BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
Perpustakaan sekolah

UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Perpustakaan sekolah SNI 7329:2009

Perpustakaan sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

II. TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan hidupnya. Umar, (2005 : 34) menyatakan bahwa Gaji

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

Perpustakaan umum kabupaten/kota

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003, h. 16), menjelaskan bahwa

BAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB II KERANGKA TEORETIS

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

II. TINJAUAN PUSTAKA

Perpustakaan umum kabupaten/kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB II LANDASAN TEORI. sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. (Purwanto, 2002: 71).

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB I PENDAHULUAN. mampu mencapai kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan. Namun, salah satu

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap.

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Deskripsi Konseptual Dan Subfokus Penelitian 1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. dan akhiran an menjadi pembelajaran, yang berarti proses, pembuatan, cara mengajar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

Manfaat perpustakaan sekolah menurut Bafdal (2009 : 5). adalah sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB II KAJIAN TEORITIS. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya yang penggerak dari dalam

MOTIVASI BELAJAR. Tiga aspek motivasi menurut Walgito, yaitu :

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Menurut Darwyn Syah (2007:133), bahwa metode pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FUNGSI PERPUSTAKAAN DALAM MEMOTIVASI BELAJAR. Oleh Imran Benawi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN TEORETIS. a. Definisi Pembelajaran Kooperatif. ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar

Mengukur Kualitas Perpustakaan Sekolah Menggunakan :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. sarana pendidikan seperti perpustakaan. Perpustakaan memiliki manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Noerhayati (1987:1) mengatakan perpustakaan perguruan tinggi adalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Untuk mencapai keberhasilan di Perguruan Tinggi, perlu didukung

Oleh Kepala Bidang Perpustakaan BPAD Provinsi DKI Jakarta

Persiapan Perpustakaan Sekolah dalam Menghadapi Akreditasi Perpustakaan 1. Oleh. Heri Abi Burachman Hakim, SIP 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang kita amati dan meramalkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan jelas dan singkat pokok permasalahan. dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pengertian, fungsi, dan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN MINAT BACA PADA SISWA. Dosen : Nanik Arkiyah, M.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II LANDASAN TEORI

PERPUSTAKAAN DAN MINAT BACA SISWA. Saroni

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Contoh Makalah Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar

BAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN. kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dukungan keluarga menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. yang makin bertambah dan makin padat, bangunan-bangunannya yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. tindakan, sedangkan motivasi secara utuh merupakan proses pengerahan dan

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Prestasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Perpustakaan Sekolah 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah Sebelum mendefenisikan perpustakaan sekolah, sebaiknya terlebih dahulu memahami arti atau defenisi perpustakaan, dalam bahasa Indonesia istilah perpustakaan dibentuk dari kata dasar pustaka yang ditambah awalan per dan akhiran an. Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia perpustakaan diartikan sebagai kumpulan buku-buku. Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, mendefinisikan perpustakaan sebagai sebuah institusi. Unsur-unsur sebuah institusi diantaranya adalah harus adanya suatu susunan struktur organisasi. Dalam Standar Nasional Perpustakaan Sekolah Dasar dijelaskan bahwa struktur organisasi perpustakaan sekolah terdiri dari kepala perpustakaan, layanan pemustaka, dan layanan teknis. Struktur kepala perpustakaan sekolah langsung berada di bawah kepala sekolah. Menurut P. Sumardji (1991) perpustakaan adalah koleksi yang terdiri dari bahan-bahan tertulis, tercetak maupun grafis lainnya seperti film, slide, piringan hitam, tape, dalam ruangan atau gedung yang diatur dan diorganisasikan dengan sistem tertentu agar dapat digunakan untuk keperluan studi, penelitian, pembacaan dan lain 12

13 sebagainya. C. Larasati Milburga, dkk (1986) menyatakan bahwa perpustakaan merupakan suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk dipergunakan secara berkesinambungan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. Sedangkan menurut Sulistyo Basuki (2006) bahwa perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Perpustakaan merupakan sarana pendukung kegiatan belajar mengajar dimana kegiatan utama perpustakaan adalah menyebarkan informasi dan pengetahuan. Salah satu jenisnya adalah perpustakaan sekolah, yang merupakan suatu perpustakaan yang berada pada lingkungan sekolah dan berfungsi untuk membantu menunjang program pendidikan di sekolah. Secara umum yang disebut perpustakaan sekolah yaitu sebuah perpustakaan yang berada di sekolah, dalam pelayanannya terbatas oleh pelajar yang berada di sekolah yang bersangkutan. Perpustakaan sekolah (SNI7329-2009), pengertian perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan

