HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS GATAK KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) K1 IBU HAMIL sdi KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI BLUD RS KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

Kata kunci :Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Fe, Anemia, Ibu Hamil

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Pelaksanaan Antenatal Care Berhubungan dengan Anemia pada Kehamilan Trimester III di Puskesmas Sedayu I Yogyakarta

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III PADA KUNJUNGAN ANC DI STIKES MITRA HUSADA KARANGANYAR

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

ANALISIS MULTILEVEL PENYEBAB BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang menerangkan derajat kesehatan didalam suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indoensia mencapai 359 per jumlah

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA 2015

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK. Satiti Setiyo Siwi, S.S.T.

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET Fe DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI DESA SENDANG PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO, 2013).

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah gizi seimbang. Kekurangan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam porsi yang dimakan tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN KOTA PADANG TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN KEK PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian target MDGs (Millenium

HUBUNGAN STATUS GIZI DALAM KEHAMILAN DENGAN STATUS EKONOMI

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

Kata Kunci: Hamil, Anemia

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS GATAK KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DIANA SUKMANINGTYAS J 410 110 019 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 015

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura Telp. (071) 717417, Fax : 7151448 Surakarta 5710 Surat Persetujuan Artikel Publikasi Yang bertanda tangan ini pembimbing/ skripsi/ tugas akhir : Pembimbing I Nama : Bejo Raharjo, SKM., M.Kes NIP : 19710611 199403 10004 Pembimbing II Nama : Anisa Catur Wijayanti, SKM., M.Epid NIK : 155 Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa: Nama : Diana Sukmaningtyas NIM : J410110019 Program Studi : Kesehatan Masyarakat Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS GATAK KABUPATEN SUKOHARJO Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, 7 Oktober 015 Pembimbing I Pembimbing II Bejo Raharjo, SKM., M.Kes NIP. 19710611 199403 10004 Anisa Catur Wijayanti, SKM., M.Epid NIK. 155 Universitas Muhammadiyah Surakarta 015 1

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS GATAK KABUPATEN SUKOHARJO Diana Sukmaningtyas*, Bejo Raharjo**, Anisa Catur W*** *Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, ***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS ABSTRAK Anemia pada ibu hamil di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo pada Tahun 014 sebesar 3%. Anemia pada kehamilan dapat mengakibatkan kematian pada janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, serta perdarahan. Anemia secara tidak langsung dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu serta kematian perinatal lebih tinggi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan status gizi ibu hamil dengan kejadian anemia di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan case control. Populasi kasus dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang anemia pada bulan Juli-September 015, sedangkan populasi kontrolnya adalah ibu hamil yang tidak mengalami anemia. Pemilihan sampel pada kelompok kasus sebanyak 30 orang dan kelompok kontrol sebanyak 30 orang dengan menggunakan teknik accidental sampling, sedangkan teknik uji statistiknya menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variabel tingkat pengetahuan sebanyak 0 orang (66,7%) pada kelompok kasus dan 1 orang (70%) pada kelompok kontrol responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi. Sedangkan pada variabel status gizi, responden yang memiliki status gizi kurang sebanyak 15 orang (50%) pada kelompok kasus dan 5 orang (16,7%) pada kelompok kontrol. Hasil statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan (p= 0,781), dan ada hubungan antara status gizi (p= 0,006; OR= 5,000; 95% CI= 1,510-16,560) dengan kejadian anemia di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo. Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Status Gizi dan Anemia Ibu Hamil ABSTRACT Anemia towards pregnant women in puskesmas gatak sukoharjo regency in 014 is 3%. Anemia during the pregnancy ensued death of the fetus in the uterus, abortion, natural deformity, BBLR, and hemorrhaging. Anemia indirectly causes morbidity and mortality of the mother and higher prenatal death. The purpose of this research to analyze the relation between the knowledge level and nutrient status of pregnant women towards anemia case in Puskesmas Gatak Sukoharjo Regency. The type of this research is observational research with case control design. The case population in this research is all anemia pregnant women found from July to September 015, whereas the control population is the pregnant women who do not have anemia. The sampling selection in the case group is 30 peoples and the control group is 30 people using accidental sampling technique, whereas the statistical test uses chi square test. The result of this research shows that in variable of knowledge level, most of the respondents have high knowledge level that is 0 people (66,7%) in case group and 1 people (70%) in control group. While in variable of nutrient status, the respondent who has low nutrient status is 15 people (50%) in case group and 5 people (16,7%) in control group. The statistic result shows that there is no relation between the Universitas Muhammadiyah Surakarta 015

