BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian pengembangan Subject Spesific Pedagogy (SSP) ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono (2016:30) mengartikan metode penelitian dan pengembangan sebagai cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi dan menguji validitas produk yang telah dihasilkan. Metode penelitian ini digunakan untuk menghasilkan dan menguji keefektifan produk tertentu. Model penelitian yang digunakan yaitu model penelitian R&D yang dikembangkan oleh Thiagarajan (1974) yaitu Model 4D. Model 4D terdiri atas empat tahapan yaitu: (1) define (pendefisian), (2) design (perancangan), (3) develop (pengembangan), (4) disseminate (penyebaran). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan SSP IPA berbasis pendekatan CTL untuk meningkatkan literasi sains siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar penilaian kelayakan silabus, RPP, LKS IPA, penilaian, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, instrumen tes literasi sains sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran menggunakan SSP IPA. B. Prosedur Pengembangan Pengembangan SSP ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan model 4- D model. Langkah pengembangan SSP IPA sebagai berikut. 50
Analisis Pendahuluan Analisis Siswa Define Analisis Konsep Analisis Tugas Merumuskan Tujuan Pembelajaran Menyusun Tes Acuan Patokan Pemilihan Media Design Pemilihan Format Membuat Rancangan SSP IPA Draft I Validasi Produk Revisi I Uji Coba Pengembangan Draft II Revisi II Develop SSP IPA Disebarluaskan Disseminate Gambar 6 Langkah Penelitian Pengembangan SSP Diadaptasi dari Thiagrajan (1974: 6-9) 51
1. Define (Pendefinisian) Tahap pendefinisian bertujuan untuk menetapkan produk yang akan dikembangkan bederta spesifikasinya. Pada tahap ini merupakan kegiatan analisis kebutuhan dalam rangka pengumpulan informasi yang dilakukan melalui penelitian dan studi literatur. Dalam pengembangan produk seperti SSP, tahap pendefinisian mencangkup lima langkah pokok sebagai berikut. a. Analisis Pendahuluan (Front-End Analysis) Analisis pendahuluan bertujuan untuk mempelajari dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran IPA. Dengan analisis ini akan diperoleh fakta, harapan, dan alternatif penyelesaian masalah dasar yang memudahkan dalam penentuan perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan. Berdasarkan analisa tersebut peneliti dapat menentukan permasalahan sehingga diperlukan pengembangan perangkat pembelajaran yang mengemas materi secara spesifik berupa SSP IPA. b. Analisis Siswa (Learner Analysis) Analisis siswa mempelajari karakter siswa yang sesuai dengan desain pengembangan SSP. Karakteristik siswa meliputi latar belakang pengetahuan, perkembangan kognitif, serta keterampilan sosial sehingga menentukan kegiatan dalam pembelajaran. 52
c. Analisis Tugas (Task Analysis) Analisis tugas dilakukan dengan mengidentifikasi tugas-tugas pokok yang harus dikuasai siswa agar dapat mencapai peta kompetensi minimal. Pada tahap awal, peneliti menganalisis kompetensi kompetensi yang ingin dicapai dalam pengembangan SSP. d. Analisis Konsep (Concept Analysis) Peneliti mengidentifikasi konsep utama yang akan diajarkan dengan mengaitkan konsep yang satu dengan konsep lainnya yang relevan. Peta konsep ini digunakan sebagai sarana untuk mencapai kompetensi. e. Merumuskan Tujuan Pembelajaran (Specification of Objectives) Perumusan tujuan pembelajaran ini dengan merangkum hasil analisis tugas dan analisis konsep untuk menentukan objek penelitian. Rangkaian tujuan pembelajaran ini menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan. 2. Design (Perancangan) Perancangan produk dapat diartikan merancang produk yang akan dikembangkan. Desain yang baik memerlukan analisis dan sintesis. Kegiatan sintesis yang dimaksud meliputi pengidentifikasian elemenelemen dalam desain, lalu mengkonstruksi elemen tersebut dalam suatu sistem sehingga produk dapat berfungsi. Selain itu, kelayakan 53
