MANAGEMENT NETWORK
Pada modul kali ini, kita akan membahas terkait konfigurasi IP Address, DHCP Server, DHCP MAC Static, DHCP Server Security, DHCP Client, Router Gateway, dan Routing Static. Oke langsung saja A. Konfigurasi IP Address Konfigurasi IP Address pada Mikrotik menggunakan topologi seperti gambar di bawah : Gambar 1.1 Topologi Konfigurasi IP Address Berikut ini langkah-langkah yang akan kita gunakan untuk mengonkonfigurasi IP Address pada Mikrotik melalui Utility Winbox : 1. Buka Winbox 2. Klik IP 3. Klik Address 4. Klik tanda (+) 5. Kemudian masukkan IP Address dan Interface yang akan dikonfigurasi. Lihat gambar di bawah : Gambar 1.2 Konfigurasi IP Address Mikrotik.
Selanjutnya, lakukan konfigurasi IP Address pada client. Gambar 1.3 Konfigurasi IP client. Untuk pengujian, lakukan ping dari client ke Mikrotik. Ping 192.168.1.1 Gambar 1.4 Ping dari client ke Mikrotik. B. DHCP Server. DHCP Server berfungsi untuk mempermudah client agar tidak perlu memasukan IP Address secara manual. Topolgi yang akan kita gunakan seperti di bawah ini :
Bambar 2.1 Topolgi DHCP Server Berikut langkah-langkah untuk mengkonfigurasi DHCP Server : 1. Klik IP 2. Klik DHCP Server 3. DHCP 4. DHCP Setup Gambar 2.2 Setup DHCP Server Mikrotik. Selanjutnya ikut langkah seperti gambar di bawah ini : Gambar 2.3 Proses setup DHCP Server.
Selanjutnya lakukan pengujian dengan mengkonfigurasi DHCP di computer client. Gambar 2.4 Konfigurasi DHCP Client. C. DHCP Mac Static Sebelumnya kita sudah belajar membuat DHCP Server di mikrotik. Selanjutnya kita akan belajar bagaimana agar sebuah client selalu mendapat IP Address yang sama saat request IP secara dhcp. Kita akan menggunakan topologi seperti di bawah ini : Gambar 3.1 Topologi MAC Static Setting kali ini, kita akan melanjutkan dari konfigurasi sebelumnya. Tujuan konfigurasi ini adalah agar computer client selalu mendapatkan IP Address yang sama (contoh 192.168.1.2) saat request ip ke DCHP Server. Berikut konfigurasinya :
Gambar 3.2 Konfigurasi MAC Static Selanjutnya, isi pada kolom Address untuk IP Address yang kita inginkan. Gambar 3.3 Konfigurasi IP Address untuk client. Selanjutnya, kita melakukan pengujian dengan cara men-disable dan enable pada client, seperti gambar di bawah ini : Gambar 3.4 Disable dan Enable interface client Selanjutnya kita klik kanan pada Ethernet dan klik status untuk melihat hasil konfigurasi DHCP MAC Static.
D. DHCP Server Security DHCP Server Security berfungsi agar jika client mengkonfigurasi IP secara manual, maka client itu tidak akan bisa lagi terhubung dengan router. Atau dengan kata lain mencegah client mengkonfigurasi IP secara manual. Kesempatan ini menggunakan topologi yang sama dengan yang kita gunakan pada konfigurasi sebelumnya. Gambar 4.1 Topologi DHCP Server Security Selanjutnya kita langsung konfigurasi seperti di bawah ini : 1. Klik IP 2. Klik DHCP Server 3. Klik pada DHCP yang mengarah ke Ethernet 2 (atau sesuai yang kita inginkan) 4. Ceklis Add ARP For Lesses 5. Klik OK. Gambar 4.1 Konfigurasi DHCP Security.