14 pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan (Giri Kurniadi, 2014) Menurut Bafadal (2009) perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja dari lembaga pendidikan yang mengelola buku-buku maupun bukan berupa buku (no book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat dipergunakan sebagai sumber informasi dan membantu siswa dan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. Perpustakaan sebagai pusat dan sumber informasi atau sumber belajar yang dapat mendorong setiap siswa untuk aktif dalam belajar. Perpustakaan sekolah dasar bukan hanya merupakan unit kerja yang menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi murid, tapi juga merupakan bagian yang integral dalam pembelajaran. Penyelenggaraan pepustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai kurikulum, menyelenggrakan kegiataan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan penunjang lainnya ( Asih Winarto, 2015) Jadi perpustakaan adalah suatu unit kerja dari sebuah lembaga pendidikan yang menghimpun dan menyimpan koleksi pustaka untuk menunjang proses belajar mengajar satuan pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu dalam memenuhi kebutuhan pemustaka.

15 2. Tujuan Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral proses pendidikan. Berikut ini butiran penting bagi pengembangan literasi, literasi informasi, pengajaran, pembelajaran dan kebuadayaan serta merupakan jasa inti perpustakaan. Adapun tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut: a) Mendukung dan memperluas sasaran pendidikan sebagaimana digariskan dalam misi dan kurikulum sekolah. b) Mengembangkan dan mempertahankan kelanjutan anak dalam kebiasaan dan keceriaan membaca dan belajar, serta menggunakan perpustakaan sepanjang hayat mereka. c) Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dalam menciptakan dan menggunakan informasi untuk pengetahuan, pemahaman, daya pikir dan keceriaan. d) Mendukung semua murid/siswa dalam pembelajaran dan praktek keterampilan mengevaluasi dan menggunakan informasi, tanpa memandang bentuk, format atau media, termasuk kepekaan modus berkomunikasi di komunitas. e) Menyediakan akses ke sumber daya lokal, regional, nasional dan global dan kesempatan pembelajar menyingkap ide, pengalaman dan opini yang beraneka ragam. f) Mengorganisasi aktivitas yang mendorong kesadaran serta kepekaan budaya dan sosial.

16 g) Promosi membaca dan sumber daya serta jasa perpustakaan sekolah kepada seluruh komunitas sekolah dan masyarakat luas. h) Mengembangkan kebijakan dan jasa, memilih dan memperoleh sumber daya informasi, menyediakan akses fisik dan intelektual ke sumber informasi yang sesuai, menyediakan fasilitas pembelajaran, serta mempekerjakan staf terlatih i) Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri. (Efrizal Hendri 2007:9-11) 3. Fungsi Perpustakaan Sekolah Fungsi perpustakaan sekolah menurut UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan pada pasal 13 ayat 1-6 adalah sebagai pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, khususnya dengan memerankan fungsi perpustakaan sekolah tidak akan lepas dari sejumlah hal-hal sebagai berikut: a. Setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan standar nasional pendidikan. b. Memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dan jumlah yang mencukupi untuk melayani semua siswa.

17 c. Mengembangkan koleksi lain yang mendukung pelaksanaan kurikulum pendidikan. d. Melayani siswa pendidikan kesetaraan yang dilaksanakan di lingkungan satuan pendidikan yang bersangkutan e. Mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi dan komunikasi f. Mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja barang di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaan. Fungsi perpustakaan menurut SNI (Standar Nasional Indonesia) 7329:2009 yaitu sebagai berikut: a. Setiap sekolah menyelenggarakan perpustakaan sekolah b. Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah berada di bawah tanggung jawab kepala sekolah c. Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar, kedudukannya sejajar dengan sumber belajar lainnya. d. Perpustakaan sekolah adalah unit kerja yang melakukan kegiatan/fungsi pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan pendayagunaan materi perpustakaan untuk mendukung pembelajaran. e. Kegiatan dan fungsi tersebut dalam bidang perpustakaan dikelompokkan menjadi dua:

