BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut laporan WHO (2014) angka kematian ibu di Indonesia menduduki

dokumen-dokumen yang mirip
MANUSKRIP. OLEH Farida Iriani NPM

1

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW kelahiran hidup (World Health Organization, 2012). perubahan pada tahun 2012 (Dinkes Jawa Tengah, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah kira-kira 6 minggu yang berlangsung antara berakhirnya organ-organ

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) di suatu negara merupakan gambaran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. nutrisi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

STUDI PENGARUH KONSUMSI SUSU KEDELAI TERHADAP KADAR KALSIUM DALAM ASI (AIR SUSU IBU)

BAB 1 PENDAHULUAN. lambat untuk mencapai tujuan target Milenium (millenium development goals. 5, adalah penurunan 75% rasio kematian maternal.

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

JURNAL EDUHEALTH Volume 5 Nomor 2, September 2015

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini adalah ibu inpartu kala I di BPM Ny. Umi Salamah Desa Kauman Kec.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU HAMIL DI BPM NENENG MAHFUZAH, S.Si.T.,M.,M.Kes BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB I PENDAHULUAN. semua orang disegala usia adalah salah satu tujuan dari. Development Goals (SDGs). Tak luput dari sasaran SDGs angka kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)

BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga

PENGARUH IMD (INISIASI MENYUSU DINI) TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA UPT BLUD PUSKESMAS MENINTING KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang kemudian diterapkan diseluruh belahan dunia yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia seutuhnya serta pembangunan seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan dibidang kesehatan harus dilaksanakan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, karena pada dasarnya pembangunan nasional dibidang kesehatan berkaitan erat dengan peningkatan mutu sumber daya manusia yang merupakan sumber dasar dalam melaksanakan pembangunan. Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu (AKI) (Haryono: 2014). AKI merupakan kematian seorang wanita yang terjadi pada saat hamil, bersalin atau 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap persalinan. Word Health Organization (WHO) memperkirakan 800 orang perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi dan proses persalinan. Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu tersebut terjadi di negara berkembang (WHO, 2014). Menurut laporan WHO (2014) angka kematian ibu di Indonesia menduduki peringkat tertinggi di Asia Tenggara yaitu 214 per 100.000 kelahiran hidup yang salah satu penyebab kematian tersebut adalah perdarahan. Perdarahan setelah persalinan menempati persentasi tertinggi penyebab kematian ibu di Indonesia yaitu 28%. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tahun 2015, jumlah kematian ibu di kota Banjarmasin dalam 5 tahun terakhir sangat fluktatif. Pada tahun 2014 angka kematian ibu berada pada angka 17% tetapi pada tahun 2015 AKI meningkat menjadi 20%, sehingga diperlukan suatu tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. 1

2 Salah satu tindakan untuk menurunkan AKI yang disebabkan oleh perdarahan setelah melahirkan yaitu dengan menyusui bayi karena menyusui bayi setelah melahirkan akan meningkatkan kadar oksitosin di dalam tubuh yang berguna untuk proses kontriksi/penyempitan pembuluh darah yang terdapat di dalam rahim (involusio uterus), sehingga darah akan lebih cepat berhenti keluar. Hal ini dapat mencegah berbagai macam dampak yang merugikan, salah satunya adalah kejadian anemia. Selain itu kadar oksitosin yang meningkat juga membantu mempercepat kembalinya ukuran rahim seperti sebelum hamil. Pelepasan oksitosin secara bertahap juga dapat menurunkan berat badan ibu setelah melahirkan tanpa diet karena meningkatnya pengeluaran kalori pada saat menyusui (Schub & Lynn dalam Journal EBSCO, 2016). Menyusui juga merupakan cara pemenuhan kebutuhan nutrisi yang utama bagi bayi yaitu dengan memberikan ASI eksklusif. Pemberian ASI eksklusif menurut (WHO, 2011), American Academy of Pediatrik (AAP) dan lembaga Internasional lainya menyatakan bahwa ASI eksklusif merupakan satusatunya makanan yang terbaik untuk bayi karena memiliki komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, sehingga direkomendasikan agar bayi mendapatkan ASI eksklusif minimal 6 bulan setelah kelahiran. Menurut Marmi (2014), keseimbangan zat-zat gizi dalam ASI berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf. Makanan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan tekhnologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, angka pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 0-6 bulan hanya mencapai angka 30,2%.

