Pendahuluan II. Kawasan rawan bencana III. Pokok permasalahan waspada

dokumen-dokumen yang mirip
Daerah bahaya Gunung Papandayan dibagi menjadi Daerah Bahaya I, Daerah Bahaya Lontaran dan Daerah Bahaya II.

PP 47/1996, PEMBENTUKAN 6 (ENAM) KECAMATAN DI WILAYAH KABUPATEN SAROLANGUN BANGKO, KERINCI DAN TANJUNG JABUNG DALAM WILAYAH PROPINSI

Pendahuluan II. Pokok permasalahan Siaga III. Permasalahan kesehatan

Wilayah rawan bencana Wilayah rawan bencana adalah Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruhan

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2011 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 26 Mei 2009

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

G. TALANG, SUMATERA BARAT

Jenis Bahaya Geologi

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Telepon: , , Faksimili: ,

TENTANG KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI MERAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan


AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 28 Mei 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

G. KERINCI, SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai.

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Senin, 27 April 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan negara kepulauan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik dan

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi geografis Indonesia terletak pada busur vulkanik Circum Pacific and

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 14 Juni 2009

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan. Menurut Bakosurtanal, pulau di

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Rabu, 10 Juni 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 04 Juni 2009

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

1. Kecamatan dan desa rawan Jumlah penduduk di 3 (tiga) kecamatan rawan dan desa rawan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis serta demografis. Dampak dari terjadinya suatu bencana akan

BAB I PENGANTAR. menjadi dua yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer

BAB I PENDAHULUAN. harta benda, dan dampak psikologis. Penanggulangan bencana merupakan suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pokok permasalahan waspada II. Daerah Rawan Bencana III. Permasalahan kesehatan

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 31 Mei 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 18 Juni 2009

DAFTAR REALISASI PEMANTAUAN DEBIT AIR DAN PENANGANAN BENCANA BANJIR BADAN PENANGGULANGAN BENCANA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 21 Juni 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 30 April 2009

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Undang-undang RI No. 53 tahun 1999.Kabupaten Rokan Hilir terletak di pesisir timur Pulau

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

BAB III LANDASAN TEORI

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN STATUS POTENSI BENCANA

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Sabtu, 06 Juni 2009

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 24 Mei 2009

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Gunung api tidak dijumpai di semua tempat. Indonesia terletak pada pertemuan tiga

Definisi dan Jenis Bencana

Transkripsi:

LAPORAN KESIAPSIAGAAN STATUS WASPADA GUNUNG KERINCI DI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MEI 2006 1

I. Pendahuluan Kabupaten Kerinci merupakan salah satu kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Jambi, mempunyai luas wilayah 4.200 km 2 dengan kepadatan penduduk 72,17/km 2 dan terdiri dari 278 desa. Gunung Kerinci berada pada 1 o 41,5 LS 101 o 16 BT dengan ketinggian 3.805m dpl dan terletak di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi dan Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Kota yang terdekat adalah Sungai Penuh dan Solok. Gunung Kerinci yang tinggi dan luas, mempunyai daerah pemukiman yang berada jauh di luar kawasan rawan bencana. Hanya satu desa yagn berada pada kawasan rawan bencana yaitu Desa Sungai Rumpun yang terletak di pinggir Sungai Kering. Gunung Kerinci meletus pertama kali tahun 1838 di kawah pusat. Pada tahun 1999 (Juni-Juli) dan 2002 (Agustus) terjadi letusan abu tipis di sekitar puncak. II. III. Kawasan rawan bencana Peta daerah bahaya Gunung Kerinci dibagi menjadi 2 bagian yaitu : Daerah Bahaya I Daerah ini kemungkinan dapat terlanda langsung oleh material letusan seperti awan panas, leleran lava, jatuhan batu pijar dan hujan abu lebat. Daerah yang masuk wilayah ini kebetulan tidak ada perkampungan yang mencakup seluas kira-kira 165,7 km 2. Daerah bahaya lontaran dengan radius 5 km dari kawah, daerah ini akan terpengaruh langsung oleh hujan batu pijar dan hujan abu lebat. Daerah Bahaya II Adalah daerah di sepanjang lembah sungai yang berhulu dari puncak, daerah ini yang dapat terlanda oleh aliran lahar bila hujan setelah letusan atau setelah banyak endapan material vulkanik di sekitar gunungapi. Sungai-sungai yang termasuk wilayah ini adalah Sungai Air Putih, ke arah utara, Sungai Lambai, Sungai Balangir dan Sungai Timbulun ke barat laut, Sungai Siulakderas Kanan, Sungai Kumbang, Sungai Kering dan Kerisih Tua alirannya menuju selatan dan tenggara. Pokok permasalahan Gunung Kerinci yang terletak di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, merupakan gunung yang masih aktif hingga saat ini. Saat ini Gunung Kerinci mengalami peningkatan aktifitas dan dalam keadaan status waspada. 2

