C. Jenis dan Model Tindakan

dokumen-dokumen yang mirip
A. METODE PENELITIAN B. DESAIN PENELITIAN C. SUBJEK DAN OBJEK D. PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN E. TEKNIK ANALISIS DATA...

MAKALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang berlokasi di Kecamatan Astanaanyar Kota Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DASAR- DASAR PENULISAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Oleh: Nurhidayati, M. Hum. FBS UNY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

B. Model Penelitian Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari beberapa model yaitu: Model PTK Kurt Lewin Model PTK Kemmis dan Mc Taggart

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Oleh sebab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Oleh: SUNARYO SOENARTO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penilitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas(Classroom

PENELITIAN TINDAKAN KELAS SEBAGAI SARANA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Ali Muhson, M.Pd.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

PTK DAN STRATEGI PENYUSUNAN PROPOSALNYA *) Oleh: Ali Muhson **)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel.

Model-Model Dan Bentuk Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. proses pembelajaran dalam kelas menggunakan model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. fasilitas serta sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2012: 27). Sedangkan menurut Arikunto (2012: 56) mengatakan

Mukhamad Murdiono, M. Pd. Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

PERMASALAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN METODE COOPERATIVE SECRIPT DI SDN GELAM 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Kelas atau PTK. Kemmis (Atmadja, 2008:12) menjelaskan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Gunungsari Kabupaten Serang-Banten

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini memungkinkan peneliti melakukan beberapa tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. IPS sejarah dengan menerapkan model pembelajarankartu Domino. Siswa kelas X-B berjumlah 37 siswa terdiri dari :

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK/CAR)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Metode Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. terjun ke lapangan secara langsung pada saat guru dan peserta didik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( action research), karena penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ditetapkan sebelumnya. Hadi dan Haryono (Hatimah dkk, 2007:81).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

C. Jenis dan Model Tindakan Dalam pelaksanaan pendidikan di suatu lembaga, penelitian tindakan dapat dikenal jenis penelitian tindakan kelas dan penelitian tindakan lembaga. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan jenis penelitian yang banyak dikenal dan dipilih dalam praktik pendidikan, bahkan penelitian tindakan kelas dijadikan materi konsep dan praktik wajib dalam proses sertifikasi guru. Adapun penelitian lembaga (PTL) dapat dilakukan oleh kepala sekolah, penilik atau pengawas dan pengembang atau pembina sekolah untuk mengatasi masalah, memperbaiki situasi dan memelihara serta mengembangkan berbagai inovasi dan kreativitas pelaksanaan pendidikan. Untuk memilih model penelitian tindakan yang tepat, para ahli telah memberikan banyak model penelitian tindakan. Model-model yang disusun dan dikembangkan para ahli dapat disarikan sebagai berikut : a. Model Kurt Lewin Model penelitian tindakan awalnya dikembangkan oleh Kurt Lewin. Penelitian tindakan model Lewin melibatkan pendekatan langkah-langkah spiral yang masing-masing terdiri dari perencanaan, tindakan dan temuan hasil tindakan. Siklus dasar dari penelitian tindakan model Lewin mencakup identifikasi ide awal, penemuan fakta, perencanaan tindakan, melakukan langkah-langkah tindakan, melakukan evaluasi tindakan, memperbaiki rencana tindakan, dan mengambil langkah-langkah selanjutnya. Kurt Lewin diakui sebagai pencipta terma penelitian tindakan. Sebuah spiral penelitian tindakan, yang mencakup penemuan fakta,perencanaan, pengambilan tindakan, evaluasi, dan perbaikan rencana, sebelum bergerak menuju langkah aksi kedua. Langkah-langkah penelitian tindakan Lewin dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1: Model Penelitian Tindakan Kurt Lewin

b. Model Stringer (2007) Model penelitian tindakan Stringer (2011: h.24) berbentuk spiral interaktif yang melukiskan penelitian tindakan sebagai kerangka kerja sederhana namun ampuh. Prosedur penelitiannya terdiri atas tiga langkah teratur: melihat, berfikir, dan bertindak. Sepanjang masing-masing tahap, partisipan mengamati, merefleksi, dan kemudian mengambil tindakan tertentu. Tindakan ini mengantarnya menuju tahap berikutnya. Stringer mengembangkan penelitian tindakan dalam bentuk siklus yang hampir sama dengan metode Lewin maupun Kemmis dan Tagart. Model Stringer berbasis pada tiga langkah dasar rutinitas penelitian tindakan yang mencangkup melihat, berfikir, dan bertindak. Kegiatan melihat mencangkup pengumpulan informasi yang relevan (pengumpulan data) dan mengembangkan gambar untuk menjelaskan situasi. Kegiatan berfikir mencakup penjelajahan dan analisis tentang apa yang terjadi serta mengintepretasikan dan menjelaskan bagaimana atau mengapa hal itu terjadi. Dalam tahap berpikir, peneliti (pendidk) dapat mencari solusi terhadap permasalahan yang menjadi fokus serta menemukan konsep teori yang mendasari solusi masalah tersebut. Adapun tindakan mencakup membuat rencana, melaksanakan, dan mengevaluasi. Model Stringer dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2 Model Penelitian Tindakan Stringer c. Model Kemmis dan Taggart Pada penelitian tindakan ini konseptual perencanaan tindakan diajukan adalah penelitian yang dimulai dari sebuah permasalahan di lapangan kemudian penelitian tindakan model Kemmis dan MC Taggaert. Model Kemmis dan Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin yang terdiri dari empat kompenen yaitu a)

