TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada

dokumen-dokumen yang mirip
Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. tulis dalam berkomunikasi. Menurut Arifin (2000: 3), dalam wacana lisan,

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM:

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR INDUK MODERN PUSPA AGRO SIDOARJO SKRIPSI

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK USIA EMPAT- -ENAM TAHUN DESA GENTING PULUR KECAMATAN JEMAJA TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

OLEH: SURAHMAT NPM:

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

PERILAKU VERBAL GURU DALAM PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 GIANYAR

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

BAB III METODE PENELITIAN

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

KESANTUNAN BERBAHASA PADA TUTURAN SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) TINDAK TUTUR ASERTIF PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TEMPEL RAJABASA DAN IMPLIKASINYA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Tindak Tutur Direktif Guru Perempuan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA WACANA HUMOR AH TENANE DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: FENDY ARIS PRAYITNO NIM A

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

TINDAK TUTUR KOMISIF PADA WACANA KAMPANYE TERBUKA DI KALANGAN BAKAL CALON KEPALA DESA DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN BERCERITA DI KELAS IV SD INPRES 1 TANAMODINDI

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

WUJUD KALIMAT IMPERATIF TUTURAN GURU TAMAN KANAK-KANAK KARYA PKK PACONGKANG KABUPATEN SOPPENG

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dalam proses pembelajaran olahraga pada siswa kelas XI SMA Negeri 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

ANALISIS TINDAK TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR SATWA DAN TANAMAN HIAS YOGYAKARTA (Kajian Pragmatik) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

ANALISIS TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM SITUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X MAN MALANG 1 SKRIPSI

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

TINDAK TUTUR LANGSUNG LITERAL DAN TIDAK LANGSUNG LITERAL PADA PROSES PEMBELAJARAN MICRO TEACHING

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Arifin (2011: 140) Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian

TINDAK TUTUR EKSPRESIF GURU TERHADAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 7 JEMBER SKRIPSI. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BENTUK DAN STRATEGI PENOLAKAN DI KALANGAN MASYARAKAT BERBUDAYA JAWA DI SOLO DALAM KONTEKS NONRESMI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan dan kegiatan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN PRAGMATIK PERCAKAPAN GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA ADVENT BALIKPAPAN

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

III. METODE PENELITIAN. Penulis menggunakan metode kualitatif-deskriptif di dalam penelitian ini, di

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini pada kelas X A semester genap tahun ajaran 2014/2015.

BENTUK, FUNGSI DAN JENIS TINDAK TUTUR DALAM KOMUNIKASI SISWA DI KELAS IX UNGGULAN SMP PGRI 3 DENPASAR. Ni Nyoman Ayu Ari Apriastuti

2015 ANALISIS TINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM TEKS IKLAN PADA MAJALAH ONLINE LA GAZETTE DE COTE-D OR EDISI BULAN JANUARI MARET

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF

BAB V PENUTUP. hasil evaluasi peneliti dari penelitian ini. menyimpulkan, yang pertama, jenis- jenis dan fungsi tindak tutur yang

Transkripsi:

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada Abstrak Guru sebagai insan akademik memiliki peranan untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Dalam kegiatan penyampain materi pembelajaran, bahasa merupakan media yang digunakan dalam tindak tutur antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya penggunaan bahasa dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru khususnya guru mata pelajaran bahasa Indonesia hal ini sangatlah menarik untuk dilakukan penelitian. Mengingat guru bahasa Indonesia adalah pengajar yang mengajarkan tentang penggunaan bahasa dalam bahasa lisan maupun tulisan. Tujuan dari penelitian ini yaitu, 1) mendeskripsikan bentuk tindak tutur guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII SMK Negeri 1 Narmada, 2) menjelaskan strategi tindak tutur guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII SMK Negeri 1 Narmada. Untuk mencapai tujuan tersebut, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, data penelitian ini yaitu tuturan guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Sedangkan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu teknik observasi, Teknik rekam dan Teknik wawancara, sumber data dalam penelitian ini diambil dari guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas XII SMK Negeri 1 Narmada. Adapun hasil penelitian ini yaitu, bentuk tindak tutur guru dalam pembelajaran di kelas ada tiga yaitu, 1) tindak tutur deklaratif, 2) tindak tutur interogatif, dan 3) tindak tutur imperatif. Sedangkan strategi tindak tutur yang digunakan ada 2 yaitu, 1) strategi tindak tutur langsung, dan 2)strategi tindak tutur tidak langsung. Kata Kunci: Tindak tutur, guru bahasa Indonesia PENDAHULUAN Penggunaan bahasa dalam interaksi belajar mengajar termasuk saat pembelajaran di kelas dapat dikatakan sebagai peristiwa tutur.menurut Hymes (dalam Yule, 1988:10) disebut sebagai rangkaian ujaran peserta tutur.rangkaian ujaran tersebut berupa percakapan yang dibangun oleh penutur (Pn) dan mitra tutur (Mt).Sementara itu, tuturan peserta tutur dapat dikatakan sebagai tindak tutur. Richard (1995:6) menjelaskan bahwa dalam kaitannya dengan kegiatan bertutur sebagai aktivitas komunikasi, kegiatan bertutur adalah suatu tindakan.jika kegiatan bertutur dianggap sebagai tindakan, berarti setiap kegiatan bertutur atau kegiatan menggunakan tuturan terjadi tindak tutur.hakikat tindak tutur itu adalah maksud tuturan sebagai tindakan yang dinyatakan dengan tuturan.tindak tutur merupakan unit terkecil aktivitas bertutur (percakapan atau wacana) yang terjadi dalam interaksi sosial. Berdasarkan uraian yang telah di sampaikan di atas, dapat dikatakan bahwa 25

dalam konteks interaksi sosial termasuk saat interaksi belajar mengajar di kelas penggunaan bentuk dan strategi tindak tutur guru dapat bervariasi. Guru dapat menggunakan bentuk tindak tutur dengan tuturan bermodus deklaratif, interogatif, dan imperatif. Tuturan bermodus deklaratif adalah tuturan yang seraca konvensional (secara umum) dapat digunakan guru untuk menyampaikan informasi, tuturan interogatif secara konvensional dapat digunakan untuk bertanya, dan tuturan imperatif secara konvensional dapat digunakan untuk memerintah. Selain penggunaan bentuk tindak tutur, guru juga dapat menggunakan strategi tindak tutur langsung dan tidak langsung dengan menggunakan tuturan yang berbeda-beda. Penggunaan strategi tindak tutur guru semestinya memperhatikan prinsip kerja sama agar jelas, mudah dipahami, padat, ringkas, dan selalu pada persoalan, sehingga mudah dipahi oleh siswa. Dengan penggunaan strategi tindak tutur yang demikian itu, dapat tercipta suasana kelas yang menarik perhatian dan dapat memotivasi belajar siswa dengan baik dan sungguh-sungguh sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Hal tersebut di atas, sekaligus menjelaskan bahwa penggunaan bahasa dalam interaksi belajar mengajar memberikan gambaran terhadap penggunaan tindak tutur guru yang berlangsung dalam proses belajar mengajar di kelas dan pengaruhnya terhadap suasana kelas. Apabila tindak tutur guru kurang relevan dengan konteks pembelajaran dan prinsip-prinsip penggunaan bahasa, akibatnya proses belajar mengajar bisa jadi terhambat. Informasi yang disampaikan oleh guru tidak dapat tersampaikan dan diterima dengan baik oleh siswa. Begitu pula sebaliknya, apabila guru menggunakan tindak tutur yang relevan dengan konteks pembelajaran dan prinsipprinsip penggunaan bahasa, maka dalam proses belajar mengajar akan tercipta suasana kelas yang menarik perhatian dan dapat memotivasi belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Informasi yang disampaikan oleh guru dapat tersampaikan dan diterima dengan baik oleh siswa, serta mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.oleh karena itu, fenomena tindak tutur guru dalam pembelajaran menarik untuk dikaji secara sistematis melalui penelitian. Dengan demikian penelitian ini sangat penting untuk dilakukan pada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam melakukan tindak tutur dalam proses pembelajaran di kelas. METODE PENELITIAN Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data penelitian. Dalam arti luas rancangan 26

penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian sampai dengan penyajian hasil penelitian. Data penelitian tindak tutur ini sesuai dengan pendekatan kualitatif yaitu menyajikan data dan menganalisisnya sesuai dengan sifat alamiah data yang didapat dari hasil penelitian. metode kualitatif menyajikan data yang sebenarnya tanpa melalui rekayasa. Data penelitian merupakan masalah yang dikaji dalam suatu penelitian (Arikunto, 2009:45). Metode ini digunakan mengingat data dalam penelitian berupa tuturan.selain itu data juga diungkapkan dalam bentuk kalimat bukan melaui tanda atau lambang tertentu. Cocok untuk dipakai oleh peneliti yang memiliki objek yaitu tindak tutur guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Data penelitian ini ada dua jenis, yaitu (1) data berupa tuturan guru dalam percakapan saat pembelajaran di kelas, dan (2) data catatan lapangan (data hasil wawancra dengan guru). Sedangkan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu teknik observasi, Teknik rekam, dan teknik wawancara. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis data kualitatif yang dipaparkan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2006: 337), yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak tutur yang dilakukan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia dalam pengajaran yang dilakukan pada kelas XII di SMK Negeri 1 Narmada, adanya tindak tutur yang dilakukan oleh guru dalam penyampaian tindak tutur guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII SMK Negeri 1 Narmada diwujudkan dengan bentuk tuturan deklaratif, interogatif, dan imperatif. 1) Tindak Tutur Deklaratif Tindak tutur deklaratif adalah tuturan yang secara konvensional (pada umumnya) digunakan untuk kalimat berita/menyampaikan informasi. Tuturan berikut merupakan tuturan deklaratif yang digunakan guru saat proses belajar mengajar di kelas. 1) Guru : Untuk yang bersedia maju pertama ibu kasih bonus. tidak usah takut justru yang mau mencoba itu bagus dibandingkan yang tidak mau mencoba. Bukankah berani itu lebih bagus. Siswa : Iya bu. Siswa : (salah satu siswa mengancungkan tangan) 27

Tuturan yang digunakan guru dalam percakapan di atas merupakan tuturan yang diwujudkan dengan bentuk tuturan deklaratif/menggunakan kalimat berita, yaitu terlihat dalam tuturan untuk yang bersedia maju pertama ibu kasih bonus. Pada tuturan tersebut guru menyampaikan informasi kepada siswa bahwa siapa yang bersedia maju pertama akan diberikan nilai bonus. Selain merupakan kalimat berita tuturan guru pada percakapan di atas juga menunjukan adanya penggunaan fungsi direktif meminta dengan tujuan agar siswa maju ke depan dan melalukan apa yang diminta. 2) Guru : bagus sekali, tidak apaapa ya yang penting dicoba dulu sambil belajar. Siswa : iya bu, tapi lupa-lupa ingat Guru : itu karena kalian jarang baca buku pasti Siswa : (senyum-senyum) Tuturan yang digunakan guru dalam percakapan di atas juga merupakan tuturan yang diwujudkan dengan bentuk tuturan deklaratif/menggunakan kalimat berita, yaitu terlihat dalam tuturan bagus sekali, tidak apa-apa ya yang penting dicoba dulu sambil belajar.tuturan guru tersebut bertujuan menyampaikan informasi kepada siswa bahwa tidak perlu takut salah untuk melakukan sesuatu yang penting sudah berani mencoba. Selain merupakan kalimat berita tuturan guru pada percakapan di atas juga menunjukan adanya penggunaan fungsi ekspresif memuji yang terlihat pada tututran bagus sekali, dengan tujuan memberikan semangat pada siswa yang sudah berani mencoba. 2) Tindak Tutur Interogatif Tindak tutur interogatif adalah tuturan yang secara konvensional (pada umumnya) digunakan untuk kalimat tanya. Tuturan berikut merupakan tuturan interogatif yang digunakan guru saat proses belajar mengajar di kelas. 3) Guru : iya bagus sekali. Untuk penampilan ke dua siapa lagi? Siswa Guru : saya bu : kenapa yang cewek aja yang berani yang cowok kok tidak ada yang berani maju? Iya Ninin silahkan Siswa : masih malu-malu bu (senyum-senyum). Tuturan yang digunakan guru dalam percakapan di atas merupakan tuturan yang diwujudkan dengan tuturan interogatif/menggunakan kalimat tanya, yaitu terlihat dalam tuturan Untuk penampilan ke dua siapa lagi?.kalimat tersebut disampaikan oleh guru kepada siswa dengan bertanya siapa yang akan maju untuk penampilan selanjutnya. Selain bertujuan untuk bertanya tuturan guru pada 28