knowledge level (p= 0,781) and there is relation between nutrient status (p= 0,006; OR= 5,000; 95% CI= 1,510-16,560) and anemia case in Puskesmas Gatak Sukoharjo Regency. Key Words : knowledge level, nutrient status, anemia pregnant woman. Universitas Muhammadiyah Surakarta 015 3

PENDAHULUAN Anemia yakni suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat mengganggu kapasitas darah untuk mengangkut oksigen kesekitar tubuh. Anemia merupakan indikator untuk gizi buruk dan kesehatan yang buruk. Anemia pada ibu hamil sangat terkait dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi, termasuk risiko keguguran, lahir mati, prematuritas dan berat bayi lahir rendah (WHO, 014). Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia, terutama di negara berkembang (developing countries) dan pada kelompok sosio-ekonomi rendah. Pada kelompok dewasa, anemia terjadi pada wanita usia reproduksi, terutama wanita hamil dan wanita menyusui karena mereka yang banyak mengalami defisiensi Fe. Secara keseluruhan, anemia terjadi pada 45% wanita di negara berkembang dan 13% di negara maju (developed countries). Di Amerika, terdapat 1% wanita usia subur (WUS) 15-49 Tahun, dan 11% wanita hamil usia subur mengalami anemia. Sementara persentase wanita hamil dari keluarga miskin terus meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan (8% anemia di trimester I, 1% anemia di trimester II, dan 9% anemia di trimester III) (Fatmah dalam Departemen Gizi dan Kesmas, 01). Jumlah perempuan meninggal karena komplikasi selama kehamilan dan persalinan mengalami penurunan sebesar 45% dari perkiraan 53 000 pada Tahun 1990 dan 89 000 pada Tahun 013. Kemajuan sangatlah penting, tetapi setiap Tahun tingkat penurunannya masih kurang dari yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembangunan Milenium Development Goal s (MDG s). Target penurunan angka kematian ibu sebesar 75 % antara Tahun 1990 dan 015 (WHO, 014). Secara global, prevalensi anemia turun 1% antara Tahun 1995 dan Tahun 011 dari yang awalnya 33% menjadi 9% pada wanita yang tidak hamil, dan dari 43% menjadi 38% pada wanita hamil. Meskipun menunjukkan kemajuan yang cukup besar, namun belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan. WHO telah menerbitkan pedoman kebijakan yang telah direvisi untuk memberikan dukungan terhadap pencegahan dan pengendalian anemia (WHO, 01). Menurut data Riskesdas (013), kelompok ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang berisiko tinggi mengalami anemia, meskipun anemia yang dialami umumnya merupakan anemia relatif akibat perubahan fisiologis tubuh selama kehamilan. Anemia pada populasi ibu hamil menurut kriteria yang ditentukan WHO dan pedoman Kemenkes 1999, yakni sebesar 37,1% dan prevalensinya hampir sama antara bumil diperkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%). Hal ini menunjukkan angka tersebut mendekati masalah kesehatan masyarakat berat (severe public health problem) dengan batas prevalensi anemia lebih dari 40% (BPPK, 014). Angka kematian ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 014 sebesar 16,55/100.000 kelahiran hidup (711 kasus), mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada Tahun 013 yaitu sebesar 118,6/100.000 kelahiran hidup (668 kasus). Faktor-faktor penyebab kematian ibu yakni pendarahan (,93%), hipertensi (8,10%), infeksi (3,66%), gangguan sistem peredaran darah (4,93%), dan lain-lain (4,33%) (Dinkes Prov Jateng, 015). Penanggulangan anemia pada ibu hamil dilaksanakan dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilannya. Cakupan ibu hamil mendapat Fe di Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 014 yakni sebesar 9,5% lebih tinggi jika dibandingkan dengan cakupan pemberian tablet Fe 90 di Universitas Muhammadiyah Surakarta 015 4

