Oleh: HEGAR RIA NORAMA SURUGALLANG D

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN TEKNO-EKONOMIS PABRIK TAHU METODE TRADISIONAL DAN STEAM BOILER DI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU PADA INDUSTRI KECIL DI DUSUN CURAH REJO DESA CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER

PROSES PENGOLAHAN TAHU DI CV. KEDIRI BONDOWOSO

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 4500 Kg/JAM TEKANAN KERJA 9 kg/cm 2 BAHAN BAKAR AMPAS TEBU

PERFORMANSI KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 18 TON/JAM DI PKS MERBAUJAYA INDAHRAYA

PERENCANAAN PENDIRIAN PERUSAHAAN TAHU DENGAN KAPASITAS 200 KG KEDELAI/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KETEL UAP PIPA AIR BERBAHAN BAKAR CANGKANG DAN FIBER PADA PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS 30 TON TBS/JAM

BAB III OBJEK STUDI. harga pokok produksi (HPP) pada Pabrik Tahu Bu Gito yang berlokasi di Komplek

PROSES PENGOLAHAN TAHU DI UD. LUMINTU JALAN BOGOWONTO TIMUR BLITAR

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

PENERAPAN KETEL UAP (STEAM BOILER) PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI DAN KUALITAS PRODUK


STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL. 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

PERANCANGAN PABRIK MAGNESIUM SULFAT DARI MAGNESIUM KARBONAT DAN ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN

TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS TAHU KEDELAI DISUSUN OLEH GUNTUR OCTOSA YUDHA WIJAYA

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

III. METODE PENELITIAN

PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PRODUK TAHU DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 1150 KG/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DENGAN MELAKUKAN PENGUJIAN NILAI KALOR TERHADAP PERFOMANSI KETEL UAP TIPE PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP 60 TON/JAM

ANALISA PERFORMANSI BOILER DENGAN TYPE DG693/ PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI MEKANIK

PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BEJANA PENGUAP DENGAN PIPA API MENGGUNAKAN VARIASI DEBIT GELEMBUNG UDARA PADA TUNGKU PEMBAKARAN SEKAM PADI DENGAN AIR HEATER

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

ANALISA EFISIENSI KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON/JAM TEKANAN KERJA 20 BAR DI PABRIK KELAPA SAWIT

PRARANCANGAN PABRIK BUTADIENASULFON DARI 1,3 BUTADIENA DAN SULFUR DIOKSIDA KAPASITAS TON PER TAHUN

ANALISA KARAKTERISTIK SERABUT SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PADA BOILER

BAB III METODE PENELITIAN. biji cempedak ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dimana. kriteria tertentu yang diharapkan dalam penelitian.

TESIS EVALUASI KINERJA LINGKUNGAN INDUSTRI KECIL MENENGAH TAHU (STUDI KASUS: DUKUH PESALAKAN, DESA ADIWERNA, KAB. TEGAL)

PROSES PEMBUATAN TAHU DI U.D. SUMBER JAYA KENJERAN-SURABAYA

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?


BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pengaturan tata letak (layout) pabrik yang baik agar proses

TEKNOLOGI PEMBUATAN TAHU SKALA RUMAH TANGGA Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara BPP Jambi

OPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

PRARANCANGAN PABRIK GLISEROL DARI EPIKLOROHIDRIN DAN NATRIUM HIDROKSIDA KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

Oleh : Wahyu Jayanto Dosen Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR COAL DENGAN KAPASITAS 110 TON/JAM PADA PLTU PANGKALAN SUSU

SKRIPSI PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENGANGKUT KACANG KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk yang. sangat tinggi membuat kebutuhan bahan bakar fosil semakin

PROSES PENGOLAHAN TAHU di UD. SUMBER JAYA KENJERAN-SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

SKRIPSI PERANCANGAN BURNER KETEL UAP PIPA API BERBAHAN BAKAR OLI BEKAS. Oleh : Maramad Saputra Nara

Kapasitas Produksi Bubur Kedelai Bahan Baku Tahu dengan Variasi Debit Air Proses Penggilingan

