ANALISA FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN KEDATANGAN DAN PEMBERANGKATAN PESAWAT UDARA (STUDI KASUS PADA BANDARA HANG NADIM BATAM)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PENGENDALIAN MUTU MINUMAN RUMPUT LAUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FISHBONE CHART PADA PT. JASUDA DI KABUPATEN TAKALAR

ANALISA PENGENDALIAN MUTU MINUMAN RUMPUT LAUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL PADA PT. JASUDA DI KABUPATEN TAKALAR

Tanggung Jawab Pengangkut di Beberapa Moda Transportasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

HAK PENUMPANG JIKA PESAWAT DELAY

- Andrian Hidayat Nasution -

Tentang TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT ANGKUTAN UDARA. Oktober 2011

Sri Sutarwati 1), Hardiyana 2), Novita Karolina 3) Program Studi D1 Ground Handling Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan 3)

ANALISIS DATA. A. Pelaksanaan Tanggung Jawab PT. Trans Nusa Terhadap Penumpang. Prinsip tanggung jawab mutlak atau( strict liability) :

BAB I PENDAHULUAN. efisien, sehingga pesawat udara adalah pilihan yang tepat dalam transportasi.

2 menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkuta

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan penangganan pesawat udara untuk dioperasikan dan setelah

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara merupakan lapangan terbang yang dipergunakan untuk. tidak dapat di jangkau oleh transportasi darat dan laut.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Peranan Asuransi Dalam Pengembangan Pengangkutan Udara Nasional

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1 BAB I PENDAHULUAN. memerlukan transportasi untuk menghubungkan masyarakat disuatu

2 Ke Dan Dari Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republi

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

cxütçvtçztç hätçz gxüå ÇtÄ cxçâåñtçz UtÇwtÜ hwtüt g} Ä ~ e ãâà ctätçz~t etçt

BERITA RESMI STATISTIK

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: PM 77 TAHUN 2011 TENTANG TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT ANGKUTAN UDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI OKTOBER 2014 PROVINSI LAMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Total Penumpang

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan yang ditetapkan oleh Undang-Undang. Berdasarkan letak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL)

EVALUASI ON TIME PERFORMANCE PESAWAT UDARA DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA MENGGUNAKAN APLIKASI FLIGHTRADAR24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 2 Nomor 10 (2013) Copyright 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berlipatnya pertumbuhan maskapai penerbangan yang berkembang sangat cepat

Unit kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, melakukan penilaian pelanggaran terhadap hasil pemeriksaan.

KAJIAN PENGATURAN SLOT PENERBANGAN DI BANDARA SENTANI JAYAPURA

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 2017

EVALUASI ON TIME PERFORMANCE PESAWAT UDARA DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA MENGGUNAKAN APLIKASI FLIGHTRADAR24

BAB V PENUTUP. Hasil penelitian yang telah diperoleh dan simpulan merupakan jawaban. dari perumusan masalah yang ada sebagai berikut:

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik In

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU OKTOBER 2016

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan L

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU MEI 2017

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

Privat Law Vol. V No. 1 Januari-Juni

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN TRANSPORTASI PENERBANGAN KOMERSIAL

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2017

Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara

Lalu Fahmi Yasin 1) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI AGUSTUS 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/10/18/Th. IV, 3 Oktober 2016

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU JULI 2017

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Masyarakat sangat bergantung dengan angkutan umum sebagai tranportasi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat dengan banyaknya permintaan penumpang untuk melakukan. suatu perjalanan dengan tujuan bisnis maupun berlibur.

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/03/18/Th. V, 1 Maret 2017

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan tentu saja akan meningkatkan kebutuhan akan transportasi.

PEDOMAN PENGOPERASIAN, PERAWATAN, DAN PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG MICROLIGHT TRIKE

1. BAB I PENDAHULUAN

Terminal Darat, Laut, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI LAUT DAN UDARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA, JANUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sekaligus sebagai pendorong pertumbuhan pariwisata. Untuk

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI APRIL 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/06/18/Th. VI, 2 Juni 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MARET 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/05/18/Th. IV, 2 MEI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MEI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/07/18/Th. VII, 3 Juli 2017

ANALISIS ANTRIAN PENUMPANG DI BANDARA ADI SUMARMO SURAKARTA. Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MARET 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/05/18/Th. V, 2 Mei 2017

