PENJENJANGAN DALAM PERSPEKTIF SASTRA ANAK/REMAJA. Widyastuti Purbani

dokumen-dokumen yang mirip
SASTRA ANAK INDONESIA KEGAGALAN MEMAHAMI SIAPA ANAK Oleh: Widyastuti Purbani

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan sederhana mengenai sastra menurut Bressler (1984:7), Literature

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut sastra. Sastra menurut Fananie (2000:6), Literature is a fiction which is

6. Sastra Anak, Pengantar Pemahaman Dunia Anak. (Cetakan kedua 2010, cetakan pertama 2005). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini berjudul Terjemahan cerita anak Churiippu Hoikuen,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional diarahkan (1) untuk mengembangkan kemampuan dan

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

PENERAPAN METODE SHARED READING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN/DRILL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

BAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu aktivitas yang dipengaruhi oleh daya pikir untuk

BAB III DATA DAN TEORY

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI LEGENDA TIMUN MAS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI STRATEGI TIGA KATA. Nurkanti SMP Negeri 4 Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia

Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang

Perkembangan Individu dan Pengaruhnya dalam Proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

Satu alat penting yang tidak dapat Anda tinggalkan adalah kamus teknis tentang topik yang sedang Anda terjemahkan. Dengan kamus itu, Anda dapat

BAB I PENDAHULUAN. sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

1. Soal tidak serupa PISA : Latihan 1.3 uraian no. 2 hal. 35

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

KONSEPSI PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KOMPONEN KARAKTER (Thomas Lickona) Oleh: Kuncahyono Pasca UM

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UNSUR-UNSUR DALAM CERITA FIKSI

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

DAMPAK PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 31 PADANG

KAJIAN MINAT MEMBACA SISWA TERHADAP KARYA SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu bangsa dapat diukur melalui pelaksanaan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. yakni menulis karya sastra dan melisankan karya sastra. proses belajar mengajar, sehingga dapat mencapai hasil yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Transseksual merupakan permasalahan yang kompleks. Di satu sisi, di

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tingkatan kelas rendah yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas III dan

GERAKAN LITERASI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Desti Fatin Fauziyyah, 2013

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 29 KABUPATEN SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. sistematis dalam menyelesaikan persoalan kehidupan sehari-hari atau dalam

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

HUBUNGAN DIALOG KREATIF DENGAN PENGALAMAN HISTORIS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. Menulis cerpen merupakan salah satu kompetensi yang diajarkan di SMA.

BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

BAB I P E N D A H U L U A N. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggungjawab dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan

FINDING NAJWA, MEMBACALAH MAKA ENGKAU AKAN MENULIS

Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Membaca adalah suatu keterampilan berbahasa yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Kebiasaan : 1) Suka membaca buku cerita 2) Belajar dengan menggunakan bahasa Inggris 3) Dapat memilih buku bacaannya sendiri Lifestyle : 1) Menyukai c

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENJENJANGAN DALAM PERSPEKTIF SASTRA ANAK/REMAJA Widyastuti Purbani

SASTRA ANAK Pengertian: SASTRA BAGI ANAK-ANAK. Apostrophe s dalam Children s Literature sangat penting untuk mengingatkan semangat peruntukannya Anak dalam Sastra Anak bisa termasuk remaja. Di sejumlah negara termasuk USA, Sastra Anak termasuk Sastra Remaja. Dalam Asosiasi SA dunia, anak termasuk remaja. Di beberapa negara (Kanada) telah dipisah menjadi: Sastra Anak (Children s Literature) dan Sastra Remaja (Young Adults Literature)

ANAK DALAM SASTRA ANAK Anak bukan miniatur orang dewasa, bukan inferior. Anak-anak berbeda dengan orang dewasa dalam derajad pengalaman bukan dalam jenis. Anak-anak memerlukan hal-hal (pengetahuan/informasi/kesenangan) yang dibutuhkan orang dewasa Anak-anak adalah language sponge dan punya kemampuan yang luar biasa dalam memahami narasi

SASTRA DALAM SASTRA ANAK Tentang kehidupan Inspiratif Memiliki kekuatan untuk menggerakkan hati Fragmentatif (tidak lengkap) Ada ruang untuk berimajinasi Ada ruang untuk melakukan inferensi Mengandung unsur KESENANGAN dalam pengertian yang luas

KUALITAS KESASTRAAN DALAM SA Ada tokoh yang menarik, dinamis, berkembang. Ada anak-anak dalam cerita Tema yang relevan dengan anak Ada plot yang membangun keingintahuan Ada journey/perjalanan Ada penemuan (discovery) oleh anak Ada konflik/drama Bersifat optimistis CL differs from adults literature in degree, not in kind writing for children should be judged by the same standard as writing for adults (Hunt, 1991).

