Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Heri Hermawan, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri

Penerapan Experiential Learning

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Minat Belajar PKn Pada Siswa Kelas VI SD Inpres 02 Pongian

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIIIA SMP NEGRI 1 LABUAN

Oleh: Wildan, Muhammad Ali, Fatma Dhafir. Abstrak

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Ambelang Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Agustina Simpan

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn di SDN 05 Lakea Kabupaten Buol

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Terhadap Gerak Benda Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Kautu

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres Salabenda Kecamatan Bunta

Ahmad Rifai, Kamaluddin, dan Amiruddin Kasim. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kolaborasi Kelas V SDN 3 Parigi

BAB III METODE PENELITIAN

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN Palabatu 1 Melalui Metode Diskusi

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Transkripsi:

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh Arma Mariangke, Imran, dan Dwi Septiwiharti Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Kecil Lengaru, melibatkan 14 orang siswa terdiri atas 4 orang laki-laki dan 10 orang perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas dua siklus. Di mana pada setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan di kelas dan setiap siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindakan siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 64,2% dan daya serap klasikal 66,4%. Pada tindakan siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 85,7% dan daya serap klasikal 81,4%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu dengan nilai daya serap klasikal minimal 70% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80%. Berdasarkan nilai rata-rata daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal pada kegiatan pembelajaran siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada pembelajaran PKn di SD Kecil Lengaruh. Kata Kunci: Peningkatan Hasil Belajar Siswa dan Metode Kooperatif Tipe STAD 68

I. PENDAHULUAN Peningkatan mutu pendidikan memegang peranan sangat penting dalam peningkatan sumber daya manusia dan dapat dikatakan bahwa masa depan bangsa terletak pada keberadaan pendidikan yang berkualitas pada masa kini untuk masa yang akan datang. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu pendidikan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia merupakan titik sentral dan strategi dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas dinamis mampu mandiri dan menjadi proaktif. Berdasarkan pengamatan riil di lapangan, proses pembelajaran di sekolah dewasa ini kurang meningkatkan kreativitas siswa mereka lebih banyak mendengarkan, mencatat dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, terutama dalam pembelajaran PKn. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh guru (teacher center), sebagaimana yang terjadi pada siswa kelas III SDK Lengaruh, khususnya pada pelajaran PKn sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman dan penguasaan. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, di mana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikan dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif. Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan peneliti, pada pembelajaran PKn di kelas III SDK Lengaruh pada semester ganjil terlihat bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn belum begitu baik. Hal ini terbukti dari banyaknya siswa yang memperoleh nilai ketuntasan di bawah 6,50 lebih dari 70% pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Berikut data tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas III SDK Lengaruh semester genab tahun ajaran 2013/2014. 69

Dari hasil tes terhadap perolehan nilai siswa pada mata pelajaran PKn terlihat bahwa ada beberapa penyebab. Penyebab utama adalah materi yang diajarkan guru bersifat monoton dalam menyampaikan pembelajaran. Dengan metode pembelajaran konvensional (teacher center) guru cenderung mengajukan pertanyaan. Sehingga siswa kurang memaknai materi disebabkan ada perasaan takut dalam menjawab pertanyaan. Berdasarkan alasan di atas, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk lebih meningkatkan hasil belajar PKn. Hal ini dapat diwujudkan apabila guru mampu menerapkan model pembelajaran yang dapat merangsang minat, kreatifitas dan motivasi belajar siswa. Salah satu alternatif perbaikan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan model pembeljaran kooperatif yang merupakan suatu model pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil dan bekerja sama. Kegiatan siswa dalam belajar kooperatif antara lain mengikuti penjelasan secara aktif, menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok, memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya, mendorong teman sekelompoknya untuk berpartisipasi secara aktif dan berdiskusi. Dari uraian tersebut, maka peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif itu sendiri sebagai alternatif perbaikan pembelajaran PKn siswa kelas III SDK Lengaruh. Dilihat dari sisi pemanfaatannya, model pembelajaran ini merupakan sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur, yakni saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerjasama dan proses kelompok di mana siswa menghabiskan sebagian besar waktunya di kelas dengan bekerjasama antara 4-6 orang dalam satu kelompok, serta menerima pengakuan, reward berdasarkan kinerja akademis kelompoknya. Menurut Ratumanan (2002: 13), Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan belajar berkelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, rendah). Model pembelajaran kooperatif 70

mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Model STAD yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kolegakolegannya di Universitas John Hopkins, merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan salah satu model yang banyak digunakan dalam pembelajaran kooperatif. Slavin dalam Nur Asma (2006: 51) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif dengan model STAD, siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima orang siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial lainnya. Guru lebih dahulu menyajikan materi dalam kelas, kemudian anggota team mempelajari dan berlatih untuk materi tersebut dalam kelompok mereka yang biasanya bekerja berpasangan. Mereka melengkapi lembar kerja, bertanya satu sama lain, membahas masalah dan mengerjakan latihan. Tugastugas mereka itu harus dikuasai oleh setiap anggota kelompok. Pada akhirnya guru memberikan kuis yang harus dikerjakan siswa secara individu. Hasan, dkk (1991:23-27) mengutip Taksonomi Bloom yang membagi hasil belajar atas tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif berhubungan dengan berpikir, ranah afektif berhubungan dengan kemampuan perasaan, sikap dan kepribadian, sedangkan ranah psikomotor berhubungan dengan persoalan keterampilan motorik yang dikendalikan oleh kematangan psikologis. Menurut Udin S. Winataputra (2001: 23) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sudah menjadi bagian intern dari instrumentasi serta praksis pendidikan nasional Indonesia dalam lima status. Pertama, sebagai mata pelajaran di sekolah. Kedua, sebagai mata kuliah diperguruan tinggi. Ketiga, sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan guru. Keempat, sebagai program pendidikan politik yang dikemas dalam bentuk Penataran Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila (Penataran P4) atau sejenisnya yang pernah dikelola oleh pemerintah sebagai suatu crash program. 71

Kelima, sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok pakar terkait, yang dikembangkan sebagai landasan dan kerangka berpikir mengenai pendidikan kewarganegaraan dalam status pertama, kedua, ketiga, dan keempat. II. METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDK Lengaruh pada kelas III dengan situasi dan kondisi sebagai berikut: jumlah siswa 14 orang yang terdiri 4 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan Penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap penelitian yang disebut siklus. Model penelitian ini mengacu pada modifikasi diagram Kemmis dan Mc Taggart dalam (Direktorat Departemen Pendidikan Nasional, 2005: 6), seperti yang terlihat pada gambar 2. Tiap siklus dilakukan 4 tahap, yaitu 1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Tahap Tahap Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, yaitu siklus I dan siklus II dengan masing-masing 2 kali pertemuan. Yang akan direncanakan pada Bulan Januari Sampai dengan Bulan Februari Siklus I a. Perencanaan Pada tahapan ini dilakukan pengamatan mengenai: (1) Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan. (2) Merancang pembuatan Rencana Pembelajaran. (3) Merancang pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. (4) Merancang lembar observasi aktivitas pembelajaran oleh guru. (5) Merancang lembar observasi aktivitas belajar siswa. b. Pelaksanaan Pada tahapan ini dilakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran. (2) Melaksanakan pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan langkah sebagai berikut: (a) Guru mengadakan apersepsi. (b) Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan 72

dicapai. (c) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. (d) Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam kelompok. (e) Guru meminta salah satu perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing. (f) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran. (g) Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara individual. (h) Guru memberi penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai. c. Observasi / Pengamatan Pada tahapan ini hal-hal yang dilakukan adalah: (1) Melakukan pengamatan dan pencatatan pelaksanaan tindakan pembelajaran, kelemahan dan keaktifan siswa dan ketidak sesuaian dengan skenario yang direncakan. (2) Alat untuk pengamatan pedoman observasi untuk penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. (3) Diskusi dengan teman sejawat tentang proses tindakan. d. Refleksi Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah: (1) Menilai pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran, kegiatan, keaktifan siswa, keinginan, pendekatan dan strategi yang digunakan. (2) Menganalisis data dan mencari hasil perkembangan siswa sebagai bahan diskusi. (3) Menilai kekuatan dan kelemahan strategi yang digunakan. (4) Mendiskusikan hambatan dan kelemahan pelaksanaan tindakan pada siklus I. (5) Membuat rencana awal tindakan yang lebih baik untuk diteruskan pada siklus II. Siklus II a. Melaksanakan rencana tindakan II b. Mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan pembelajaran PKn materi menaati peraturan perundangundangan c. Observasi / Pengamatan Pada tahap ini hal yang dilakukan : (1) Melaksanakan pengamatan lebih teliti pada proses tindak II, keaktifan, kesenangan dan kreatifitas serta motivasi 73

