BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kekayaan suatu negara yang dijadikan sebagai modal dasar pembangunan. Pembangunan bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang dapat membuat masyarakat menikmati hidup sehat, panjang umur dan melakukan kegiatan yang bermanfaat dan produktif. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan ekonomi di suatu negara. Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam bidang pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP) mendefinisikan pembangunan manusia sebagai proses perluasan pilihan bagi manusia. Pembangunan manusia dapat dilihat juga sebagai pembangunan kemampuan manusia dalam taraf pendidikan, kesehatan dan produktivitas. Pembangunan manusia menjadi penting karena pembangunan manusia saat ini dilihat dari mutu sumber daya manusianya. Hal ini disebabkan karena masalah kemiskinan dan taraf hidup tidak selalu dapat dipecahkan dengan peningkatan petumbuhan ekonomi yang tinggi. Keberhasilan suatu negara atau wilayah dalam bidang pembangunan diukur dengan menggunakan Indeks Pembanguan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). Indeks ini dikembangkan pertama kali oleh 1
2 Amartya Sen, pemenang nobel India dan ekonom Pakistan, yang dibantu oleh Lord Desai dari London School of Economics dan Gustav Ranis dari Yale University. Indeks Pembangunan Manusia memiliki tiga indikator, yaitu: indeks kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup waktu lahir; indeks pendidikan yang dilihat dari angka melek huruf penduduk dewasa dan ratarata lama sekolah; dan indeks ekonomi yang dilihat dari kemampuan daya beli. Mutu sumber daya manusia sangat penting dalam mendukung pertumbuhan serta perluasan pembangunan ekonomi di suatu daerah. Dengan tingginya mutu sumber daya manusia di suatu daerah, maka semakin produktif pemberdayaan manusia berdasarkan tingkat gender dan semakin tinggi peluang melahirkan inovasi yang merupakan kunci pertumbuhan yang berkelanjutan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengembangkan konsep pembangunan manusia dan menetapkan peringkat kinerja pembangunan manusia pada skala 0-100 poin dengan kategori sebagai berikut: 1. Sangat Tinggi: IPM lebih dari 80,0 poin 2. Tinggi: IPM antara 70,0 79,9 poin 3. Sedang: IPM antara 55,0 69,9 poin 4. Rendah: IPM kurang dari 55,0 poin
3 Tabel 1.1 Peringkat Indeks Pembangunan Manusia Negara- negara ASEAN, Tahun 2014 No. Perubahan Rata-rata Negara Skor Peringkat peringkat IPM Pertumbuhan Kelompok IPM 2009-2014 (%) 1990-2014 1. Singapura 91,2 11 11 1,00 Sangat tinggi 2. Brunei Darussalam 85,6 31 1 0,38 Sangat tinggi 3. Malaysia 77,9 60 1 0,82 Tinggi 4. Thailand 72,6 91 3 1,00 Tinggi 5. Indonesia 68,4 110 3 1,06 Sedang 6. Filipina 66,8 115-1 0,55 Sedang 7. Vietnam 66,6 117 1 1,41 Sedang 8. Laos 57,5 141 2 1,55 Sedang 9. Kamboja 55,5 144 1 1,77 Sedang 10. Myanmar 53,6 148 1 1,76 Rendah Sumber: UNDP, Tahun 2015 Tabel 1.1 menunjukan bahwa Indeks Pembangunan Manusia Negara Singapura tertinggi di ASEAN dengan skor IPM 91,2, disusul oleh Brunei Darussalam dengan skor 85,6, Malaysia dengan skor 77,9, Thailand dengan skor 72,6, dan Indonesia dengan skor 68,4 sementara Myanmar menduduki peringkat terakhir dengan skor 53,6. Laporan Indeks Pembangunan Manusia 2015 yang dikeluarkan UNDP baru-baru ini menyatakan Indonesia selaku negara berkembang terus mengalami kemajuan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menempati peringkat ke-110 dari 187 negara, dengan nilai indeks 68,4 poin. Jika dihitung
4 sejak tahun 1980 hingga 2014, berarti IPM Indonesia mengalami kenaikan 44,3 persen. Indeks Pembangunan Manusia digunakan untuk melihat mutu sumber daya manusia di suatu daerah. Semakin tinggi Indeks Pembangunan Manusia, maka hasil pembangunan manusia oleh pemerintah di suatu daerah semakin berhasil yang menjadi kunci dari pertumbuhan yang berkelanjutan. Gambar 1.1 Peringkat Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2013-2014 PAPUA BARAT MALUKU GORONTALO SULAWESI SELATAN SULAWESI UTARA KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN TENGAH NUSA TENGGARA TIMUR BALI JAWA TIMUR 2014 2013 JAWA TENGAH DKI JAKARTA KEP. BANGKA BELITUNG BENGKULU JAMBI SUMATERA BARAT ACEH 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Sumber data: Badan Pusat Statistik, IPM Provinsi dan Nasional 2015
