BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tertentu. Menurut Robbins (2006) bahwa kinerja pegawai adalah. untuk mengelola proses kerja selama periode tersebut.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang paling lama kontak dengan pasien (Aditama, 2010). Kepala ruang memiliki peran sebagai first line manager di sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. mudah. Tidak mudah, karena harus memahami setiap perilaku bawahan yang. organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya manusia yang memiliki peran vital dalam. memberikan pelayanan di rumah sakit adalah perawat yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin yang tinggi dapat dipastikan akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu dibutuhkan manajemen sumber daya manusia agar

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan masyarakat. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) termaktub dalam UUD 1945 (Depkes RI, 1993).

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sarana pencapaian tujuan yang maksudnya wadah

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan juga terus berubah. Untuk itu semua aspek termasuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU MELAYANI PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH ROEMANI SEMARANG. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dan terus

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

PENDAHULUAN A. Latar belakang

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kemantapan, kemapanan, kesejahteraan, dan kepuasan. Bekerja bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan harapan masyarakat tentang pelayanan kesehatan, masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keperawatan. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawat merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perawatan. Tindakan pemasangan infus akan berkualitas apabila dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan tempat pemenuhan kebutuhan dan


BAB I PENDAHULUAN. yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. mudah, terjangkau dan terukur kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait.

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang. Kesehatan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam UUD

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleksnya tugas dan fungsi dari perawat di rumah sakit, maka rumah

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu institusi yang pengelolaannya ditujukan

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia dan menjadi hak asasi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan

SKRIPSI. Disusun Oleh : Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. NAMA : Yusstanto NIM : J

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

TITIN KUSRINI J

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, setiap perusahaaan akan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu melakukan perbaikan dan penyempurnaan guna

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147 tahun 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kesehatan bersifat holistik atau menyeluruh. Dalam mengupayakan

PENGARUH PERSEPSI KUALITAS JASA PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN DI RSU SARAS HUSADA PURWOREJO. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS) merupakan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan menurut Virginia Henderson (1966) dapat didefenisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut. Pengembangan organisasi (organizational development) adalah respon

BAB I PENDAHULUAN. terdiri berbagai tenaga profesional untuk memberikan pelayanan jasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. rawat jalan dan gawat darurat (Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dan memegang peranan penting dalam memberikan pelayanan. kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan dapat terwujud dengan

Niken Kartikasari F

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Di Indonesia Rumah Sakit adalah sistem pelayanan kesehatan kepada masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja pegawai merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu. Menurut Robbins (2006) bahwa kinerja pegawai adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi. Lebih lanjut Robbins menyebutkan penetapan tujuan kinerja adalah menyusun sasaran yang berguna tidak hanya bagi evaluasi kinerja pada akhir periode tetapi juga untuk mengelola proses kerja selama periode tersebut. Rumah Sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis untuk menciptakan Sumber Daya Manusia berkualitas dalam rangka upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan secara menyeluruh, terpadu, merata, terjangkau dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Sebagaimana fungsinya, rumah sakit meurpakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU nomor 44 tahun 2009) Sumber Daya Manusia di rumah sakit yang cukup berperan dalam pemberin pelayanan kepada pasien adalah perawat. Peran perawat di rumah sakit khususnya di Instalasi Rawat Inap sangatlah penting. Perawat merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yaitu tenaga 1

2 yang paling lama berhubungan dengan pasien. Praktik keperawatan seharusnya senantiasa dapat meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya (Kusnanto, 2004). Kinerja perawat saat ini dapat dilihat dari mutu asuhan keperawatannya. Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien dengan berbagai tatanan pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Asuhan keperawatan yang bermutu adalah pelayanan keperawatan yang dapat memuaskan pasien (Kusnanto, 2004). Kinerja karyawan atau perawat merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu. Menurut Robbins (2007) bahwa kinerja karyawan adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi. Penetapan tujuan kinerja berguna untuk menyusun sasaran yang dituju dan tidak hanya bagi evaluasi kinerja pada akhir periode tetapi juga untuk mengelola proses kerja selama periode tersebut. Boone dan Kurtz (2007) menyatakan evaluasi terhadap kinerja karyawan dapat dilakukan dengan membandingkan antara hasil aktual dengan hasil yang diinginkan. Seorang pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya dengan kualitas-kualitas yang dimilikinya untuk mencapai pengertian dan kepercayaan bawahannya. Peran pemimpin akan sangat berpengaruh apabila

3 dapat menerangkan kepada bawahannya mengenai tindakan yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Tindakan pimpinan yang menyalahgunakan kekuasaannya akan menjadi persoalan yang serius bagi organisasi. Hal ini dapat menimbulkan ketidakpercayaan karyawan terhadap pemimpin dan dapat menyebabkan kondisi suatu organisasi sulit diprediksi sehingga menimbulkan ketidakpuasan kerja karyawan yang akhirnya berpengaruh terhadap kinerjanya. Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja perawat adalah pemimpin dengan gaya kepemimpinannya. Terdapat berbagai macam gaya kepemimpinan yang dapat dikembangkan oleh seorang pemimpin, misalnya gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional (Tondok dan Andarika, 2004). Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi anak buahnya juga dapat terwujud dalam bentuk kepemimpinan otoriter, partisipatif dan delegatif. Pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat akan cenderung menumbuhkan kepercayaan, partisipasi, loyalitas, dan internal motivasi para bawahan dengan cara persuasif. Hal ini akan dicapai karena kecakapan, kemampuan dan perilaku pemimpin tersebut (Hasibuan, 2002). Banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh organisasi seperti kinerja karyawan yang rendah, tingkat presensi yang rendah serta sikap mogok kerja merupakan pertanda adanya ketidakpuasan kerja karyawan. Hal