percakapan di atas juga menunjukan adanya penggunaan fungsi meminta kepada siswa untuk tampil. Penggunaan kalimat tanya juga terlihat dalam tuturan kenapa yang cewek aja yang berani yang cowok kok tidak ada yang berani maju? Iya Ninin silahkan.pada tuturan tersebut guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa kenapa yang cewek aja yang mengancungkan tangan untuk tampil sedangkan yang cowok tidak. Selain bertujuan untuk bertanya tuturan guru pada percakapan di atas juga menunjukan adanya penggunaan fungsi direktif meminta yang terlihat pada tuturan iya Ninin silahkan, dengan tujuan meminta salah satu siswanya untuk tampil. 4) Guru : kemudian yang terakhir ada yang masih ingin bertanya, menyanggah atau berkomentar? Muamar? Siswa : tidak bu. Tuturan yang digunakan guru dalam percakapan di atas juga merupakan tuturan yang diwujudkan dengan tuturan interogatif/menggunakan kalimat tanya, yaitu terlihat dalam tuturan kemudian yang terakhir ada yang masih ingin bertanya, menyangkah atau berkomentar? Muamar?.Tuturan guru tersebut bertujuan menanyakan kepada siswa apakah ada yang ingin bertanya atau berkomentar. Selain bertanya tuturan guru tersebut juga menunjukan adanya penggunaan fungsi direktif meminta, yaitu guru sengaja meminta salah satu siswanya Muamar agar dapat memberikan komentar dimaksudkan untuk mengaktifkan siswa saat prosses pembelajaran. 3) Tindak Tutur Imperatif Tindak tutur imperatif adalah tuturan yang secara konvensional (pada umumnya) digunakan untuk perintah/ajakan. Tuturan berikut merupakan tuturan imperatif yang digunakan guru saat proses belajar mengajar di kelas. 5) Guru : iya kepada Rizka Permatasari silahkan untuk tampil di depan, kita berikan tepuk tangan kepa Rizka Siswa : (tepuk tangan serentak) Tuturan yang digunakan guru dalam percakapan di atas merupakan tuturan yang diwujudkan dengan bentuk tuturan imperatif/menggunakan kalimat perintah, yaitu terlihat dalam tuturan iya kepada Rizka Permatasari silahkan untuk tampil di depan, kita berikan tepuk tangan kepa Rizka.Pada tuturan tersebut guru menggunakan kalimat perintah yang terkesan halus yaitu menggunakan kata silahkan yang bertujuan untuk memerintah salah satu siswanya untuk tampil di depan. 29

Selain merupakan kalimat perintah tuturan guru pada percakapan di atas juga menunjukan adanya penggunaan fungsi direktif meminta kepada siswa lainya untuk memberikan tepuk tangan kepada temannya yang akan tampil. 6) Guru : Ya Ninin bisa di mulai sekarang, yang lain tolong diam. Siswa : Baik bu. Tuturan yang digunakan guru dalam percakapan di atas juga merupakan tuturan yang diwujudkan dengan tuturan imperatif/menggunakan kalimat perintah, yaitu terlihat dalam tuturan ya Ninin bisa di mulai sekarang,.pada tuturan tersebut guru menggunakan kalimat perintah untuk menyuruh siswanya segera mulai membaca. Penggunaan kalimat perintah juga terlihat dalam tuturan yang lain tolong diam.tuturan tersebut bertujuan untuk memerintah sekaligus meminta kepada siswanya untuk diam. Penggunaan strategi dalam melakukan tindak tutur yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia pada siswa Kelas XII di SKM Negeri 1 Narmada ada dua yaitu; (1) strategi tindak tutur langsung, dan (2) strategi tindak tutur tidak langsung. Contoh dari strategi yang dimaksudkan di atas adalah sebagai berikut: 1. Strategi tindak tutur langsung Strategi langsung yaitu strategi penyampaian tindak tutur menggunakan tuturan yang bentuknya mempunyai makna sama (atau mirip) dengan maksud pengutaraannya. Percakapan berikut merupakan strategi tindak tutur langsung yang digunakan guru saat proses belajar mengajar di kelas. 1) Guru : Ya untuk Samsul Huda mungkin bisa di bacakan ulang apa itu teks laporan. Yang lainya tolong di simak baik-baik. Siswa :Teks laporan adalah teks yang berisi penjabaran umum atau melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan. Tuturan di atas disampaikan oleh guru secara langsung sesuai dengan fungsinya untuk meminta.strategi langsung yang dinyatakan dengan fungsi direktif meminta tersebut terlihat pada tuturan ya untuk Samsul Huda yang dimaksudkanmeminta Samsul Huda untuk mengulang bacaaannya. 2) Guru : Ya masih bisa dimaklumi untuk hari ini, tapi untuk pertemuan berikutnya jangan sampai dilupakan lagi. Begitu juga dengan lainnya. Siswa : Iya bu. Terima kasih. Tuturan pada percakapan di atas menunjukkan adanya penggunaan strategi 30