SOSIALISASI DAN PEMBUATAN NUGGET DARI AMPAS TAHU UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT GAMPONG LENGKONG, KECAMATAN LANGSA BARO, KOTA LANGSA

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

KARAKTERISTIK CAMPURAN CANGKANG DAN SERABUT BUAH KELAPA SAWIT TERHADAP NILAI KALOR DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan. Ditengah-tengah persaingan

ANALISA PERFORMANSI KETEL UAP DENGAN KAPASITAS 260 TON/JAM DAN TEKANAN 86 BAR DI UNIT 3 PADA PLTU SEKTOR PEMBANGKIT BELAWAN

PRARANCANGAN PABRIK ETIL AKRILAT DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON PER TAHUN

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK

PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL DENGAN KATALIS ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN GLIKOL DARI PROPILEN OKSIDA DAN AIR DENGAN PROSES HIDRASI KAPASITAS TON PER TAHUN

Analisis Tekno-Ekonomi Operasi Co-combustion Boiler Biomassa Kapasitas 10 kg/jam

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

PRARANCANGAN PABRIK SODIUM DODEKILBENZEN SULFONAT DENGAN PROSES SULFONASI OLEUM KAPASITAS TON PER TAHUN

PENGOLAHAN BATU BARA MENJADI TENAGA LISTIRK

PRARANCANGAN PABRIK DIETIL ETER DARI ETANOL DENGAN PROSES DEHIDRASI KAPASITAS TON PER TAHUN

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan

BAB III GAMBARAN UMUM INDUSTRI RUMAHAN PRODUK PAK FAIZIN

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP

BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING TIPE TRAY DENGAN MEDIA UAP PANAS DITINJAU DARI LAMA WAKTU PENGERINGAN TERHADAP EFISIENSI BOILER

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

II. DESKRIPSI PROSES

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Identitas Pengrajin Tahu Karakteristik responden merupakan gambaran secara umum tentang

Lampiran 1. Gambar proses pembuatan tahu

BAB III PROSES PEMBAKARAN

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN DISTRIBUTOR UDARA JENIS PLAT

- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia)

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK SIKLOHEKSANA DENGAN PROSES HIDROGENASI BENZENA KAPASITAS TON PER TAHUN

UJI KINERJA DIGESTER DENGAN MENGGUNAKAN VARIABEL TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PROSES PULPING JERAMI PADI

Transkripsi:

KAJIAN TEKNO EKONOMIS PABRIK TAHU DI KABUPATEN KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Oleh: HEGAR RIA NORAMA SURUGALLANG D 500 130 125 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

HALAMAN PERSETUJUAN KAJIAN TEKNO EKONOMIS PABRIK TAHU DI KABUPATEN KLATEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH oleh: HEGAR RIA NORAMA SURUGALLANG D 500 130 125 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Dosen Pembimbing Rois Fatoni S.T, M.Sc, Ph.D NIK. 892 i

HALAMAN PENGESAHAN KAJIAN TEKNO EKONOMIS PABRIK TAHU DI KABUPATEN KLATEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HEGAR RIA NORAMA SURUGALLANG D 500 130 125 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Jumad, 13 Mei 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji: 1. Rois Fatoni, S.T, M.Sc, Ph.D (...) (Ketua Dewan Penguji) 2. Dr. Ir. AM Fuadi, M.T. (...) (Anggota I Dewan Penguji) 3. Hamid Abdillah, M.T. (...) (Anggota II Dewan Penguji) Dekan Fakultas Teknik Ir. H. Sri Sunarjono., M.T.,Ph.D NIK. 682 ii

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya. Surakarta, 3 November 2017 Penulis HEGAR RIA NORAMA S D 500 130 125 iii