18 1) layanan teknis yaitu kegiatan pengadaan dan pengolahan materi perpustakaan 2) layanan pembaca yaitu kegiatan yang memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan f. untuk melaksanakan fungsi tersebut, perpustakaan sekolah dipimpin oleh kepala perpustakaan sekolah yang ditunjuk/ditetapkan berdasarkan surat tugas/surat keputusan kepala sekolah. g. Unit perpustakaan sekolah dalam struktur organisasi sekolah. 4. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Menurut kamus besar bahasa indonesia (2015) pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang artinya guna, faedah. Dengan demikian pemanfaatan dapat diartikan suatu cara atau proses dalam pemanfaatan suatu benda atau objek. Apabila pemanfaatan perpustakaan belum optimal, maka perlu diadakan pembinaan terhadap pemakai perpustakaan, hal ini sesuai dengan pendapat (Darmono, 2001) yang mana menjelaskan bahwa pemanfaatan perpustakaan berkaitan erat dengan adanya proses pembinaan perpustakaan, tujuan layanan ini adalah untuk membantu pengguna perpustakaan agar dapat memanfaatkan semua bentuk sarana layanan perpustakaan dengan mudah. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan dapat diartikan sebagai suatu cara, proses, perbuatan dan pemanfaatan

19 sesuatu bisa dimanfaatkan atau digunakan. Dalam penelitian ini peneliti membahas pemanfaatan perpustakaan sekolah, maka pemanfaatan perpustakaan dapat diartikan sebagai cara, proses, perbuatan dan kegiatan pemanfaatan perpustakaan pada perpustakaan sekolah. 5. Bentuk Layanan Perpustakaan Sekolah Jenis layanan yang lazim diberikan oleh perpustakaan sekolah sesuai dengan SNI Perpustakaan Sekolah yaitu kegiatan pendayagunaan koleksi materi perpustakaan kepada pengguna yang meliputi sebagai berikut: a. Layanan referensi merupakan jasa perpustakaan dalam menjawab pertanyaan, menelusur dan menyediakan materi perpustakaan dan informasi sesuai dengan permintaan pengguna dengan mendayagunakan koleksi referensi b. Layanan sirkulasi ialah jasa perpustakaan untuk meminjamkan materi perpustakaan bagi pengguna sesuai dengan ketentuan yang berlaku c. Penelusuran, layanan perpustakaan dengan menggunakan alat bantu seperti catalog, daftar bibliografi untuk membantu pemakai menemukan informasi yang dibutuhkan. d. Pendidikan pengguna adalah kegiatan perpustakaan yang bertujuan menjadikan pengguna mampu mendayagunakan

20 koleksi perpustakaan secara mandiri sesuai dengan kebutuhannya. e. Pinjam antar perpustakaan merupakan kegiatan peminjaman koleksi di perpustakaan lain melalui kerjasama perpustakaan yang sudah disepakati bersama. Layanan merupakan salah satu kegiatan yang harus ada pada di perpustakaan. Dari kegiatan layanan ini, akan dapat diketahui penilaian baik buruknya suatu perpustakan. Perpustakaan akan dinilai baik manakala dapat memberikan layanan yang terbaik dan bisa memenuhi harapan dan kebutuhan pemustakanya, tetati sebaliknya perpustakaan akan dinilai tidak baik manakala layanan yang diberikan juga tidak baik. (Anita Listiara, dkk, 2012) 6. Ruangan dan Perlengkapan Perpustakaan Sekolah Ruang perpustakaan sekolah bisa berupa ruang seperti ruang kelas karena memang yang ada hanya ruang kelas biasa yang kebetulan tidak terpakai, dan bisa berupa gedung khusus yang dalam pembangunannya memang direncanakan untuk perpustakaan sekolah. Apapun bentuknya baik berupa ruang kelas ataupun gedung khusus harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu untuk penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Luas gedung atau ruang perpustakaan sekolah tergantung kepada jumlah murid yang dilayani. Semakin banyak jumlah murid pada suatu sekolah semakin luas pula gedung atau ruang yang harus disiapkan

21 untuk penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Oleh Depdikbud bagian proyek pembakuan sarana pendidikan memberikan pedoman ukuran gedung perpustakaan sesuai dengan tipe sekolah. Tipe-tipe sekolah tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini : SD tipe A (360-480 murid) luas ruangannya = 56 m2 SD tipe B (180-360 murid) luas ruangannya = 56 m2 SD tipe C (91-180 murid) luas ruangannya = 56 m2 SD tipe D (60-90 murid) luas ruangannya = 400 m2 SMP tipe A (1200-1400 murid) luas ruangannya = 400 m2 SMP tipe B (800-900 murid) luas ruangannya = 300 m2 SMP tipe C (400-480 murid) luas ruangannya = 200 m2 SMP tipe D (250-280 murid) luas ruangannya = 100 m2 SMA tipe A (850-1150 murid) luas ruangannya = 300 m2 SMA tipe B (400-850 murid) luas ruangannya = 200 m2 SMA tipe C (250-400 murid) luas ruangannya = 100 m2 Satu hal yang perlu diingat bahwa dalam mendirikan gedung perpustakaan sekolah harus mempertimbangkan dengan cermat tentang lokasi. Sering kali kita lihat adanya gedung perpustakaan sekolah yang megah dengan biaya pembangunan yang cukup tinggi tetapi kurang efektif dalam pemanfaatannya.

22 Perpustakaan sekolah tidak mementingkan kemegahan tetapi yang penting perencanaan pembangunan yang matang sehingga menghasilkan suatu bangunan yang berkualitas tinggi dan berfungsi secara tepat guna dan berdaya guna. Untuk itu ada beberapa asas atau pedoman yang perlu diperhatikan pada waktu mendirikan gedung perpustakaan sekolah, atau dalam memilih salah satu ruang untuk kepentingan perpustakaan sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SDMI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), DAN Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dijelaskan bahwa: a) Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan siswa dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan. b) Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku. c) Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah yang mudah di capai. d) Ruang perpustakaan dilengkapi sarana perpustakaan e) Perpustakaan menyediakan gedung/ruang yang cukup untuk koleksi, staf dan pemustakanya dengan ketentuan bila 1 sampai 6

23 rombongan belajar seluas 56 M2, 7 sampai 12 rombongan belajar seluas 84 M2, 13 sampai 24 rombongan belajar seluas 112 M2. Lebar minimal ruang perpustakaan 5 M2. f) Pengaturan ruangan secara teknis mengikuti ketentuan yang diatur dalam Permendiknas No.24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). g) Gedung/ruang perpustakaan sekurang-kurangnya meliputi : area koleksi, area baca dan area kerja. B. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Menurut M.Utsman Najati (dalam buku Abdul Rahman Shaleh 2009:183) motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Istilah motivasi berasal dari kata; motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tidak bertindak atau berbuat. Menurut (Ishandi Rukminto Adi 1994:154) motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya berupa rangsangan dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.

24 Menurut Mulyasa (2003:112) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Siswa akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi. Seseorang siswa akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang disebut motivasi. Sardirman (2006:73) menyatakan Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi seseorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal yaitu sebagai berikut : a) Faktor Internal (Dalam) Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri meliputi aspek psikologis. Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas seseorang yang berupa inteligensi seseorang (keingintahuan), minat seseorang (kemauan sendiri), dan bakat seseorang. (Muhibbi Syah, M.Ed, 2003:144) b) Faktor Eksternal (Luar) Seperti faktor internal seseorang, faktor eksternal juga mempunyai aspek yakni, lingkungan sosial dan lingkungan seperti guru dan teman dapat mempengaruhi semangat seseorang. Seperti system pujian, nilai, ajakan, suruhan dan paksaan. (Martin Handoko, 2002:42)

25 2. Proses Motivasi Dari kesimpulan pengertian motivasi yang dijelaskan sebelumnya, dapat dilihat kerangka hubungan antara kebutuhan dan motivasi pada bagian berikut: DORONGAN Motif Perbuatan Tujuan Motivasi Kebutuhan Gambar 1. Proses terjadinya tingkahlaku bermotivasi (Sumber: Martin Handoko, 51: 2002) Dari bagan diatas, dapat dijelaskan bahwa kebutuhan merupakan hal utama terjadinya motivasi yang akan meninbulkan dorongan apabila ada motif dalam diri seseorang. Motif tersebut diaplikasikan dalam kegiatannya berupa perbuatan yang dilandasi dengan keinginan untuk memperoleh kepuasan yaitu mencapai tujuannya. Motivasi merupakan alat yang dapat melahirkan kekuatan untuk berbuat. Sehingga semakin besar motivasi akan semakin besar kesuksesan, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat membaca buku

26 untuk meningkatkan prestasinya dalam belajar (Syaiful Bahri Djamarah 2008:96). Begitu juga sebaliknya, mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh, mudah putus asa, akibatnya akan banyak mengalami kesulitan. 3. Tujuan Motivasi Menurut Sefri Pebriona (2009:21) tujuan dari motivasi itu sendiri adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu. 4. Jenis Motivasi Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:86) motivasi sebagai kekuatan mental individu memiliki 2 jenis tingkat kekuatan, yaitu: a) Motivasi Primer Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar yang umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. b) Motivasi Sekunder Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari, motif ini dikaitkan dengan motif sosial, sikap dan emosi dalam belajar. Sehingga motivasi sekunder dan primer sangat penting dikaitkan oleh siswa dalam usaha pencapaian prestasi belajar.

27 5. Sifat Motivasi Dalam menumbuhkan motivasi belajar tidak hanya timbul dari dalam diri siswa tetapi juga berasal dari luar siswa. Yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Dimyati dan Mudjiono, 2002:90). a) Motivasi Intrinsik Adalah motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi individu itu sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar individu. b) Motivasi Ekstrinsik Adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Ia mendapat pengaruh atau rangsangan dari luar. 6. Fungsi Motivasi Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melaksanakan aktivitas belajar. Baik itu motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik fungsinya sebagai pendorong, penggerak dan penyeleksi perbuatan. Untuk lebih jelasnya fungsi motivasi menurut (Hamalik 2003:161) yaitu: a) Motivasi sebagai pendorong perbuatan Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya siswa ambil dalam rangka belajar. b) Motivasi sebagai penggerak perbuatan

28 Dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap siswa itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan Siswa yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. 7. Teori Motivasi Menurut Sri Mulyani seperti dikutip oleh Darsono (2000:62) teori motivasi dibagi menjadi tiga yaitu: motif berprestasi, motif berafiliasi dan motif berkuasa. Dalam Dimyati mengutip pendapat Maslow (2002:80), mengemukakan kebutuhan akan motivasi berdasarkan 5 tingkatan penting yaitu: a. Kebutuhan fisiologis adalah berkenan dengan kebutuhan pokok manusia yaitu sandang, papan atau perumahan, pangan. b. Kebutuhan akan perasaan aman adalah berhubungan dengan keamanan yang terkait fisik maupun psikis, bebas dari rasa takut dan cemas. c. Kebutuhan social adalah diterima dalam lingkungan orang lain yaitu pemilikan harga diri, kesempatan untuk maju. d. Kebutuhan akan penghargaan usaha menumbuhkan jati diri. e. Kebutuhan untuk aktualisasi diri adalah kebutuhan individu menjadi sesuatu yang sesuai kemampuannya.

29 Kebutuhan-kebutuhan ini hendaknya dapat dipenuhi siswa. Siswa yang memilki kebutuhan akan termotivasi, akan merasa nyaman dalam belajar, dapat giat dan tekun karena berbagai kebutuhannya dapat terpenuhi. 8. Ciri-Ciri Motivasi Menurut Sardiman (2006:83) motivasi pada diri seseorang itu memiliki cirri-ciri: a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandiri e. Tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin f. Dapat mempertahankan pendapatnya g. Tidak cepat menyerah terhadap hal yang diyakini h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Apabila seseorang mempunyai ciri-ciri tersebut, berarti siswa mempunyai motivasi yang cukup kuat. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik jika siswa memliki minat untuk belajar, tekun dalam menghadapi tugas, senang memecahkan soal-soal, ulet dalam mengatasi kesulitan belajar. 9. Pengukuran Motivasi Pengukuran motivasi di sini maksudnya adalah yang berhubungan dengan efektivitas motivasi dalam mempengaruhi sikap dan tingkah

30 laku manusia. Motivasi menjadi efektif dan tepat sasaran ketika dilakukan sesuai dengan teori dan disesuaikan pada objek yang tepat. Dalam kasus minsalnya, ketika seorang Siswa menjadi tekun dalam belajar, hampir dapat dipastikan dia termotivasi dengan sesuatu, seperti ingin menjadi pintar atau ingin menjadi juara umum dan mendapat hadiah. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat dan jelas, pasti akan tekun dan berhasil dalam belajarnya. Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut: a) Penolong untuk berbuat dalam mencapai tujuan. b) Penentu arah perbuatan yakni ke arah yang akan dicapai. c) Penyeleksi perbuatan sehingga perbuatan manusia senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, jika didapati manusia yang dalam sikap dan tingkah lakunya tidak terarah dan tanpa tujuan, dapat dipastikan orang tersebut tidak memiliki motivasi. (Abdul Rahman Shaleh, 2009:204) 10. Upaya Meningkatkan Motivasi Menurut De Decce dan Grawford (1974) ada empat cara meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu : a) Menggairahkan Siswa Dalam kegiatan rutin kelas sehari-hari guru harus berusaha menghindari hal-hal yang menoton dan membosankan. Ia harus

31 selalu memberikan kepada siswa cukup banyak hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Bagi perpustakaan untuk membangkitkan gairah siswa dapat dengan cara menambah koleksi baru dan menata ruangan perpustakaan senyaman mungkin, sehingga siswa tidak cepat bosan ke perpustakaan. b) Memberikan Harapan Realistis Bila siswa telah banyak mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan kepada siswa. Sehingga guru harus dapat membedakan antara harapan-harapan yang realitis, pesimitis atau terlalu optimis. Harapan yang diberikan tentu saja terjangkau dan dengan pertimbangan yang matang. Harapan yang tidak realistis adalah kebohongan dan itu yang tidak disenangi oleh siswa. Jadi jangan coba-coba menjual harapan munafik bila tidak ingin dirugikan oleh siswa. Untuk perpustakaan dengan memberikan harapan realistis terhadap siswa maksudnya pustakawan harus bisa memberikan dukungan kepada siswa yang mengalami kegagalan dalam aktivitas akademik, dan dapat membantu siswa yang gagal tersebut dengan mengarahkanya bahwa koleksi perpustakaan sekolah bisa membantunya dalam belajar. c) Memberikan Insentif Bila siswa mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada siswa dapat berupa pujian, angka yang baik dan

32 sebagainya atas keberhasilan yang didapat, sehingga siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Sedangkan untuk perpustakaan juga bisa memberikan insentif terhadap siswa misalnya seperti bagi anak-anak yang rajin ke perpustakaan akan diberikan hadiah buku terbaru. d) Mengarahkan Perilaku Siswa Mengarahkan prilaku siswa adalah tugas dari guru. Disini para guru dituntut untuk memberikan respons terhadap siswa yang tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar dikelas. Siswa yang diam dan membuat keributan, yang berbicara semaunya harus diberikan teguran secara arif dan bijaksana. Pustakawan harus bisa bijaksana dalam menegur siswa yang terlibat meribut didalam perpustakaan. Dalam menegur siswa pustakawan tidak boleh terlihat kasar karena kalau pustakawan kasar maka siswa merasa takut untuk datang ke perpustakaan. 11. Faktor Interen dan Eksteren Setiap seseorang dalam bertingkah laku pasti memiliki faktor tersendiri apakah faktor dari dalam maupun dari luar. Menurut Martin Handoko (2002:33) menyatakan kalau perbuatan atau perilaku individu ditentukan oleh berbagai macam faktor yaitu : a. Faktor Interen

33 Faktor interen merupakan suatu faktor yang datang dari dalam diri seseorang. Adapun yang mempengaruhi faktor internal ini adalah : 1. Keinginan Sendiri Kemauan sendiri ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar sendiri, sehingga dapat mencapai prestasi yang diinginkan. Kemauan sendiri adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin Syah 2003:151). 2. Bakat Bakat seseorang tidak bisa dipaksakan, karena apabila dipaksakan maka akan berdampak buruk pada seseorang tersebut, baik itu dari segi prestasi maupun kinerjanya. Menurut Muhibin Syah (2003:150) bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan. 3. Keingintahuan Keingintahuan merupakan sikap ingin mengetahui sesuatu dimana rasa itu timbul sendiri dari dalam diri seseorang. b. Faktor Ekstern Faktor ekstern merupakan suatu faktor yang datang dari luar diri seseorang. Adapun yang mempengaruhi faktor ekstern ini adalah : 1. Lingkungan Sosial

34 Lingkungan sosial ini juga bisa mempengaruhi seseorang, pengaruh tersebut juga dapat berasal dari teman, orang tua dan saudara. Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2003:152) Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat seseorang. 2. Fasilitas Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dalam mengembangkan pengetahuan. Untuk itu perpustakaan sekolah harus menyediakan fasilitas yang lengkap, baik itu fasilitas berupa ruang yang memadai maupun perlengkapan dan koleksi yang lengkap, sehingga benar-benar menunjang penyelenggaraan perpustakaan sekolah secara efektif dan efisien.