BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. International for the Study of Pain (IASP) nyeri merupakan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan

Clinical Science Session Pain

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dokter menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

SKRIPSI SULASTRI J

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama nyeri (Purwanto dalam Karendehi, 2015). Nyeri adalah suatu sensori

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 52 Jombang. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang. dalam layanan pilihan utama masyarakat di Kabupaten Jombang

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN. Niken Andalasari

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB I PENDAHULUAN. akut di Indonesia (Sjamsuhidayat, 2010 dan Greenberg et al, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. seorang ahli anestesi. Suatu studi yang dilakukan oleh Pogatzki dkk, 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. kecil) atau appendiktomi. Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan p-issn: Vol. 6 No. 2 Desember 2017 e-issn: X

BAB V PEMBAHASAN. mengggunakan teknik hypnoterapi dan musik relaksasi pada Tn. N berumur 45tahun dan

PENGARUH ANALGESIA AKUPUNTUR FREKUENSI KOMBINASI TERHADAP ONSET NYERI PASIEN PASCA OPERASI KRURIS TERTUTUP

BAB I PENDAHULUAN. sementara di tahun 2011 terdapat korban. Korban luka ringan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan perawatan pada pasien dengan gangguan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. modalitas sensorik tetapi adalah suatu pengalaman 1. The

BAB I PENDAHULUAN. anestesiologi. 3. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan penyumbatan uretra pars prostatika (Muttaqin, 2011). dapat menimbulkan komplikasi apabila dibiarkan tanpa

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. termasuk penyakit yang menjadi perhatian serius pada bidang kedokteran. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

NYERI. Nyeri akut umumnya cepat dalam onset, bervariasi dalam intensitas dari ringan sampai parah

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGINARY TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMY DI RS DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu ketika mengalami cidera. Hal ini juga merupakan pengalaman pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

BAB II TINJAUAN TEORI. evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Tahap pasca-operasi. dan berakhir saat pasien pulang.

PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MANAJEMEN NYERI POST OPERASI

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Infeksi bakteri sebagai salah satu pencetus apendisitis dan berbagai hal

NYERI KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SARAF RSU TNI-AL MINTOHARDJO PERIODE

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah

EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI DAN NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN DISMENORE

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang dirasakan mengganggu dan menyakitkan, sebagai akibat adanya kerusakan jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012). Pengkajian dan pemahaman yang menyeluruh tentang nyeri sangat penting bagi pemberi perawatan kesehatan dalam penanganan nyeri yang efektif karena nyeri tidak bisa diobservasi secara langsung, pengukuran nyeri hanya berdasar pada laporan pasien akan adanya nyeri beserta kondisi fisiologis yang menyertainya (Potter & Perry, 2005). Berbagai stimulasi penyebab nyeri diolah oleh otak yang kemudian menyampaikan pesan adanya nyeri, untuk itu jika persepsi nyeri diubah oleh adanya penatalaksanaan nyeri dengan atau tanpa obat, maka tidak ada lagi nyeri yang dirasakan pasien, dengan kata lain kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi (Potter & Perry, 2005). Salah satu stimulasi penyebab nyeri adalah karena adanya pembedahan. Pembedahan atau operasi adalah semua tindak pengobatan yang menggunakan cara invasive dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani, pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat sayatan ( Sjamsuhidayat & Jong, 2004). Pembedahan merupakan 1

2 suatu kekerasan atau trauma bagi penderita, dan salah satu keluhan yang sering dikemukakan setelah pembedahan adalah adanya nyeri. Nyeri tersebut disebabkan karena rusaknya jaringan akibat sayatan operasi sebagai stimulus sehingga menyebabkan pelepasan substansi kimia seperti histamin, bradikinin, asetilkolin, dan substansi P.Postaglandin yang bergabung dengan lokasi nosiseptor untuk memulai transmisi neural yang berawal dari serabut perifer memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam massa berwarna abu-abu di medula spinalis. Pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau bisa juga ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral yang akan diinterpretasikan otak sebagai nyeri (Potter & Perry, 2005). Menurut studi yang dilakukan oleh asosiasi penelitian untuk nyeri (IASP), nyeri hebat / severe pain setelah pembedahan mayor dialami oleh 10 % pasien, nyeri sedang / moderate pain dialami sekitar 30 % pasien (Boni, 2010). Studi yang dilakukan di Indonesia oleh Megawati di tahun 2010, menyatakan bahwa pasien post laparotomy yang mengeluhkan nyeri berat sebanyak 15,38%, nyeri sedang 57,7% dan nyeri ringan sebanyak 26,92%. Studi lain yang dilakukan oleh Chanif, Petpichetchian & Chongchaeron (2013) mengatakan bahwa pasien setelah menjalani bedah abdomen mengalami nyeri sedang dengan nilai rata-rata (mean) 5,3 pada skala nyeri.