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung

Hardiyana STTKD Yogyakarta

MODEL SISTEM ANTRIAN PESAWAT TERBANG DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA TAMBOLAKA SUMBA BARAT

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

ANALISA FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN KEDATANGAN DAN PEMBERANGKATAN PESAWAT UDARA (STUDI KASUS PADA BANDARA HANG NADIM BATAM) Larisang 1, Roni Agusta 2 Dosen Program Studi Teknik Industri STT Ibnu Sina Batam 1, Mahasiswa Teknik Indusrti STT Ibnu Sina Batam 2 Email : larisang01@yahoo.co.id ABSTRAK Bandara Internasional Hang Nadim Batam jumlah aktual kedatangan, keberangkatan Penumpang dan Penumpang Transit selalu mengalami peningkatan tiap tahun. Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2013 khusus bulan Januari. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya keterlambatan pesawat bagi penumpang pesawat udara. Metode pengumpulan data data primer data-data kedatangan dan keberangkatan pesawat yang terdapat di Bandara Hang Nadim Batam, terjadinya keterlambatan kedatangan dan keberangkatan pesawat. data sekunder jumlah pesawat yang landing di Bandara Hang Nadmin Batam, Fasilitas yang dimiliki oleh Bandara Hang Nadim Batam, Manajemen penangan keterlambatan kedatangan dan keberangkatan pesawat. Hasil Penelitian terjadi keterlambatan kedatangan dan keberangkatan pesawat di Bandara Internasional Batam adalah faktor Operasional. Faktor operasional disebabkan oleh landing, antrian take off, dan check in. ng paling mendominasi yaitu proses check in, ini berkaitan dengan bagasi yang dibawa oleh penumpang, perlu dilakukan unloading dan loading bagasi. Unloading dan loading bagasi menjadi penyebab paling utama karena banyaknya bagasi, jarak pesawat dengan tempat check in yang letaknya berjauhan. Kata Kunci: Diagram Pareto, Fishbone, Diagram sebab akibat PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap angkutan udara akhir-akhir ini cukup tinggi. Mulai dari sekelompok orang yang pergi untuk sekedar liburan, sampai kalangan bisnis yang sering mengadakan perjalanan ke luar negeri. Situasi seperti ini menjadikan perusahaan penerbangan berlomba-lomba dalam menarik calon penumpang dengan berbagai macam cara, dapat melalui harga tiket yang murah hingga pelayanan terbaik dari masing-masing perusahaan penerbangan. Di Bandara Internasional Hang Nadim Batam jumlah aktual kedatangan, keberangkatan Penumpang dan Penumpang Transit selalu mengalami peningkatan tiap tahun. 1309 Berdasarkan data tersebut tentunya direktorat perhubungan udara harus bisa mengantisipasi terjadi lonjakan penumpang setiap tahun. Lonjakan penumpang dapat mengakibatkan terjadi hambatan-hambatan di dalam dunia penerbangan. Hambatan tersebut seperti keterlambatan pesawat dan jadwal keberangkatan penumpang angkutan udara. Pihak pengangkut sebagai penyelenggara kegiatan penerbangan mempunyai tanggung jawab serta kewajiban untuk mengganti kerugian yang dialami oleh pengguna jasanya sebagai dampak dari kesalahan pihak pengangkut. Karena secara hukum pengguna jasa angkutan dilindungi, maka sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dapat dilihat dalam Pasal 141 sampai 149 mengenai tanggung jawab pengangkut