5 Gambar 1.1 menunjukkan bahwa keseluruhan IPM provinsi mengalami peningkatan dari tahun 2013 ke tahun 2014. Dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia, maka semakin tinggi mutu sumber daya manusia di Indonesia. Dari gambar diatas, pada tahun 2014 Provinsi Bengkulu menduduki peringkat 21 nasional. Hal tersebut menyatakan bahwa pembangunan manusia di Provinsi Bengkulu masih rendah jika dibandingkan dengan provinsi lain terutama di Pulau Sumatera. Gambar 1.2 IPM Provinsi Bengkulu 2010-2014 68.50 68.00 68.06 67.50 67.00 66.50 66.61 67.5 66.00 65.50 65.00 64.50 64.00 65.35 65.96 63.50 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber data: BPS Provinsi Bengkulu Dari gambar 1.2 di atas, terlihat bahwa Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Bengkulu dari tahun 2010-2014 terus mengalami peningkatan. Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Bengkulu pada tahun 2010 yaitu 65,35
6 poin, pada tahun 2011 yaitu 65,96 poin, pada tahun 2012 yaitu 66,61 poin, pada tahun 2013 yaitu 67,50 poin, dan pada tahun 2014 yaitu 68,06 poin. Dengan melihat angka IPM Provinsi Bengkulu, maka peran yang diemban pemerintah semakin penting karena pemerintah dituntut harus mampu melakukan fungsi alokasi atas pelayanan publik seperti kesehatan, pendidikan, serta infrastruktur lainnya agar tercapai kesejahteraan sosial masyarakat yang menyangkut konsep pembangunan manusia. Alasan peneliti memilih seluruh kabupaten/ kota Provinsi Bengkulu sebagai objek penelitian dikarenakan Provinsi Bengkulu memiliki angka Indeks Pembangunan Manusia yang terus meningkat setiap tahunnya meskipun angkanya masih relatif lebih rendah dibanding provinsi lain di Pulau Sumatera. Peningkatan angka Indeks Pembangunan Manusia merupakan fenomena menarik karena Indeks Pembangunan Manusia dapat menggambarkan pencapaian kinerja dalam mengembangkan sumber daya manusia yang handal untuk membangun perekonomian di suatu wilayah. Maka dari itu, penulis tertarik untuk menelaah lebih lanjut melalui penelitian yang berjudul, ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2010 2014.
7 B. Batasan Masalah Penelitian Sehubungan dengan faktor keterbatasan yang ada dan mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia, maka penelitian hanya berfokus pada : 1. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Indeks Pembangunan Manusia kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu tahun 2010-2014. 2. Variabel independen yaitu Belanja Pemerintah di Bidang Pendidikan, Belanja Pemerintah di Bidang Kesehatan, Indeks Pemberdayaan Gender dan Infrastruktur Jalan kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu tahun 2010-2014. 3. Variabel ini menggunakan data panel di sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu dari tahun 2010-2014. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini: 1. Bagaimana pengaruh Belanja Pemerintah di Bidang Pendidikan kabupaten/kota terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Bengkulu tahun 2010-2014? 2. Bagaimana pengaruh Belanja Pemerintah di Bidang Kesehatan kabupaten/kota terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Bengkulu tahun 2010-2014?
8 3. Bagaimana pengaruh Indeks Pemberdayaan Gender kabupaten/kota terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Bengkulu tahun 2010-2014? 4. Bagaimana pengaruh Infrastruktur Jalan kabupaten/kota terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Bengkulu tahun 2010-2014? D. Tujuan Penelitian Ada pun, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh Belanja Pemerintah di Bidang Pendidikan kabupaten/kota terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Bengkulu tahun 2010-2014. 2. Untuk mengetahui pengaruh Belanja Pemerintah di Bidang Kesehatan kabupaten/kota terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Bengkulu tahun 2010-2014. 3. Untuk mengetahui pengaruh Indeks Pemberdayaan Gender kabupaten/kota terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Bengkulu tahun 2010-2014. 4. Untuk mengetahui pengaruh Infrastruktur Jalan kabupaten/kota terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Bengkulu 2010-2014.
9 E. Manfaat Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu: 1. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan tentang hal yang diteliti sehingga mampu membandingkan antara teori yang diterima selama perkuliahan dan realita di lapangan. 2. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini menjadi bahan masukan dan pengetahuan bagi pembaca mengenai peranan belanja pemerintah, pemberdayaan gender, dan kualitas infrastruktur kabupaten/kota terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Bengkulu tahun 2010-2014. 3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kondisi Indikator Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Bengkulu. 4. Bagi Pemerintah Daerah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai bahan masukan dalam penentuan kebijakan Pemerintah Daerah terutama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia ke depannya.