Perencanaan (Planning), b) Tindakan (action), c) Pengamatan (observasing), dan d) refleksi (Reflecting). Pada model Kemmis dan MC Taggart, komponen acting (tindakan) dengan observasing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatuka kedua komponen tersebut oleh adanya kenyataan bahwa antara implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya tindakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan. Prosedur penelitian tindakan seperti itu dapat digambarkan sebagai berikut : Perencanaa Refleksi SIKLUS I Tindakan/ Observasi Perbaikan Refleksi SIKLUS II Tindakan/ Observasi Perbaikan nnnn Gambar 3 Model Penelitian Tindakan Kemmis dan Taggart d. Model Calhoun Model penelitian tindakan Calhoun (2012; p17) tidak menunjukkan bentuk spiral namum masih mempresentasikan sebuah proses yang dibangun seputar pandangan berputar atau bersiklus. Seperti yang dilukiskannya, garis-garis tebal/ tidak terputus menunjukkan arah utama siklus penelitian tindakan melalui tahap-tahapannya, dalam urutan angka. Garis terputus-putus menunjukkan gerakan maju mundur di dalam siklus sebagai jaminan perbaikan atau klarifikasi informasi. Siklus penelitian Calhoun dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 4 Siklus Penelitian Tindakan Calhoun. e. Model Bachman Spiral penelitian tindakan Bachman (2011; h.24) melanjutkan gagasan penelitian tindakan yang berciri siklus ini. Spiral mengarah ke bawah yang diajukannya menyatakan bahwa para partisipan mengumpulkan informasi, merencanakan aksi, mengamati dan mengevaluasi aksi-aksi tersebut, dan kemudian merefleksikan serta merancang siklus spiral yang baru, yang didasarkan pada pandangan yang diperoleh dalam siklus sebelumnya. Prosedur penelitian tindakan Bachman dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 5 Siklus penelitian tindakan Bachman.

f. Model Riel (2007) Model Riel (Mertler, 2011:p.25) mengembangkan model pemecahan masalah yang dilakukan secara progresif. Melalui model penelitian tindakannya, peneliti membimbing partisipan (khususnya kolaborator) melalui empat tahap di dalam masing-masing siklus. Keempat tahap tersebut adalah perencanaan, pengambilan aksi, pengumpulan bukti, dan refleksi. Keempat tahap ni dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 6 Siklus penelitian tindakan Riel. g. Model Piggot-Irvine (2006) Model penelitian tindakan Piggot-Irvine (Mertler, 2011: h.25) secara konsisten menggambarkan ciri spiral dalam mengembangkan siklus penelitiannya. Proses spiral dalam penelitiannya cenderung mengarah ke atas yang memperagakan langkah-langkah yang mirip tahap perencanaan, pengambilan tindakan, dan refleksi ke dalam bentuk tiga siklus penelitian tindakan berurutan. Ketiga tahapan tersebut dapat diilustrasikan dengan gambar berikut :

Gambar 7 Siklus penelitian tindakan Piggot-Irvine. h. Model Hendricks(2009) Model Hendricks menggambarkan model penelitian tindakan yang berbasis pada konteks sekolah. Fokus perhatian model ini ditempatkan pada empat tahap utama, yakni (1) merefleksi awal, (2) pengambilan tindakan, (3) mengevaluasi dan (4) merefleksi. Kegiatan awal refleksi dimaksudkan untuk menelaah, mengingat kembali dan menemukan masalah nyata dalam konteks pembelajaran di sekolah. Setelah menemukan masalah, peneliti melanjutkan ke tahap pengambilan tindakan sebagai usaha untuk memecahkan masalah yang ditemukan. Tahap selanjutnya mengevaluasi proses dan hasil tindakan yang dilakukan untuk menilai berhasil tidaknya masalah terpecahkan. Para tahap selanjutnya peneliti membuat repleksi lagi terhadap masalah dan proses pemecahannya dan demikian seterusnya sampai masalah dan penyebab

masalah dapat terpecahkan. Prosedur langkah penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 7 Siklus penelitian tindakan Hendricks. Coba anda perdalam pemahaman tentang model penelitian tindakan tersebut dengan mengunjungi alamat staffnew.uny.ac.id/upload/130799879/pendidikan/model+ptk.docx grahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-915-0-921.pdf