siswa. (2) Mencatat hasil kegiatan pengamatan. (3) Mencatat hasil peningkatan. (4) Mencatat hasil akhir perkembangan hasil belajar siswa. d. Refleksi 1. Menganalisis data akhir dari alat pengumpulan data dan format penilaian 2. Menilai hasil akhir perkembangan penguasaan pembelajaran PKn siswa. Jenis dan Sumber Data Jenis data Jenis data yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah: (1) Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari aktivitas siswa dan aktivitas guru berupa data hasil observasi. (2) Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada siswa. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah 1 orang guru yang menjadi pengamat (observer) dan siswa berjumlah 29 orang yang terdiri 10 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan. Teknik Pengumpulan Data Observasi Teknik observasi model check list, teknik ini digunakan untuk mengamati penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan pembelajaran PKn dengan materi menaati peraturan perundang-undangan di kelas III SDK Lengaruh. Test Data tentang kemampuan siswa baik secara individual maupun secara klasikal diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa. Teknik Analisis Data Analisis Data Kuantitatif Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes belajar siswa dan menentukan presentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan teknik penilaian sebagai berikut: 1) Ketuntasan Belajar Klasikal 74

Suatu kelas dikatakan tuntas jika presentase klasikal yang dicapai adalah 80% (Depdiknas, 2001:37). 2) Daya Serap Individu Suatu kelas dikatakan tuntas belajar individu jika presentase daya serap individu sekurang-kurangnya 70% (Depdiknas, 2001:37). Analisis Data Kualitatif Analisa data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah 1) mereduksi data, dan 2) penyajian data. Indikator Kinerja a. Indikator kinerja Kulitatif Indikator kualitatf pembelajaran dapat di lihat dari aktifitas siswa dan guru dan hasil kegiatan. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa dan guru telah berada dalam kategori baik atau sangat baik. b. Indikator kinerja Kuantitatif Hal ini dijadikan sebagai indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas atau PTK adalah apabila data yang diperoleh telah menunjukkan adanya perolehan hasil evaluasi maksimal selama penelitian tindakan pada siswa kelas III di SDK Lengaruh dengan indikatornya Seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara individu bila diperoleh presentase daya serap individual lebih atau sama dengan 70% dan tuntas belajar secara klasikal, bila di peroleh presentase daya serap klasikal lebih dari atau sama dengan 80% (Depdiknas, 2004 :37 ). III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah observasi di kelas III SDK Lengaruh. Tujuannya adalah untuk mengetahui situasi dan kondisi kelas yang akan dijadikan subyek penelitian. Tindakan Siklus I a. Pelaksanaan Tindakan 75

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dimulai pada hari Senin 17 Maret 2014 dan hari Kamis 20 Maret 2014, yang didampingi oleh Bapak Atsir, S.Pd selaku observer yang mengajar pada SDK Lenguru. Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. b. Hasil Observasi Observasi ini dilakukan dua observer dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan peneliti. Adapun hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama 2 kali pertemuan: 1. Aktivitas Siswa Berdasarkan data hasil observasi siswa pada Tabel 4.2, jumlah skor kegiatan yang diperoleh pada pertemuan pertama 33 dari skor maksimal 52 sehingga persentase kegiatan pada pertemuan 1 sebesar 63%. Hasil observasi pada pertemuan 2 diperoleh skor total kegiatan 41 dari skor maksimal 52 sehingga persentase kegiatan pertemuan 2 sebesar 79%. Keterangan tersebut menandakan bahwa taraf keberhasilan aktivitas siswa berada dalam kategori baik. 2. Aktivitas Guru Berdasarkan data hasil observasi aktivitas guru pada tabel 4.3, jumlah skor yang diperoleh pada pertemuan 1 adalah 25 dari skor maksimal 40, maka persentase kegiatan siswa sebesar 63%. Hasil observasi pada pertemuan 2 diperoleh skor total kegiatan 31 dari skor maksimal 40 sehingga persentase kegiatan sebesar 77,5% Keterangan tersebut menandakan bahwa taraf keberhasilan aktivitas Guru berada dalam kategori baik. c. Hasil Tes Akhir Tindakan Siklus I Ketika pelaksanaan tindakan siklus I berakhir dalam dua kali pertemuan, yang kemudian diakhiri dengan tes evaluasi pada hari sabtu 22 Maret 2014 untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pada Tabel 4.1, presentase ketuntasan klasikal belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu minimal 80 %. Hal ini menandakan ada beberapa siswa belum mampu mengerjakan soal dengan baik. d. Refleksi Tindakan Siklus I 76