Selanjutnya : 1. Klik Interfaces 2. Pilih ether 2 (atau sesuaikan) 3. Pada ARP pilih reply-only 4. OK Gambar 4.3 Konfigurasi DHCP Security Untuk pengujian nya coba kita test dengan membuat IP Address secara manual pada Client. Gambar 4.4 Konfigurasi IP Address Manual pada Client
Sekarang kita coba lakukan ping dari client ke mikrotik Gambar 5.4 Ping dari client ke Mikrotik. E. DHCP Client Jika kita melakukan konfigurasi dhcp client di mikrotik, itu artinya kita menginginkan agar mikrotik mendapat IP Address secara otomatis dari dhcp server. Biasanya dhcp client ini diaktifkan pada interface mikrotik yang terhubung dengan modem internet. Gambar 5.1 Topologi DHCP Client Dari topologi diatas, bisa di lihat bahwa kita akan mengkonfigurasi dhcp client pada interface ether1 mikrotik. Berikut langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk mengkonfigurasi dhcp client pada mikrotik. Untuk pengujian, coba lihat pada menu IP Address. Apakah mikrotik sudah mendapat IP Address atau belum. Jika kita sudah mendapatkan ip addresss maka nanti akan ada tanda huruf label D didepan IP Addressnya, label ini menunjukkan bahwa IP Address tersebut didapat secara Dynimic.
F. Router Gateway Kali ini, kita akan melakukan konfigurasi router gateway pada mikrotik agar komputer client yang terhubung ke mikrotik bisa melakukan akses internet. Berikut adalah Topologi yang akan kita gunakan : Gambar 6.1 Topologi Router Gateway Seharusnya setelah mengkonfigurasikan dhcp client pada lab sebelumnya, mikrotik sudah bisa ping ke google seperti berikut : Gambar 6.1 Ping dari Mikrotik ke Internet Setelah itu coba kita ping google dari client menggunakan CMD. Gambar 6.2 Client tidak dapat Ping ke Internet
Coba perhatikan bahwa sebelum kita mengkonfigurasi router gateway, client tidak akan bisa ping ke internet. Dan untuk mengkonfigurasi router gateway, kita harus menambahkan sebuah firewall NAT pada mikrotik seperti berikut : 1. Klik IP 2. Klik Firewall 3. Klik NAT 4. ADD (Tanda +) Gambar 6.3 Konfigurasi NAT di Mikrotik Gambar 6.4 Konfigurasi NAT di Mikrotik Pada coloum out interface pada gambar diatas menunjukkan interface yang terhubung dengan internet (modem). Sedangkan maksud dari action masquerade yaitu berfungsi untuk mengubah secara otomatis yang awalnya merupakan IP Address Privat menjadi IP Address Publik sehingga Client dapat terhubung dengan internet.
#ping www.google.com Gambar 6.5 Client sudah bisa Ping internet G. Routing Static Routing adalah sebuah cara yang digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih network yang berbeda. Ada dua teknik routing, static routing dan dynamic routing. Kali ini kita hanya akan fokus mempelajari static routing. Static routing adalah metode routing dinama Network Engineer harus mengkonfigurasi tabel routing secara manual. Langsung saja. Topologi yang akan kita gunakan adalah sebagai berikut : Gambar 7.1 Topologi Routing Static Yang pertama kita lakukan adalah konfigurasi IP Address-nya terlebih dahulu sesuai dengan topologi di atas. Kalau sudah, selanjutnya kita sekrang coba chek table routing yang ada di R1 & R2. Gambar 7.2 Tabel routing R1
Gambar 7.3 Table Routing R2. Dapat kita lihat bahwa R1 dan R2 hanya memiliki informasi tentang directly connected network (network yang terhubung langsung) pada tabel routingnya masing-masing. Pada kasus seperti ini, PC1 tidak akan bisa berkomunikasi dengan PC2. Gambar 7.4 Ping dari PC1 ke PC2. Supaya PC1 dan PC2 bisa saling berkomunikasi, maka kita harus menangenalkan network 192.168.1.0/24 ke R2 dan network 192.168.2.0/24 ke R1 menggunakan static routing seperti di bawah ini. Gambar 7.5 Konfigurasi Static Routing di R1.
Gambar 7.6 Konfigurasi Routing Static R2. setelah mengkonfigurasi routing static, baik di R1 maupun R2 akan mengenali remote networknya (network yang tidak terhubung langsung) dengan label AS yang artinya Active Static. Selanjutnya kita lakukan pengujian, dengan kita coba lakukan test ping dari PC1 ke PC2 Gambar 7.7 Ping dari PC1 ke PC2.