BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. dari usia neonatal dini terjadi pada hari pertama (Komalasari, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. Pada saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. lambat untuk mencapai tujuan target Milenium (millenium development goals. 5, adalah penurunan 75% rasio kematian maternal.

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

PENGERTIAN MASA NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang merupakan langkah wajib pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bayi, ibu, dan keluarga. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Nifas

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

BAB I PENDAHULUAN UKDW kelahiran hidup (World Health Organization, 2012). perubahan pada tahun 2012 (Dinkes Jawa Tengah, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik di negara maju

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Subjek Penelitian...

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI. ASI mengikuti pola pertumbuhan dan kebutuhan bayi untuk proses

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organitation (WHO) dalam program Millenium Development

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

Transkripsi:

5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat, baik dari kalangan pejabat tingkat atas sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu ibu. Ibu mempunyai peran dan tanggung jawab untuk melahirkan generasi yang cerdas dan taqwa sehingga mampu memberi warna bagi negeri tercinta dan mampu menjadikan tunas-tunas bangsa yang siap dan mampu memimpin bangsa (Purwanti, 2012). Tolok ukur dan indikator suatu negara dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakatnya salah satunya adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Di Indonesia pada tahun 2012 menurut SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tercatat Angka Kematian Bayi masih sangat tinggi yaitu 32 kematian per 1000 kelahiran hidup, itu artinya dalam satu tahun sekitar 125.000 bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun dan Angka Kematian Neonatal (AKN) kisaran 20/1.000 kelahiran hidup. Target MPS (Making Pregnancy Safer) yaitu strategi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir pada tahun 2010 menurunkan AKN menjadi 16/1000 kelahiran hidup dan menurunkan AKB menjadi kurang dari 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Depkes RI), yang diikuti dengan adanya target review status MDGs (Millenium

6 Development Goals) target MDGs tahun 2015 terhadap penurunan AKB menjadi 28/1000 kelahiran hidup ( Bapenas,2010). Untuk mencapai target MDGs tersebut perlu beberapa upaya konkrit dan tindakan yang efektif demi meningkatkan kualitas bayi melalui pemberian ASI yang tepat terutama ASI yang keluar pada hari-hari pertama sampai hari ke 3 (kolostrum) karena kolostrum mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi berupa protein yang tinggi serta memiliki kandungan tertinggi yaitu antibody yang siap melindungi bayi ketika kondisi bayi masih sangat lemah, juga berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi (Suradi, 2008). ASI bermanfaat untuk menjaga ketahanan tubuh bayi karena mengandung zat anti infeksi sebagaimana Carina Venter dan Tara Dean (2008) menyatakan bahwa ASI mengandung zat immunomodulator serta zat gizi yang unik. Selain itu, ASI mengandung zat gizi lengkap seperti karbohidrat berupa laktosa, lemak yang banyak (asam lemak tak jenuh ganda), protein utama berupa lactabumin yang mudah dicerna, kandungan vitamin dan mineral yang banyak (Yulianti, 2012). Telah banyak penelitian yang menyatakan manfaat dan keuntungan menyusui bagi ibu, bayi, keluarga dan masyarakat, namun realita yang terjadi cakupan praktek menyusui ibu masih belum sepenuhnya berhasil. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan umur 0-1 bulan 3,9 % tidak disusui, 4,2 % diberi ASI dan air putih, dan persentase anak usia 0-1 bulan yang menggunakan botol dan dot 30,3 %. Adanya persentase menyusui di Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas 2013 bahwa