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru pada siklus I dan tes hasil tindakan siklus I selanjutnya dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi siklus I digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan lebih efektif untuk memeperoleh hasil belajar yang lebih baik pada siklus berikutnya. Adapun hasil evaluasi siklus I dapat dikemukakan kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus I beserta analisis penyebab dan rekomendasinya. Selain dari beberapa kekurangan pada siklus di atas, dari analisis tes hasil belajar siswa diperoleh presentase ketuntasan klasikal yaitu 75% dan hasil ini belum mencapai indikator ketuntasan klasikal. Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin 7 April 2014 dan hari Rabu 9 April 2014. Materi pembelajaran yang dibahas adalah rasa bangga sebagai anak bangsa dengan alokasi waktu yang sama 2 x 35 menit. a. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin 7 April 2014 dan hari Rabu 9 April 2014. Materi pembelajaran yang dibahas adalah rasa bangga sebagai anak bangsa dengan alokasi waktu yang sama 2 x 35 menit. b. Hasil Observasi Observasi pada siklus II juga melihat aktifitas guru dan siswa di kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar observasi siklus II dan dibantu oleh dua observer yang sama. 1. Aktivitas Siswa Berdasarkan data hasil observasi Tabel 4.5 di atas, jumlah skor kegiatan yang diperoleh pada pertemuan pertama 44 dari skor maksimal 52 sehingga presentase kegiatan sebesar 85%. Hasil observasi pada pertemuan kedua diperoleh skor total kegiatan 49 dari skor maksimal 52 sehingga persentase kegiatan sebesar 94%. Keterangan tersebut menandakan bahwa taraf keberhasilan aktivitas Siswa berada dalam kategori sangat baik. 2. Aktivitas Guru Berdasarkan data hasil observasi pada Tabel 4.6 di atas, jumlah skor yang diperoleh pada pertemuan pertama 34 dari skor maksimal 40 maka, persentase 77

aktivitas guru 85%. Hasil observasi pada pertemuan kedua diperoleh skor total kegiatan 37 dari skor maksimal 40 sehingga, persentase kegiatan sebesar 92%. Keterangan tersebut menandakan bahwa taraf keberhasilan aktivitas guru, berada dalam katergori sangat baik. c. Hasil Tes Akhir Tindakan Siklus II Pemberian tes siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu 12 April 2014. Tes akhir juga berupa isian dengan jumlah soal yang sama pada siklus I, begitu pula dengan waktu yang diberikan untuk mengerjakan tes. Persentase ketuntasan klasikal sudah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yakni lebih dari atau sama dengan 80 %. d. Refleksi Setelah perbaikan pada aspek-aspek yang menjadi kekurangan penelitian ini maka melihat dari hasil observasi siklus II menunjukkan adanya peningkatan beberapa aspek yang menunjukan adanya kemajuan dengan meningkatnya persentase dari aspek kegiatan. Hasil Belajar Siswa Sebelum melaksanakan penelitian ini ada beberapa hal yang direncanakan oleh peneliti yaitu menetapkan materi ajar. Pada siklus I materi yang dipilih yaitu ciri khas bangsa Indonesia karena materi ini dianggap cocok untuk diajarkan kepada siswa. Selanjutnya membuat Rencana Program Pembelajaran (RPP) agar proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik, membuat skenario pembelajaran, membuat LKS yang sesuai dengan materi pembelajaran dengan tujuan melihat keaktifan siswa dalam pembelajaran, membuat lembar observasi guru dan siswa untuk menilai aktifitas guru dan siswa sampai pada pembuatan alat evaluasi berupa tes hasil belajar untuk mengukur pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yang diakhiri dengan pemberian tes evaluasi pada pertemuan ke tiga. Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini juga dilakukan observasi terhadap guru dan siswa. Hasil observasi menunjukan persentase kegiatan guru mengalami peningkatan yakni 63% pada pertemuan 1 naik menjadi 77,5% pada pertemuan 2 78

