BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Osteoartritis (OA) adalah penyakit yang ditandai dengan adanya nyeri, kekakuan sendi dan gangguan fungsi fisik akibat dari kerusakan tulang rawan pada daerah sendi (Smeltzer, O Connell, & Bare, 2003; Centers for Disease Control and Prevention, 2009). OA merupakan kelainan sendi yang sering ditemukan dan sering menyebabkan nyeri dan ketidakmampuan (disability) pada penderita sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari (Nevitt et al.,2011). OA merupakan penyakit muskuloskletal yang sering terjadi pada warga usia lanjut di abad 21 (Isbagio, 2006). WHO juga memperkirakan bahwa 10 % penduduk dunia yang berusia 60 tahun atau lebih mempunyai masalah OA (WHO, 2003). Diketahui bahwa OA diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2004). Secara umum prevalensi penyakit sendi di Indonesia sangat tinggi sebesar 30,3 %. Pada usia 45-54 prevalensinya sebesar 46,3%, usia 55-64 sebesar 56,4%, usia 65-74 sebesar 62,9%, dan usia lebih dari 75 sebesar 65,4% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes RI, 2008). Secara khusus prevalensi OA di Indonesia juga cukup tinggi yaitu 5% pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia >61 tahun (Handayani, 2008). Berdasarkan penelitian di Bandung pada pasien yang berobat ke klinik reumatologi RSHS pada tahun 2010 didapatkan 73% dari 2760 kasus adalah 1
2 penderita OA dan 69% diantaranya adalah wanita (Rekomendasi IRA, 2014). Data pasien selama tahun 2011 di RSUP. H Adam Malik Medan terdapat 147 pasien OA. Data tersebut menunjukkan bahwa pasien OA lebih banyak mencari pengobtan di poliklinik penyakit dalam, divisi reumatologi dengan melakukan rawat jalan daripada rawat inap (Lumbantoruan, 2012). Nyeri OA merupakan gambaran utama yang menyebabkan pasien OA mencari pengobatan, hubungan antara tingkat keparahan dan gejala tidak erat. Dengan demikian banyak individu yang gambaran radografiknya memperlihatkan OA parah tetapi asimtomatik. Faktor risiko untuk nyeri dan ketidakmampuan (disability) pada pasien OA belum diketahui. Untuk tingkat keparahan patologi yang sama, gejala lebih besar timbul pada wanita daripada pria (Isselbacher, 2000). Disability didefinisikan sebagai kesulitan dan keterbatasan tubuh dalam menjalankan fungsi fisik, sosial, dan dalam satu atau beberapa domain kehidupan yang dialami oleh individu dengan kondisi kesehatan tertentu (Leonardi, 2006). Kemampuan untuk menggunakan sendi secara efektif tergantung kepada integritas anatomi, mobilitas, kekuatan otot, sensasi, koordinasi, dan adanya nyeri (Dellhag, et al., 2001). Perbedaan jenis OA dengan lokasi sendi berbeda pada jenis kelamin tertentu, pada OA pada tangan mengenai wanita Postmenopause> pria (10:1), sedangkan OA pada panggul/koksa lebih sering ditemukan pada pria dibandingkan pada wanita (Rekomendasi IRA, 2014).
3 Pola keterlibatan sendi dipengaruhi oleh beban yang berkaitan dengan pekerjaan sebelumnya. OA lebih sering terjadi pada sendi yang digunakan secara berulang daripada sendi lain yang jarang digunakan. Pria yang pekerjaanya memerlukan penekukan lutut akan lebih sering memiliki tanda radografik OA lutut (Isselbacher, 2000). Penggunaan sendi yang berlebih pada wanita dikarenakan pekerjaan yang berat pada wanita yang memiliki tugas dirumah sebagai ibu rumah tangga dan bekerja diluar rumah dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya OA pada wanita serta kejadian menopause pada wanita meningkatkan angka kejadian OA pada wanita tersebut (Wright, Riggs, Lisse, & Chen, 2008). Hal ini juga yang mengakibatkan jumlah pasien OA pada wanita lebih banyak dibanding pada pria (Lawrence, et al.,2008). Helwi, Pramantara & Purnomo (2009) menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan terjadinya osteoartritis. Wanita mempunyai risiko osteoartritis 3,76 kali lebih besar dibandingkan dengan pria. Sementara dalam penelitiannya, Sudo, et all (2008), mengatakan wanita mempunyai risiko 6,73 kali lebih besar dibandingkan pria setelah usia lebih dari 50 tahun. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti tertarik untuk mengetahui ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
4 2. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. 3. Tujuan penelitian 3.1. Tujuan umum Untuk mengidentifikasi ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. 3.2. Tujuan khusus 3.2.1. Untuk mengidentifikasi komponen ketidakmampuan (disability) (nyeri, kekakuan sendi, dan gangguan fungsi fisik) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis. 3.2.2. Untuk mengidentifikasi subskala nyeri pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis. 3.2.3. Untuk mengidentifikasi subskala kekakuan sendi pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis 3.2.4. Untuk mengidentifikasi subskala gangguan fungsi fisik pasien pia dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis
5 3.2.5. Untuk menganalisis perbedaan ketidakmampuan (disability) pada pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis. 4. Manfaat penelitian 4.1. Bagi pendidikan keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perawat pendidik sebagai informasi mengenai ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis dan mempersiapkan mahasiswa untuk menerapkannya dalam pemberian asuhan keperawatan. 4.2. Bagi pelayanan keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis dan sebagai sumber informasi yang dapat membantu perawat dalam menentukan tingkat ketergantungan pasien yang mengalami nyeri osteoartritis dikarenakan ketidakmampuan (disability). 4.3. Bagi penelitian selanjutnya Sebagai penambah bahan informasi dan wacana untuk pengembangan penelitian lebih lanjut, khususnya bagi peneliti keperawatan yang ingin melakukan pengembangan penelitian tentang ketidakmampuan (disability) pasien osteoartritis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ketidakmampuan (disability) pada pasien osteoartritis.