Indonesia yaitu sebesar 85,1% (Kemenkes RI, 015). Menurut data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 014 jumlah ibu hamil di Kabupaten Sukoharjo pada Tahun 014 yakni sebanyak 14.90 dengan jumlah ibu hamil yang anemia sebanyak 1.069 (7,48%) lebih rendah jika dibandingkan dengan indikator kesehatan untuk kejadian anemia ibu hamil di Kabupaten Sukoharjo yaitu sebesar 10% dari jumlah sasaran ibu hamil. Meskipun angka kejadian anemia pada ibu hamil di Kabupaten Sukoharjo masih dibawah indikator yang ditetapkan, namun kasus anemia pada ibu hamil ini masih cukup tinggi dan penting untuk cepat ditangani mengingat dampaknya yang dapat menyebabkan kematian baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya (Dinkes Sukoharjo, 015). Cakupan pemberian 90 tablet Fe pada ibu hamil di Kabupaten Sukoharjo pada Tahun 014 mencapai 91,38%. Ibu hamil yang mengalami anemia paling banyak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Gatak (3%) dibandingkan dengan Puskesmas Mojolaban (18,71%) dan Puskesmas Baki (9,37%) (Dinkes Sukoharjo, 015). Menurut Asyirah, S (01) faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu faktor pengetahuan (p= 0,000), frekuensi antenatal care (p= 0,000), dan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe (p= 0,001). Sedangkan menurut Abidah, dkk (013) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian anemia pada ibu hamil diantaranya yaitu pengetahuan (p= 0,035), frekuensi antenatal care (p= 0,001), status ekonomi (p=0,006), status gizi (p= 0,035). Kondisi bayi dalam kandungan seorang ibu sangat dipengaruhi keadaan gizi ibu sebelum dan selama mengandung. Wanita hamil berisiko mengalami kekurangan energi kronik (KEK) jika memiliki lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 3,5 cm. ibu hamil dengan KEK berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR akan membawa risiko kematian, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. KEK juga bisa menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu, karena KEK pada wanita hamil bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya anemia dalam kehamilan. Anemia pada kehamilan bisa menyebabkan perdarahan yang nantinya bisa mengakibatkan kematian baik pada ibu maupun pada janin/ bayi yang dilahirkan (Kemenkes RI, 015). Berdasarkan data dari Kemenkes RI (015) jumlah ibu hamil di Provinsi Jawa Tengah dengan LILA kurang dari 3,5 cm pada Tahun 013 sebanyak 3,% lebih rendah jika dibandingkan dengan jumlah Indonesia yaitu sebanyak 4,%. Meskipun masih dibawah angka Nasional, namun jumlah ibu hamil dengan LILA kurang dari 3,5 cm di Provinsi Jawa Tengah termasuk cukup besar karena hampir mendekati angka Nasional. Sedangkan di Kabupaten Sukoharjo pada Tahun 014 jumlah ibu hamil yang mengalami KEK atau ibu hamil dengan LILA kurang dari 3,5 cm yakni sebanyak 5, 1% dan di Puskesmas Gatak sebanyak 8,84% (Dinkes Sukoharjo, 015). Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada 10 responden, didapatkan data bahwa sebanyak 7 responden ternyata memiliki pengetahuan yang kurang mengenai anemia dan 6 orang dengan status gizi yang kurang baik (LILA kurang dari 3,5 cm) pada saat kehamilan. Pengetahuan mengenai anemia pada saat kehamilan sangatlah penting bagi ibu-ibu yang sedang hamil, karena pengetahuan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku mereka dalam menjaga pola konsumsi makanan sehari-hari sehingga dapat mencegah terjadinya anemia pada saat kehamilan. Sedangkan status gizi pada saat kehamilan juga perlu diperhatikan, kebutuhan akan zat besi juga meningkat sejalan dengan pertambahan umur kehamilan. Selain pengetahuan dan status Universitas Muhammadiyah Surakarta 015 5