produk harus diperhatikan. Langkah-langkah pada tahap perancangan ini sebagai berikut. a. Penyusunan Tes Acuan Patokan (Constructing Criterion- Referenced Test) Penyusunan instrumen tes berdasarkan kisi-kisi yang akan dikembangkan sesuai tingkat perkembangan kognitif siswa. Instrumen tes yang disusun disertai kunci jawaban dan rubrik penskoran yang dapat digunakan sebagai panduan penskoran setiap butir soal. b. Pemilihan Media (Media Selection) Pemilihan media didasarkan pada analisi siswa, analisis tugas, dan analisis konsep. Media yang digunakan juga disesuaikan dengan karakteristik materi. c. Pemilihan Format Pemilihan format disesuaikan dengan produk yang akan dikembangkan yaitu SSP IPA yang meliputi silabus, RPP, LKS, dan penilaian. Pemilihan format dalam pengembangan ini untuk merancang isi pembelajaran, pemilihan pendekatan, metode pembelajaran dan sumber belajar. d. Rancangan Awal (Initial Design) Rancangan awal SSP ini berupa rancangan seluruh komponen SSP yang telah dikerjakan peneliti sebelum dilakukan penilaian 54
oleh ahli dan guru IPA, serta dilakukan penyempurnaan atas masukan dan saran dari pembimbing. 3. Develop (Pengembangan) Tahap pengembangan berisi kegiatan membuat rancangan menjadi produk dan menguji validitas produk secara berulang-ulang sampai menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Dalam tahapan ini terdapat dua langkah berikut. a. Penilaian/Validasi Ahli (Expert Appraisal) Validasi ahli dilakukan dengan memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas dan kelayakan produk yang akan dikembangkan. Penilaian terhadap SSP meliputi penilaian silabus, RPP LKS, dan lembar penilaian. Berdasarkan masukan dari para ahli, SSP direvisi agar lebih tepat, efektif, dapat digunakan dan mempunyai kualitas yang layak. b. Uji Coba Pengembangan (Developmental Testing) Uji coba pengembangan merupakan uji coba lapangan terhadap produk yang telah dikembangkan. Produk yang diuji coba merupakan produk yang telah direvisi. Kegiatan dalam tahap uji coba pengembangan meliputi uji coba penerapan SSP IPA dalam pembelajaran, kemudian dilakukan revisi untuk memperoleh SSP yang layak dan untuk meningkatkan kemampuan literasi sains setelah pembelajaran. 55
4. Disseminate (Penyebaran) Tahap penyebaran berisi kegiatan menyebarluaskan produk hasil pengembangan agar dapat diterima pengguna, baik individu maupun kelompok. C. Uji Coba Produk 1. Desain Uji Coba Desain uji coba produk dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu: a. Tahap I dilakukan oleh dosen pembimbing, dosen ahli dan guru SMP Negeri 1 Padureso untuk menilai draft I. Peneliti mendapat kritikan dan saran pada tahap ini untuk memperoleh SSP IPA revisi. b. Tahap II dilakukan pada uji coba lapangan, yaitu penerapan SSP IPA dalam pembelajaran di kelas. Pada tahap ini peneliti mengetahui peningkatan literasi sains setelah pembelajaran menggunakan pretest dan posttest. Peneliti juga mendapat masukan dari siswa sehingga dilakukan revisi untuk memperoleh produk jadi SSP IPA. Uji coba terhadap siswa dalam penelitian ini menggunakan desain eksperimen (before-after), rancangan dapat dilihat di gambar 7. O1 X O2 Gambar 7 Desain Eksperimen (before-after) (Sumber Sugiyono. 2016:500) 56
Berdasarkan gambar 7, dapat dijelaskan bahwa O1 merupakan kemampuan literasi sains sebelum diterapkan SSP dengan melakukan pretest, X merupakan perlakuan yang diberikan berupa penerapan SSP IPA dalam pembelajaran, dan O2 merupakan kemampuan literasi sains setelah mendapatkan perlakuan dengan memberikan posttest. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017 pada bulan Mei di SMP N 1 Padureso. 3. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian yaitu validator (dosen ahli dan guru IPA SMP) yang menilai draf I dan siswa kelas VIII A SMP N 1 Padureso untuk uji coba pengembangan. b. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu SSP IPA berbasis pendekatan CTL pada tema Rahasia Waduk Wadaslintang yang digunakan untuk meningkatkan literasi sains siswa. 4. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini yaitu a. Data kualitatif Data kualitatif berupa kategori kualitas SSP yang diperoleh dari hasil penilaian atau validitas oleh dosen ahli dan guru IPA 57
