BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan angka ketergantungan (Kementrian Kesehatan Republik

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUATAN MASA KERJA DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETUGAS KEBERSIHAN NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. a. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA PEKERJA KERANGKA BANGUNAN

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Yane Liswanti 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author : ABSTRAK

BAB V HASIL PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI WILAYAH BANYUWANGI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.

KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BAB II LANDASAN TEORI

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

Petunjuk : Pilih salah satu jawaban dengan memberikan checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban responden.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu. ada pengaruhnya terhadap kesehatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pekerja dari segi keselamatan dan kesehatan kerja. Karena bila ada

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak-anak, bahkan orang dewasa pun menyukainya. Tempat tujuan utama yang

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai daerah penghasilan furniture dari bahan baku kayu. Loebis dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN RISIKO PENYAKIT AKIBAT KERJA DENGAN KESADARAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN OPERATOR JAHIT CV

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Labour Organizatiom (ILO) 2013, 1 pekerja. pekerja kehilangan nyawa (Depkes, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat lingkungan kerja. Lingkungan kerja dikaitkan dengan segala. dibebankan padanya (Suma mur, 2009).

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah disahkannya UU nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan. Taukhit,

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, termasuk perkebunan sebagai sumber penghasilan utama daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan permasalahan yang dipandang sangat diperhatikan berbagai organisasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

PERSEPSI TERHADAP APD

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan taraf hidup serta mengurangi pengangguran. Kehadiran

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan sindrom

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan sering mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan. Kerja (K3) para pekerjanya. Dimana sebenarnya K3 merupakan poin

BAB I PENDAHULUAN. pada anak kurang begitu diperhatikan oleh berbagai pihak baik oleh orang tua,

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sedang berjalan saat ini di Indonesia. Pemerintah pusat, dalam hal ini Departemen

HUBUNGAN PREDISPOSING FACTOR DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN APD PADA PEKERJA UNIT PRODUKSI I PT PETROKIMIA GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial mempengaruhi kesehatan pekerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organisasi) dan. GATT (General Agremeent on Tariffs and Trade) yang akan berlaku tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan cross sectional untuk. peleburan besi baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat diambil simpulan bahwa terdapat

BAB I PENDAHULUAN. (Simamora, 2009). Menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

BAB 1 PENDAHULUAN. namun penerapan alat pelindung diri ini sangat dianjurkan (Tarwaka,2008).

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB V PEMBAHASAN. Hal ini dimungkinkan karena di PT. Pertamina (Persero) RU V selalu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan

GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu, upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat perlu. Dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Infeksi yang terjadi dirumah sakit salah

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan. Republik Indonesia, 2011). World Health Organization (WHO)

Gambaran Perilaku Hidup Sehat Dalam Mencegah Penyakit Pada Petugas Kebersihan Di TPS Danau Bratan Dan TPS Terusan Sulfat Kota Malang

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan tenaga kesehatan, seperti perawat. Perawat sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

BAB I. dan perkembangan anak selanjutnya. Salah satu tugas anak toddler ini yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Unnes Journal of Public Health

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan seseorang. Saat bekerja kita mengharapkan lingkungan yang aman dan sehat sehingga pekerjaan dapat terselesaikan dengan efisien dan efektif. Setiap pekerjaan memiliki resiko atau berpotensi mengalami kecelakaan kerja (Kurniawidjaja, 2012). Kecelakaan kerja akan merugikan berbagai pihak dari segi ekonomi negara, kerugian yang diterima oleh pekerja sehingga akan meningkatkan angka ketergantungan (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2003, menjelaskan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan kesehatan kerja. Sebelumya peraturan mengenai keselamatan kerja sudah lebih dulu diatur dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1970 yang mencakup keselamatan disemua tempat kerja, di darat, tanah, permukaan air maupun di udara. Undang-undang ini juga mengatur tentang pemberian pertolongan, pencegahan, dan mengendalikan timbulnya penyakit, pemeriksaan kesehatan secara berkala, pemberian alat atau pelengkapan untuk menunjang pekerjaanya (Kurniawidjaja, 2012). Perawat sebagai integral profesi kesehatan memiliki peranan yang vital dalam upaya kesehatan dan keselamatan kerja, baik dalam peningkatan kesehatan kerja maupun pencegahan atau penyakit yang ditimbulkan akibat 1

