BAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kelurahan Watulea, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah hiburan yang garis besarnya untuk menghibur orang lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang

BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN LAGU SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROBLEMATIKA PENGEMBANGAN BAHASA UNTUK MASYARAKAT DAERAH

PENYAJIAN MUSIK IRINGAN TARI LIKOK PULO DI PULAU ACEH KABUPATEN ACEH BESAR ABSTRAK

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 8. DISKUSILatihan Soal

BAB I PENDAHULUAN. disepakati oleh perilaku sosial. Kesantunan berbahasa tercermin dalam tatacara

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menarik

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak, kita tidak dapat lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771

BAB I PENDAHULUAN. peran yang cukup sentral dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hampir semua

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau

BAB I PENDAHULUAN. menaruh harapan besar terhadap pendidikan demi perkembangan masa depan bangsa ini,

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal

REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU PERDAMAIAN (Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu Perdamaian Oleh Band GIGI) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hana Haniefah Latiefah, 2013

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siaran yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam memberi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

3. Karakteristik tari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ribuan pulau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, istilah politik pada konteks ini berarti kekuasaan. Oleh

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah kualitatif, menurut Denzin dan Lincoln (2006:46)

BAB I PENDAHULUAN. Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. pencipta musik tersebut. Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi saat ini, media komunikasi tradisional cenderung banyak yang terlupakan dibandingkan dengan media teknologi komunikasi modern. Misalnya saja jejaring sosial yang lebih sering digunakan sebagai pilihan media komunikasi yang merupakan lahiran dari teknologi komunikasi modern, seperti facebook, twitter, friendster, BBM (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu dipilih kebanyakan orang sebagai media komunikasi sosial jarak jauh untuk berkomunikasi atau sekedar mendapat informasi cepat dari media-media sosial yang menyediakannya tersebut. Lain halnya dengan salah satu daerah yang terdapat di Nusa Tenggara Barat yaitu kecamatan Plampang, yang masih melestarikan budaya seni komunikasi tradisional, yaitu seni sakeco samawa dengan berbagai gaya unik yang dimilikinya. Media tradisional berfungsi sebagai penyampai pesan komunikasi, melalui media tradisional daerah tertentu dimana isinya masih berupa lisan, gerak isyarat, atau alat pengingat dan alat bunyi-bunyian (Nuruddin, 2010:114). Maka hal menarik inilah yang diamati oleh peneliti, dimana suatu daerah terutama Kecamatan Plampang ini masih melestarikan budaya seni daerah mereka sebagai sarana komunikasi dan bagaimana masyarakat memaknai media tradisional ini. 1

Meski masyarakat Plampang tidak terlalu tertinggal dengan perkembangan teknologi komunikasi modern, namun mereka tetap melestarikan budaya seni sakeco ini, dengan tujuan agar masyarakat mereka tetap mencintai seni daerah mereka dan mengenalkan seni ini pada generasi penerus mereka. Seni sakeco dalam penyampaiannya dibantu oleh media tradisional yaitu rebana ode (rebana kecil), dimana penutur dari sakeco tersebut berceritera mengenai tema-tema yang disampaikan, misalnya mengenai pendidikan, kehidupan sehari-hari, agama, dan lain sebagainya. Dalam proses penyampaiannya, penutur dari seni sakeco ini sangat memperhatikan irama tabuhan rebana dan menyesuaikan dengan penutur pendampingnya. Dalam perkembangannya, untuk mengenalkan seni sakeco ini terhadap generasi penerus, maka orang-orang yang mengerti dan masih menginginkan seni sakeco yang ada di Kecamatan Plampang tetap terlestarikan, membangun suatu sanggar seni dimana di dalamnya juga mengenalkan seni sakeco ini. Dengan alasan bahwa para muda mudi itu juga ingin belajar menjadi penutur nasional dan dikenal banyak orang. Sakeco merupakan salah satu bentuk seni tradisi Sumbawa yang mengandung beraneka macam gaya yang dimilikinya, yang penyampaiannya melalui suara yang diiringi dengan irama rebana dengan berbagai macam isi yang terkandung di dalamnya. Sehingga tidak jarang orang sangat banyak menggemari baik orang tua maupun muda-mudi. Sebagai salah satu hal yang sangat menarik untuk disampaikan pesannya kepada masyarakat. 2

Cerita disampaikan dalam sakeco samawa bentuk balada, temanya menyangkut kisah nyata pergaulan muda-mudi, kasus pembunuhan, fenomena sosial, pemilihan kepala daerah, kawin lari, dan cerita lain yang menarik diketahui masyarakat. Salah satu tradisi lisan yang menyimpan keindahan tutur dengan cita rasa seni yang tinggi dalam masyarakat Sumbawa dan Sumbawa Barat adalah seni musik vokal tradisional yang dinamakan sakeco. Sejak dulu tradisi lisan yang memerlukan ketelitian, keahlian, dan kecerdasan saat memainkannya ini, mendapat tempat di hati masyarakatnya dan masih terus hidup hingga kini. Budaya tutur yang dilantunkan duet (dua orang penutur) ini sungguhlah menawan. Lewat sakeco, para penutur tradisional Samawa mampu berkomunikasi dengan masyarakat atau penontonnya dengan baik. Harmoni yang dilahirkan dapat memikat pendengarnya. Dua pemain sakeco senantiasa memperhatikan irama sehingga selalu diusahakan nada-nada yang lahir dari keduanya sama agar nilai estetikanya terjaga dengan baik. Sakeco berfungsi sebagai hiburan. Kekuatannya ada pada bunyi vokal duet yang dikeluarkan seperti dari satu mulut yang sama dan para penutur mampu mempertahankan irama sambil berceritera. Komandannya ada pada irama rebana yang ritmenya terjaga. Bahan dasar yang disampaikan dalam sakeco bisa berupa lawas yang kerap diselipkan dalam cerita atau legenda sebagai sampirannya. Ada pula nasihatnasihat yang disampaikan dalam cerita balada, dengan tema yang beragam seperti 3