3 Angka tersebut masih relatif rendah jika dibandingkan dengan target nasional yaitu sekitar 80%, padahal dengan pemberian ASI eksklusif dan menyusui baik ibu dan bayinya akan mendapatkan banyak manfaat, bahkan hal ini juga berimbas pada lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara (Kemenkes RI, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Duke University Medical Center (2016) menemukan bayi yang meminum ASI secara eksklusif mengalami pertumbuhan usus yang lebih sehat. Hal ini disebabkan ASI ternyata mendorong koloni mikrobiotik flora unik untuk meningkatkan pengembangan sistem imun. Keberadaan bakteri ini menghambat perkembangan bakteri, virus dan parasit yang berbahaya. Telah dibuktikan pula bahwa terdapat unsur-unsur di dalam ASI yang dapat membentuk sistem kekebalan untuk melawan penyakit-penyakit menular dan membantunya agar bekerja dengan benar. Selain itu pemberian ASI eksklusif yang kurang menyebabkan bayi menderita gizi kurang bahkan gizi buruk, dan hal tersebut berdampak pada gangguan psikomotor, kognitif dan sosial serta secara klinis terjadi ganguan pertumbuhan. Terdapat berbagai kendala yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif salah satunya yaitu yang tidak lancar. Salah satu cara untuk memperlancar yaitu dengan mengkonsumsi sari kacang hijau, karena di dalamnya terkandung berbagai komposisi gizi, diantaranya protein, zat besi dan vitamin B1. Protein berguna dalam membantu pembentukan sel-sel otot, mempercepat pemulihan, meningkatkan daya tahan tubuh serta membantu kenyang lebih lama. Kandungan zat besi berfungsi meningkatkan hemoglobin sehingga dapat mencegah terjadinya anemia (Rukmana, 2014). Vitamin B1 (thiamin) yang terdapat pada sari kacang hijau berfungsi untuk mengubah karbohidrat menjadi energi, memperkuat sistem saraf dan

4 bertanggung jawab untuk, dimana thiamin akan merangsang kerja neurotransmiter yang akan menyampaikan pesan ke hipofisis posterior untuk mensekresi hormon oksitosin sehingga hormon ini dapat memacu kontraksi otot polos mammae yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran sehingga ASI di pompa keluar. Selain itu juga berguna untuk memaksimalkan sistem kerja saraf sehingga mudah berkonsentrasi dan lebih bersemangat. Ibu yang mudah berkonsentrasi, bersemangat serta mood yang baik akan mimicu kerja otak untuk memberikan informasi kepada infuls saraf agar menstimulasi hipotalamus dalam pembentukan hormon prolaktin dan oksitosin sehingga proses pembentukan ASI serta pengeluaran ASI lancar (Reni, 2014). Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin pada tahun 2012 bayi yang mendapat ASI eksklusif sebesar 42,4%, pada tahun 2014 pencapaian ASI eksklusif meningkat menjadi 62,6%, dan tahun 2015 pencapaian ASI eksklusif menjadi 82,4% namun angka tersebut masih relatif rendah jika dibandingkan dengan target pencapaian pemberian ASI eksklusif yaitu sebesar 90% di tahun 2016. Kota Banjarmasin memiliki 24 buah Puskesmas dan dari 24 buah Puskesmas tersebut, Puskesmas Pelambuan menempati urutan ke 5 tidak tercapainya target ASI eksklusif. Setelah dilakukan studi pendahuluan pada 10 orang ibu postpartum melalui wawancara dan observasi pada bulan Desember 2016, didapatkan hasil 50% tidak memberikan ASI eksklusif karena yang tidak lancar dan tindakan yang dilakukan oleh ibu-ibu tersebut hanya memakan sayuran seperti kangkung dan bayam tetapi tidak rutin dan tidak memperhatikan konsumsi makanan lain yang dapat memperlancar produksi ASI. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik melakukan untuk mengetahui apakah sari kacang hijau berpengaruh terhadap

5 kelancaran pada ibu postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas Pelambuan Kota Banjarmasin tahun 2017. 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya peneliti ini yaitu apakah ada pengaruh pemberian sari kacang hijau (Vigna radiata) terhadap kelancaran ibu postpartum di wilayah Puskesmas Pelambuan kota Banjarmasin? 1.2 Tujuan 1.3.1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi sari kacang hijau (Vigna radiata) terhadap kelancaran ibu postpartum di wilayah Puskesmas Pelambuan kota Banjarmasin. 1.3.2. Tujuan khusus 1.3.2.1 Mengidentifikasi kelancaran ibu post partum pretest dan posttest konsumsi sari kacang hijau (Vigna radiata) pada kelompok intervensi di wilayah Puskesmas Pelambuan Banjarmasin. 1.3.2.2 Mengidentifikasi kelancaran ibu post partum hari ke-1 dan hari ke-10 tanpa konsumsi sari kacang hijau (Vigna radiata) pada kelompok kontrol di wilayah Puskesmas Pelambuan Banjarmasin. 1.3.2.3 Menganalisis pengaruh pemberian sari kacang hijau terhadap kelancaran ibu postpartum di wilayah kerja Puskesmas Pelambuan Banjarmasin.