SASTRA ANAK DAN LITERASI Sastra anak merupakan komponen penting dalam literasi dan pembelajaran bahasa (Floris, 2004) Literasi dalam pengertian yang luas (bukan hanya bisa membaca, tetapi mengerti aspek kehidupan yang paling dasar

PENJENJANGAN DALAM SASTRA ANAK Tidak ada ketentuan yang rigid. Secara umum dapat mengacu pada Tahapan Perkembangan Anak Piaget, tapi acuan ini tidak bersifat absolut..that book demonstrates the difficulty of generalization, in that the individual child will differ considerably from the norm (Hunt, 1991: 57) Usia tidak selalu menentukan kemampuan. Pengalaman membaca dan lingkungan baca lebih menentukan. Ingat sastra lebih seperti puzzle daripada kitab suci.

They will be more flexible in their perceptions of text; and because play is natural part of their outlook, they will regards language as another area for playful exploration. They are less bound by fixed schemas, and in this sense see more clearly (Hunt, 1991: 57) Children are individuals. We must always respond to the needs of individual children Sastra anak yang baik disukai oleh anak-anak dan orang dewasa Untuk anak-anak yang lebih muda banyak menggunakan visualisasi (Buku Cerita Bergambar/Picture Book). Anak-anak masa kini terbiasa dengan teks yang kompleks

IMPLIKASI DALAM SASTRA ANAK TAHAP SENSORIMOTOR 0-2 SASTRA ANAK Sastra /cerita(bcb) tentang orang atau alam sekitar BCB dengan narasi yang sederhana, banyak warna. Buku bersuara, buku bergerak, puisi, rima, cerita yang dilagukan. Jangan buku yang tajam. Buku yang nyaman dipegang. Buku yang tak mudah dirobek. PRA- OPERASIONAL 2-6 Cerita tentang kehidupan sehari-hari atau yang relevan dengan kehidupan anak-anak. Cerita dengan tokoh yang mereka kenali. Cerita yang memberi kesempatan untuk menebak atau terlibat. Cerita yang mengundang anak-anak untuk merespon secara aktif.

TAHAP OPERASIONAL KONKRIT 6-11 OPERASIONAL FORMAL 11- SASTRA ANAK Cerita dengan variasi sudut pandang. Cerita dengan faktafakta yang lebih rumit. Cerita yang mengembangkan pemahaman tentang kehidupan dan tantangannya dalam komunitas yang lebih luas. Cerita yang lebih menantang anak-anak untuk memberi solusi/memecahkan masalah. Cerita tentang misteri/cerita detektif. Akhir cerita tidak harus bahagia, tetapi tetap optimis. Fantasi dapat diperkenalkan mulai tahapan ini. Cerita yang mempertanyakan esensi kehidupan, misalnya tentang kebenaran, keadilan, gender/kelas, identitas mereka, identitas komunitas, identitas bangsa. Cerita yang provokatif yang mengundang anak-anak berdiskusi tentang keragaman, keadilan, lingkungan atau problem-problem kehidupan yang memerlukan solusi. Fantasi dapat diterima dengan baik.

SIMPULAN dan SARAN Penjenjangan diperlukan tetapi tidak bersifat kaku. Kemampuan anak-anak dalam membaca tidak ditentukan oleh usia tetapi pengalaman baca. Seyogyanya ada kecukupan ketersediaan bacaan sehingga ada ruang yang lentur untuk memilih. Mengingat keterbatasan Sastra Anak Indonesia, upaya untuk menerjemahkan re-kreasi dan mencipta karya sastra anak Indonesia harus dilakuan.