SMP. Selain itu, data kualitatif juga berupa saran dan masukan dari dosen ahli dan guru IPA SMP yang selanjutnya dijadikan bahan untuk revisi. b. Data kuantitatif Data kuantitatif berupa data tingkat kelayakan kualitas SSP berdasarkan lembar penilaian validator, dan nilai kemampuan literasi sains siswa yaitu hasil pretest dan posttest sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan SSP IPA berbasis pendekatan CTL pada tema Rahasia Waduk Wadaslintang. 5. Instrumen Pengumpulan Data a. Teknik Penyusunan Instrumen 1. Validitas Isi (Content Validity) Validasi isi dugunakan untuk mengetahui keabsahan isi instrumen sebagai alat ukur. Prosedur yang dapat dilakukan yaitu: (1) mendefinisikan domain yang akan diukur dengan membuat kisi-kisi, (2) menentukan domain yang akan diukur oleh masing-masing pernyataan atau soal, dan (3) membandingkan masing-masing soal/pernyataan dengan domain yang sudah ditetapkan. Selain itu, melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dan melakukan validasi instrumen dengan ahli yang berhubungan dengan materi yang diujikan. Hasil diskusi dapat dijadikan pedoman untuk memperbaiki instrumen yang dibuat. 58
2. Validitas Konstruksi (Construct Validity) Sugiyono (2016:185) mendefinisikan Construct Validity adalah penilaian validitas (kebenaran bahwa suatu item benarbenar mengukur sesuatu yang di ukur) berdasarkan pola keterkaitan antaritem pertanyaan yang akan mengukurnya. Untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan pendapat dari para ahli. Instrumen dinyatakan memiliki validitas konstruksi apabila susunan dan kerangkanya tepat. Penyusunan item dimulai dengan penyusunan kisi-kisi lalu menjabarkannya menjadi item-item instrumen. Pernyataan yang membangun instrumen harus mengukur setiap indikator yang telah ditetapkan. Item-item instrumen disusun dengan bahasa yang jelas. b. Jenis Instrumen yang Digunakan 1) Angket Instrumen angket dalam penelitian ini dalam bentuk lembar validasi. Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data dari dosen ahli dan guru SMP IPA sebagai validator untuk memberikan penilaian terhadap komponen SSP yang dikembangkan meliputi silabus, RPP, LKS, dan penilaian. Dalam angket memuat aspek aspek yang akan dinilai sesuai dengan skala yang ditentukan. 59
Tabel 6. Kisi-Kisi Lembar Validasi Silabus No Aspek Nomor butir 1 Penyajian komponen silabus 1 2 Penyajian identitas silabus 2 3 Pemilihan Standar Kompetensi (SK) 3 dan kompetensi Dasar (KD) yang dipadukan 4 Pemilihan materi Pokok 4 5 Perumusan kegiatan pembelajaran 5 6 Penentuan penilaian 6 7 Penentuan alokasi waktu 7 8 Penentuan sumber belajar 8 Tabel 7. Kisi-Kisi Lembar Validasi RPP No Aspek Nomor butir 1 Perumusan tujuan pembelajaran 1 2 Perumusan indikator pencapaian 2 kompetensi 3 Pemilihan materi ajar 3 4 Pemilihan metode pembelajaran 4 5 Pemilihan sumber belajar 5 6 Kegiatan pembelajaran 6 7 Penilaian pembelajaran 7 Tabel 8. Kisi-Kisi Lembar Validasi LKS No Aspek Nomor butir 1 Penekanan pada pendekatan CTL 1 2 Penekanan pada literasi sains 2 3 Kesesuaian SK dan KD 3 4 Keterpaduan materi 4 5 Kebenaran dan keluasan konsep 5 6 Penyajian isi LKS 6 7 Penggunaan struktur kalimat 7 8 Penggunaan bahasa 8 9 Penggunaan font (jenis dan ukuran) 9 10 Kegrafisan 10 11 Desain sampul 11 12 Desain tampilan dan tata letak 12 Tabel 9. Kisi Kisi Lembar Validasi Instrumen Penilaian Tes No Aspek Nomor butir 1 Materi 1 2 Bahasa 2 60