7 untuk Provinsi Sulawesi Tenggara kategori proses menyusui <1 jam 33,2 %, 1-6 jam 35,3 %, 7-23 jam 3,0 %, 24-47 jam 12,0 % dan 48 jam 16,5 %. Selanjutnya berdasarkan data profil RSU Bahteramas Tahun 2012 bahwa jumlah persalinan normal sebesar 1.323 persalinan/tahun, sedangkan berdasarkan hasil penelitian Ikawati (2012) yang sudah pernah dilakukan memperoleh hasil bahwa yang melakukan ibu yang melakukan mobilisasi aktif, pengeluaran ASI terjadi lebih cepat dibandingkan ibu dengan mobilisasi pasif. Dalam masa nifas alat-alat genetalia internal maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahanperubahan alat genital dalam keseluruhannya disebut involusi. Salah satu komponen involusi adalah penurunan fundus uteri. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Idadianani (2009) dalam penelitiannya hubungan antara menyusui dini dengan involusi uterus pada ibu post partum di Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang memperoleh hasil bahwa ibu post partum yang segera menyusui bayinya tidak mengalami perdarahan akibat adanya rangsangan dari luar karena proses menyusui dari hisapan bayi menyebabkan kontraksi uterus yang adekuat sehingga menjadikan terjadinya proses involusi uterus yang normal. Di samping involusi, terjadi juga perubahan-perubahan penting yakni laktasi dan gangguan laktasi yang merupakan salah satu penyebab penurunan fundus uteri terganggu. Apabila proses involusi ini tidak berjalan dengan baik maka akan timbul suatu keadaan yang disebut sub involusi uteri yang akan menyebabkan terjadinya perdarahan dalam masa 40 hari, yang bisa disebabkan

8 karena ibu tidak mau menyusui, takut untuk mobilisasi atau aktifitas yang kurang (Winkjosastro, 2007). Hal ini didukung oleh Larsen (2010) bahwa perlunya latihan olah tubuh pada ibu post partum untuk produksi ASI. Hal senada juga dikemukakan oleh Daley dkk (2012) bahwa latihan gerak tubuh ibu post partum tidak berefek negatif bagi bayi dan menyusui. Fenomena yang masih banyak terjadi dimasyarakat adalah bayi yang sering menangis merupakan anggapan bahwa bayi haus dan ibu belum pantas bergerak untuk menyusui bayinya karena adanya pendapat ibu akan mengalami perdarahan, sehingga orang tua atau keluarga selalu memberi susu formula karena dianggap bahwa bayi tidak puas menyusu pada ibunya, padahal sebenarnya semakin sering bayi mengisap pada payudara ibunya, maka akan semakin banyak ASI yang akan diproduksi oleh payudara. Menciptakan kebiasaan pemberian ASI yang baik sejak menit pertama bayi baru lahir sangat penting untuk kesehatan bayi dan keberhasilan pemberian ASI itu sendiri (Budiasih, 2008). Menyusui yang paling mudah dan sukses dilakukan adalah bila si ibu sendiri sudah siap fisik dan mentalnya untuk melahirkan dan menyusui namun hal ini tidak semudah yang dibayangkan, karena fenomena yang masih sering terlihat dimasyarakat ibu sering menjadikan alasan masih merasa lelah setelah menjalani proses persalinan sehingga ibu menjadi takut untuk bergerak atau melakukan mobilisasi, padahal dengan ibu melakukan mobilisasi akan dapat melancarkan peredaran darah ibu sehingga mempercepat pengeluaran ASI. Sebagaimana

9 pendapat West dalam Hell, 2009 bahwa kelelahan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan ibu tidak menyusui. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan mempunyai relevansi dengan penelitian ini, maka penelitian ini akan pengaruh mobilisasi terhadap pegeluaran kolostrum serta difokuskan pada memilih akan di laksanakan di RSU Bahteramas Sulawesi tenggara dengan alasan dari hasil survey pendahuluan ibu yang memilih bersalin di Rumah Sakit ini bahwa sebagian besar ibu post partum mengalami kelelahan dan terlihat lebih suka berbaring ditempati tidur sepanjang hari, kurang mempunyai keinginan untuk melakukan mobilisasi, perawatan diri, merawat bayi dihari-hari pertama dan menyusui. Bidan mempunyai peranan penting dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan yang komprehensif pada ibu dan bayi yang salah satunya membantu dan mendukung kesuksesan proses pemberian ASI dan menyusui. RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara merupakan rumah sakit tipe B dengan tugas dan fungsi melaksanakan upaya pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan pusat rujukan puskesmas serta sarana kesehatan lain di wilayah Sulawesi Tenggara untuk mencanangkan pembangunan kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, yang salah satunya adalah mengeluarkan kebijakan pentingnya dan keharusan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Usaha-usaha yang sudah dilakukan baik oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara maupun Rumah Sakit untuk mendukung keberhasilan menyusui adalah mengikuti pelatihan dan seminar tentang ASI dan manajemen

