TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

dokumen-dokumen yang mirip
Bab VI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA TIDORE KEPULAUAN. 6.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

2.1. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA BANDA ACEH

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah. Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SINGKAWANG TAHUN

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

2017, No Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA 47 TAHUN 1997 (47/1997) 30 DESEMBER 1997 (JAKARTA)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SURABAYA TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TUBAN TAHUN

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KOTA BENGKULU

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN)

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Sosialisasi Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan dan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

BUPATI BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BATANG TAHUN

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lingga

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB 5 RTRW KABUPATEN

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TRENGGALEK

~ 53 ~ PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup Jelas. Pasal 2 Cukup Jelas. Pasal 3 Cukup Jelas

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI TAHUN

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

FORMAT SURAT KEPUTUSAN MENTERI, KEPUTUSAN GUBERNUR, DAN KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENETAPAN PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI

3.1 TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA MEDAN

Titiek Suparwati Kepala Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial. Disampaikan dalam Workshop Nasional Akselerasi RZWP3K

BAB IV ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUPOKSI

2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA PADANG TAHUN

6.1. PRIORITAS PEMANFAATAN RUANG

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG:

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LAMPUNG BARAT NOMOR 01 TAHUN 1994 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BIMA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

PEMERINTAH KOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH NO. 14 TAHUN 2012 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BENGKULU TAHUN

PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 47 TAHUN 1997 (47/1997) TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOMBANA TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara

Gambar 1. Kedudukan RD Pembangunan DPP, KSPP, KPPP dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan RIPPARNAS RIPPARPROV

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Perkotaan Metropolitan. Skala peta = 1: Jangka waktu perencanaan = 20 tahun

PENDEKATAN ASPEK LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL

PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR : 02 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI BENGKULU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI. Laporan Akhir

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN SINJAI

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

DRAFT RAPERDA RTRW PROVINSI DKI JAKARTA Revisi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH DKI JAKARTA 2030

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

Transkripsi:

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2.1. Tujuan Penataan Ruang Kota Bengkulu Tujuan penataan ruang wilayah kota dirumuskan berdasarkan: 1) visi dan misi pembangunan wilayah kota; 2) karakteristik wilayah kota; dan 3) isu strategis dan kondisi objektif yang diinginkan. Visi Kota Bengkulu 2007-2012 adalah: Menuju Masyarakat Kota Bengkulu yang Bermartabat dan Makmur. Karakteristik tata ruang wilayah Kota Bengkulu Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu, harus menjadi matra spasial yang mampu merepresentasikan pencapaian visi pembangunan Kota Bengkulu dalam bentuk arahan dan pola pemanfaatan ruang yang optimal. Isu strategis Kota Bengkulu adalah: 1. Sebagian besar wilayah Kota Bengkulu tergolong rawan gelombang pasang(abrasi), tsunami, dan gempabumi. 2. Kawasan sepanjang pantai tergolong rawan terhadap gelombang besar dari laut karena ketinggiannya <20 meter dpl dan kelerengannya <3%. 3. Sebagian dari wilayah Kota Bengkulu termasuk kawasan lindung. 4. Tingkat perkembangan fisik kota relatif lambat dan terkonsentrasi pada koridorkoridor jalan utama kota. 5. Kepadatan bangunan dan kepadatan penduduk yang tidak merata pada semua bagian wilayah kota. 6. Komposisi mata pencaharian yang belum mencerminkan masyarakat perkotaan. 7. Masih rendahnya minat investasi di Kota Bengkulu (tidak adanya badan yang menangani investasi). 8. Kebutuhan investasi bagi pengembangan kawasan perdagangan dan pelabuhan internasional yang cukup sulit. 9. Produk-produk yang dihasilkan (cindera mata, makanan khas) kualitas-nya masih perlu ditingkatkan. 77