terhadap penumpang dan/atau pengirim kargo. Diteruskan dengan Peraturan Menteri Perhubungan yang mengatur ketentuan tentang besaran ganti kerugian yang ditanggung pihak pengangkut, apabila kesalahan atau kelalaian terhadap pengguna jasa angkutan disebabkan oleh kesalahan dari pihak pengangkut. Dari aspek operasionalnya jenis dari angkutan udara terdiri atas angkutan udara niaga berjadwal dan angkutan udara tidak berjadwal baik dalam maupun luar negeri atau internasional. Umumnya angkutan udara niaga berjadwal disediakan bagi penumpang yang beranggapan bahwa waktu lebih berharga apabila dibandingkan dengan uang, pesawat udara akan tinggal landas sesuai dengan jadwal penerbangan yang ditetapkan meskipun pesawat udara itu belum penuh, karena penumpang umumnya diisi oleh orang-orang yang mempunyai urusan penting. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan peristiwa Keterlambatan Kedatangan dan Pemberangkatan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui faktorfaktor penyebab terjadinya keterlambatan pesawat bagi penumpang pesawat udara. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat yaitu sebagai tambahan referensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang jasa transportasi udara. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013- Juli 2013 di Bandara Hang Nadim Internasional Batam Kepulauan Riau. 2.2 Jenis Penelitian Jenis-jenis data yang dikumpulkan dapat dilihat dari Tabel berikut : a. Data Primer Data-data kedatangan dan keberangkatan pesawat yang terdapat di Bandara Hang Nadim Batam, terjadinya keterlambatan kedatangan dan keberangkatan pesawat. b. Data Sekunder Jumlah pesawat yang landing di Bandara Hang Nadmin Batam, Fasilitas yang dimiliki oleh Bandara Hang Nadim Batam, Manajemen penangan keterlambatan kedatangan dan keberangkatan pesawat. 2.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah: a. Pengamatan (Observation) dilakukan dengan datang langsung ke objek penelitian di Bandara Hand Nadim Batam b. Wawancara dilakukan dengan bertanya secara langsung kepada bagian operasional pesawat seperti crew pesawat, teknisi, dan bagian check in penumpang tentang penyebab terjadinya keterlambatan keberangkatan dan kedatangan pesawat. c. Studi Pustaka yaitu mempelajari buku acuan, jurnal, catatan kuliah sehingga penulis dapat membandingkan data yang diperoleh dari tempat kerja dengan teori yang ada. 2.4 Metode Pengolahan Data Berikut adalah penjelasan dari metode yang digunakan: 1. Analisis Sistem Alat analisis sistem yang digunakan adalah diagram sebab akibat ini merupakan sebuah alat pengendali mutu yang menggambarkan hubungan antara suatu efek (masalah) dengan penyebab potensialnya. 2. Diagram Pareto Diagram pareto merupakan diagram yang terdiri atas grafik balok dan grafik garis yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan. 1310

2.4 Langkah-Langkah Penelitian Gambar 2.1 Langkah-Langkah Penelitian ANALISA DAN PEMBAHASAN Setelah data telah cukup, maka teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa berdasarkan katagorisasi sebagai berikut : 1. Operasional Terjadinya keterlambatan dalam loading dan unload bagasi, menunggu penumpang, baik yang baru melapor (check in), antrian pesawat udara lepas landas (take off), mendarat (landing), atau alokasi waktu keberangkatan (departure slot time) di Bandar Udara. 2. Teknis Khusus untuk keterlambatan yang disebabkan oleh gangguang di Ground Support, kerusakan pesawat dan gangguan dari fasilitas Bandara. 3. Cuaca Faktor lingkungan berkaitan dengan gangguan cuaca seperti hujan, kabut, angin kencang 4. Komersial Pindah pesawat (transfer) atau penerbangan lanjutan (connecting flight). Hasil dari pengungkapan pendapat tersebut disusun dalam bentuk tabel berdasarkan katagorisasi masalah. Tabel 3.1 Menggambarkan penyebab masalah dalam katagori Operasional No Bertanya Jawaban Terkendali 1 faktor Sebab faktor operasional operasional yang menyebabkan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh keterlambatan petugas yang kedatangan dan berhubungan keberangkatan langsung check in penumpang? 2 check in ini menjadi masalah dalam faktor operasional? 3 penumpang dan barang yang menyebabkan keterlambatan kedatangan dan keberangkatan 4 terjadi keterlambatan dalam loading bagasi dan unloading bagasi 5 bagasi penumpang terlalu berlebihan? Sebab check in berkaitan langsung dengan penumpang dan barang yang akan dibawa atau di bongkar di Sebab penumpang terlambat melakukan check in dan bagasi barang bermasalah pada saat loading dan unloading? Sebab banyaknya bagasi atau barang bawaan penumpang Sebab bagasi tidak dibatasi oleh maskapai, walaupun berlebih tetap dikenakan biaya kepada penumpang, selagi penumpang bayar kelebihan, maka bagasi tetap dibawa, sehingga menumpuk. 1311