2) Lembar Observasi 3) Tes Lembar observasi digunakan untuk memberikan penilaian terhadap keterlaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL. Aspek yang diamati yaitu keterlaksanaan asas pendekatan CTL yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian nyata. Instrumen tes dalam penelitian ini berupa soal pretest dan posttest. Instrumen tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan literasi sains siswa setelah penerapan SSP IPA. 6. Teknik Analisi Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui angket dan tes. Responden yang terlibat dalam penelitian yaitu dosen, guru IPA SMP N 1 Padureso, dan siswa. Hasil analisis selanjutnya dianalisis dan dideskripsikan agar mudah dipahami. Data yang dianalisi meliputi: a. Analisis Reabilitas dari Validator Menghitung reabilitas dari validasi dosen ahli dan guru IPA menggunakan formula Borich (1994: 385). Dengan persamaan sebagai berikut. Percentage of Agreement (PA) = 100% {1 - (A B) (A+B) } 61
Keterangan: PA : Percentage of Agreement A : skor tertinggi B : skor terendah Dikatakan reliabel apabila koefisien reabilitasnya 75%. b. Analisis Deskriptif Lembar Validasi Langkah-langkah teknik analisis data untuk kelayakan SSP melalui lembar validasi sebagai berikut. 1) Tabulasi semua data yang diperoleh pada setiap aspek penilaian, indikator, maupun butir penilaian komponen SSP dari setiap penilai. 2) Menghitung rata-rata skor dari setiap komponen aspek penilaian. 3) Mengubah skor rata-rata menjadi nilai dengan kategori Untuk mengetahui kualitas SSP hasil pengembangan dari beberapa aspek penilaian dengan mengubah data yang mulamula berupa skor diubah menjadi data kualitatif dengan skala lima. Acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10. Konversi Skor Aktual menjadi Nilai skala lima No Rentang skor Nilai Kategori 1 X>x+1,80 SBi A Sangat Baik 2 x-0,60 SBi < X x +1,80 B Baik 3 x- 0,60 SBi < X x + 0,60 C Cukup 4 x-1,80sbi < X x 0,60 D Kurang 5 X x-1,80 SBi E Sangat kurang (sumber: Eko Putro W. 2016: 238) Keterangan: X = skor aktual (skor yang dicapai) 62
Xi = rerata skor ideal Xi = -(skor maksimal ideal+ skor minimal ideal) SBi = simpangan baku skor ideal SBi = -(skor maksimal ideal-skor minimal ideal) Skor maksimal ideal = butir kriteria x skor tertinggi Skor minimal ideal = butir kriteria x skor terendah c. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan CTL Data keterlaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL melalui angket merupakan data kualitatif. Penilaian tersebut dilakukan oleh observer. Berdasarkan asas pendekatan CTL. Format observasi ini berbentuk rating acale dan membuat kolom ya/tidak. Untuk observasi keterlaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer dihitung dengan: %keterlaksanaan = observer menjawab ya atau tidak observer seluruhnya x 100% Untuk mengetahui kriteria keterlaksanaan pendekatan pada pertemuan tersebut, maka data hasil observasi diolah dalam bentuk persentase dengan interpretasi berikut. Tabel 11. Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran No Persentase Kategori 1 >80 Sangat baik 2 >60-80 Baik 3 >40-60 Cukup 4 >30-40 Kurang 5 20 Sangat kurang (Sumber Eko Putro W. 2016: 242) d. Analisis Statistika Hasil Literasi Sains Melalui Tes Peningkatan literasi sains siswa dapat diketahui dengan N-gain score. N-gain score disebut juga peningkatan atau perbedaaan skor 63
merupakan selisih antara skor pretes dan posttest. Hasil dari analisis data N-gain score menunjukkan pencapaian peningkatan kemampuan siswa dengan memperhatikan kemampuan awalnya. Langkah langkah perhitungannya adalah sebagai berikut. 1. Menghitung gain ternormalisasi untuk setiap siswa Gain ternormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain yang diperoleh siswa dan dirumuskan sebagai berikut. g = T 2 T 1 S i T1 Dengan T1 adalah skor tes awal (pretest), T2 adalah skor tes akhir (posttest), dan Si adalah skor ideal. 2. Menentukan nilai rata-rata gain ternormalisasi untuk seluruh siswa 3. Menentukan kriteria gain ternormalisasi pembelajaran berdasarkan kriteria yang tercantum dalam tabel berikut. Tabel 12 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi <g> Kriteria 0,7 Tinggi 0,3 (<g>) < 0,7 Sedang < 0,3 Rendah (Hake. 1999:1) 64