BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki keadaan masyarakatnya dan dunia tidak terlepas dari peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran kelas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu secara langsung ataupun tidak langsung dituntut untuk

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan sebuah negara dapat meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. oleh masyarakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan, baik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. terencana dan secara sistematis ) diberikan kepada peserta didik oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. PKn SD tidak saja menanamkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk. kehidupan Bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional disebutkan bahwa ; pendidikan nasional adalah pendid ikan yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. itu, untuk menciptakan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif dan produktif

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi tingkat pendidikan di suatu Negara maka Negara tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang mutlak di butuhkan dalam sebuah Negara,

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pendidikan merupakan sarana penunjang dalam tujuan ini.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurang termotivasi dalam belajar matematika. Abdurrahman (2009:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. dinamis dan sarat perkembangan. Sedangkan menurut Buchori (dalam Trianto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan sistem pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu selalu

BAB I PENDAHULUAN. nasional dalam bab II pasal 3 tentang aturan tentang pendidikan nasional di sebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ini menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang khususnya bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi umat manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Mengingat sangat pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin sehingga akan memperoleh hasil yang diharapkan. Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja (terkontrol, terencana dengan sadar dan secara systematis) diberikan kepada anak didik oleh pendidik agar anak didik dapat berkembang dan terarah kepada tujuan tertentu. Mendidik ialah menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang demikian pesat sekarang ini, sehingga perlu antisipasi oleh guru untuk menyikapinya, salah satu hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah mengaitkan materi yang diajarkan dengan penerapan dalam kehidupan masyarakat umumnya dan masyarakat sekitar siswa khususnya. Pendidikan juga merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang dilakukan secara sadar 1

2 dan bertanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan,keterampilan dan sikap serta nilai-nilai sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan yang pelik, namun demikian semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan tugas Negara yang amat penting. Bangsa yang ingin maju, membangun dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakatnya dan dunia tidak terlepas dari peningkatan kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Peningkatan ini sama halnya dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM).Oleh karena itu, maka pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dikembangkan, sehingga pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang pedidikan merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa.untuk menghadapi persaingan dalam era globalisasi, pemerintah berusaha mengantipasi melalui peningkatan kualitas SDM, dilakukan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Mencerdaskan bangsa merupakan salah satu tugas pemerintah sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.Hal ini sesuai dengan Undang- Undang Republik Indonesia NO.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

3 kreatif, mandiri dan menjadi Warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain sebagaimana yang diungkapkan oleh Slameto (2003 : 54), yaitu : (1). faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) seperti : faktor keluarga, lingkungan, sekolah. (2). Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa/siswi), seperti : minat, bakat, motivasi,moral. Program studi teknik instalasi tenaga listrik khususnya pada mata pelajaran Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromegnetik (MSPEM) dan survey langsung ke sekolah SMK Negeri 1 lubuk pakam dengan mendengar pendapat guru bidang studi didapatkan bahwasanya hasil belajar siswa kelas XI-VI dan XI- V2 program keahlian teknik instalasi tenaga listrik untuk kompetensi Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromegnetik (MSPEM) diperoleh ratarata nya 6,95,Itupun sudah melalui remedial, nilai ini masih dibawah nilai standar yang ditetapkan depdiknas melalui pihak sekolah SMK negeri 1 Lubuk pakam yang Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 75 pada bidang pruduktif. Akan tetapi ujian remedial dengan ujian tes kompetensi tidak begitu jauh waktu pelaksanaannya. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada waktu pelaksanaan proses belajar mengajar bahwa pembelajaran belum terlaksana dengan baik hal ini terlihat dari suasana belajar yang kurang koperatif dimana guru berdominasi di dalam kelas pada saat memberikan materi hanya menerangkan atau berceramah, sementara siswa hanya mendengar dan mencatat sehingga siswa menjadi pasif.