masalah untuk katagori operasional adalah proses check in, loading dan unloading bagasi dan terjadi antrian pesawat yang mendarat, dan proses penanganan waktu keberangkatan yang tidak terkontrol dengan baik. Tabel 3.2 Bertanya? untuk Dalam Katagori Teknis No Bertanya Jawaban Terkendali 1 faktor Sebab terjadi teknis bermasalah gangguan pada dalam operasi pesawat dan keberangkatan Fasilitas Bandara dan kedatangan yang kurang pesawat memadai 2 terjadi Sebab pesawat Tidak gangguan pada sudah tua dan sering mengalami gangguan mesin 3 fasilitas Sebab Bandara Tidak Bandara menjadi Hang Nadim kendala hanya memiliki keterlambatan satu landasan keberangkatan pacu dan kedatangan 4 terjadi Sebab belum kekurangan pada landasan pacu dilakukan pengembangan landasan masalah untuk katagori teknis adalah pesawat mengalami gangguan pada mesin dan Bandara Hang Nadim hanya memiliki satu landasan pacu. Tabel 3.3 Bertanya? untuk Dalam Katagori Cuaca No Bertanya 1 faktor cuaca yang menyebabkan keterlambatan keberangkatan dan kedatangan 2 Kenapa terjadi hujan, kabut dan angin kencang Jawaban Sebab sering terjadi hujan, kabut dan angin kencang Sebab itu merupakan faktor alam Terkendal i Tidak Tidak masalah untuk katagori cuaca adalah sering terjadi gangguan penerbangan saat cuaca buruk, ini disebabkan karena terjadi hujan, kabut dan angin kencang. Tabel 3.4 Bertanya? untuk Dalam Katagori Komersial No Bertanya Jawaban Terkendali 1 faktor Sebab petugas komersial yang maskapai menunggu menyebabkan penumpang yang pesawat terlambat terlambat check in berangkat dan ini dan penumpang datang? harus ada yang pindah pesawat dan melakukan penerbangan lanjutan? 3 harus Sebab penumpang Tidak menuggu tersebut memiliki penumpang yang hubungan terlambat? kekeluargaan dengan pilot maskapai atau pesan dari pihak lain di manajemen maskapai tersebut 4 Sebab pesawat penumpang harus mengalami pindah pesawat, gangguan teknis dan sehingga kendala dari rute menggangu penerbangan yang keberangkatan dan kedatangan terbatas Kenapa harus ada penerbangan lanjutan Sebab tidak semua maskapai memiliki rute disetiap kota tujuan, oleh sebab Tidak itu perlu penerbangan lanjutan 6 Kenapa sebagian Sebab keterbasan maskapai tidak armada pesawat memiliki rute ke kota tujuan masalah untuk katagori komersial adalah, masakapai penerbangan sering menunggu penumpang yang terlambat check in dan juga ada penumpang transfer dan penerbangan lanjutan karena tidak semua maskapai memiliki rute disetiap kota tujuan, oleh sebab 1312