langsung yang ditunjukan oleh guru dengan fungsi asertif penerimaan mengenai kesalahan yang dilakukan oleh siswanya. Siswa yang merasa bersalah segera paham terhadap maksud dari tuturan guru.hal itu dilakukan guru agar siswa dapat memperbaiki kesalahan dan tidak mengulangnya lagi. 2. Strategi tindak tutur tidak langsung Strategi tidak langsung adalah strategi penyampaian tindak tutur menggunakan tuturan yang bentuknya mempunyai makna yang tidak sama dengan maksud penuturannya. Percakapan berikut merupakan strategi tindak tutur langsung yang digunakan guru saat proses belajar mengajar di kelas. 3) Guru :Siapa yang akan menjawab soal no.6? Siswa : Ini Bu, Andi mau jawab. Tuturan pada percakapan di atas menunjukkan adanya penggunaan strategi tindak tutur tidak langsung menggunakan fungsi direktif meminta yang diwujudkan dengan kalimat tanya. Tuturan guru tersebut menunjukkan bahwa guru bertaya dengan maksud lain meminta secara tidak langsung siswa untuk memberikan jawaban ketika guru mengadakan tanya jawab terkait soal yang dibahas. Siswa segera paham maksud guru meskipun diutarakan secara tidak langsung sehingga siswa berusaha untuk menjawab dan saling menunjuk temanya untuk memberikan jawaban yang tepat. Hal itu dilakukan guru untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran di kelas. 4) Guru : Ada yang bisa membantu ibu untuk membersihkan papan? Siswa : Iya, saya bu. Tuturan guru pada percakapan di atas menunjukkan adanya penggunaan tidak tutur tidak langsung menggunakan fungsi direktif memerintah.tuturan guru tersebut menunjukkan bahwa guru memerintah menghapus papan. Siswa segera paham maksud guru meskipun diutarakan secara tidak langsung yaitu tanpa guru menyebutkan namanya siapa yang harus hapus papan, namun siswa cukup memahami maksud dibalik tuturan yang diutarankan guru sehingga bergegas hapus papan. Hal itu dilakukan guru untuk memusatkan perhatian agar siswa tidak ngantuk dan tetap fokus dalam mengikuti proses pembelajaran. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, tindak tutur yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. 31

1) Bentuk tindak tutur yang digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas ada tiga yaitu, tindak tutur deklaratif, tindak tutur interogatif, dan tindak tutur imperatif. 1) tindak tutur deklaratif meliputi fungsi direktif meminta, fungsi ekspresif memuji, fungsi representatif memberikan informasi/mengemukakan pendapat. 2) tindak tutur interogatif meliputi fungsi direktif meminta, fungsi representatif menerima. 3) tindak tutur imperatif meliputi fungsi meminta. 2) Penggunaan strategi tindak tutur yang digunakan ada dua yaitu, strategi tindak tutur langsung meliputi: strategi tindak tutur langsung menggunakan fungsi direktif meminta, strategi tindak tutur langsung menggunakan fungsi representatif menerima. Strategi tindak tutur tidak langsung meliputi: strategi tindak tutur tidak langsung menggunakan fungsi direktif meminta, dan strategi tindak tutur tidak langsung menggunakan fungsi direktif memerintah. Rohmadi, Muhamad. 2011. Pragmatik Teori dan Analisi.Surakarta: YumarPustaka Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Sumarsono. 2004. Buku Ajar: Filsafat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Sumarsono, dan Paina Partara. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar dan Sabda. Sumarsono. 2010. Pragmatik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Tarigan, Hendry Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi DAFTAR PUSTAKA Arifin, Anwar. 2012. Ilmu Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Abdulsyani. 1994. Sosiologi: Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. 32