6 1.3.2.4 Menganalisis perbedaan tingkat kelancaran ibu postpartum antara kelompok kontrol dan intervensi pada saat pre test dan post test 1.3 Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi responden Ibu menyusui post partum dapat mengetahui bahwa dengan mengkonsumsi sari kacang hijau (Vigna radiata) dapat memperlancar. 1.4.2. Bagi Puskesmas Pelambuan kota Banjarmasin Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukkaan ilmu pengetahuan tentang konsumsi sari kacang hijau (Vigna radiata) sehingga dengan mengkonsumsi sari kacang hijau ibu postpartum dapat meningkatkan kelancaran. 1.4.3. Bagi masyarakat Hasil diharapkan bisa jadi masukan dan pengetahuan baru pada masyarakat bahwa konsumsi sari kacang hijau (Vigna radiata) dapat dilakukan untuk meningkatkan kelancaran produksi ASI. 1.4.4. Bagi institusi pendidikan Hasil diharapkan dapat menjadi referensi untuk mengetahui pengaruh konsumsi sari kacang hijau (Vigna radiata) terhadap kelancaran postpartum sehingga dapat bermanfaat sebagai bahan acuan selanjutnya. 1.4.5. Bagi propesi keperawatan Hasil dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan ataupun dasar bagi perawat maternitas dalam menjalankan

7 perannya di Puskesmas ataupun masyarakat dalam memberikan asuhan kepada ibu post partum untuk meningkatkan kelancaran dan mensukseskan program ASI Eksklusif. 1.4.6. Bagi pelayanan kesehatan Penelitian ini dapat menjadi dasar tenaga kesehatan untuk meningkatkan pelayanan pada ibu postpartum dalam mempertahankan kelancaran ASI dengan konsumsi sari kacang hijau (Vigna radiata). 1.4.7. Bagi ilmu pengetahuan Hasil dapat menambah literatur dalam upaya meningkatkan kelancaran pada ibu post partum dengan mengebangkan konsumsi sari kacang hijau (Vigna radiata) yang mampu merangsang keluaran ASI ibu sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu (AKI). 1.4.8 Bagi peneliti selanjutnya Sebagai sarana dalam pengembangan ilmu yang didapat selama pendidikan dengan mengaplikasikan pada kenyataan yang ada di lapangan serta merupakan tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat berguna dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada masyarakat dan selanjutnya. 1.4 Penelitian Terkait Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan adalah sebagai berikut:

8 Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Nama Peneliti Tahun Judul Hasil Perbedaan dengan peneltian ini 1 Turlina,L dan Wijayanti,R 2015 Pengaruh Pemberian Serbuk Daun Pepaya Terhadap Kelancaran ASI pada Ibu Nifas 2 Normalasari,A 2012 Effektivitas Pijat Oksitosin Terhadap Kelancaran ASI Ibu Postpartum Primigravida di Dua Bidan Praktek Swasta (BPS) Banjarmasin Hasil menunjukkan bahwa serbuk papaya mampu memperlancar Hasil menunjukkan bahwa pijat oksitosin memiliki effek yang mampu memperlancar Perbedaan dengan sebelumnya terdapat pada sasaran yang dituju yaitu pengaruh serbuk pepaya sedangkan sasaran dalam yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian sari kacang hijau (vigna radiata) terhadap kelancaran ibu postpartum, waktu, desain dan tempat Perbedaan dengan sebelumnya terdapat pada sasaran yang dituju yaitu effektivitas pijat oksitosin terhadap kelancaran ASI ibu postpartum primigravida

9 3. Wulandari, D.T dan Jannah, S.R 2015 Pengaruh pemberian sari kacang hijau terhadap kelancaran. di BPM Yuni Widaryanti, Amd. Keb Sumbermulyo Jogoroto Jombang Hasil menunjukkan bahwa sari kacang hijau mampu memperlancar sedangkan sasaran dalam yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian sari kacang hijau (vigna radiata) terhadap kelancaran ibu postpartum, waktu, dan tempat Perbedaan dengan sebelumnya terdapat pada sasaran yang dituju yaitu sari kacang hijau (dikonsumsi 250 ml 2x sehari selama 7 hari) terhadap kelancaran ibu multi dan primigravida sedangkan sasaran dalam yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian sari kacang hijau (vigna radiata) terhadap kelancaran

10 ibu postpartum (primigravida), (dikonsumsi 350 ml 2x sehari selama 10 hari). Hasil terdahulu hanya 57,1% sehingga pada yang sekarang peneliti berusaha meningkatkan menjadi 100%. perbedaaan pada tempat, sampel dan desain