4 Proses yang seperti ini dapat dikategorikan terhadap strategi pembelajaran ekspositori. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, harus mengembangkan berbagai perlakuan. Menurut Wina Sanjaya (2002:87) NHT (number heads together) adalah sesuatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang di pelajari dan menghubungkannya dengan situasi nyata, khususnya pada pelajaran mengoperasikan sistem pengendali elektromagnetik, siswa dapat memahami materi yang akan di berikan guru dan bisa mereka terapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari dan dapat meningkatkan minat belajar siswa. SMK sebagai bagian dari pendidikan menengah kejuruan bertujuan : (1) memasuki lapangan kerja dan dapat mengembangkan sikap professional dan cara berpikirnya dalam lingkungan keahlian Teknik Elektro, khususnya Teknik Elektro teknik instalasi tenaga listrik; (2) mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri dan mampu mngembangkan pola pikir dalam lingkup keahlian Teknik Elektro, khususnya Teknik Elektro teknik instalasi tenaga listrik; (3) menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi dunia usaha dan industry pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup keahlian Teknik Elektro, khususnya Teknik Elektro teknik instalasi tenaga listrik; dan (4) menjadi warga Negara yang produktif, adaptif dan kreatif. Dilihat dari tujuan diatas, maka SMK dituntut untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan

5 bermutu serta cakup menguasai bidangnya, sehingga dapat memperkecil kesenjangan antara tersedianya lapangan kerja dengan tenaga kerjanya. Strategi pembelajaran yang efektif antara lain pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together) dimana kegiatan yang dilakukan secara bersama, saling membantu satu sama lain dan mereka telah menyepakati tujuan dan kompetensi yang akan dicapai, masing-masing memiliki akuntabilitas dan harus mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai sukses Rosyada (2004: 32 ). Mutu pengajaran tergantung pada pemilihan strategi pembelajaran yang tepat bagi tujuan yang ingin dicapai. Salah satu komponen yang menentukan untuk terjadinya proses belajar adalah guru dan strategi mengajar yang digunakan. Strategi pembelajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru harus mampu mengembangkan potensi-potensi serta perhatian dan motivasi siswa secara optimal. Oleh karena itu, guru perlu sekali menguasai strategi pembelajaran dan menerapkannya di dalam proses pembelajaran, karena setiap strategi pembelajaran yang diterapkan guru di kelas turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru tidak cukup hanya memahami materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa, tetapi guru juga harus mampu memilih atau mengembangkan suatu strategi pembelajaran yang tepat agar materi pelajaran yang akan diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. Dengan kata lain, kemampuan menyampaikan bahan pelajaran merupakan syarat penting bagi guru untuk mendorong dan memudahkan siswa belajar. Untuk menciptakan suasana agar siswa lebih aktif belajar diperlukan

6 kemampuan guru dalam mengambil keputusan yang tepat dengan situasi belajar yang diciptakan. Pembelajaran ekspositori adalah interaksi antara guru dan siswa dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Sanjaya (2008:179) bahwa: strategi ekspositori merupakan suatu cara penyampaian dengan lisan kepada sejumlah pendengar, kegiatan ini berpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjadi mengetahui satu apapun dan hanya menerima bahan-bahan yang diberikan oleh guru.tujuan pembelajaran terbatas pada pemilikan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu orang yang memiliki banyak ilmu pengetahuan dipandang arif bijaksana dan pandai. Dalam pembelajaran ekspositori penyajian materi pembelajaran biasanya seorang guru selalu berusaha membuat siswa didikannya dapat memahami dan mengerti setiap materi yang diberikan. Akan tetapi keaktifan guru dalam memberikan pembelajaran dan inovasi guru terhadap pemilihan strategi yang digunakan juga akan dapat menunjukkan tingkat proses belajar mengajar dan keberhasilan siswa/siswi. Didalam proses belajar mengajar yang selama ini berlangsung di setiap kelas, guru lebih dominan menggunakan metode ceramah, dimana dominasi guru sebagai pemberi pelajaran lebih baik sehingga situasi dan kondisi komunikasi hanya terjadi searah saja. Pemilihan strategi pembelajaran dalam proses perkuliahan menjadi amat penting, mengingat: 1). karakteristik siswa yang mengikuti perkuliahan sangat beragam, dan 2). alokasi waktu pengajaran amat terbatas. Idealnya strategi