KAJIAN TEKNO EKONOMIS PABRIK TAHU DI KABUPAEN KLATEN Abstrak Tungku merupakan alat yang mempunyai kinerja maksimal proses pembuatan tahu dari kedelai hingga menjadi tahu siap jual. Tetapi keyataannya proses kerja tungku dari awal api menyala hingga api mati, produksi tahu telah selesai jauh sebelum api mati sendiri. Sehingga penggunaan bahan bakar dari tungku tersebut tidak efisien. Perebusan menggunakan (steam) boiler dapat meningkatkan efisiensi energy, meningkatkan kapasitas poduksi, menghindari kerak yang terjadi di bak pemasak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kinerja tungku tradisional dan boiler, mengetahui efisiensi energi tungku dengan boiler. Perbandingan bahan bakar penggunaan tungku tradisional lebih besar 1% dibandingkan penggunaan boiler dan penggunaan boiler lebih menguntungkan Rp.79.800,- /100kg dibandingkan tungku. Kata Kunci: Tungku, (steam) boiler, tahu Abstract Furnace is a tool that has the maximum performance of the process of making tofu from soybean until it becomes ready to sell. But the fact that the furnace works from the beginning of the fire burns until the fire dies, the tofu production has been completed long before the flames die alone. So the use of fuel from the furnace is inefficient. Boiling using boiler can improve energy efficiency, increase production capacity, avoid crust in baker. The purpose of this research is to know the performance of traditional furnace and boiler, to know the energy efficiency of furnace with boiler. Comparison of traditional furnace fuel use is greater 1% than boiler use and boiler use is more advantageous Rp.79.800,- /100kg compared to furnace. Keywords: Furnace, (steam) boiler, tofu 1. PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk yang terus meningkat menyebabkan perkembangan industri dan konsumsi energi dunia meningkat. Seiring berjalannya waktu, tungku masuk pada masa kejayaan di industri kecil seperti industri tahu untuk pemanfaatan panas menggunakan arang. Tungku ini merupakan alat penting yang mempunyai kinerja maksimal proses 1

pembuatan tahu dari kedelai hingga menjadi tahu siap jual. Tetapi keyataannya proses kerja tungku yang maksimal dari awal api menyala hingga api mati produksi tahu telah selesai jauh dari api yang telah mati sendiri. Sehingga penggunaan bahan bakar dari tungku tersebut tidak efisien, selain itu pada proses perebusan yang secara langsung dengan bahan bakar kayu mengakibatkan banyak mengeluarkan asap yang dapat berpengaruh pada rasa tahu (Hakim L, 2015). Steam boiler merupakan alat berbentuk seperti bejana yang digunakan untuk memproduksi steam. Steam sangat umum dalam dunia industri yaitu sebagai media pemanas dalam industri skala kecil hingga sebagai penggerak turbin pada skala besar unit pembangkit listrik berkapasitas puluhan megawatt (Smith, 2005). Panas yang dihasilkan dari boiler berkemampuan membebaskan energi panas yang besar, pindah panas yang cepat, bersih, suhu stabil sesuai tekanan dan mudah diatur sehingga tidak over heating (Furqon, 2012). 2. METODE kedelai Bak pencucian Bak perendaman Mesin penggiling Bak Kotoran Larutan Asam Bubur kedelai Alat pencetak Sari kedelai Penyaringan Tungku masak Pemotongan Ampas Tahu Bak penampungan Tahu Gambar 1 Diagram Blok Proses Pembuatan Tahu 2

