BAB II TINJAUAN PUSTAKA. corporate governance. Teori ini menjelaskan hubungan antara principal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam menganalisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk mengetahui kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengungkapan Laporan Keuangan. informasi (the release of information). Apabila dikaitkan dengan laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public. Perusahaan yang terdaftar di

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini membutuhkan kajian sebagai berikut : yang terjadi dalam suatu perusahaan. menggambarkan kinerja perusahaan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapakn informasi perusahaannya. Salah satu media perusahaan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dasar yaitu analisis fundalmental dan analisis teknikal.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen kepada pemegang saham dijelaskan dalam agency theory.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Informasi tentang kinerja keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB II LANDASAN TEORI. principal bekerja dengan agent dimana principal menyediakan fasilitas dan. agent(jensen dan Meckling, 1976 dalam Supriyatin

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba yang merupakan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Sumber utama bagi perusahaan dalam menghimpun dana adalah

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PREDIKSI LABA MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis. 1. Agency Teori Teori ini merupakan dasar yang digunakan perusahaan memahami corporate governance. Teori ini menjelaskan hubungan antara principal (pemilik dan pemegang saham) dengan agen (manajemen). Hertanti (2005) mengatakan bahwa inti dari hubungan keagenan adalah terdapat pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Principal akan menyediaakan fasilitas dan dana untuk menjalankan perusahaan serta mendelegasikan kebijakan pembuatan keputusan kepada agen. Principal memiliki harapan bahwa agen akan menghasilkam return dari uang mereka investasikan. Di lain pihak, agen memiliki kewajiban untuk mengelola perusahaan sesuai dengan keinginan principal. Teory keagenan membahas hubungan antara manajemen dengan pemegang saham, di mana yang dimaksud dengan principal adalah pemegang saham dan agent adalah manajemen ( Belkaoui, 2006: 127). Dalam teori agency masing-masing individu memiliki kepentingan sendiri, principal memiliki kepentingan untuk mendapatkan laba yang maksimal sedangkan agen memiliki untuk memaksimalkan kebutuhan ekonomi. untuk menghindari konflik antara principal dengan agen sebaiknya agen melakukan pengungkapan informasi yang relevan.

2. Laporan Keuangan Menurut Djarwanto (2004) laporan keuangan merupakan hasil refleksi dari sekian banyak tansaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Kondisi dan hasil operasi (kinerja) perusahaan tercermin pada laporan keuangan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi yang tercermin dalam laporan keuangan merupakan komunikasi antara laporan keuangan dengan berbagai pihak yang berkepentingan. Harahap (2010) mengatakan bahwa laporan keuangan pada dasarnya dimaksudkan untuk menyajikan informasi keuangan suatu perusahaan yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang memerlukannya sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas, serta materi penjelasan yang merupakan bagian internal dari laporan keuangan, skedul dan informasi tambahan lainnya yang berkaitan dengan laporan tersebut (IAI, 2002). Karakter merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keungan berguna bagi pemakai. Menurut Djarwanto (2004) karakter laporan keuangan adalah: a) Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi. b) Relevan. Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemaakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi yang relevan mempengaruhi keputusan ekonomi.

c) Materialitas Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil atas dasar laporan keuangan. d) Keandalan Agar bermanfaat, Informasi juga harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan adapt diandalkan pemakainya. e) Netralitas Informasi harus diarahkan pada kebutuhan pemakai dan tidak tergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. f) Kelengkapan Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesenjangan untuk tidak mengungkapakan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar. g) Dapat dibandingkan Informasi akuntansi harus dapat diperbandingkan dengan informasi akuntansi periode sebelumnya pada perusahaan yang sama, atau dengan perusahaan yang sejenis lainnya pada periode waktu yang sama. 3. Pengungkapan Laporan Keuangan Hendriksen (2002 ) mengatakan pengungkapan dapat diartikan sebagai pengeluaran informasi (the release of information). Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan pengungkapan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai kejadian-kejadian ekonomi. informasi yang diungkapkan harus berguna dan tidak membingungkan pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi. Menurut Belkauoi (2006:) tujuan pengungkapan antara lain: 1. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan item-item yang belum diakui serta menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut.

2. Untuk menyediakan informasi dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui bagi investor dan kreditor dalam menentukan resiko dan return. 3. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar dimasa mendatang. Menurut Marwata (2001) dalam Nina (2010), pengungkapan didefenisikan sebagai sejumlah informasi untuk membantu investor dalam membuat prediksi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Pengungkapan mencakup penyediaan informasi yang diwajibkan oleh badan yang berwenang berupa laporan keuangan, informasi tentang kejadian setelah tanggal laporan, analisis keuangan, analisis manajemen, perkiraan keuangan dan operasi pada tahun yang akan datang serta laporan keuangan tambahan yang mencakup pengungkapan dan informasi lainnya di luar harga perolehan. Pengungkapan yang memadai menyebabkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan akan dapat dipahami dan tidak menimbulkan salah salah interpretasi dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pengungkapan yang memadai mengungkapkan persoalan-persoalan yang dianggap penting oleh auditor sehingga laporan tersebut tidak menyesatkan konsumennya dan tidak merugikan perusahaan dan pemeganag saham. Kewajaran dalam penyajian laporan keuangan bergantung pada cukup tidaknya pengungkapanpengungkapan mengenai hak-hak yang cukup materiil. Hal-hal yang cukup material dan perlu perlu diungkapkan adalah erat hubungannya dengan:

a. Bentuk, susunan dan isi laporan keuangan serta penjelasanpenjelasan yang dilampirkan. b. Istilah-istilah yang digunakan. c. Banyaknya perincian-perincian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan. d. Dasar penilaian atau penentuan dari jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan, misalnya dasar penilaian persediaan, dasar penyusunan penilaian aktiva tetap. e. Aktiva-aktiva yang dipakai sebagai jaminan. f. Dividen yang tertunggak, pemabatasan pembagian dividen, dan hutang-hutang yang bersyarat. g. Adanya kepentingan yang berafiliasi atau yang menguasai serta sifat dan volume transaksi-transaksi dengan kepentingan tersebut. 4. Kelangsungan Hidup Perusahaan (Going Concern) Pengungkapan laporan keuangan dipengaruhi oleh kelangsuangan hidup perusahaan.asumsi going concern adalah kemampuan suatu satuan usaha dalam mempertahankan kelansungan hidupnya selama periode yang pantas, yaitu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan.samkin baik kelansungan hidup suatu entitas maka pengungkapan laporan keuanannya semakin lengkap.

a. Pengertian Going Concern Menurut Belkaoui (2006), going concern (kelangsungan hidup) perusahaan adalah kemampuan entitas menjalankan terus operasinya dalam jangka waktu yang cukup lama untuk mewujudkan proyeknya, tanggung jawab serta aktivitas-aktivitasnya. Going Concern (kelangsungan hidup) mencerminkan kemampuan entitas mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang dan tidak akan dilikudasi dalam jangka waktu pendek. Going Concern (kelangsungan hidup) entitas dikaji dari kondisi internal perusahaan dan prospek perusahaan dimasa mendatang. Suatu entitas dianggap going concern apabila perusahaan dapat melanjutkan operasinya dan memenuhi kewajibannya. Kemampuan untuk melanjutkan operasi dan kemampuan memenuhi kewajiban akan tergambar dalam laporan keuangan. semakin baik kelansungan hidup perusahaan (going concern) maka pelaporan informasi keuangan akan semakin baik. b. Pengukuran Going Concern Kondisi yang mempengaruhi kelansungan hidup (going concern) perusahaan menurut SPAP (2002, seksi 341) terdiri dari empat hal yaitu : pertama, trend negative meliputi kerugian operasional yang berulang kali, kekurangan modal kerja, penurunan penjualan dan rasio keuangan yang tidak baik. Kedua, kesulitan keuangan yang meliputi kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya dan penjualan sebagian aktiva. Ketiga, masalah internal meliputi pemogokan kerja dan konflik yang terjadi antar manjaner. Keempat,

masalah eksternal meliputi pemogokan kerja dan bencana alam seperti banjir dan kebakaran. Dalam penelitian ini untuk mengukur trend negative digunakan rasio profitablitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Kesulitan keuangan yang meliputi kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya diukur dengan rasio likuiditas dan leverage sedangkan penjualan sebagian besar aktiva di ukur dengan ukuran perusahaan. 1. Ukuran Perusahaan. Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki, atau total penjualan yang diperoleh Perusahaan besar akan mengungkapkan informasi laporan keuangannya lebih besar daripada perusahaan kecil. Perusahaan yang lebih besar memiliki public demand akan informasi lebih yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Houston (2006) mendefenisikan ukuran perusahaan sebagai rata-rata total aktiva perusahaan. Ukuran Perusahaan = Ln Total Asset 2. Profitabilitas Menurut Djarwanto (2004) profitabilitas bertujuan mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Profibilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kagiatan penjualan.

