TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan pantai, penyerap polutan, habitat burung (Bismark, 1986). Kemampuan mangrove untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. merupakan salah satu peran penting mangrove dalam pembentukan lahan baru. Akar mangrove mampu mengikat dan menstabilkan substrat

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara

Hasil dan Pembahasan

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang. berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat. Selain keunikannya, terdapat beragam fungsi yang dapat dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan hutan mangrove di Indonesia, kini semakin merata ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. batas pasang surut air disebut tumbuhan mangrove.

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. ekologis yaitu untuk melakukan pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

1. Pengantar A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove diduga berasal dari bahasa Melayu manggi-manggi, yaitu

SUMBERDAYA ALAM WILAYAH PESISIR

4 KERUSAKAN EKOSISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara tradisional oleh suku bangsa primitif. Secara terminologi, etnobotani

BAB I PENDAHULUAN. wilayah perbatasan antara daratan dan laut, oleh karena itu wilayah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove diduga berasal dari bahasa Melayu manggi - manggi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Potensi wilayah pesisir dan laut Indonesia dipandang dari segi. pembangunan adalah sebagai berikut ; pertama, sumberdaya yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan

Avicenia sp. ( Api-Api ) Rhizophora sp( Bakau ) Nypa sp. ( Nipah ) Bruguiera sp. ( Lacang ) Sonneratia sp. ( Pedada )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam 3 zona berdasarkan perbedaan rona lingkungannya. Zona 1 merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove dilaporkan berasal dari kata mangal yang menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. pendapat mengenai asal-usul katanya. Macnae (1968) menyebutkan kata mangrove

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove berasal dari bahasa Melayu manggi-manggi, yaitu nama

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang

TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas marin. Dengan demikian daerah pantai terdiri dari perairan pantai dan

BAB I PENDAHULUAN. pantai sekitar Km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat potensial.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Praktikum Biologi Laut Profil Mangrove Taman Nasional Baluran. Kelompok I dan Kelompok VII Asisten : Agus Satriono

Teknik Merehabilitasi Hutan Bakau

BAB I PENDAHULUAN. Hutan mangrove adalah komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL

PROPOSAL PENELITIAN PENYIAPAN PENYUSUNAN BAKU KERUSAKAN MANGROVE KEPULAUAN KARIMUNJAWA

Perkembangan Hutan Mangrove di Muara Kali Porong Tahun

KAJIAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DI TELUK YOUTEFA KOTA JAYAPURA ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove merupakan kombinasi anatara bahasa Portugis mangue dan

TINJAUAN PUSTAKA. daratan dengan ekosistem lautan. Oleh karena itu, ekosistem ini mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera Utara 7300 ha. Di daerah-daerah ini dan juga daerah lainnya, mangrove

TINJAUAN PUSTAKA. A. Perencanaan Lanskap. berasal dari kata land dan scape yang artinya pada suatu lanskap terdapat

BAB I PENDAHULUAN. bantu yang mampu merangsang pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

TINJAUAN PUSTAKA. pada daerah landai di muara sungai dan pesisir pantai yang dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

Teknologi penanaman jenis mangrove dan tumbuhan pantai pada tapak khusus

sangat penting saat ini. Fakta akan pentingnya ekosistem mangrove dan ancaman yang

BAB I PENDAHULUAN. baik bagi pesisir/daratan maupun lautan. Selain berfungsi secara ekologis,

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Hutan Mangrove. Hutan mangrove merupakan sumber daya alam yang memiliki beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2012 TENTANG REHABILITASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

BAB I PENDAHULUAN. antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Karena berada di dekat pantai, mangrove sering juga disebut hutan pantai, hutan

PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN, PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang khusus terdapat

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Mangrove

Mangrove menurut Macnae (1968) merupakan perpaduan

Rehabilitasi dan Restorasi Hutan Mangrove di Kalimantan Selatan. Wawan Halwany Eko Priyanto

Struktur Dan Komposisi Vegetasi Mangrove Di Pulau Mantehage

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan mangrove sering kali disebut dengan hutan bakau. Akan tetapi sebenarnya

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi

TINJAUAN PUSTAKA. di sepanjang garis pantai perairan tropis dan mempunyai ciri-ciri tersendiri yang

Bibit yang berkualitas merupakan salah satu faktor utama yang mampu menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dan luasan yang terbatas, 2) Peranan ekologis dari ekosistem hutan

Keanekaragaman Jenis dan Indeks Nilai Penting Mangrove di Desa Tabulo Selatan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo

PENDAHULUAN. pengelolaan kawasan pesisir dan lautan. Namun semakin hari semakin kritis

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Puspayanti et al. (2013), klasifikasi S. alba adalah sebagai