2 bekerja. Perusahaan merupakan bagian dari komunitas masyarakat dalam ruang lingkup industri, sehingga perawat perlu diikutsertakan programprogram kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelayanan kesehatan komunitas atau sering disebut dengan occupational health nursing (Hardy, 2012). Petugas kebersihan adalah orang yang bekerja di suatu tempat seperti kantor atau instansi lainya yang bertugas memelihara kebersihan dan memberikan pelayanan kebersihan (Syavina et al, 2013). Kecelakaan kerja yang sering dialami petugas kebersihan yaitu gangguan pernafasan, iritasi kulit, dan MSDs (Musculoskeletal disorders) (Europa Occupational Safety and Health Agency, 2008). Bahan kimia yang dipakai oleh petugas petugas kebersihan UMY mengandung hydrocholoric yang terdapat pada pembersih toilet yang bisa menyebabkan dermatitis dan iritasi kulit. Alkohol yang terdapat pada pembersih lantai dan kaca yang bisa menyebabkan iritasi kulit, sesak nafas (Europa Occupational Safety and Health Agency, 2008). Faktor utama terjadinya dermatitis akibat kerja adalah tidak menggunakan APD seperti sarung tangan dan menggunakan bahan kimia (Lestari, 2008 dalam Fitriani, 2013). Menurut teori Lawrence Green dalam Nursalam (2016) faktor yang mempengaruhi perilaku dalam hal ini kepatuhan penggunaan APD terdapat 3 faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, faktor pendorong. Faktor predisposisi merupakan faktor yang berada didalam diri seseorang, seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengetahuan, dan

3 sikap (Nursalam, 2016). Hasil penelitian yang dilakukan Saputri dan Paskarini (2014) terdapat beberapa faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan penggunaan APD oleh pekerja adalah usia, tingkat pendidikan dan masa kerja. Faktor pendukung merupakan faktor yang berada di lingkungan seseorang tempat bekerja. Kurangnya kesediaan APD yang diberikan oleh perusahaan tentu saja akan berakibat pada pekerja, semakin lengkap ketersediaan APD maka pekerja juga akan semakin patuh dalam penggunaanya (Harlan & Paskarini, 2014). Belum tersedianya SOP tentang APD juga merupakan salah satu faktor yang membuat para pekerja tidak taat, karena belum adanya peraturan (Saputri & Paskarini, 2014). Faktor pendorong merupakan faktor yang memberikan kekuatan atau pengaruh terhadap seseorang. Dukungan pimpinan akan berpengaruh terhadap kepatuhan pekerja seper Lti peraturan atau kebijakan, sosialisasi, pengawasan, penghargaan dan pemberian sanksi (Harlan & Paskarini, 2014). Dorongan rekan kerja seperti menegur jika tidak memakai APD dan melaporkan jika ada APD yang rusak (Saputri & Paskarini, 2014). Praktik penggunaan APD juga dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan manajemen yang belum menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja (Atmanto, 2011) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta bekerjasama dengan 3 perusahaan outsourcing. Jumlah petugas kebersihan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebanyak 93 pekerja terdiri dari PT Tridaya

4 menangani kampus utara dengan petugas kebersihan sebanyak 35 orang, PT Era Prima menangani kampus selatan dengan petugas kebersihan 48 orang, PT Buharum menangani gedung pascasarjana dengan petugas kebersihan sebanyak 10 orang. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada 12 orang petugas kebersihan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Peneliti mengobservasi perilaku petugas kebersihan, mereka tidak menggunakan alat pelindung diri saat berkerja seperti membersihkan sampah, mengepel lantai, membersihkan kaca dan membersihkan toilet. Petugas yang diwawancara sebanyak 12 orang, 4 orang mengatakan mengetahui alat pelindung diri untuk petugas kebersihan, 8 orang tidak mengetahui alat pelindung diri untuk petugas kebersihan. Ketersediaan Alat pelindung diri juga sangat minim, dari 12 orang, 3 diantaranya menggunakan alat pelindung diri seadanya, 9 orang lainya mengatakan tidak tahu. Supervisor perusahaan mengatakan memiliki SOP terkait alat pelindung diri untuk petugas kebersihan dan menyediakan alat pelindung diri, tetapi hanya ada 2 orang saja yang mengetahui adanya peraturan dari perusahaan agar meggunakan APD. Masalah kesehatan yang dikeluhkan oleh petugas kebersihan antara lain gatal-gatal dan sesak nafas. Sesungguhnya dalam Islam sudah diatur bagaimana kita harus menjaga diri kita sendiri. Dalam Al-Quran Q.S Al-Baqarah ayat 195 dijelaskan tentang bagaimana keselamatan manusia.