7 pembelajaran yang dipilih mampu mengakomodasi karakteristik siswa yang beragam dan mampu menghasilkan kompetensi yang diinginkan dalam waktu yang singkat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin (1995:25) menunjukkan bahwa teknik- teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman individual dan kompetitif. Ada beberapa jenis pembelajaran Kooperatif antara lain: (1) Metode STAD (Student Teams Achrevement Division),(2) Metode Jigsaw,(3) Metode GI (Group Investigation),(4) Metode struktural yang meliputi: (5) Think-Pair-Share dan (6) NHT ( Numbered Head Together). Pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan strategi struktural yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. strategi struktural menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif, dari pada penghargaan individual. Berdasarkan pernyataan diatas, seorang guru dituntut untuk mampu memilih strategi pembelajaran yang lebih efektif dan efisien untuk diaplikasikan saat proses belajar mengajar berlangsung agar siswa termotivasi untuk belajar. Tepat atau tidaknya suatu penerapan strategi pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar itu dapat diketahui dari hasil evaluasi belajar siswa. B. Identifikasi Masalah Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka teridentifikasilah masalah sebagai berikut: (1) apakah dengan strategi pembelajaran ekspositori membuat siswa takut menyampaikan ide atau gagasan kepada guru maupun siswa

8 yang lain? (2) faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromagnetik (MSPEM) pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Lubuk Pakam? (3) Apakah penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromagnetik (MSPEM) siswa kelas XI SMK Negeri 1 Lubuk pakam? (4) Apakah penggunaan strategi pembelajaran ekspositori dapat meningkatkan hasil belajar Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromagnetik (MSPEM) siswa kelas XI SMK Negeri 1 Lubuk Pakam? (5) apakah ada perbedaan strategi pembelajaran NHT dan ekspositori dalam hasil belajar Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromagnetik MSPEM? (6) apakah dengan strategi pembelajaran NHT siswa tidak takut menyampaikan ide atau gagasan pada guru maupun pada siswa yang lain? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan urain identifikasi masalah diatas,pembatasan masalah dalam peneliti ini bertujuan untuk mempertegas ruang lingkup obyek yang akan diteliti sehingga diharapkan permasalahan akan lebih jelas dan mendalam, dipenilitian ini. Maka peneliti memberikan batasan masalah yaitu pembelajaran teknik instalasi tenaga listrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan strategi pembelajaran NHT dan strategi pembelajaran ekspositori pada materi mengoperasikan sistem pengendalian elektromagnetik (MSPEM) pada kelas XI SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

9 D. Rumusan Masalah Bedasarkan identifikasi dan batasan masalah tersebut di atas maka di rumuskan permasalahannya sebagai berikut : (1) Apakah siswa yang diajarkan dengan pembelajaran NHT memilki kompetensi lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Ekspositori pada pembelajaran Mengoperasikan Sistem Pengoperasian Elektromagnetik (MSPEM) pada siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2014/2015. (2) Apakah siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Ekspositori memilki kompetensi lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran NHT pada pembelajaran Mengoperasikan Sistem Pengoperasian Elektromagnetik (MSPEM) pada siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2014/2015. (3) Adakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromagnetik dengan cara strategi pembelajaran NHT dan Ekspositori pada siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2014/2015 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dan keunggulan hasil belajar mengoperasikan system pengendalian elektromagnetik dengan strategi pembelajaran NHT (number head together) dan strategi pembelajaran ekspositori di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2014/2015.

10 F. Manfaat Penelitian Teoritis Setelah penelitian ini dilaksanakan diharapkan dapat memberikan teoretis manfaat bagi : 1. Guru a. Dengan adanya penelitian ini guru diharapkan mampu meningkatkan hasil pembelajaran siswa. b. Pemahaman guru akan proses pembelajaran. 2. Siswa a. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa pada pembelajaran Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromagnetik. b. Siswa mendapatkan pengalaman strategi pembelajaran NHT dan Ekspositori. 3. Peneliti a. Memperoleh dan menambah wawasan, pengetahuan serta keterampilan peneliti khususnya terkait dengan pembelajaran NHT dan Ekspositori.