10 laktasi, membuat standar operasional prosedur tentang pelayanan ASI, dan memberikan media yang mendukung berupa leaflet dan lembar balik serta gambar yang berkaitan dengan pemberian ASI, akan tetapi usaha-usaha yang telah dilakukan ini belum sepenuhnya berhasil, karena kondisi yang masih terjadi di Rumah Sakit masih sering dijumpai yang salah satunya adalah ibu masih takut melakukan mobilisasi karena alasan masih kelelahan pasca persalinan dan takut mengalami perdarahan, padahal gerakan mobilisasi dapat mempengaruhi pengeluaran kolostrum ibu dan kolostrum sangat bermanfaat untuk bayi jika segera diberikan pada bayi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Apakah ada pengaruh mobilisasi pada ibu post partum terhadap pengeluaran kolostrum di RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh mobilisasi pada ibu post partum terhadap pengeluaran kolostrum di RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengeluaran kolostrum kelompok intervensi dan kontrol b. Mengetahui pengaruh mobilisasi ibu post partum terhadap pengeluaran kolostrum pada kelompok intervensi dan kontrol

11 c. Mengetahui pengaruh faktor lain (status IMT, tingkat stres ibu dan daya hisap bayi) terhadap pengeluaran kolostrum pada kelompok intervensi dan kontrol D. Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan sebagai referensi pengetahuan dalam bidang kesehatan ibu dan anak berkaitan dengan pentingnya mobilisasi ibu pada masa nifas terhadap pengeluaran kolostrum. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat, tenaga kesehatan, dinas kesehatan, dan pemerintah setempat sebagai upaya untuk lebih memperhatikan keberhasilan pemberian kolostrum pada bayi agar lebih meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi serta mencegah kesakitan dan kematian ibu. E. Keaslian Penelitian 1. Larson, Mayer (2002) dalam penelitiannya Effect of Postpartum Exercise on Mothers and their Offspring menunjukkan bahwa latihan olah tubuh ibu post partum memiliki efek positif terhadap menyusui. 2. Amanda J. Daley (2012) dalam penelitiannya Breast milk composition after exercise of different intensities memperoleh hasil bahwa ibu post partum boleh melakukan latihan olah tubuh dan tidak memiliki efek pada proses menyusui maupun terhadap bayi.

12 3. Dina Dewi SLI, ( 2007) dalam penelitiannya hubungan mobilisasi dini dengan kecepatan kesembuhan luka perineum pada ibu post partum di seluruh wilayah kerja puskesmas singosari kabupaten malang memperoleh bahwa mobilisasi dini 2-4 jam dan 6-8 jam akan mempercepat kesembuhan luka perineum pada ibu post partum. 4. Idadianani (2009) dalam penelitiannya hubungan antara menyusui dini dengan involusi uterus pada ibu post partum di Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang memperoleh hasil bahwa ibu post partum yang segera menyusui bayinya tidak mengalami perdarahan akibat adanya rangsangan dari luar karena proses menyusui dari hisapan bayi menyebabkan kontraksi uterus yang adekuat sehingga menjadikan terjadinya proses involusi uterus yang normal. 5. Ikawati (2012) dalam penelitiannya faktor yang berhubungan dengan pengeluaran Asi di tangerang memperoleh hasil bahwa mobilisasi ibu, nyeri ibu, perawatan payudara, posisi menyusui dan rooming in berhubungan dengan pemberian Asi. Perbedaan beberapa penilitian diatas dengan penelitian ini adalah pada variabel penelitian, metode yang digunakan, subjek penelitian dan lokasi penelitian dilaksanakan.