5 Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) kedalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik Ayat tersebut mengingatkan kita bahwa agama Islam menjunjung tinggi untuk keselamatan manusia. Ketika bekerja dengan aman dan sehat, memperlihatkan perilaku yang baik, maka seseorang akan terhindar dari bahaya yang ditimbulkan akibat bekerja. Betapa nyamannya jika kita bekerja dalam lingkungan yang sehat dan terhindar dari bahaya dari tempat kita bekerja. Berdasarkan uraian diatas, terdapat permasalahan yaitu tidak semua pekerja mengetahui dan menggunakan alat pelindung diri, sedangkan alat pelindung diri sangat penting untuk kesehatan dan keselamatan pekerja. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Petugas Kebersihan di UMY. B. Rumusan Masalah Faktor apa sajakah yang mempengaruhi tingkat kepatuhan penggunaan APD pada petugas kebersian di UMY? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada petugas kebersihan di UMY.

6 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mmpengaruhi kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada petugas kebersihan di UMY. b. Menganalisis hubungan faktor-faktor tingkat kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada petugas kebersihan di UMY. c. Menganalisis faktor yang paling mempengaruhi terhadap kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada petugas kebersihan di UMY. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi pekerja Penelitian ini sebagai pengetahuan dan masukkan agar pekerja lebih peduli terhadap kesehatanya. Petugas kebersihan dapat mengurangi secara langsung terhadap paparan bahan kimia ataupun yang lainya dengan menggunakan alat pelindung diri (APD). 2. Bagi Ilmu Keperawatan Penelitian ini sebagai masukan untuk pengembangan ilmu keperawatan khususnya occupational health nursing dan terjalinya kerjasama yang baik antara Ilmu Keperawatan, UMY dan PT yang menyediakan jasa outsourcing dalam pengembangan manajemen resiko serta manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

7 E. Penelitian Terkait 1. Penelitian yang dilakukan oleh Atmanto (2011) dengan judul Behavioral Determinants Workers In The Use Of PPE Based On Hazard Assesment In Foundry Company Ceper Klaten. Variabel Dependen pengetahuan pekerja, persepsi pekerja, ketersediaan APD, Peraturan Kerja, Petunjuk Kerja, Dukungan Pimpinan, dukungan sesama pekerja, dukungan keluarga, variabel independen adalah praktik penggunaan APD. Penelitian qualitative exploration (penelitian kualitatif untuk menggali lebih dalam masalah yang di teliti). Hasil dari penelitian ini adalah praktik penggunaan APD pada industri pengecoran tidak dapat dilaksanakan karena faktor lingkungan fisik kerja dan manajemen yang belum menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja. Persamaan dalam penelitian ini adalah penelitian tentang perilaku penggunan APD. Perbedaan dalam penelitian ini adalah jenis penelitiannya kualitatif, tempat penelitian dan respondennya adalah pekerja industri pengecoran. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Saputri dan Paskarini, (2014) yang berjudul Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan APD pada Pekerja Kerangka Bangunan (Proyek hotel Mercure Grand Mirana Extention di PT Jagat Kontruksi Abdipersada). Variabel yang diteliti adalah karakteristik pekerja (usia, tingkat pendidikan dan masa kerja), faktor predisposisi (pengetahuan dan sikap pekerja dalam penggunaan APD), faktor pendukung (pengadaan

8 dan ketersediaan APD, faktor pendorong (dorongan petugas K3 dan dorongan rekan kerja). Desain penelitian ini adalah cross sectional, menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia, pengetahuan pemberian sanksi dan dorongan rekan kerja terhadap kepatuhan penggunan APD. Persamaan dari penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif, meneliti tentang kepatuhan penggunaan APD. Perbedaannya adalah tempat penelitian dan responden penelitian. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2013) dengan judul pengaruh intervensi penyuluhan menggunakan media leaflet terhadap perubahan tingkat pengetahuan mengenai potensi bahaya dermatitis kontak dan pencegahannya pada pekerja petugas kebersihan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013. Penelitian ini menggunakan quaasi experimental. Hasil dari penelitian ini menunjukkan rata-rata skor pengetahuan pada kelompok intervensi lebih besar daripada kelompok kontrol. Hasil uji bivariat dengan kemaknaan 5% media leaflet dapat mempengaruhi perubahan pengetahuan dengan p value sebesar 0,000 dan uji bivariat hubungan antara perubahan pengetahuan mengenai potensi bahaya dermatitis kontak dan pencegahanya dengan p value sebesar 0,000. Persamaan dalam penelitian ini adalah respondennya yaitu petugas kebersihan, penelitian ini bersifat kuantitatif. Perbedaan dari penelitian ini adalah peneliti tidak memberikan intervensi secara langsung pada respondenny