4 tersebut dapat disebabkan oleh karena karyawan merasa pimpinan tidak memberi kepercayaan kepada karyawan, tidak ada keterlibatan karyawan dalam pembuatan keputusan, pemimpin berlaku tidak objektif dan tidak jujur pada karyawan. Pada dasarnya karyawan yang merasa puas akan meningkatkan kinerjanya sedangkan yang tidak puas dapat mengurangi usaha yang dilakukan karena tidak sebanding dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 26 Juli 2013 dengan 10 perawat pelaksana ditemukan 5 diantaranya menyebutkan bahwa selama ini pimpinan lebih sering mendelegasikan tugas kepada bawahan, dan hanya memiliki sedikit waktu untuk bersama bawahan. Pimpinan selama ini seringkali diundang untuk rapat bersama para pimpinan. Keluhan lain adalah ditemukan adanya 7 dari 10 karyawan yang diwawancarai merasa kurang diperhatikan dan seringkali dimarahi jika melakukan kesalaha tanpa memberikan pengarahan yang tepat kepada bawahan. Pimpinan dirasakan kurang menjalin hubungan emosional dengan bawahan dan selama ini sifatnya hanya struktural antara atasa dan bawahan sehingga tidak terjalin hubungan yang harmonis antara pimpinan dengan bawahan. Gaya kepemimpinan yang diterapkan ini menyebabkan adanya penurunan kinerja pada perawat. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 perawat menunjukkan 5 perawat tidak melakukan tahap asuhan keperawatan dengan benar terutama pada pendokumentasian keperawatan dimana perawat

5 merasa malas untuk mengerjakan pendokumentasian keperawatan secara mendetail. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara kepemimpinan kepala ruang terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Roemani Semarang B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut : apakah ada hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruang terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Roemani Semarang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruang terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Roemani Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendeksipsikan gaya kepemimpinan kepala ruang rawat inap Rumah Sakit Roemani Semarang. b. Mendeksipsikan kinerja perawat ruang rawat inap Rumah Sakit Roemani Semarang.

6 c. Menganalisis hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruang terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Roemani Semarang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi profesi keperawatan Sebagai bahan masukan bagi tenaga keperawatan untuk meningkatkan kinerjanya dalam usaha mempertahankan mutu pelayanan kesehatan terkait dengan pelaksanaan tindakan dalam asuhan keperawatan. 2. Bagi Rumah Sakit a. Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi kepada rumah sakit tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja karyawannya. b. Meningkatkan pengetahuan pihak manajemen rumah sakit terutama berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia 3. Bagi Peneliti Dapat menerapkan metodologi penelitian secara nyata serta menambah pengetahuan penelitian terutama dalam pemberian metode asuhan keperawatan profesional. E. Bidang Ilmu Penelitian ini berkaitan dengan ilmu keperawatan khususnya manajemen keperawatan

7 F. Originalitas Penelitian Tabel 1.1 Originalitas Penelitian No Judul Peneliti Desain Hasil 1 Hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan di rsu pku muhammadiyah gombong 2 Gaya kepemimpinan dan manajemen konflik kepala ruangan di instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan 3 Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap komitmen organisasional dengan variabel moderating kepuasan kerja pegawai rumah sakit swasta di PKU Muhammadiyah Surakarta Fatah (2011) Widodo Juli Rostandi Purba (2011) Lamidi (2009) Kuantitatif descriptive survey Ada hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja pada kelompok karyawan dengan tingkat pendidikan yang berbeda di RSU PKU Muhammadiyah Gombong Studi deskriptif Lebih dari setengah responden (70,8%) mempersepsikan gaya kepemimpinan kepala ruangan diterapkan di ruang rawat inap instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan Kuantitatif dengan analisis regresi adalah partisipatif, manajemen konflik kepala ruangan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan adalah kompromi (44,4 %). Hasil uji pengaruh langsung menunjukkan, bahwa kepemimpinan transformasional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasional, kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasional, dan kepuasan kerja memoderasi pengaruh kepemimpinan transformasional

8 4 Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Tingkat III 16.06.01 Ambon 5 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kepercayaan Pada Supervisor, Dan Perilaku Ideal Kewargaan Organisasi Terhadap Kualitas Layanan Perawat M. Hadi Mulyono,Asiah Hamzah,A. Zulkifli Abdullah Muhammad Cholil Kuantitatif, survey analitik dengan rancangan cross sectional study Kuantitatif dengan analisis regresi terhadap komitmen organisasional Hasil uji korelasi gamma menunjukkan hubungan/pengaruh yang siqnifikan antara kepuasan kerja dan supervisi dengan kinerja perawat. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kepercayaan perawat pada supervisor, perilaku ideal kewargaan baik yang berfokus pada individu maupun organisasi, dan kualitas layanan