Bahan baku berupa kedelai dengan kualitas terbaik dicuci hingga bersih dan direndam dalam air selama ±2-3 jam. Kemudian kedelai masuk ke mesin penggiling sampai menjadi bubur kedelai dan dipindahkan dalam tungku pemasak. Selanjutnya bubur kedelai dimasak dengan tungku pembakaran selama ±20 menit. setelah itu bubur kedelai yang telah dimasak kemudian disaring dengan kain belacu yang bertujuan memisahkan ampas dan sari kedelai sehingga ampas yang sudah diperas dipindahkan dalam ember penampungan untuk dijual pada pihak peternak sebagai pakan ternak. Sari kedelai yang sudah ditampung dipindahkan pada bak penggumpalan dimana bak sari kedelai ini akan ditambahkan dengan larutan asam (air jeruk/cuka) dan didiamkan selama 1 hari, penambahan air asam ini bertujuan agar sari kedelai menggumpal. Gumpalan dari sari kedelai dipindahkan dalam kotak pengepresan yang sudah dilapisi kain belacu kemudian gumpalan tersebut ditekan agar air yang masih ada keluar dan gumpalan menjadi padat (tahu). Kemudian tahu dipotong sesuai permintaan dan dipasarkan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN No 3.1 Data yang di dapat dari pabrik tahu di Klaten yang menggunakan Tungku Dari data yang telah diambil dari sumber berita yaitu pemilik pabrik tahu dengan menggunakan tungku tradisional diperoleh data sebagai berikut: Tabel 1 Data Perbandingan Biaya Produksi menggunakan Tungku Pemilik Tradisional Kapasitas (kg/hari) Jumlah Karyawan Kayu Bahan Bakar/Hari Listrik Solar Total/Hari 1 Glondor 100 3 (@Rp40.000) 7.000 2.500 8.000 137.500 2 Tumiyasih 70 3 Orang (@40.000) 7.000 4.500-131.500 3 Untung 100 3 (@Rp40.000) 7.000 6.400-133.400 Kapasitas Rata-rata 90 Total pengeluaran/hari 402.400 3

No 3.2 Data yang di dapat dari pabrik tahu di Klaten yang menggunakan Boiler Dari data yang telah diambil dari sumber berita yaitu pemilik pabrik tahu dengan menggunakan tungku tradisional diperoleh data sebagai berikut: Tabel 2 Data Perbandingan Biaya Produksi Pabrik Tahu Menggunakan Pemilik Boiler Kapasitas (kg/hari) Jumlah Karyawan Bahan Bakar/Hari Kayu Listrik Total/Hari 1 Jiran 100 3 (@Rp40.000) 7.000 7.500 134.500 2 Hanto 150 4 Orang (@40.000) 7.000 10.000 122.000 3 Haryanto 100 3 (@Rp40.000) 7.000 10.000 137.000 Kapasitas Rata-rata 117 393.500 3.3 Analisis Data Biaya bahan baku Biaya operasional 3.3.1 Biaya produksi Total biaya produksi yang harus dikeluarkan setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan pabrik adalah sebagai berikut: 3.3.1.1 Tungku tradisional Tabel 3 Data Biaya Produksi Pabrik Tahu (Tungku) Bpk. Glondor (100 kg) Ibu. Tumiyasih (70 kg) Bpk. Untung (100 kg) Rata-rata Rp 740.000/hari Rp 518.000/hari Rp 740.000/hari Rp 444.000/hari Rp 168.500/hari Rp 137.500/hari Rp 168.300/hari Rp 158.100/hari Harga jual Rp 1.155.000/hari Rp 875.000/hari Rp 1.155.000/hari Rp 1.061.667/hari keuntungan Rp 246.500 Rp 219.500 Rp 246.700 Rp 237.567 Keuntunga Rp 246.500 Rp. 243.600 Rp 246.700 Rp. 245.600 n/100 kg 4

3.3.1.2 Boiler Tabel 4 Data Biaya Produksi Pabrik Tahu (boiler) Bpk. Jiran (100 Bpk. Hanto (150 Bpk. Haryanto kg) kg) (100 kg) Rata-rata Biaya bahan Rp 740.000/hari Rp 1.110.000/hari Rp 740.000/hari Rp 863.333/hari baku Biaya Rp 162.500/hari Rp 259.000/hari Rp 165.000/hari Rp 195.500/hari operasional Harga jual Rp 1.236.000/hari Rp 1.854.500 /hari Rp 1.224.000/hari Rp 1.438.167/hari keuntungan Rp 333.500 Rp 485.500 Rp 319.000 Rp 397.334 Keuntungan/ 100 kg Rp 333.500 Rp 323.700 Rp 319.000 Rp. 325.400 Dari literature yang didapat, pada table merupakan perbandingan tanpa uap boiler dan dengan uap boiler pada industri mitra di Desa Banyukuning RT 04/RW 04 Kecamatan Bandungan, Semarang, Jawa tengah. Telah dilakukan uji coba produksi tahu perbandingan tersebut (Sudarman, Suwahyo, 2015): Tabel 5 Perbandingan Produksi Tahu Tanpa Ketel Uap dan Dengan Ketel Uap Indikator Tanpa Ketel Uap Dengan Ketel Uap Keterangan Volume Panci 4x100 ltr =400 ltr 2 x 300 ltr = 600 ltr 50% Lebih Banyak Waktu Memasak 60 Menit 30 Menit 50% Lebih Hemat Jeda Waktu Pemanasan 60 Menit 20 Menit 66% Lebih Cepat Jumlah Bahan Bakar 1 m3 2/3 m3 33% Lebih Hemat Biaya Produksi (Bahan Bakar) Kualitas Tahu Rp 75.000,- Rp 50.000,- Kemungkinan Sangit (ada asap) Bebas Sangit (tidak ada asap) 33% Lebih Hemat Kualitas dan Rasa Lebih Enak 3.3.2 Perbandingan Kapasitas Perbandingan kapasitas ditinyau atas dasar pernyataan sang pemilik pabrik tahu, dimana kapasitas pabrik tahu tersebut adalah: 5