Djarwanto (2004) mengatakan bahwa rasio profitabilitas adalah alat untuk mengukur keuntungan yang diperoleh dari modal atau dana yang berasal dari pinjaman dan dari modal sendiri yang telah digunakan dalam operasi perusahaan. Tingkat profitabilitas yang tinggi mendorong manajemen untuk memberikan informasi yang lebih rinci untuk meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan cenderung akan mengungkapkan laporan keuangannya lebih luas untuk menarik investor melakukan investasi. Ada tiga rasio profitabilitas yaitu: a) Margin laba atas penjualan (profit margin on sales) Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya pada periode tertentu. x 100% b) Return on Asset (ROA) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. ROA juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola aktivanya. Rumus untuk mencari ROA dapat digunakan sebagai berikut:

c) Return on Equity (ROE) ROE merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik karena posisi perusahaan akan semakin kuat. Rumus untuk menentukan ROE adalah sebagai berikut: Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio return on equity (ROE) yaitu hasil pengembalian atas total ekuitas. 3. Likuiditas Rasio likuditas bertujuan untuk menguji kecukupan dana dan kemampuan perusahaan membayar kewajiban- kewajiban yang segera harus dipenuhi. Djarwanto (2004) mengatakan bahwa likuiditas bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pernyataan yang sama sama juga diungkapkan Munawir (2004) likuditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang segera harus dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.tingkat likuiditas yang lebih tinggi menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan dengan tingkat likuditas yang tinggi akan melakukan pengungkapan informasi yang luas kepada pihak luar. Dua rasio likuditas yang sering digunakan yaitu:

a) Current Ratio (CR) Rasio lancar bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya jangka pendeknya dengan aktiva lancar. Semakin tinggi rasio lancar maka kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya semakin besar. Rumus yang digunakan untuk menentukan CR yaitu: b) Quick Ratio Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan yang sesungguhnya untuk memenuhi kewajibannya dengan tepat waktu. Rasio cepat dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan kemudian membagi hasilnya dengan kewajiban lancar. Rumus yang digunakan untuk menentukan rasio cepat yaitu: Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio lancar (current asset) yaitu rasio aktiva lancar terhadap hutang lancer.

c. Cash Ratio Rasio ini merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya melalui kas. Semakin tinggi cash ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rumus yang digunakan untuk menentukan cash ratio yaitu: 4. Leverage Munawir (2004) mengatakan bahwa rasio leverage atau solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan Djarwanto (2004) mengatakan bahwa rasio leverage bertujuan mengukur sejauh mana kebutuhan perusahaan dibelanjai dengan dana pinjaman. Semakin tinggi rasio leverage berarti semakin besar proporsi pendanaan perusahaan yang dibiyai dari hutang. ada dua rasio leverage yaitu: a) Debt to Total Asset (DTA) Rasio ini merupakan rasio total hutang terhadap total aktiva yang dibiayai dengan utang. semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko keuangan dan sebaliknya semakin kecil rasio ini maka resiko keuangan. Rumus yang digunakan untuk menentukan debt to total asset yaitu: x 100%

b) Debt to Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan seluruh hutang dengan ekuitas. Rumus yang digunakan untuk mencari debt to equity ratio adalah: ratio). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio hutang (debt to equity 5. Kelengkapan Pengungkapan Kelengkapan keuangan sangat bergantung kepada standar yang diberlakukan di suatu negara. Negara maju dengan peraturan yang lebih ketat relatif lebih tinggi keungannya jika dibandingkan dengan negara yang berkembang. Kelengkapan pegungkapan laporan keuangan suatu perusahaan tidak bersifat statis, tetapi meningkat sejalan dengan perkembangan pasar modal dan sosial di negara bersangkutan. Di Indonesia pedoman penyajian dan keuangan oleh emitem atau perusahaan publik industri manufaktur ditetapkan oleh Bapepam. Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan pandangan penyajian dan pengungkapan yang terstandarisasi dengan mendasarkan psrinsip-prinsip pengungkapan penuh (full disclosure)

sehingga dapat memberikan kualitas informasi keuangan bagi para pengguna. Hendriksen (2002) mengatakan penetapan tingkat yang ideal tergantung pada tingkat kesejahteraan sosial yang dihasilkan oleh pengungkapan. Tingkat kelengkapan keuangan dapat diukur dengan menggunakan index of disclosure methodology, seperti index Wallace. Semakin banyak butir yang diungkapkan oleh perusahaan, semakin banyak pula index yang diperoleh perusahaan tersebut. Perusahaan dengan index yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut melakukan praktik pengungkapan secara lebih komprensif dibandingkan dengan perusahaan lain. Tingkat kelengkapan diukur dengan rumus: n= jumlah item yang diungkapkan k= jumlah item yang seharusnya diungkapkan menurut peraturan