gizi sebenarnya masih ada faktor lain yang erat hubungannya dengan kejadian anemia yakni ANC. Namun di wilayah Puskesmas Gatak untuk ibu hamil yang melakukan ANC sudah dikatakan cukup baik, karena mereka rata-rata rutin untuk memeriksakan kehamilannya setiap bulan ke tempat pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko tingkat pengetahuan dan status gizi ibu hamil dengan kejadian anemia di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan desain case control (Notoatmodjo, 01). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 015 di wilayah kerja Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo pada bulan Juli-September 015 sebanyak 85 ibu hamil dan yang mengalami anemia sebanyak 30 ibu hamil. Besar sampel pada penelitian ini dapat ditentukan menggunakan rumus Lemeshow (1997) sebagai berikut: n z 1 / p (1 p ) z ( p 1 1 Sampel dalam penelitian ini menggunakan perbandingan 1:1. Sampel kasus dan kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang datanya terdapat di Simpus Gizi KIA yang ada di Puskesmas Gatak sebanyak 30 orang kasus (total sampling) dan 30 orang kontrol (accidental sampling). Analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square dengan nilai signifikansi 95%. Kemudian ditentukan nilai Phi Cramer s V untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dan terikat, serta menentukan besarnya OR. 1 p ) p (1 p ) p (1 p ) 1 HASIL A. Karakteristik Responden 1. Karakteristik Responden Menurut Umur Rata-rata umur responden pada kelompok kasus berusia 6,67 tahun dan pada kelompok kontrol berusia 7,80 tahun. Distribusi responden pada kelompok kasus lebih banyak pada kelompok umur 0-4 tahun dengan jumlah sebanyak 10 orang (33,3%), dan distribusi responden pada kelompok kontrol lebih banyak pada kelompok umur 30-34 tahun dengan jumlah sebanyak 1 orang (40%). Universitas Muhammadiyah Surakarta 015 6 Umur Kasus Kontrol Kasus Kontrol (n) (%) (n) (%) 15-19 3 10 3 10 0-4 10 33,3 7 3,3 5-9 5 16,7 5 16,7 30-34 8 6,7 1 40 35-39 4 13,3 6,7 40-44 0 0 1 3,3 S. D 6,4 61 M e a n 6, 6 7 S D 5,9 10. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Distribusi pendidikan responden lebih banyak tamatan SMA dengan jumlah sebanyak 6 orang (86,7%) pada kelompok kasus dan 0 orang (66,7%) pada kelompok kontrol. Pendidikan Kasus Kontrol (n) (%) (n) (%) Tamat SD 0 0 1 3,3 Tamat SMP 3 10 9 30 Tamat SMA 6 86,7 0 66,7 Perguruan Tinggi 1 3,3 0 0 3. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan Distribusi pekerjaan responden lebih banyak sebagai ibu rumah M e a n 7, 8 0