Tabel 6 Kapasitas kedelai pabrik tahu ( Tungku ) per hari Pemilik Pabrik Glondor Tumiyasih Untung Kapasitas kedelai 100 kg 70 kg 100 kg Tabel 7 Kapasitas kedelai pabrik tahu ( Boiler ) per hari Pemilik Pabrik Jiran Hanto Haryanto Kapasitas 100 kg 150 kg 100kg kedelai Dari data table (3.6 dan 3.7) kapasitas pabrik menggunakan tungku dan menggunakan boiler terjadi perbedaan. Pada pabrik tahu yang menggunakan Boiler cenderung memiliki kapasitas produksi per hari lebih banyak bila dibandingkan dengan pabrik yang menggunakan tungku. Hal itu disebabkan karena pada pemasakan, yang menggunakan boiler lebih cepat dalam perebusannya. Pada pabrik yang menggunakan tungku, dalam sekali pemasakan memerlukan sekitar 1 jam untuk menjadi tahu, sedangkan pada pabrik yang menggunakan boiler sekitar 30 menit untuk menjadi tahu. Pada pemasakan tahu yang menggunakan tungku, waktu yang lama terjadi pada pemasakan bubur kedelai, sekitar 20-25 menit untuk mencapai panas yang merata. Ada panas yang hilang pada pemanasan menggunakan tungku, itu dilihat pada udara disekitar tungku yang terasa panas. Sedangkan pada pabrik yang menggunakan boiler, panas yang hilang hanya terjadi pada sekitar bahan bakar untuk boiler dan memerlukan waktu yang lama (banyak air) pada saat pemanasan awal air yang ada pada boiler. 3.3.3 Bahan Baku Dari bahan baku, tergantung dari pasokan yang ada. Biasanya menggunakan kedelai lokal. Bila pasokan lokal tidak memenuhi maka pabrik tahu menggunakan produk dari import, yang biasanya diimport dari Amerika. Dari pabrik tahu yang menggunakan tungku dan boiler sama saja, mereka memilih produk yang dari lokal daripada yang dari import. Bila dilihat dari segi harga, kedelai sangat fluktuatif. Saat saya melakukan 6