kisah nyata pergaulan muda-mudi, fenomena sosial, kasus-kasus atau peristiwa yang terjadi di sekitar masyarakat, kejadian alam berupa bencana atau fenomena yang menarik perhatian masyarakat, peristiwa politik, hingga respons terhadap pembangunan, kritikan-kritikan, sindiran-sindiran, pujian-pujian (biasanya saat menyampaikan hal-hal yang berbau agama) dan cerita humor lain yang menarik diketahui masyarakat. Bisa dikatakan sakeco memotret seluruh sudut pandang kehidupan manusia yang disampaikan dengan cara bertutur. Sakeco umumnya terdiri atas pembuka (samula) yang berisi ucapan selamat datang dan terima kasih kepada penonton serta permohonan maaf jika dalam penuturannya nanti ada hal-hal yang tidak berkenan. Saat menyampaikan pembukaan inilah, tradisi lisan ini dimulai. Bagian berikutnya adalah ringkasan kisah yang akan disampaikan, dilanjutkan dengan bagian inti cerita yang akhir ceritanya bervariasi; bisa bahagia, sedih, atau tragedi. Hal lain yang sangat menarik untuk diperhatikan dalam media tradisional seni sakeco samawa ini adalah, bagaimana masyarakat yang selaku audience saat menyaksikan penampilan yang dihadirkan pelaku seni sakeco samawa, memaknai pesan komunikasi yang disajikan. Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, dua pemain sakeco yang terdapat di dalamnya senantiasa memperhatikan irama sehingga selalu diusahakan nada-nada yang lahir dari keduanya sama agar nilai estetikanya terjaga dengan baik. Sakeco berfungsi sebagai hiburan. Kekuatannya ada pada bunyi vokal duet yang dikeluarkan seperti dari satu mulut yang sama dan para penutur mampu mempertahankan irama sambil berceritera. Komandannya ada pada irama rebana yang ritmenya terjaga. 4

Dengan kata lain keberhasilan tutur lisan (komunikasi verbal) sangat dibantu oleh adanya simbol-simbol yang dilahirkan oleh nada-nada tabuhan dalam media tradisional (rebana), bahasa (selaku simbol), gerakan menabuh yang dilakukan oleh pelaku (komunikasi non verbal), ritme yang disajikan oleh pelaku dalam melakukan tutur tadi, dan ekspresi pelaku dalam menyampaiakan tutur lisan tadi. Menurut Paul Ekman (dalam Mulyana 2000:349) komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh pelaku seni sakeco samawa tersebut berfungsi sebagai regulator. Berarti, gerakan tangan maupun ekspresi mereka merupakan saluran percakapan terbuka. Gerakan itu mewakili keinginan mereka dalam rangka berkomunikasi. Kebutuhan berkomunikasi memang tidak bisa dihindarkan pada setiap manusia, sekalipun hanya dengan komunikasi nonverbal. Disini dapat dimengerti bahwa perilaku nonverbal dapat digunakan untuk menggantikan perilaku verbal. Namun komunikasi akan lebih efektif lagi jika komunikasi verbal di tegaskan dengan komunikasi nonverbal. Dari penjelasan di atas dikatakan, bahwa sakeco merupakan tradisi Sumbawa yang masih berkembang sampai saat ini, berdasarkan latar belakang di atas menarik bagi peneliti melakukan penelitian dan menemukan pemaknaan pesan komunikasi oleh masyarakat Plampang pada media tradisional seni sakeco samawa. Oleh sebab itu penulis mengangkat judul: PEMAKNAAN PESAN KOMUNIKASI PADA MEDIA TRADISIONAL SENI SAKECO SAMAWA OLEH MASYARAKAT PLAMPANG (Studi pada masyarakat di Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa). 5

1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, penulis memberikan batasan permasalahan agar penelitian terarah secara sistematis dan untuk mempermudah penelitian ini, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah pemaknaan pesan komunikasi pada media tradisional seni sakeco samawa oleh masyarakat Plampang? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pemaknaan pesan komunikasi pada media tradisional seni sakeco samawa oleh masyarakat Plampang. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi akademisi dan peneliti selanjutnya khususnya mengenai pemaknaan pesan komunikasi. 2. Manfaat Sosial Memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu komunikasi, khususnya mengenai pemaknaan pesan komunikasi. Selain itu juga dapat memudahkan masyarakat untuk mengetahui bentuk dan makna dari pesan komunikasi maupun simbol-simbol yang terdapat dalam media tradisional seni sakeco samawa. 6