tangga dengan jumlah sebanyak 3 orang (76,7%) pada kelompok kasus dan kelompok kontrol. Pekerjaan Kasus Kontrol (n) (%) (n) (%) Ibu Rumah 3 76,7 3 76,7 Tangga Karyawati 6 0 5 16,7 Buruh 1 3,3 6,6 B. Analisis Univariat 1. Jumlah Anak (Paritas) Distribusi jumlah anak pada responden semuanya berada pada kelompok risiko rendah dengan jumlah anak kurang dari 4. Jumlah Anak Kasus Kontrol (n) (%) (n) (%) Risiko Tinggi 0 0 0 0 > 4 Risiko Rendah 30 100 30 100 < 4. Keteraturan Konsumsi Fe Distribusi konsumsi Fe pada responden paling banyak yakni ibu hamil yang teratur mengkonsumsi Fe. Konsusmi Fe Kasus Kontrol (n) (%) (n) (%) Tidak Teratur 5 16,7 10 33,3 Teratur 5 83,3 0 66,7 3. Tempat Pemeriksaan Kehamilan Distribusi tempat pemeriksaan kehamilan yang paling banyak di datangi oleh responden yakni Bidan dan paling sedikit yakni Dokter umum. Tempat Kasus Kontrol Pemeriksaan Kehamilan (n) (%) (n) (%) Bidan 6 86,7 1 70 Dokter 1 3,3 5 16,7 Umum Dokter 3 10 4 13,3 Spesialis Kandungan 4. Sumber Informasi Distribusi sumber informasi yang paling banyak responden dapatkan yakni berasal dari petugas kesehatan dan paling sedikit yakni berasal dari tetangga dan anggota keluarga. Sumber Kasus Kontrol Informasi (n) (%) (n) (%) Petugas 73,3 0 66,7 Kesehatan Media Cetak 6,7 3 10 Media 3 10 6 0 Elektronik Anggota 6,7 1 3,3 Keluarga Tetangga 1 3,3 0 0 5. Tingkat Pengetahuan Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pada ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi lebih banyak pada kelompok kontrol dibandingkan pada kelompok kasus. Tingkat Kasus Kontrol Pengetahuan (n) (%) (n) (%) Rendah 10 33,3 9 30 Tinggi 0 66,7 1 70 6. Status Gizi Distribusi frekuensi status gizi pada ibu hamil dapat diketahui bahwa jumlah responden yang mengalami status gizi kurang lebih besar pada kelompok kasus dibandingkan pada kelompok kontrol. Universitas Muhammadiyah Surakarta 015 7

Status Gizi Kasus Kontrol (n) (%) (n) (%) Kurang 15 50 5 16,7 Cukup 15 50 5 83,3 Tingkat Pengetahu an Kasus Kontrol (n) (%) (n) (%) Rendah 10 33,3 9 30 Tinggi 0 66,7 1 70 p Value 0,781 C. Analisis Bivariat 1. Analisis Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Anemia Berdasarkan hasil uji Chi Square pada Tabel 1 diketahui bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia (p= 0,781).. Analisis Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian Anemia Berdasarkan hasil uji Chi Square pada Tabel 13 diketahui bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia (p= 0,006), dengan nilai Phi Cramer s V 0,354 yakni dapat diartikan bahwa tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dan terikat lemah (0,0-0,399). Sedangkan nilai OR= 5,000 (95% CI= 1,510-16,560) sehingga dapat diartikan bahwa ibu hamil dengan status gizi kurang dapat berisiko sebesar 5 kali untuk mengalami anemia dibandingkan dengan ibu hamil dengan status gizi cukup. Status Gizi Kurang Cukup Kasus Kontrol p n % n % Value 15 50 5 16,7 15 50 5 83,3 Phi Cramer s OR 0,006 0,354 5 95% CI 1,510-16,56 PEMBAHASAN A. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Anemia Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Gatak dengan nilai p= 0,781. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Puji, dkk (010), dengan nilai p value= 0,986. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purbadewi, dkk (013) menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p= 0,000. Usia, pendidikan, pendapatan, pengalaman serta sumber informasi, dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Sistem sosial budaya masyarakat setempat pun secara tidak langsung akan Universitas Muhammadiyah Surakarta 015 8

mempengaruhi pengetahuan seseorang, karena sistem sosial budaya akan mempengaruhi sikap seseorang dalam menerima informasi (Soraya, 013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil pada kelompok kasus justru lebih banyak responden yang memiliki pengetahuan tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan rendah. Hal ini bisa disebabkan karena ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Gatak sebelum penelitian ini dilakukan sudah mendapatkan intervensi berupa penyuluhan yang berisi informasi mengenai anemia pada kehamilan (meliputi pengertian, penyebab, gejala, cara pencegahan, dll) yang dilakukan oleh mahasiswa praktek lapangan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Gatak. Sebagian besar responden memiliki skor yang tinggi pada kuesioner pengetahuan, baik pada kelompok kasus maupun pada kelompok kontrol. Selain dari hal tersebut, berdasarkan hasil pertanyaan yang ada di kuesioner mengenai sumber informasi yang didapat responden mengenai anemia, sebagian besar responden menjawab sumber informasi yang didapatkan berasal dari petugas kesehatan, dan sebagian kecil lainya menjawab sumber informasinya berasal dari media cetak, media elektronik, dan anggota keluarga. Banyaknya sumber informasi yang diperoleh dapat meningkatkan tingkat pengetahuan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Gatak, maka hal tersebut menyebabkan tingkat pengetahuan ibu hamil dalam penelitian ini bukan merupakan faktor risiko kejadian anemia di wilayah kerja Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo. B. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Gatak dengan nilai p= 0,006, nilai Contingency Coefficient 0,354 yakni dapat diartikan bahwa tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat lemah (0,0-0,399). Sedangkan nilai OR= 5,000 (95% CI= 1,510-16,560) sehingga dapat diartikan bahwa ibu hamil dengan status gizi kurang dapat berisiko sebesar 5 kali untuk mengalami anemia dibandingkan dengan ibu hamil dengan status gizi cukup. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Marlapan, dkk (013) didapatkan nilai p value= 0,005 dan OR= 3,109; Triwidiantari, dkk (011) dengan nilai p= 0,000. Status Kurang Energi Kronik (KEK) dalam penelitian ini dapat diketahui berdasarkan ukuran LILA. Menurut Sumarno (1998), secara teori terdapat hubungan erat antara anemia dengan KEK, karena KEK bisa juga menjadi kurang protein karena konsumsi protein akan digunakan sebagai sumber energi. Anemia mengakibatkan pasokan oksigen didalam tubuh menjadi rendah sehingga akibatnya tidak cukup energi yang dapat digunakan oleh tubuh. Penelitian ini mendukung teori diatas, seperti telah dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi, menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil KEK yang menderita anemia (5%) lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil normal yang menderita anemia (16,7%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian anemia, hal ini dapat disebabkan karena konsumsi asupan makanan yang banyak mengandung zat besi kurang, bisa juga karena faktor ekonomi, infeksi maupun konsumsi makanan atau minuman penghambat penyerapan zat besi. Meskipun tingkat pengetahuan rata-rata ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Gatak tinggi, namun hal tersebut belum menjamin status gizinya juga baik. Meskipun pengetahuan tinggi tapi tidak mengaplikasikan pengetahuan yang mereka ketahui, maka bisa juga Universitas Muhammadiyah Surakarta 015 9