wawancara terhadap pemilik pabrik, harga saat itu untuk kedelai lokal berkisar pada harga Rp. 7.400/kg dan untuk harga dari kedelai import Amerika berkisar pada harga Rp. 7.500/kg. Terjadi perbedaan Rp.100/kg pada harga bahan baku. Terkadang para pemilik pabrik tahu mencampur kedelai import dan kedelai lokal. Dan biasanya, yang sering menggunakan kedelai import adalah pabrik tahu yang menggunakan boiler karena biasanya mempunyai kapasitas yang cukup besar dan untuk memperoleh bahan baku lokal yang cukup sulit bila tidak pada musimnya. Bila dilihat dari presentase biaya yang dikeluarkan pabrik tahu, bahan baku berada diurutan yang pertama atau yang paling besar, maka harus ada pemilihan yang bijak agar menekan angka pengeluaran. 3.3.4 Karyawan Cara menggaji karyawan sangat bervariatif. Biasanya gaji karyawan tergantung dari keahlian atau pekerjaan yang dilakukan, keahlian seperti tenaga laki-laki akan lebih besar dibandingkan tenaga peremuan yang pekerjaannya tidak terlalu berat. Sedangkan cara menggajinya dihitung permasakan sehingga jika dirata-rata gaji seorang pekerja adalah Rp 35.000 sampai Rp 40.000 per hari. 3.3.5 Bahan Bakar Dari survai secara langsung kepada pemilik pabrik tahu, didapat presentase bahan bakar yang digunakan sebagai berikut: Tabel 8 Presentase Bahan Bakar Pabrik Tahu ( Tungku) Pemilik Pabrik Glondor Tumiyasih Untung Presentase bahan bakar 4,6 4,2 4,6 Tabel 9 Presentase Bahan Bakar Pabrik Tahu ( Boiler) Pemilik Pabrik Jiran Hanto Haryanto Presentase bahan bakar 3,9 3,6 3,9 7

Dari hasil diatas didapat model pabrik tahu yang menggunakan tungku konsumsi bahan bakarnya lebih banyak daripada model boiler. Hal itu disebabkan karena adanya banyak panas yang hilang dari model tungku. Pada model tungku, setiap tungku mempunyai dapur sendiri-sendiri sehingga panas yang hilang lebih banyak bila dibandingkan dengan model boiler karena pada boiler dapur hanya jadi satu saja. Selain itu, waktu yang digunakan dalam pemasakan tahu yang menggunakan model tungku juga lebih lama bila dibandingkan dengan model boiler, sehingga konsumsi bahan bakar juga akan semakin meningkat. Kalau masalah bahan bakar yang digunakan, semua pabrik yang disurvai menggunakan sekam kayu. 3.3.6 Konversi Tabel 10 Pendapatan penjualan/kg ( Tungku) Pemilik Pabrik Glondor Tumiyasih Untung Penjualan/kg 1.148.000 847.000 1.148.000 Tabel 11 Pendapatan penjualan/kg ( Steam Boiler) Pemilik Pabrik Jiran Hanto Haryanto Penjualan/kg 1.250.000 1.854.500 1.224.000 Dari table diatas dapat dilihat bahwa penjualan tahu per kg menggunakan sistem boiler dan tungku terjadi perbedaan. Hasil yang didapat dari penjualan menggunakan model boiler lebih besar daripada yang dihasilkan menggunakan model tungku tradisional. Hal itu bisa disimpulkan bahwa pada penggunaan steam boiler mempunyai konversi dari kedelai menjadi tahu lebih besar dari pada tungku tradisional. 4 PENUTUP Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Waktu pemasakan dengan tungku membutuhkan waktu 60 menit sedangkan dengan boiler hanya membutuhkan waktu 40 menit. 2) Penggunaan steam boiler akan menekan pengeluaran biaya pada bahan bakar yang digunakan yaitu pada tungku sebesar 4,5% dan pada boiler sebesar 3,8%. 8

3) Keuntungan yang diperoleh dari metode steam boiler setiap harinya lebih besar daripada tungku tradisional. 4) Konversi yang dihasilkan steam boiler lebih besar daripada tungku tradisional. DAFTAR PUSTAKA Furqon, M. (2012). Fluidizebed Sirkulasi Batu Bara Kalori Rendah Untuk Menghasilkan Efisiensi Pembakaran, VI(2), 157 163. Hakim L, S. P. (2015). Rancang Bangun Ketel Uap Mini Dengan Pendekatan Standar SNI Berbahan Bakar Cangkang Sawit. APTEK, 7 (Januari), 1 8. Smith, R. (2005). Chemical Process Design and Integration. (L. John Wiley & Sons, Ed.). University of Manchester. Retrieved from http://dl.irpdf.com/ebooks/part10/www.irpdf.com%284512%29.pdf Sudarman, Suwahyo, S. (2015). Penerapan Ketel Uap pada Industri Pengolahan Tahu Untuk Meningkatkan Efisiensi dan Kualitas Produk, 13, 71 78. 9