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti/ Tahun Dewi Hertanti / 2005 Judul Variabel Uraian Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap kelengkapan keuangan terhadap perusahaan maufaktur yang terdaftar di BEI Variabel independen: leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik dan ukuran perusahaan; sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kelengkapan pengunkapan laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial, hanya rasio leverage, porsi saham publik, dan ukuran perusahaan yang berpengaruh positif terhadap kelengkapan keuangan. Nina Sofiana / 2010 Analisis pengaruh karakter perusahaan terhadap kelengkapan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Variabel independen: ukuran perusahaan, rasio leverage. Rasio likuiditas, net profir margin, dan status perusahaan sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kelengkapan tahunan. ukuran perusahaan, dan leverage berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan tahunan perusahaan. Likuiditas dan status perusahaan tidak berpengaruh terhadap kelengkapan keuangan. Rosaria / 2007 Pengaruh leverage, likuditas dan ukuran perusahaan terhadap kelengkapan keuangan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEJ Variabel independen dalam penelitian ini adalah leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan sedangkan variabel dependennya dalam penelitian ini adalah kelengkapan keuangan. Dari hasil penelitian disimpulkan leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kelengkapan keuangan. Ivana / 2009 Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Tahunan pada Variabel independen dalam penelitian ini adalah jenis Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya jenis perusahaan

perusahaan-perusahaan yang Terdaftar perusahaan, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan debt to equity ratio; sedangkan variabel dependennya adalah tingkat pengungkapan laporan tahunan yang mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan tahunan; sedangkan perbedaan ukuran perusahaan, profitabilitas dan debt to equity ratio tidak mempengaruhi tingkat tahunan. C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual. Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis, (Fakultas Ekonomi, 2004). Kerangka konseptual merupakan penjelasan sementara gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan tentang hubungan antarvariabel yakni varibel bebas dan variabel terikat yang disusun dari berbagai teori yang telah diuraikan. Kerangka konseptual dirumuskan berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu sebagai berikut:

Going Concern (X) Ukuran perusahaan H1 (X1) Likuditas (X2) Leverage (X3) Profitabilitas (X4) H2 H3 H4 Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan (Y) H5 Gambar 6.1 Kerangka Konseptual Variabel indepanden dalam penelitian ini adalah going concern yang di ukur melalui ukuran perusahaan, likuiditas, leverage dan profitabilitas sedangkan variabel dependennya adalah kelengkapan keuangan. Ukuran perusahaan menunjukkan banyaknya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan maka akan semakin banyak informasi yang diungkapkan kepada publik. Hertanti (2005)

menyatakan, perusahaan yang berukuran besar cenderung lebih banyak mengungkapkan butir-butir laporan keuangannya karena memiliki lebih banyak informasi yang diungkapkan. Perusahaan yang besar juga memiliki karyawan ahli yang memiliki pemahaman tentang pengungkapan informasi laporan keuangan. Dengan demikian perusahan dengan ukuran yang lebih besar akan memiliki kelengkapan keuangan yang tinggi. Likuiditas perusahaan yang tinggi menunjukkan tingginya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuididitas perusahaan yang tinggi menggambarkan kondisi keuangan perusahaan sehat. Kuatnya financial perusahaan cenderung akan memberi pengungkapan yang lebih untuk memberikan informasi yang lebih luas daripada perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang lemah. Leverage menunjukkan proporsi pendanaan yang dibiayai dengan utang semakin tinggi. Semakin tinggi rasio leverage, semakin besar jumlah pinjaman yang digunakan unutk menghasilkan laba bagi perusahaan (Harahap, 2004). Perusahaan yang dibiayai utang memiliki tanggung jawab dalam pemakaian dan pengembalian pinjaman. Pihak kreditor memerlukan informasi mengenai keadaan financial untuk meyakinkan bahwa debitor dapat memenuhi kewajiban saat jatuh temponya. Tuntutan kreditor terhadap informasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi tanggungjawabnya menyebabkan perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi akan melakukan pengungkapan yang lebih luas.

Tingkat Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan utuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi profitabilitas maka pengungkapan laporan keuangan akam semakin tinggi. Pada umumnya laba perusahaan diperoleh dari penjualan dan investasi. Profitabilitas mengukur tingkat laba yang diperoleh dari modal pemilik. Profitabilitas yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih rinci, untuk meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen ( Nina, 2010). 2. Hipotesis Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraiakan, maka hipoetesis yang diajukan adalah: H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan keuangan H2: Likuditas berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan H3: Leverage berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan

H4: Profitabilitas berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan H5: ukuran perusahaan,profitabilitas, leverage, likuiditas dan profitabilitas berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.