menyebabkan status gizinya menjadi kurang. Selain itu meskipun pengetahuan ibu hamil tinggi, namun keadaan sosial ekonominya tidak mendukung untuk memenuhi kebutuhan akan konsumsi makanan sumber zat besi, maka dapat juga menyebabkan status gizinya menjadi kurang. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR dan anemia pada bayi yang dilahirkan. Hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan risiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar (Waryana, 010). Ibu hamil dengan anemia dapat mengakibatkan perdarahan, mekanisme terjadinya perdarahan pada ibu hamil yang mengalami anemia yakni pada saat hamil, bila terjadi anemia dan tidak tertangani hingga akhir kehamilan maka akan berpengaruh pada saat postpartum. Pada ibu dengan anemia, saat postpartum akan mengalami atonia uteri. Hal ini disebabkan karena oksigen yang dikirim ke uterus kurang. Jumlah oksigen dalam darah yang kurang menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan banyak (Manuaba, 001). Pada hakekatnya status gizi merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan zat gizi dipengaruhi oleh setiap individu mulai dari sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, remaja, hingga lanjut usia. Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama dan terlihat dari nilai status gizinya. Secara umum anemia di pengaruhi secara langsung oleh konsumsi makanan sehari-hari yang kurang mengandung zat besi, selain faktor infeksi sebagai pemicunya. Anemia juga dapat terjadi jika terdapat ketidak seimbangan antara asupan gizi dengan aktifitas yang dilakukan oleh seseorang khususnya remaja atau WUS sebagai calon ibu, maka status gizi pada remaja/ WUS menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan (hapzah, dkk, 01). Upaya yang telah dilakukan Puskesmas Gatak dalam menangani masalah anemia ibu hamil yakni diantaranya adalah: 1. Pemeriksaan anemia pada remaja dan WUS serta pemberian suplemen tablet Fe secara gratis yang dilakukan setahun sekali.. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan kepada ibu hamil. 3. Pemantauan konsumsi tablet Fe pada ibu hamil. 4. Penyuluhan Fe pada kelas ibu hamil. 5. Pemberian makanan tambahan berupa biscuit yang dikhususkan pada ibu hamil yang KEK dan anemia. 6. Penyuluhan pada kader posyandu Untuk mengatasi masalah anemia upaya kesehatan yang dapat dilakukan petugas kesehatan salah satunya dapat melakukan penambahan frekuensi pemeriksaan anemia pada remaja dan WUS yang bisa dilakukan menjadi setahun kali atau lebih. Peningkatan penyuluhan pada kelas ibu hamil dengan materi penyuluhan berupa bahaya anemia dalam kehamilan, manfaat dan efek samping mengkonsumsi tablet besi, konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi serta makanan dan minuman yang dapat mengganggu maupun mempercepat penyerapan zat besi. Selain itu diharapkan selalu melakukan pengukuran LILA setiap bulannya kepada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan, sehingga dapat mengetahui dan melakukan deteksi dini status gizi ibu hamil apakah KEK atau Universitas Muhammadiyah Surakarta 015 10

tidak serta untuk mengurangi faktor risiko anemia pada ibu hamil. Selain upaya dari tenaga kesehatan, keluarga juga berperan penting dalam penanganan anemia, upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan peran serta seluruh anggota keluarga dalam peningkatan kesadaran dan tindakan ibu hamil dalam upaya pencegahan anemia pada saat kehamilan dengan cara memperbanyak konsumsi bahan makanan yang banyak mengandung sumber zat besi. Selalu mengingatkan dan memberikan motivasi atau dorongan kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet zat besi secara teratur. Karena kebutuhan zat besi yang cukup banyak pada saat hamil, maka kecukupan zat besi dari konsumsi makanan sehari-hari saja terkadang kurang memenuhi, maka perlu adanya asupan tambahan yakni berupa tablet zat besi untuk memenuhi kebutuhan zat besi didalam tubuh ibu hamil. C. Kelemahan Penetilian Peneliti telah berusaha melakukan penelitian seteliti mungkin, serta menjabarkan hasil penelitian secara kuantitatif maupun kualitatif. Namun demikian, dalam penelitian ini peneliti menyadari masih banyak terdapat kelemahan/ keterbatasan penelitaian didalamnya, diataranya yaitu: 1. Pengambilan sampel kontrol pada penelitain ini menggunakan teknik non random, untuk lebih baiknya sebaiknya menggunakan teknik random sampling.. Penggunaan jumlah sampel pada penelitian ini masih kurang banyak karena hanya terbatas pada wilayah kerja Puseksmas Gatak, dimana hanya terdapat 30 sampel kasus dan 30 sampel kontrol. 3. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang hanya memiliki jumlah pilihan jawaban dua (dikotomi). 4. Dalam penelitian ini karena keterbatasan jumlah sampel yang hanya sedikit, untuk beberapa variabel pengganggu hanya dilakukan pengukuran saja, namun tidak dilakukan pengendalian. PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara tingkat pengetahuan dan status gizi ibu hamil dengan kejadian anemia di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo dapat disimpulkan bahwa: 1. Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Gatak lebih banyak berusia 30-34 tahun, dengan pendidikan terakhir SMA dan sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga.. Tingkat pengetahuan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Gatak dari 60 ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 41 orang (68,3%), 3. Status gizi ibu hamil berdasarkan LILA di wilayah kerja Puskesmas Gatak dari 60 ibu hamil yang memiliki status gizi kurang sebanyak 0 orang (33,3%) 4. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia. 5. Ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian anemia. B. Saran 1. Bagi Instansi Kesehatan Khususnya Puskesmas Gatak dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Untuk mengatasi masalah anemia upaya kesehatan yang dapat dilakukan petugas kesehatan salah satunya dapat melakukan penambahan frekuensi pemeriksaan anemia pada remaja dan WUS yang bisa dilakukan menjadi setahun kali atau lebih. Universitas Muhammadiyah Surakarta 015 11