III. Permasalahan kesehatan Berdasarkah hasil pemantauan yang dilakukan oleh Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan dan laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci belum ada permasalahan kesehatan. Faktor resiko yang berhubungan dengan wilayah rawan dan kelompok rentan, adalah sebagai berikut : Wilayah Jumlah Bayi Balita Bumil Manula A. Wilayah Puskesmas Pelompek 1. Desa Telun Berasap 1.011 26 104 253 2. Desa Pelompek 2.172 54 223 543 3. Desa Lubuk Pauh 1.034 25 106 259 4. Desa Jernih Jaya 1.100 27 113 275 5. Desa Bun Bun Duri 918 23 94 230 6. Desa Tangkil 1.269 31 130 317 7. Desa Sungai Sikai 970 24 99 243 8. Desa Bengkolan Duo 1.081 27 111 270 9. Desa Sungai Rumpun 556 13 57 139 10. Desa Sei Bendung Air 1.117 27 115 279 11. Desa Koto Tengah 1.400 35 140 350 12. Desa Sangir 1.361 34 144 340 13. Desa Sungai Sampun 686 12 70 172 14. Desa Pesisir Bukit 1.421 36 49 355 15. Desa Pauh Tinggi 1.144 29 146 286 16. Desa Renah Kasah 473 7 117 118 17. Desa Sungai Kuning 1.512 10 155 378 Jumlah 19.225 440 1.973 4.807 B. Wilayah Puskesmas Kersik Tuo 1. Desa Batu Hampar 1.945 51 261 486 2. Desa Sungai Renah 659 17 88 165 3. Desa Bedeng Delapan 1.403 36 188 351 4. Desa Bedeng Duo 1.367 36 183 342 5. Desa Sako Duo 1.578 41 211 395 6. Desa Sungai Lintang 1.135 30 152 284 7. Desa Kebun Baru 837 22 112 209 8. Desa Patok Empat 1.096 29 147 274 9. Desa Bento 948 25 127 237 10. Desa Kampung Baru 867 23 116 217 11. Desa Sungai Asam 1.433 37 192 358 12. Desa Sungai Jambu 1.338 35 179 335 13. Desa Sungai Kering 478 12 64 120 14. Desa Gunung Labu 1.948 51 261 487 15. Desa Giri Mulyo 1.137 30 152 284 16. Desa Sungai Dalam 707 18 95 177 17. Desa Koto Tuo 506 13 68 127 18. Desa Koto Baru 227 6 30 57 3

Wilayah Jumlah Bayi Balita Bumil Manula 19. Desa Bedeng Baru 501 13 67 125 20. Desa Sungai Tanduk 3.300 86 442 825 21. Desa Koto Periang 696 18 93 174 22. Desa Koto Panjang 589 15 79 147 23. Desa Kersik Tuo 2.318 60 311 580 24. Desa Lindung Jaya 2.351 61 315 588 25. Desa Batang Sangir 1.939 50 260 485 Jumlah 31.303 815 4.193 7.829 Total (A+B) 50.528 1.255 6.166 12.636 IV. Kesiapan sarana kesehatan Kesiapan sarana kesehatan, adalah sebagai berikut : No. Sarana Kesehatan Jumlah 1. Rumah Sakit 4 Unit 2. Puskesmas 18 Unit 3. Puskesmas Pembantu 51 Unit 4. Ambulans 29 Unit V. Kesiapan tenaga kesehatan Kesiapan tenaga kesehatan yang ada adalah sebagai berikut : No. Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah A. Puskesmas 1. Dokter Umum 23 2. Dokter Gigi 5 3. Bidan 80 4. Perawat 104 5. Farmasi 6 6. Gizi 7 7. Teknisi Medis 11 8. Sanitasi 30 9. Kesehatan Masyarakat 6 Jumlah 272 B. Dinkes Kab 1. Bidan 3 2. Perawat 4 3. Farmasi 2 4. Gizi 2 5. Sanitasi 9 6. Kesehatan Masyarakat 16 Jumlah 36 C. RSUD Sungai Penuh 1. Dokter Umum 9 2. Dokter Spesialis - Bedah 2 4

No. Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah - Dalam 1 - Anak 1 - Obgyn 1 - Radiologi 1 - THT 1 2. Dokter Gigi 3 3. Bidan 7 4. Perawat 38 5. Farmasi 14 6. Gizi 7 7. Teknisi Medis 11 8. Sanitasi 3 9. Kesehatan Masyarakat 6 Jumlah 96 D. RSUD PTP 1. Dokter Umum 1 2. Dokter Gigi 1 3. Farmasi 2 4. Gizi 1 5. Teknisi Medis 2 6. Sanitasi 1 Jumlah 8 E. RS Bundo 1. Farmasi 2 2. Gizi 1 3. Teknisi Medis 2 Jumlah 5 D. RS DKT 1. Dokter Umum 1 2. Bidan 2 3. Perawat 7 Jumlah 10 Total (A+B+C+D) 427 VI. VII. Rencana tindak lanjut 1. Mengadakan pertemuan koordinasi. 2. Perlu adanya pengukuran kualitas udara di sekitar gunung tersebut. Usulan bantuan yang diperlukan Bantuan yang diperlukan untuk kesiapsiagaan akibat status waspada Gunung Kerinci di Kab. Kerinci Prov. Jambi, adalah sebagai berikut : 1. Ambulans, sebanyak 6 unit (untuk Puskesmas Pelompek, Kersik Tuo, Siulak Deras, Siulak Gedang, Semurup dan Rawang. 2. Sepeda motor, sebanyak 10 unit. 3. Perahu karet, sebanyak 4 buah (untuk antisipasi persiapan banjir di Kec. Hamparan Rawang, Danau Kerinci, Keliling Danau dan Tanah Kampung). 4. Generator genset, sebanyak 10 unit. 5

5. Tenda 4x6 m, sebanyak 10 buah. 6. Feldbed, sebanyak 100 buah. 7. Masker, sebanyak 60.000 buah. Jakarta, 29 Mei 2006 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP. 140 150 390 6