itu perlu penerbangan lanjutan (connection flight) tersebut. Operasional Teknis Untuk mencari penyebab masalah keterlambatan kedatangan dan keberangkatan pesawat, maka dalam hal ini melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara dan diskusi terhadap para crew pesawat, teknisi, dan bagian check in penumpang. -penyebab keterlambatan kedatangan dan keberangkatan pesawat dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.5 Tabel Keterlambatan Kedatangan Dan Keberangkatan No Faktor Uutama 1 Operasional 2 Teknis Check in Sub Faktor Loading dan unloading bagasi Antrian pesawat udara lepas landas (take off), mendarat (landing), atau alokasi waktu keberangkatan (departure slot time) di bandar udara. Ground Support Equipment (GSE) atau perlengkapan landasan Fasilitas Bandara Kerusakan 3 Cuaca Hujan, angin ribut dan kabut 4 Komersial Menunggu penumpang (check in) Pindah pesawat (transfer) Penerbangan lanjutan (connecting flight). 3.2 Analisa Masalah digram Tulang Ikan (Fishbone) Berdasarkan identifikasi akar permasalahan dengan katagorisasi di atas, dimana akar penyebab masalah yang ditemukan melalui pengajuan pertanyaan mengapa? beberapa kali itu kemudian dimasukkan ke dalam diagram sebab akibat, yang menunjukkan hubungan keterkaitan antara penyebab dan permasalahan seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut ini. 1313 Angin Ribut / Badai Antrian Take off Landing Hujan Check in Loading dan Unloading Bagasi Kabut Cuaca Cuaca Perlengkapan Landasan Kurang Tua Kerusakan Kekurangan Masakapai Hubungan Kekeluargaan Fasilitas Bandara Gangguan Tteknis Pindah Menunggu Penumpang Check in Komersial Gambar 3.2 Hasil Analisa Digram Tulang Ikan Setiap akar penyebab dari masalah dimasukkan ke dalam diagram sebab-akibat yang dikatagorikan berdasarkan kategori (operasional, teknis, cuaca, dan komersial). Penggunakan diagram sebab-akibat dalam permasalahan ini merupakan tidak lanjut dari hasil pengungkapan pendapat para crew pesawat, teknisi, dan bagian check in penumpang, yang dikumpulkan secara perseorangan dan interaksi kelompok melalui pengungkapan pendapat secara intensif. Interaksi kelompok melibatkan 4 6 orang dari jajaran pengurus di Bandara Hang Nadim Batam sebagaimana pada objek penelitian saat ini. 3.3 Mencari Dominan KETERLAMBATAN KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN PESAWAT Penentuan Dominan Keterlambatan Kedatangan dan Keberangkatan. Untuk penentuan penyebab dominan keterlambatan keberangkatan dan kedatangan pesawat digunakan pendekatan metode Nominal Group Technique (NGT). Metode Nominal Group Tekhique (NGT) dilakukan dengan cara pemberian point/nilai terhadap faktor-faktor yang berpengaruh sehingga didapat jumlah nilai tertinggi yang merupakan penyebab dominan paling berpengaruh terhadap keterlambatan keberangkatan dan kedatangan pesawat.

Tabel 3.6 Dominan Keterlambatan Keberangkatan dan Kedatangan N o Faktor 1 Operasiona l 2 Teknis 3 Cuaca 4 Komersial Nilai Masingmasing Crew pesawat, teknisi, dan bagian check in penumpang 1 2 3 4 Jmh Nilai Rank 2 3 5 5 15 I 2 2 3 2 12 II 0 0 3 3 7 III 1 1 1 1 4 IV Jumlah 38 Tabel 3.7 Lembar Data Pembuatan Digram Pareto Dominan Faktor No. Jumlah % % Kum 1 Operasional 15 39.47% 39% 2 Teknis 12 31.58% 71% 3 Cuaca 7 18.42% 89% 4 Komersial 4 10.53% 100% 38 Faktor komersial yang tidak mendominasi terhadap penyebab terjadi keterlambatan keberangkatan dan kedatangan pesawat hanya sebesar 10.53 % akar masalah bukan pada katagori komersial seperti Penerbangan lanjutan (connecting flight), pindah pesawat (transfer). Akan tetapi yang sangat mendominasi penyebab keterlambatan keberangkatan dan kedatangan pesawat adalah faktor operasional kerja atau operasional yang ada di Bandara sebesar 39.47 %. Hasil analisis Sub Faktor dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3.8 Sub Faktor Keterlambatan Keberangkatan dan Kedatangan No. Sub Keterlambatan Kedatangan dan Keberangkatan Kode Jumlah % % Kum 1 Check in A 7 18.42% 18.42% 2 Hujan, angin ribut dan kabut G 7 18.42% 36.84% 3 Fasilitas Bandara E 5 13.16% 50.00% 4 Kerusakan F 5 13.16% 63.16% 5 Loading dan unload bagasi B 5 13.16% 76.32% Antrian pesawat udara lepas landas (take off), mendarat (landing), atau 6 alokasi waktu keberangkatan (departure slot time) di bandar udara. C 3 7.89% 84.21% 7 Ground Support Equipment (GSE) atau perlengkapan landasan D 2 5.26% 89.47% 8 Penerbangan lanjutan (connecting flight). J 2 5.26% 94.74% 9 Menunggu penumpang (check in) H 1 2.63% 97.37% 10 Pindah pesawat (transfer ) I 1 2.63% 100.00% 38 Faktor penyebab Keterlambatan adalah check in penumpang, hujan, angin ribut, fasilitas bandara, kerusakan pesawat dan loading dan unloading bahasa yang menunjukkan tingkat pengaruh paling besar yang menyebabkan keterlambatan kedatangan dan keberangkatan pesawat yaitu dengan persentase kumulatif sebesar 76,32 %. Sub faktor antrian pesawat, perlengkapan landasan, penerbangan lanjutan dan transfer memberikan andil terkecil terhadap permasalahan keterlambatan kedatangan dan keberangkatan pesawat dengan tingkat pengaruh mencapai 2,63 persen. Grafik 3.2 Faktor Berdasarkan Kategori 1314 Grafik 3.3 Digram Pareto Faktor operasional dan teknis yang menjadi penyebab keterlambatan kekeberangkatan dan kedatangan pesawat terkait pengelolaan penerbangan yang ada di Bandara Internasional Hang Nadim Batam