. Bagi Masyarakat Meningkatkan peran serta seluruh anggota keluarga dalam peningkatan kesadaran dan tindakan ibu hamil dalam upaya pencegahan anemia pada saat kehamilan. 3. Bagi Peneliti Lain Peneliti selanjutnya diharapkan supaya mampu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor risiko lain yang berhubungan dengan kejadian anemia terutama mengenai faktor budaya, memperbanyak jumlah sampel penelitian, meningkatkan jenis analisis untuk lebih mengembangkan peneilitian, melakukan pengendalian terhadap variabel pengganggu, dan menggunakan instrumen kuesioner dengan pilihan jawaban polikotomi. DAFTAR PUSTAKA Abidah, S., Dode, S., dan Ferial, E.W. 013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Anemia Pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makasar. Volume Nomor 5 Tahun 01. Asyirah, S. 01. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 01. Depok: FKM UI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 014. Riset Kesehatan Dasar 013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Kemenkes RI). Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 015. Buku Saku Kesehatan Tahun 014. Semarang: Dinkes Provinsi Jawa Tengah. Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. 015. Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 014. Sukoharjo: Dinkes Sukoharjo. Fatmah. 01. Dalam Departemen Gizi (ed). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Departemen Gizi FKM UI. Hapzah, Yulita, R. 01. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Gizi terhadap Kejadian Anemia Remaja Putri pada Siswi Kelas III Di SMAN 1 Tinambung Kabupaten Polewali Mandar. Media Gizi Pangan. Vol.XIII, Edisi 1, 01. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 013. Jakarta: Kemenkes RI. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 015. Pusat Data dan Informasi Tahun 014. Jakarta: Kemenkes RI. Manuaba, I.B.G. 001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC Marlapan, S., Wantouw, B., dan Sambeka, J. 013. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kec.Tuminting Kota Manado. ejournal keperawatan (e-kp). Volume 1. Nomor 1. Agustus 01. Notoadmodjo, S. 01. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Puji, A.E., Satriani, S., Nadimin., Fadliyah, F. 010. Hubungan Pengetahuan Ibu dan Pola Konsumsi dengan Kejadian Anemia Gizi pada Ibu Hamil di Puskesmas Kassi-Kassi. Media Gizi Pangan. Vol. X, Edisi, Juli Desember 010 Purbadewi, L dan Ulvie, Y.N.S. 013.Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang April 013. Volume, Nomor 1. Universitas Muhammadiyah Surakarta 015 1

Soraya, M.N. 013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia pada Ibu Hamil dengan Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) di Puskesmas Keling II Kabupaten Jepara Tahun 013. [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Triwidiyantari, D., Sabarudin, U., Anwar, R. 011. Hubungan Status Gizi Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Garuda Kota Bandung Periode Juni Tahun 011. Jurnal Pendidikan Bidan (The Journal of Midwifery Education) ISSN: 089-5. Bandung: Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Yuliastuti, E., Tutiana, A., Syahlani, A. 014. Hubungan Pendidikan dan Paritas Ibu dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Dinamika Kesehatan. Vol.14 Desember 014. Waryana. 010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama. WHO. 01. Global Nutrition Target 05 Anemia Policy Brief. Diakses pada tanggal 3 Juli 015 dari, www.who.int/entity/nutrition/publicati ons/globaltargets05_policybrief_an aemia/en/ - 9k. WHO. 014. Maternal Mortality. Diakses pada tanggal 1 Juli 015 dari, www.who.int/gho/maternal_health/mo rtality/maternal_mortality_text.014 Universitas Muhammadiyah Surakarta 015 13