serta hasil observasi siswa persentasenya juga mengalami peningkatan yakni 63% pada pertemuan 1 naik menjadi 79% pada pertemuan 2. Dari data tersebut dapat diketahui persentase aktivitas guru dan siswa berada pada kategori baik. Analisis hasil belajar pada siklus I diperoleh jumlah siswa yang tuntas 9 siswa dari 14 siswa dengan persentase ketuntasan klasikal 64,2% dan persentase daya serap klasikal 66,4%. Hasil tersebut menunjukan bahwa ketuntasan klasikal belum mencapai indikator keberhasilan yang ditargetkan. Berarti sebagian siswa belum mampu memahami materi yang diajarkan dengan demikian maka perlu perbaikan pada siklus I ini sehingga perlu dilaksanakan siklus II dengan tujuan memperbaiki kekurangan pada siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus II sudah masuk dalam kategori sangat baik, ini dapat dilihat dari persentase aktivitas guru 85% pada pertemuan 1 dan 92% pada pertemuan 2 serta persentase aktivitas siswa 85% pada pertemuan 1 dan 94% pada pertemuan 2. Meningkatnya pelaksanaan tindakan pada siklus 2 ini karena membaiknya penguasaan kelas atau pengelolaan pembelajaran oleh guru, sehingga dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Bimbingan guru pada siswa sudah merata, setiap siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dibantu oleh guru. Pengelolaan waktu oleh guru sudah baik, sebagian besar siswa mampu menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu. Hasil belajar pada siklus II juga mengalami peningkatan yakni jumlah siswa yang tuntas menjadi 12 siswa dari 14 siswa dengan persentase ketuntasan klasikal 85,7% dan persentase daya serap klasikal menjadi 81,4% berarti penguasaan siswa terhadap materi meningkat. Hasil refleksi siklus II terlihat bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena proses pembelajaran berpusat pada siswa dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. Walaupun pada awalnya siswa belum memiliki kesiapan untuk menerima model pembelajaran ini karena masih asing bagi siswa ataupun belum perna diterapkan sebelumnya sehingga hasil belajar belum mencapai target yang ingin dicapai. Namun, setelah model ini diterapkan secara berulang yakni pada siklus II, sudah mampu membangkitkan minat belajar siswa sehingga proses pembelajaran 79

berlangsung dengan baik dan hasil belajar pun terjadi peningkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua indikator kerja sudah tercapai pada siklus II. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDK Lengaruh Pada materi Bangga Sebagai Bangsah Indonesia. Berdasarkan analisis hasil belajar menunjukan pada siklus I persentase ketuntasan klasikal adalah 64,2% dengan jumlah siswa yang tuntas 9 siswa dari 14 siswa sedangkan pada siklus II persentase ketuntasa klasikal 85,7% dengan jumlah siswa yang tuntas 12 siswa dari 14 siswa. Saran Berdasarkan pengalaman selama mengadakan penelitian di kelas III SDK Lenguru, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: a. Pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. b. Guru dalam pembelajaran PKn dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan menarik minat belajar siswa. 80

DAFTAR PUSTAKA Hasan, dkk., 1991. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Nur Asma, 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Udin S. Winataputra. 2001. Jati diri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistematik Pendidikan Demokrasi. Disertasi. Bandung: PPS UPI. Depdiknas, 2001. Penilaian. Jakarta : Depertemen Pendidikan Nasional Direktorat Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Sains Cetakan Ke-4. Penerbit Dikjar. Jakarta. 81