BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar

dokumen-dokumen yang mirip
sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. secara langsung sehingga anak-anak sering mengabaikan kebersihan yang dapat

PENDAHULUAN. antara 7 tahun sampai dengan 12 tahun, merupakan kelompok tingkat kerawanan

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KUESIONER PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

BAB I PENDAHULUAN. harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah

BAB II KAJIAN TEORI. prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Ahmad

BAB 1 PENDAHULUAN. depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang. pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan terbaru berjudul What a Waste: A Global Review of Solid Waste

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari sekolah negeri,

Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS RINCI/ LANGKAH LANGKAH. Guru bimbingan konseling. turut menandatangan i komitment tertulis untuk menginisiasi SRA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

1. Pendahuluan SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN

ABSTRACT

BAB II LANDASAN TEORI

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sehat 2015 adalah lanjutan dari visi pembangunan kesehatan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Nama saya Sam Hilda NH, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter di sekolah memiliki peran yang sangat penting

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

PEMBINAAN DAN BUKTI PEMBINAAN. No. Kode : Terbitan: No. Revisi : Tgl.Mulai Berlaku: Halaman :

Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar. dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium Development

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga

Pembinaan dan Pengembangan UKS

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Usaha ini merupakan usaha yang perlu didukung oleh ahli rekayasa secara umum dan secara khusus (Slamet, 2009). Kesehatan lingkungan pada kawasan sekolah adalah upaya untuk memberdayakan anggota lingkungan sekolah agar sadar, mau dan mampu melaksanakan kesehatan lingkungan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit serta berperan aktif dalam menggerakan kesehatan lingkungan sekolah (Depkes, 2010). Upaya-upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan lingkungan membutuhkan waktu yang lama. Merubah perilaku seseorang untuk berperilaku sehat tidak mudah, oleh karena itu, perlu adanya kerjasama pemerintah dengan seluruh lapisan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan dengan melakukan penyuluhan dan tranformasi inovasi kesehatan lingkungan, kepada masyarakat. Sehingga dengan upaya tersebut masalah lingkungan dapat teratasi (Iqbal, 2009). Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. 1

2 Buruknya kondisi lingkungan akan berdampak negatif dibanyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya penyakit (Kemenkes RI, 2012). Sekolah dasar merupakan tempat belajar anak usia antara 7-12 tahun, kelompok tingkat kerawanan tinggi karena dalam proses pertumbuhan. Karakteristik anak sekolah dasar adalah senang bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung sehingga tidak jarang anak-anak sering mengabaikan kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006). Sekolah Dasar (SD) perlu dilengkapi dengan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah, seperti: kelas, UKS, laboratorium, kantin, dan sanitasi dasar (toilet, tempat pembuangan air limbah) yang harus dibersihkan dan dipelihara oleh murid sendiri, dalam rangka pendidikan hygiene. Kesehatan lembaga pendidikan tergantung pula dari kualitas bahan dan konstruksi bangunan serta pemeliharaan dan penggunaannya. Hal ini diperlukan untuk mencegah penularan penyakit (Slamet, 2009). Fasilitas kesehatan lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Guna mencapai kondisi maupun fungsi fasilitas kesehatan yang baik serta dapat mendukung pelayanan kesehatan maka perlu adanya pengelolaan dan penyelenggaraan fasiltas yang terpadu.

3 Berdasarkan pedoman penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah, fasilitas kesehatan lingkungan sekolah meliputi, lokasi, konstruksi bangunan, ruang bangunan (kelas, bimbingan, UKS, laboratorium, dan kantin), kualitas udara, pencahayaan, ventilasi, kebisingan, sanitasi dasar (toilet, tempat pembuangan air limbah, sarana pembuangan halaman sekolah, dan bebas jentik nyamuk (Permenkes RI, 2006). Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah, sejalan dengan pelaksanaan UKS yang diwajibkan di setiap sekolah dan madrasah mulai dari TK,SMP sampai SMA/SMK/MA, mengingat UKS merupakan wadah untuk mempromosikan masalah kesehatan. Wadah ini menjadi penting dan strategis, karena pelaksanaan program melalui UKS jauh lebih efektif dan efisien serta berdaya ungkit lebih besar. UKS adalah perbaikan gizi usia sekolah, kesehatan reproduksi dan deteksi dini penyakit tidak menular (Tim pembina UKS, 2008). Berdasarkan hasil penelitian Sastawijayanti (2014) yang telah dilaksanakan pada murid sekolah dasar Negeri 060895 di Kecamatan Medan baru, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan UKS masih kurang berjalan dan tidak dilaksanakan dengan baik. Hal ini terlihat dari 51,4% responden menyatakan pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan tidak dilaksanakan dengan baik, dan sebesar 60% kegiatan pelayanan kesehatan kurang diterima siswa, sementara dalam melakukan dan menjaga kesehatan lingkungan sekolah sehat dalam kegiatan sehari-hari di sekolah tidak terlaksana dengan baik sebesar 68%. Dan berdasarkan indikator kesehatan lingkungan mencerminkan siswa kurang mempunyai kebiasaan menjaga lingkungan sekolah dalam keadaan

4 bersih dan nyaman serta kurang membiasakan untuk membuang sampah pada tempat sampah yang ada di ruang kelas, dengan mayoritas jawaban responden kadang-kadang yaitu sebanyak 26 orang (74,2%). Hasil penelitian Friska (2015) di SD Kecamatan Medan Kota, kelayakan kantin sekolah sebagian besar merupakan kantin yang tidak sehat (67,6%) sedangkan yang kantin sehat hanya sebagian kecil (32,4%). Menurut data Referensi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Kota Medan dari 21 Kecamatan di Kota medan, Kecamatan Medan johor merupakan Kecamatan yang memiliki Sekolah Dasar terbanyak, yang berjumlah 51 sekolah yang diantaranya terdiri dari 23 SD Negeri dan 28 SD Swasta (Kemendikbud, 2015). Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu Kecamatan yang merupakan lingkungan elit dan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi di kota Medan dengan sebagian besar masyaarkat yang memiliki pendidikan tinggi dan kehidupan perekonomian yang baik. Sekolah dasar yang berada di Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu sekolah dasar yang paling banyak jumlahnya di kota Medan, baik itu sekolah dasar negeri dibawah naungan kementerian pendidikan dasar dan menengah maupun sekolah dasar swasta baik yang berada di naungan kementerian pendidikan dasar dan menengah, kementerian agama, yayasan maupun sekolah dasar swasta yang berdiri sendiri. Menurut survei awal yang peneliti lakukan, SD Negeri 060934 memiliki fasilitas yaitu 8 ruangan yang terdiri dari 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang guru, dan 1 ruang perpustakaan dan 5 ruang belajar. Kondisi masing-masing ruangan

5 tidak terawat, ini dapat dilihat dari banyaknya debu yang ada dimeja, dan sampah yang berserakan. Ruang perpustakaan tidak digunakan sebagaimana mestinya, biasanya mereka gunakan untuk kegiatan belajar dengan kondisi pencahayaan yang tidak memadai. Kamar mandi terdiri dari 5, yaitu 1 kamar mandi guru yang letaknya berbeda dengan 4 kamar mandi Siswa/i lainnya, kondisi kedua kamar mandi yaitu, tidak memiliki lubang penghawaan, tidak terpisah antara laki-laki dan perempuan, dan adanya genangan air. sekolah tidak memiliki ruang UKS, tetapi peralatan dan obat-obatan tersedia secara lengkap. Sekolah tidak memiliki kantin di dalamnya, ketika jam istirahat murid sekolah dengan bebas membeli jajanan dari pedagang yang berada di luar sekolah. Tempat sampah hanya 3 yaitu di kantor guru, kepala sekolah dan perpustakaan, sehingga setiap kelas tidak memiliki tempat sampah. Setiap kelas memiliki jam olahraga yaitu satu setengah jam setiap minggunya. Lokasi SD tersebut jauh dari pusat keributan, aman dari daerah rawan bencana, jauh dari tempat pembuangan sampah (TPA), jauh dari jaringan listrik tegangan tinggi. Halaman sekolah selalu dalam keadaan bersih, tidak becek, biasanya digunakan untuk upacara, olahraga, dan kegiatan lainnya. Sedangkan pada SD Swasta Model Al-Azhar fasilitas yang dimiliki yaitu 15 ruangan yang terdiri dari 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang tata usaha, 6 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 ruang laboratorium, 1 ruang kantin, 1 ruang ibadah, 1 gudang. Kamar mandi terpisah antara laki-laki, perempuan serta guru. Setiap kelas memiliki tempat sampah yang dibedakan menjadi organik dan anorganik, sehingga tidak ada sampah yang berserakan di dalam sekolah. Lokasi SD nya jauh dari pusat keributan, aman dari daerah rawan

6 bencana, jauh dari TPA, jauh dari jaringan listrik tegangan tinggi. Fasilitas olahraga yang tersedia yaitu, kolam renang, badminton, voli, yang digunakan seminggu sekali untuk kegiatan ekstrakurikuler. Halaman sekolah selalu dalam keadaan bersih, tidak becek, biasanya digunakan untuk upacara, dan kegiatan tambahan lainnya. SD Swasta Model Al-Azhar di Kecamatan Medan Johor juga pernah meraih penghargaan Adiwiyata yaitu penghargaan yang diberikan kepada sekolah-sekolah yang dinilai berhasil mendidik siswa menjadi individu yang bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup, yang peniliannya didasarkan pada 4 kriteria, yakni; pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, pengembangan kurikulum berbasis lingkungan, pengembangan kegiatan berbasis partisipatif, dan pengelolaan dan pengembangan sarana pendukung sekolah Berdasarkan hal di atas, maka penulis ingin mengetahui penyelenggaraan faslitas kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar di Kecamatan Medan Johor tahun 2016. 1.2 Perumusan Masalah Banyaknya SD di Kecamatan Medan Johor sebesar 51 sekolah diantaranya terdiri dari 23 SD Negeri dan 28 SD Swasta (Kemendikbud, 2015). Fasilitas penunjang kesehatan lingkungan sekolah yang ada di sekolah belum di kelola dengan baik padahal itu penting untuk mendukung kesehatan siswa/i ketika di sekolah, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana penyelenggaraan

7 fasilitas kesehatan lingkungan sekolah yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Kecamatan Medan Johor Tahun 2016? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari penelitian yaitu untuk mengetahui penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan, seperti lokasi, ruang kelas, kualitas udara, pencahayaan, ventilasi, kebisingan, fasilitas sanitasi sekolah, sarana olahraga dan ibadah, halaman, bebas jentik nyamuk di SD 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Kecamatan Medan Johor Tahun 2016. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah di SD 060934 Kecamatan Medan Johor Tahun 2016 2. Mengetahui penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan di SD Swasta Model Al-Azhar Kecamatan Medan Johor Tahun 2016. 3. Membandingkan fasilitas penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah di SD 060934 dengan SD Swasta Model Al-Azhar Kecamatan Medan Johor Tahun 2016. 4. Membandingkan fasilitas penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Kecamatan Medan Johor dengan Kepmnekes RI No. 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggara Kesehatan Lingkungan Sekolah.

8 5. Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa terhadap penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah di SD 060934 dengan SD Swasta Model Al-Azhar Kecamatan Medan Johor Tahun 2016. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Kecamatan Medan Johor, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan gambaran terhadap penyelenggaraan fasilitas pendukung kesehatan lingkungan yang ada di sekolah agar lebih diperhatikan kembali. 2. Bagi institusi (Dinas Pendidikan, Departemen Agama, Dinas Kesehatan), sebagai bahan masukan untuk melaksanakan pendidikan kesehatan dan pendampingan untuk mewujudkan upaya kesehatan lingkungan sekolah yang lebih optimal. 3. Sebagai literatur kepustakaan di bidang penelitian mengenai penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar di Kecamatan Medan Johor tahun 2016. 4. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat digunakan sebagai perbandingan atau bahan referensi untuk penelitian dengan objek yang sama di masa mendatang.