3 Nyeri setelah operasi merupakan nyeri akut yang secara serius mengancam proses penyembuhan klien, harus menjadi prioritas perawatan. Nyeri yang dialami pasien setelah pembedahan menghambat kemampuan pasien untuk terlibat aktif dan meningkatkan risiko komplikasi akibat imobilisasi. Rehabilitasi dapat tertunda dan hospitalisasi menjadi lama jika nyeri akut tidak dikontrol. Kemajuan fisik atau psikologis tidak dapat terjadi selama nyeri akut masih dirasakan karena pasien memfokuskan semua perhatiannya pada upaya untuk mengatasi nyeri. Penatalaksanaan nyeri yang efektif tidak hanya mengurangi ketidaknyamanan fisik tetapi juga meningkatkan mobilisasi lebih awal dan membantu pasien kembali bekerja lebih dini, megurangi kunjungan klinik, memperpendek masa hospitalisasi dan mengurangi biaya kesehatan (Potter & Perry, 2005). Untuk mengatasi nyeri diperlukan penatalaksanaan manajemen nyeri melalui cara farmakologi dan non-farmakologi (Smeltzer & Bare, 2012). Pereda nyeri farmakologi dibedakan menjadi tiga kategori yakni golongan opioid, non-opioid, dan anesthetic. Walaupun analgesik dapat menghilangkan nyeri dengan efektif, jenis analgesik opioid mempunyai efek samping yang harus dipertimbangkan dan diantisipasi, yakni diantaranya depresi pernapasan, mual, muntah, konstipasi, pruritus, dan efek toksik pada pasien dengan gangguan hepar atau ginjal. Ketorolak (toradol) merupakan analgesik yang kemanjurannya dapat dibandingkan dengan morfin, lazim diresepkan sebagai pereda nyeri setelah operasi di rumah sakit, begitu juga dengan rumah sakit PKU Muhammadiyah

4 Roemani, Semarang, yang menerapkan terapi farmakologi sebagai lini pertama dalam pengelolaan nyeri pasien setelah operasi. Terapi non-farmakologi diperlukan sebagai pendamping terapi farmakologi untuk mempersingkat episode nyeri yang hanya berlangsung beberapa detik atau menit. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa relaksasi efektif dalam menurunkan nyeri setelah operasi, diantaranya yaitu dengan latihan pernapasan diafragma, teknik relaksasi progresif, guided imagery, meditasi dan relaksasi napas dalam (Smeltzer & Bare, 2012). Beberapa penelitian tentang penerapan foot message pada pasien setelah operasi juga telah dibuktikan dalam menurunkan nyeri (Chanif, Petpichetchian & Chongchaeron, 2013). Salah satu jenis relaksasi yang digunakan dalam menurunkan intensitas nyeri setelah operasi adalah dengan relaksasi genggam jari yang mudah dilakukan oleh siapapun yang berhubungan dengan jari tangan dan aliran energi di dalam tubuh kita. Menggenggam jari sambil mengatur napas (relaksasi) dapat mengurangi ketegangan fisik dan emosi, karena genggaman jari akan menghangatkan titik-titik keluar dan masuknya energi meridian (energy channel) yang terletak pada jari tangan kita. Titik-titik refleksi pada tangan akan memberikan rangsangan secara refleks (spontan) pada saat genggaman. Rangsangan tersebut akan mengalirkan gelombang listrik menuju otak yang akan diterima dan diproses dengan cepat, lalu diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan, sehingga sumbatan di jalur energi menjadi lancar (Puwahang, 2001). Hal

5 ini pernah dibuktikan oleh Pinandita, Purwanti & Utoyo (2012), yang menyatakan terdapat perbedaan penurunan skala nyeri rata-rata sebesar 4,88% pada 17 pasien kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan relaksasi genggam jari. Relaksasi genggam jari (Finger Hold Relaxation) atau yang dikenal dengan Jin Shin Jyutsu merupakan salah satu teknik relaksasi kuno di masa awal abad dua puluh yang dikembangkan dari Jepang oleh Jiro Murai dari bukunya yang berjudul The Yellow Emperor s Classic Internal Medicine. Jin Shin Jyutsu adalah teknik penyembuhan yang dapat diaplikasikan untuk diri sendiri dan juga untuk orang lain. Teknik ini didasarkan pada kemampuan dalam diri untuk menyeimbangkan energy dalam diri dan mencapai kesehatan kasimal untuk mengatasi stress, kelelahan, injury dan penyakit Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu manajemen nyeri pada pasien post laparotomi dengan judul Aplikasi Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Post Laparatomy. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu mengaplikasikan manajemen nyeri menggunakan teknik relaksasi genggam jari pada pasien Ny S dengan post laparatomy di ruang Ismail di RS Roemani Muhammadiyah Semarang.

6 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mengidentifikasi pengertian nyeri post laparatomy, manifestasi klinik, penatalaksanaan serta intervensi pada pasien dengan nyeri post laparatomy. b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi pengkajian pada pasien dengan post laparotomy. c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan sesuai dengan masalah yang ditemukan pada pasien dengan nyeri post laparotomy. d. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan nyeri post laparatomy e. Mahasiswa mampu mengevaluasi outcome pemberian teknik relaksasi genggam jari pada pasien dengan nyeri post laparatomy C. Manfaat Penulisan Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus nyeri post laparatomy. Juga diharapkan menjadi infromasi bagi tenaga kesehatan lain terutama pengelolaan kasus yang bersangkutan. Dan bagi pasien pascabedah sendiri untuk meningkatkan pemahaman tentang cara mudah dan efektif dalam mengatasi nyeri yang dialami, serta mengurangi pemberian analgesik, sehingga bisa meminimalkan efek samping obat dan menghemat biaya pengobatan.