Struktur dan Komposisi Mangrove di Pulau Hoga Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara Jamili

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Dudepo merupakan salah satu pulau kecil berpenduduk yang berada

TINJAUAN PUSTAKA. air laut dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang mampu tumbuh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 ayat (2)

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2010

KONDISI EKOSISTEM MANGROVE DUSUN BAROS Tyas Ismi Trialfhianty 09/286337/PN/11826 Manajemen Sumberdaya Perikanan

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Mangrove yang Diperoleh di Pantai Kecamatan Panggungrejo Kota Pasuruan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pantai yang mempunyai arti strategis karena merupakan wilayah terjadinya

EKSPLORASI VEGETASI MANGROVE DI ZONA TERLUAR PESISIR TELUK CEMPI, NUSA TENGGARA BARAT 1

TINJAUAN PUSTAKA. komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

Inventarisasi Vegetasi Mangrove Di Pantai Marosi Kabupaten Sumba Barat. Ni Kade Ayu Dewi Aryani ABSTRACT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CILACAP

TINJAUAN PUSTAKA. Rhizophora stylosa memiliki nama setempat : Bakau, bako-kurap, slindur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove merupakan kombinasi antara kata mangue (bahasa

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. berbeda antara dua atau lebih komunitas (Odum, 1993).

TINJUAN PUSTAKA. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Mangrove Mangrove berasal dari kata mangue (Portugis) yang berarti bakau dan kata

Transkripsi:

4 TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Umum Hutan Mangrove Hutan mangrove merupakan ekosistem hutan dengan faktor fisik yang ekstrim, seperti habitat tergenang air dengan salinitas tinggi di pantai dan sungai dengan kondisi tanah berlumpur.ekosistem ini mempunyai fungsi fisik menjaga kestabilan pantai, penyerap polutan, habitat burung (Bismark, 1986). Kemampuan mangrove untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut merupakan salah satu peran penting mangrove dalam pembentukan lahan baru. Akar mangrove mampu mengikat dan menstabilkan substrat lumpur, pohonnya mengurangi energy gelombang dan memperlambat arus, sementara vegetasi secara keseluruhan dapat menerangkan sedimen (Davies dan Claridge, 1993 dan Othman, 1994). Fungsi hutan mangrove berdasarkan fungsi fisik yaitu menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari proses erosi atau abrasi, fungsi biologi yaitu sebagai penghasil bahan pelapukan yang merupakan sumber makanan biota perairan mangrove yang kemudian berperan sebagai sumber makanan bagi hewan yang lebih besar, sebagai kawasan pemijah (spawning ground), pengasuhan (nursery ground) dan tempat mencari makan (feeding ground), fungsi ekonomi yaitu sebagai penghasil kayu (Saparinto 2007). Mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh diantara garis pasang surut,tumbuhan yang hidup diantara laut dan daratan. Kata mangrove mempunyai dua arti, pertama sebagai komunitas, yaitu komunitas atau tumbuhan yang tahan terhadap kadar garam/salinitas (pasang surut air laut) dan kedua sebagai individu 4

5 spesies (Supriharyono, 2000). Beberapa spesis mangrove yang menyusun komunitas hutan mangrove diantaranya spesies Ceriops tagal (family Rhizophoraceae, genus Ceriops).Ceriops tagal adalah mangrove yang toleran terhadap garam dengan kemampuan dapat tumbuh pada kondisi salinitas tinggi dan miskin unsur hara ( Gordon, 1993). Spesies Ceriops tagal berfungsi antara lain sebagai penyuplai unsur hara. Unsur hara ini bersumber dari daun-daun kering, yang mengalami dekomposisi dan menghasilkan detritus nantinya dimanfaatkan oleh hewan-hewan air serta memberikan kesuburan terhadap perairan (Noor et al., 2006). Cekaman merupakan segala kondisi lingkungan yang memungkinkan akan menurunkan dan merugikan pertumbuhan atau perkembangan tumbuhan pada fungsi normalnya. Seperti yang telah dikemukakan di atas, salah satu cekaman lingkungan yang terjadi pada tumbuhan adalah cekaman salinitas. Ceriops tagal (Perr.) C. B. Rob. Gambar 1. Morfologi Tengar (Ceriops tagal) Perawakan: perdu sampai pohon, tinggi dapat mencapai 3 m, kulit batang bagian bawah sedikit mengelupas, warna abu-abu kecoklatan. Daun: tunggal,

6 letak berlawanan, warna hijau muda sampai tua, bagian tepi daun seringkali melengkung ke dalam, ujung membulat, bentuk bulat telur terbalik sampai elips, ukuran panjang 4-8 cm, lebar 2-3 cm. Karangan bunga: bergerombol di ujung tandan, berjumlah 5-10 bunga, dengan tangkai bunga panjang, terletak di ketiak daun, kelopak 5, berwarna hijau, daun mahkota 5, berwarna putih kecoklatan, tangkai benangsari lebih panjang dari kepala sarinya. Buah: bulat, warna merah kecoklatan, hipokotil mirip pensil, panjang 9-18 cm, diameter 8-12 mm, beralur, dan sedikit berbintil pada permukaannya. Akar: sedikit tampak adanya akar papan. Habitat: tanah liatagak kering dan sedikit berpasir. Biasanya berdampingan dengan C. decandra. Adaptasi dan Sistem Perakaran Mangrove Pohon-pohon mangrove beradaptasi secara fisiologi dan morfologi terhadap keadaan habitat yang dipengaruhi oleh genangan air pasang surut dengan amplitudo salinitas yang tinggi serta suasana lumpur tebal dan anaerobik.adaptasi ini dapat terlihat dalam bentuk sistem perakaran yang khas tumbuhan mangrove. Perakaran ini berfungsi antara lain untuk membantu tumbuhan mangrove bernafas dan tetap tegak berdiri. Hanya sedikit jenis mangrove yang mempunyai sistem perakaran yang dalam atau mempunyai akar tunggang yang tetap.bagian perakaran yang ada di dalam tanah umumnya horizontal, bercabang banyak dan berakar rambut yang kecil dan lembut.akar utamanya menembus vertikal ke dalam tanah dan mempunyai banyak akar samping yang panjang dan berfungsi sebagai jangkar.seringkali akar samping ini mencuat ke permukaan tanah seperti tonggak atau melengkung seperti lutut yang disebut akar nafas atau pneumatofor.ada pula jenis-jenis mangrove yang berakar gantung atau berakar

7 liar.bentuk pneumatofor bermacam-macam, ada yang berkembang besar dan kuat bagaikan tonggak yang tinggi-nya mencapai 25-30 cm. Akar ini berasal dari akar horisontal dalam tanah.pneumatofor umum terdapat pada jenis Avicennia dan bentuknya langsing, sedangkan pada Sonneratia, pneumatofor berkembang kuat dan besar dengan diameter pada pangkalnya sampai 5 cm. Pada jenis-jenis Lumnitzera racemosa, X. granatum.x.muloccensis bentuk pneumatofornya tidak meruncing, lebih pendek dan membulat permukaannya, kadang-kadang pipih.modifikasi pneumotafor terdapat pula pada beberapa jenis mangrove, misalnya Bruguiera dan Lumnitzera littorea yang berupa akar horisontal yang tersembul ke permukaan dan melengkung seperti lutut, sehingga akar nafas ini disebut juga akar lutut. Pada Rhizophora perakaran terutama terdiri atas akar liar yang tumbuh lateral dari hipokotil (batang muda pada semai yang baru tumbuh) dan kemudian dari batang tua. Pertumbuhan akar ini berurutan dari pangkal ke arah bagian atas batang.akar-akar tersebut mencuat dari batang, mengarah ke tanah dan menggantung (sehingga disebut pula akar gantung) dan kemudian masuk ke tanah dan berakar lagi lebih lanjut.akar gantung ini tumbuh pula dari cabang-cabang dan dapat mencapai panjang sampai lebih dari 10 m. Akar gantung ini sering bercabang dua secara berulang.percabangan ini terjadi sebagai akibat kekeringan yang mematikan titik tumbuh pada ujung akar, dan sebagai gantinya tumbuh sepasang akar liar di bagian ujung akar tersebut.pertumbuhan seperti ini terjadi secara berulang sehingga pada akhir-nya terbentuk suatu sistem perakaran yang bercabang-cabang secara teratur.akar-akar tersebut sering pula disebut akar tunjang, karena selain berfungsi sebagai penyerap bahan makanan dari tanah dan air tampak berfungsi juga sebagai penunjang.sistem perakaran seperti ini terdapat pula pada Ceriops.

8 Pada beberapa jenis pohon mangrove sering pula terdapat akar-akar kecil yang tumbuh dari pangkal batang yang disebut akar liar, misalnya pada Excoecaria agallocha, Aegiceras corniculata, Cerbera manghas dan Rhizophora spp. Perakaran di bawah tanah semua jenis mangrove adalah horizontal, bercabang lebat, dan terdapat pada permukaan. Akar-akar horizontal ini disebut juga akar kabel, ini dikokohkan dengan akar jangkar yang tumbuh tegak lurus ke bawah.selain itu akar-akar horizontal, ini membantuk juga akar bulu yang halus dan lebat pada bagian lapisan paling atas endapan lumpur dan berfungsi sebagai penyerap hara makanan.pembentukan akar pada lapisan paling atas ini sangat menguntungkan lapisan permukaan mempunyai erasi yang lebih baik daripada lapisan di bawahnya. Bila terjadi pengendapan lumpur baru di permukaan, akarakar bulu ini akan tumbuh lagi di atas yang lama. Zonasi mangrove Ceriops tagal biasanya menempati lokasi bagian dalam hutan bakau dan ditemukan disepanjang jalur kecil di pesisir lautan berlumpur yang tepinya berpasir dan menerima lebih sedikit air tawar. Ceriops tagal ini juga dapat tumbuh di atas batu karang yang sering dibanjiri (Jansen et al, 2005:55).Secara sederhana, mangrove umumnya tumbuh dalam 4 zona, yaitu pada daerh terbuka daerah tengah, daerah yang memiliki sungai berair payau sampai hamper tawar, serta daerah kea rah daratan yang memiliki air tawar. a) Mangrove terbuka Mangrove berada pada bagian yang berhadapan dengan laut. Samingan (1980) menemukan bahwa di Karang Agung, Sumatera Selatan, di zona ini didominasi oleh Sonneratia albayang tumbuh pada areal yang betul-betul

9 dipengaruhi oleh air laut. van Steenis (1958) melaporkan bahwa S. alba dan A. alba merupakan jenis-jenis kodominan pada areal pantai yang sangat tergenang ini. Komiyama, et al (1988) menemukan bahwa di Halmahera, Maluku, di zona ini didominasi oleh S.alba. Komposisi floristik dari komunitas di zona terbuka sangat bergantung pada substratnya S. albacenderung untuk mendominasi daerah berpasir, sementara Avicennia marina dan Rhizophora mucronata cenderung untuk mendominasi daerah yang lebih berlumpur (van Steenis, 1958). Meskipun demikian, Sonneratia akan berasosiasi dengan Avicennia jika tanah lumpurnya kaya akan bahan organik (Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1993). b) Mangrove tengah Mangrove di zona ini terletak dibelakang mangrove zona terbuka. Di zona ini biasanya didominasi oleh jenis Rhizophora.Namun, Samingan (1980) menemukan di Karang Agung didominasi oleh Bruguiera cylindrica.jenis-jenis penting lainnya yang ditemukan di Karang Agung adalah B. gymnorrhiza, Excoecariaagallocha, R. mucronata, X. granatum dan X. moluccensis. c) Mangrove payau Mangrove berada disepanjang sungai berair payau hingga hampir tawar. Di zona ini biasanya didominasi oleh komunitas Nypa atau Sonneratia. Di Karang Agung, komunitas N. fruticans terdapat pada jalur yang sempit di sepanjangsebagian besar sungai. Di jalur-jalur tersebut sering sekali ditemukan tegakan N. fruticans yang bersambung dengan vegetasi yang terdiri dari Cerbera sp, Glutarenghas, S. palustris dan X. granatum.ke arah pantai, campuran komunitas Sonneratia - Nypa lebih sering ditemukan. Di sebagian besar daerah lainnya, seperti di Pulau Kaget dan Pulau Kembang di mulut Sungai Barito di

10 Kalimantan Selatan atau di mulut Sungai Singkil di Aceh, Sonneratia caseolaris lebih dominan terutama di bagian estuari yang berair hampir tawar (Giesen & van Balen, 1991). d) Mangrove daratan Mangrove berada di zona perairan payau atau hampir tawar di belakang jalur hijau mangrove yang sebenarnya.jenis-jenis yang umum ditemukan pada zona ini termasuk Ficus microcarpus (F. retusa), Intsia bijuga, N. fruticans, Lumnitzera racemosa, Pandanus sp. dan Xylocarpus moluccensis(kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1993).Zona ini memiliki kekayaan jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan zona lainnya. Mangrove tumbuh selaras dengan penambahan lahan. Tetapi ada dua pendapat yang saling berlawanan mengenai peranan mangrove dan proses penambahan lahan. van Steenis (1958) berpendapat bahwa perakaran mangrove yang khas tidak berfungsi sebagai penahan lumpur dan faktor utama penambahan lahan, tetapi sistem perakaran berkembang mengikuti penimbunan lumpur. Sebaliknya Davis (1940) mengatakan bahwa perakaran mangrove berperan sebagai penahan lumpur, sehingga sistem perakaran mangrove berperan dalam perluasan lahan. Pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur tanaman yaitu antara lain lebih kecilnya ukuran daun. Sehingga penyerapan hara dan air yang berkurang akan menghambat laju fotosintesis yang pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan tanaman (Harjadi dan Yahya, 1988).