penetapan Rencana Kegiatan Pengesahan Programa
Format 1
Format 2
Format 3
Format 4
Format 5
Penetapan Rencana Kegiatan tk nasional/propinsi/kabupaten/kota Dilakukan dengan mengisi matriks rencana kegiatan penyuluhan dalam mendukung pencapaian sasaran program komoditas pertanian strategis Nasional dan komoditas unggulan yang meliputi: 1. Pemetaan dan penguatan kelembagaan (BPP) di kec sebagai POSKO Program dan Pelaksanaan Kegiatan pembangunan di Kecamatan. 2. Penataan dan penetapan kebutuhan ketenagaan Penyuluhan Pertanian. 3. Peningkatan kompetensi ketenagaan penyuluhan pertanian. 4. Fasilitasi penyediaan prasaran, sarana dan pembiayaan penyuluhan. 5. Optimalisasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian 6. Penguatan kemampuan kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani.
Alur Penyusunan Programa Provinsi
MENYUSUN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN (Outline)
BAB I. BAB II. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan KONDISI UMUM 2.1. Kinerja PembangunanPertanian 2.2. Pelaksanaan Pembangunan Pertanian 2.3. Sasaran Pembangunan Pertanian 2.4. Sumberdaya Penyuluhan Pertanian BAB III. EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN 2017 3.1. Kelembagaan 3.2. Ketenagaan 3.3. Penyelenggaraan 3.4. Sarana Prasarana 3.5. Program dan Pembiayaan 3.6. Permasalahan
BAB IV. KEBIJAKAN DAN AKSI PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN 4.1. Kebijakan 4.2. Strategi BAB V. RENCANA 2018 PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN 5.1. Penyusunan Program 5.2. Evaluasi 5.3. Kelembagaan 5.4. Ketenagaan 5.5. Penyelengaraaan BAB VI. LAMPIRAN PENUTUP
Berdasarkan Permentan Nomor 47/Permentan/SM.010/9/2016 RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH (RKTP) adalah jadwal kegiatan yang disusun oleh penyuluh berdasarkan programa penyuluhan setempat yang dilengkapi dengan hal hal yang dianggap perlu untuk berinteraksi dengan pelut dan pelus
Nama Penyuluh Wilayah Binaan Format 2. Rencana KerjaTahunan Penyuluh Pertanian Nasional/Propinsi/Kabupaten/Kota : : No Tujuan Masalah Sasaran Kegiatan Materi Metode Volume Lokasi Waktu Biaya Sumber biaya Penangg ung jawab Pelaksana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 ket
No Keadaan Tujuan Masalah sasaran Materi Metode 1 2 3 4 12 13 A B C 1. (Komoditas) Jagung - Produksi jagung belum optimal karena belum semua petani menggunakan benih unggul Sosial - Kemampuan kelompoktani dalam merencanakan kebutuhan sarana produksi masih rendah Ekonomi - Pengadaan sarana produksi dilakukan masingmasing petani Format 3 ( contoh) MATRIKS RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KECAMATAN/ DESA TAHUN :. Meningkatkan penggunaan benih unggul dari 80% menjadi 85 % Meningkatkan kemampuan kelompoktani dalam merencanakan kebutuhan sarana produksi dari 50% menjadi 55% - Untuk menjamin ketersediaan sarana produksi - Untuk mendapatkan sarana produksi - Penggunaan varietas unggul baru 80% - Benih unggul susah didapatkan dan bila ada harganya mahal - Kemampuan keltan dalam menyusun RDK dan RDKK baru 50% - Pengadaan pupuk harus dituangkan dalam RDKK - Kemampuan/ dinamika kelompok rendah - Belum dibentuk seksi-seksi (sarana produksi) Penggunaan bibit unggul jagung Membuat perencanaan kelompok dalam bentuk RDK/RDKK Membentuk seksi-seksi dalam kelompoktani (si. Sarana produksi) Demonstrasi hasil Pelatihan pengurus kelompok Benah kelompok