10. Kualitas SDM relatif masih rendah. 11. Kawasan wisata pantai panjang belum terintegrasi dengan potensi-potensi yang lain (jalan sendiri-sendiri belum saling mendukung). 12. Lahan-lahan pertanian mulai berkurang karena alih fungsi lahan. 13. Izin-izin lokasi di kawasan Pantai Panjang yang diberikan kepada pengusaha perlu ada keseimbangan dengan usaha-usaha kecil. 14. Ekonomi kecil sulit untuk dikembangkan, karena izin-izin untuk usaha kecil sulit untuk diperoleh. 15. Pasar/gerai-gerai/sentra-sentra belum sesuai dengan peruntukan lahan. 16. Belum memiliki kawasan industri pabrikan (skala besar dan menengah ke atas) bagi pengembangan sektor industri. 17. Kawasan perdagangan belum tertata rapi. 18. Souvenir dari Kota Bengkulu relatif harganya mahal dengan kualtias tidak kompetitif 19. Produk yang dihasilkan oleh Kota Bengkulu relatif tidak banyak. 20. Belum berkembangnya Pusat-pusat Pengembangan Kota. 21. Kerjasama dengan dengan kabupaten-kabupaten sekitar masih kurang. 22. Belum terbentuknya struktur ruang yang jelas. 23. Sebaran penggunaan yang belum terpola dengan jelas. 24. Pemanfaatan lahan yang masih terkonsentrasi dan berorientasi ke kawasan pantai. 25. Pemanfaatan hutan lindung (Cagar Alam Dusun Besar) yang masih berlangsung. 26. Pemanfaatan kawasan konservasi Pantai Panjang yang masih berlangsung. 27. Pemanfaatan kawasan di sempadan Sungai Air Hitam dan sempadan Danau Dendam Tak Sudah. Dengan mengacu pada Visi Kota, karakteristik, dan isu strategis Kota Bengkulu tersebut di atas, maka Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Bengkulu 2031 adalah: Terwujudnya Kota Bengkulu sebagai Kota Wisata dan Pendidikan Berskala Nasional serta Pusat perdagangan dan Jasa Berskala Regional di Pesisir Barat Sumatera yang Aman, Nyaman, Produktif dan Berkelanjutan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, tujuan penyusunan RTRW Kota Bengkulu adalah untuk menghasilkan suatu kebijakan tata ruang yang 78

operasional dan responsif terhadap perkembangan kota 20 tahun ke depan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, keterkaitan antara arah pengembangan wilayah dengan visi dan misi pembangunan kota yang menjadi tujuan bersama masyarakat Kota Bengkulu harus terwakili dalam kebijakan tata ruang yang akan dihasilkan. 2.2. Kebijakan Penataan Ruang Kota Bengkulu Kebijakan Penataan Ruang Kota Bengkulu adalah arahan pengembangan wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kota guna mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun. Kebijakan untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kota Bengkulu Tahun 2030 adalah : 1. Pengembangan dan pemantapan sistem pusat pelayanan kota sebagai kesatuan sistem yang terpadu dan berhierarki; 2. Pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah kota dan peningkatan kualitas serta jangkauan pelayanan utilitas kota; 3. Pengembangan dan pengelolaan kawasan budidaya; 4. Pengelolaan kawasan lindung untuk mendukung pembangunan kota yang berkelanjutan; 5. Pengelolaan kawasan rawan bencana; dan 6. Penetapan kawasan strategis kota darisudut kepentingan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup. 2.3. Strategi Penataan Ruang Kota Untuk mencapai tujuan Penataan Ruang Kota Bengkulu, maka kebijakan dan strategi yang akan dilaksanakan, meliputi: 1. Kebijakan 1: Pengembangan dan pemantapan sistem pusat pelayanan perkotaan sebagai kesatuan sistem yang terpadu dan berhierarki Strategi penataan ruang untuk kebijakan di atas adalah sebagai berikut : 1. Menetapkan hierarki sistem pusat pelayanan secara berjenjang; 2. Mengembangkan aksesibilitas transportasi darat, laut dan udara; 3. Mengembangkan pusat pelayanan pariwisata dan pendidikan yang berskala nasional; 4. Mengembangkan pusat perdagangan jasa yang berskala regional. 79