diantaranya proses check in, loading barang, hujan, angin ribut dan kabut. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. keterlambatan keberangkatan dan kedatangan pesawat di dominasi oleh faktor operasional kerja atau operasional yang ada di Bandara sebesar 39.47 %. 2. Faktor operasional dan teknis yang menjadi penyebab keterlambatan kekeberangkatan dan kedatangan pesawat terkait pengelolaan penerbangan yang ada di Bandara Internasional Hang Nadim Batam diantaranya proses check in, loading barang dan fasilitas Bandara yang pengunaannya kurang maksimal. 3. terjadi keterlambatan kedatangan dan keberangkatan pesawat di Bandara Internasional Batam adalah faktor Operasional. Faktor operasional disebabkan oleh landing, antrian take off, dan check in. ng paling mendominasi yaitu proses check in, ini berkaitan dengan bagasi yang dibawa oleh penumpang, perlu dilakukan unloading dan loading bagasi. Unloading dan loading bagasi menjadi penyebab paling utama karena banyaknya bagasi, jarak pesawat dengan tempat check in yang letaknya berjauhan. 4.2 Saran 1. Keterlambatan yang disebabkan oleh faktor operasional perlu dikurangi, karena mengganggu operasional Bandara, sehingga penumpang mengalami gangguan pernjalanan menuju tempat tujuan. Oleh karena itu diperlu ditambahkan staf operasional untuk mempercepat pekerjaan khusus untuk loading dan unloading bagasi penumpang. 2. Manajemen Bandara belum memperlihatkan secara maksimal dalam peningkatan operasional Bandara, oleh karena itu diperlukan perbaikan sistem manajemen Bandara yang lebih baik lagi. Artinya manajemen bandara dalam proses loading dan unloading bagasi 1315 penumpang, yaitu mempercepat cara memasukkan atau mengluarkan barang dari pesawat. Serta melakukan pengembangan landasan pacu, agar pesawat tidak mengalami antrian saat landing ataupun take off. 3. Untuk penelitian selanjutnya, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, faktor apa saja yang menyebabkan keterlambatan keberangkatan dan kedatangan pesawat di Bandara Hang Nadim Batam, selain faktor operasional. Faktor operasional meliputi antrian take off, landing dan check in. DAFTAR PUSTAKA Assauri Sofjan. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Resivi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta Asyari Agus. 1983. Pengendalian Produksi. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta Dinas perikanan dan Kelautan Kab. Takalar.2010. Produksi Rumput laut. Douglas C. Mont Gomery, 1990, pengantar pengendalian Kualitas Statistik, Penerbit Gadjah Mada University Press, yogyakarta. Harinaldi. 2005. Prinsip-prinsip Statistika Untuk Teknik dan sains.erlangga.jakarta Husaini Usman, R Purnomo. 2006. Pengantar Statistik edisi kedua. Penerbit Bumi Aksara.Jakarta Ishikawa Kaon. 1988. Teknik Penuntun Pengendalian Mutu. Mediyatama Perkasa: Jakarta Kume Hitosi. 1989. Metode Statistik Peningkatan Mutu. Mediayatama Sarana Perkasa: Jakarta Rismayanti. 2011. Penerapan Metode Statistical Quality Control Dalam Menghasilkan Produk Minyak Kelapa Sawit Sesuai Dengan Standar Di PT. Varita Majutama Kabupaten Teluk Bintuni. Universitas Muslim Indonesia: Makassar Vincent Gaspers. 1998. Statistical Process Control Manajemen Bisnis Total. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta