1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia dari zaman dahulu kala sudah mengenal berbagai macam seni beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah Pencak Silat. Kemudian beladiri yang berasal dari luar Indonesia mulai memasuki perbeladirian Indonesia dan berkembang dengan pesat. Seperti Karate dari Jepang, Taekwondo dari Korea, Kungfu dari China dan lain sebagainya. Selain pencak silat terdapat beladiri asli indonesia lainnya yaitu tarung derajat, bealadiri ini tergolong baru di kalangan masyarakat karena masih banyak masyarakat indonesia yang belum begitu mengenal seni beladiri tersebut. Menurut Dradjat. A (2007:5) menyatakan Tarung Derajat adalah suatu seni keperkasaan diri reaksi cepat yang mempelajari dan melatih tekhnik-taktik, dan strategi pergerakan kaki, tangan, kepala serta anggota tubuh lainya secara praktis dan efektif dalam pola dan bentuk latihan bertahan menyerang, dengan kemampuan otot-otak dan jiwa dalam rangka menguasai suatu ilmu pertahanan diri yang mengandung 5 (lima) unsur daya gerak khas, yaitu : Kekuatan - Kecepatan Ketepatan Keberanian dan Keuletan. Olahraga Tarung Derajat dicetuskan ke permukaan pada tanggal 18 Juli 1972 yang merupakan karya cipta seorang putra bangsa indonesia yaitu : Achmad Dradjat, yang memiliki nama julukan: AA BOXER. Olahraga Tarung Derajat dilahirkan sebagai suatu aliran seni ilmu bela diri yang berdiri sendiri secara mandiri dengan memiliki aliran dan wadah tersendiri, tidak berafiliasi kepada 1
2 aliran dan organisasi bela diri lainnya, baik yang sudah ada di indonesia maupun yang berada diluar negara indonesia dan ditegaskan pula bahwa olahraga Tarung Derajat tidak mengadopsi dan bukan gabungan dari bela diri-bela diri lainnya. Dan tidak juga muncul dengan sendirinya, akan tetapi memiliki asal usul riwayat dan sumber tersendiri yang mutlak dan hakiki yaitu : berasal dari pengalaman dan renungan hidup pribadi yang bersumber kepada kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai satu-satunya unsur pokok dan sangat berpengaruh dalam membentuk jati diri manusia serta jati diri sesuatu hal lainnya sesuai dengan kehendaknya. Pada masa saat ini belajar beladiri bukan hanya untuk sekedar mampu menjaga diri dalam kehidupan sehari-hari seperti zaman dahulu kala, tapi beladiri sekarang merupakan salah satu jenis cabang olahraga prestasi. Sekarang ini pembinaan prestasi olahraga banyak dilakukan degan berdirinya pusat latihan olahraga. Klub-klub olahraga dan organisasi dari setiap cabang olahraga langsung dibawah naungan KONI. Olahraga beladiri tarung derajat juga berinduk kepada KONI yang dijelaskan dalam ADART pasal 5 No. 2 tahun 2001 tentang sifat menyatakan bahwa: Sebagai organisasi keolahragaan, keluarga olahraga tarung derajat (KODRAT) berinduk kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Tarung derajat merupakan olahraga yang berkembang di Indonesia, yang memerlukan kemampuan fisik yang kuat karena olahraga beladiri tarung derajat adalah olahraga yang menganut aliran full body contact. Dalam olahraga bela diri Tarung derajat terdapat istilah Atlet seni gerak dan Atlet Petarung. Atlet seni gerak adalah Atlet Tarung Derajat yang dalam bertanding menampilkan
3 teknik rangkaian gerak Tarung Derajat. Sedangkan Petarung adalah atlet Tarung Derajat yang bertanding satu lawan satu untuk mendapatkan kemenangan. Seorang petarung harus memiliki fisik, teknik, taktik dan mental bertanding yang baik untuk menjadi petarung yang handal dalam suatu pertarungan yang nantinya diharapkan bisa menjadi juara. Salah satu aspek lainnya yang tidak kalah penting adalah teknik dasar yang di pelajari seorang petarung, seperti teknik tendangan lurus, dalam pertandingan tarung derajat memang tidak diperbolehkan memakai teknik tendangan lurus tetapi kemampuan teknik tendangan lurus seorang petarung akan sangat berpengaruh pada kemampuan teknik tendangan lingkar dalam yang merupakan salah satu teknik tendangan yang dipakai dalam pertandingan tarung derajat. Dalam olahraga seni beladiri tarung derajat teknik tendangan tersebut dipelajari sesuai dengan tingkatan latihan atau dikenal dengan istilah kuarata (kuat-berani-tangkas) dan tingkatan paling awal adalah kurata I. Pada tingkatan pemula ini hanya ada satu teknik tendangan yang diberikan yaitu tendangan lurus, Dradjat. A (2005:24) menyatakan tendangan lurus merupakan gerakan mengayun saat mengangkat lutut untuk membidik titik sasaran, lalu meluruskan kaki yang akan memberikan efek lecutan saat titik kena menyentuh titik sasaran, selanjutnya kaki ditarik dan disimpan ke posisi awal. Efektifitas tendangan merupakan senyawa dari kekuatan ayunan (saat mengangkat paha) kecepatan lecutan (saat meluruskan kaki) dan ketepatan titik sasaran. Dalam melakukan tendangan lurus pertama adalah melutut atau mengangkat lutut, Gerakan selanjutnya adalah meluruskan kaki, selanjutnya kaki
4 ditarikdan disimpan ke posisi awal, tendangan lurus yang dilakukan dari posisi awal siaga di tempat. Pada kenyataannya kemampuan tendangan lurus anggota Tarung Derajat Satuan Latihan Museum Siginjei Jambi masih rendah, hal ini bisa dilihat saat ujian kenaikan tingkat pada beberapa waktu yang lalu, sehingga mempengaruhi nilai yang akan diberikan oleh juri, disini peneliti ingin mencari bagaimana cara meningkatkan kemampuan tendangan lurus anggota pemula tarung derajat satlat museum siginjai jambi tersebut. Untuk mencapai apa yang kita inginkan dalam upaya meningkatkan kemampuan tendangan tentu dibutuhkan latihan yang mampu meningkatkan daya ledak (power) tungkai agar tendangan lurus yang dilakukan dapat dilakukan dengan baik adalah dengan latihan split jump dan leg toss yang diharapkan bisa meningkatkan power tungkai para anggota pemula tarung derajat. Latihan Split Jump dan leg toss merupakan salah satu bentuk latihan polymetrics yang bertujuan untuk meningkatkan daya eksplosif power. Hazildine (1989:14) mengemukakan latihan polymetrics adalah model latihan untuk meningkatkan kemampuan atlet, dengan latihan-latihan yang mutlak, kekuatan yang diperlukan untuk menghasilkan mengahasilkan gerak eksplosif. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa latihan playmetrics adalah bentuk latihan yang dapat meningkatkan kemampuan daya eksplosif otot anggota gerak bawah, khususnya otot-otot tungkai, dengan bentuk latihan seperti bound, jump, dan hop. Pada dasarnya jenis latihan ini dilakukan
5 untuk menghasilkan dan meningkatkan daya otot tungkai, sehingga dapat memberikan sumbangan yang berarti pada cabang olahraga yang ditekuni. Seperti yang telah dikemukakan, bahwa salah satu bentuk latihan yang dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai adalah bentuk latihan Split Jump. Adapun pelaksanaannya adalah cobalah berdiri tegak lurus, salah satu kaki dimajukan ke depan, kaki yang terdepan ditekuk pada sudut 90 o, sehingga pangkal paha sejajar dengan lutut. Selanjutnya coba melompat ke atas setinggi mungkin dibantu oleh ayunan kedua lengan, kemudian mendarat dengan posisi yang sama seperti semula dengan kaki yang terdepan ditekuk setinggi lutut sehingga pangkal paha sejajar dengan lutut. Ulangi gerakan tersebut seketika setelah mendarat. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Kurangnya kemampuan tendangan lurus pada anggota tarung derajat satuan Latihan Museum Siginjai Jambi. 2. Kurangnya power otot tungkai kaki yang dimiliki oleh anggota tarung derajat satuan Latihan Museum Siginjai Jambi 3. Kurangnya pengetahuan peserta maupun pelatih dalam melaksanakan latihan split jump dan leg toss untuk meningkatkan kemampuan tendangan.
6 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah maka banyak masalah yang timbul berkaitan dengan tendangan lurus, penelitian ini terfokus dan bermanfaat maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut, yaitu: 1) Latihan yang dilakukan ialah split jump dan leg toss. 2) Kemampuan tendangan lurus pada anggota tarung derajat satuan Latihan Museum Siginjai Jambi. 1.4. Defenisi dan Oprasional Kemampuan tendangan lurus merupakan serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya ke arah depan dengan posisi badan menghadap ke depan, dengan kenaannya pangkal jari-jari kaki bagian dalam, dengan sasaran ulu hati dan dagu, penghitungan skor yang dicapai pada kemampuan tendangan lurus dengan melakukan tendangan yang di hitung berdasarkan norma yang berlaku, dengan watu selama 12 detik, berpa banyak waktu yang diperoleh setelah melkukan tendangan. 1.5.Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah latihan split jump dan leg toss berpengaruh terhadap kemampuan tendangan lurus pada anggota tarung derajat satuan latihan (satlat) museum siginjei jambi.
7 1.6. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah latihan split jump dan leg toss berpengaruh terhadap kemampuan tendangan lurus pada anggota tarung derajat satuan latihan (satlat) museum siginjai jambi. 1.7. Manfaat Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Studi Sarjana (S1) di Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Jambi. 2. Dapat dijadikan informasi bagi pelatih, guru ataupun Mahasiswa mengenai pengaruh latihan split jump dan Leg toss terhadap kemampuan tendangan lurus tarung derajat. 3. Diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan pengaruh latihan split jump dan leg toss terhadap kemampuan tendangan lurus tarung derajat. 4. Merupakan proses pembelajaran diri bagi peneliti dalam menerapkan disiplin ilmu yang telah diperoleh dari hasil studi di Pendidikan Olahraga dan kesehatan. Dan menambah pengalaman dibidang penelitian agar dalam melakukan penelitian dilain hari lebih baik lagi.