2. Kebijakan 2: Pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah kota dan peningkatan kualitas serta jangkauan pelayanan utilitas kota; Strategi penataan ruang untuk kebijakan di atas adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan akses jaringan jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan jalan lingkungan baik dalam sistem primer maupun sekunder; 2. Mengembangkan jalan lingkar Bengkulu Outer Ring Road (BORR) dengan jalur simpang Tugu Hiu-Simpang Nakau-Simpang Air Sebakul- Simpang Betungan menuju Pelabuhan Pulau Baai; 3. Mengembangkan jalur kereta api untuk meningkatkan aksesibilitas pesisir barat pulau Sumatera; 4. Mengembangkan fungsi pelabuhan untuk meningkatkan aksesibilitas antar provinsi; 5. Meningkatkan fungsi pelayanan bandar udara Fatmawati di sebelah selatan kota untuk mendukung kota Bengkulu sebagai PKW; 6. Mengembangkan sistem jaringan energi di bagian Selatan kota; 7. Mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi dan informasi pada wilayah yang belum terlayani di bagian Selatan kota; 8. Mengembangkan sistem jaringan sumber daya air di sebelah Timur Kota dan di sebelah Selatan Kota; dan 9. Mengembangkan infrastruktur perkotaan secara merata di seluruh wilayah kota. 3. Kebijakan 3: Pengembangan dan pengelolaan kawasan budidaya Strategi penataan ruang untuk kebijakan di atas adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan; 2. Mengembangkan kawasan budidaya sesuai karakteristik wilayah dan perkembangan kawasan; 3. Mengembangkan kawasan pariwisata di bagian Barat kota; 4. Mengembangkan kawasan pendidikan di bagian Utara kota untuk memantapkan peran Kota Bengkulu sebagai kota pendidikan; 5. Mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa di bagian tengah kota untuk meningkatkan pelayanan skala regional; 6. Mendorong pengembangan secara vertikal pada kawasan dengan kepadatan tinggi; 80

7. Menyediakan ruang untuk kegiatan sektor informal pada kawasan perdagangan dan jasa di sebelah barat kota Bengkulu; dan 8. Memperhatikan keterpaduan antar kegiatan kawasan budidaya. 4. Kebijakan 4: Pengelolaan kawasan lindung untuk mendukung pembangunan kota yang berkelanjutan Strategi penataan ruang untuk kebijakan di atas adalah sebagai berikut : 1. Mempertahankan dan melestarikan kawasan yang berfungsi lindung sesuai dengan kondisi ekosistemnya; 2. Mengembangkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30% dari luas seluruh wilayah kota secara proporsional; 3. Merevitalisasi secara bertahap kawasan lindung yang telah berubah fungsi dan/atau menurun akibat pengembangan kawasan budidaya; 4. Mempertahankan kawasan Cagar Alam yang terletak disebelah Timur Kota Bengkulu; dan 5. Melindungi kawasan dan benda cagar budaya untuk kepentingan sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan dan kepariwisataan. 5. Kebijakan 5: Pengelolaan kawasan bencana Strategi penataan ruang untuk kebijakan di atas adalah sebagai berikut: 1. Mempertahankan luasan kawasan lindung sebagai upaya adaptasi dan mitigasi bencana; 2. Membatasi pengembangan kawasan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana alam pada daerah yang memiliki tingkat rawan bencana tinggi sepanjang pesisir pantai Kota Bengkulu ; 3. Mengembangkan jalur evakulasi yang menyebar di seluruh wilayah kota; 4. Mengembangkan ruang evakuasi bencana di sebelah timur kota sebagai titik berkumpul akhir; 5. Mengembangkan kawasan rawan bencana sebagai kawasan lindung;dan 6. Melakukan mitigasi bencana pada kawasan rawan bencana; 81

6. Kebijakan 6: Penetapan kawasan strategis kota dari sudut pandang kepentingan ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan hidup 1. Menetapkan kawasan strategis pertumbuhan ekonomi berbasis perdagangan dan jasa berskala regional; 2. Mengembangkan kawasan perkantoran kota; 3. Mengembangkan kawasan pendidikan; 4. Memelihara dan melestarikan kawasan bangunan bersejarah; 5. Memelihara dan melestarikan kawasan wisata pantai; dan 6. Memelihara dan melestarikan Cagar Alam Danau Dendam Tak Sudah. 82